Claim Missing Document
Check
Articles

UPACARA MESAYUT TIPAT SASIH KEWULU DI DESA PAKRAMAN KAWAN, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI ( PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU ) Mudana, Nyoman
Mahasiswa S2 PAH Vol 1, No 1 (2013): E-Journal S2 Dharma Acarya
Publisher : Mahasiswa S2 PAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.87 KB)

Abstract

Keterbukaan komunikasi dengan dunia luar tersebut mempertemukan dua arus tipe budaya,yaitu antara budaya Barat sebagai budaya progresif yang dimuarai oleh nilai rasionalitas dengan budaya Timur yang dimuarai nilai religius dan estetik termasuk Bali. Keadaan ini membuka peluang untuk masyarakat Bali mempertanyakan berbagai ritual, tradisi dan konsep agama yang diterima secara turun temurun dalam bingkai rasionalisme. Evolusi pemikiran masyarakat Bali secara konstan membawa gesekan-gesekan ditingkat masyarakat awam atau bahkan dikalangan intelektual, mengingat adanya perbedaan pendidikan dan sudut pandang. Agama Hindu memiliki dua sistem penentuan upacara yajña yaitu berdasarkan sasih yaitu datangnya setiap tahun (sasih) dan berdasarkan wuku yang datangnya setiap enam bulan sekali. Yajña  yang datangnya setahun seperti hari raya Nyepi dan Siwaratri yang semuanya itu bersifat penyucian pada buana alit (diri manusia), sedangkan yajña yang datangnya setiap enam bulan (wuku)  seperti Hari Raya Galungan Kuningan, Saraswati, Tumpek  dan Lain-lainnya adalah bersifat persembahan  (yajña) kepada Panca yajña. Akan tetapi pelaksanaan Upacara Mesayut Tipat dilaksanakan setiap tahun yaitu pada sasih kawulu umumnya disamping bersifat penyucian pada buana alit juga persembahan kepada para Dewa (Dewa yajña) dan juga pada sesama mahluk (manusa yajña) dengan sarana utama ketipat sirikan yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah urip dari panca wara maupun sapta wara kelahiranTujuan penelitian secara umum  mengkaji  perspektif pendidikan Agama Hindu. Adapun masalah yang dikaji meliputi (1) Pola Upacara mesayut Tipat di desa Pakraman. (2) fungsi Upacara Mesayut Tipat. (3) nilai-nilai Pendidikan Agama Hindu  yang terdapat dalam upacara tersebut. Masalah dibedah dengan menggunakan teori fungsional struktural yaitu untuk membedah latar belakang pelaksanaan Upacara Mesayut Tipat, teori  simbol untuk membedah fungsi Upacara Mesayut Tipat, dan teori pendidikan untuk membedah nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Upacara Mesayut Tipat. Teknik pengumpulan data menggunakan: observasi, wawancara,  dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif, dan penyajian bersifat deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang melatarbelakangi pelaksanaan Upacara Mesayut Tipat: a). ucapan terima kasih dan permohonan keselamatan dan kerahayuan kepada leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya, b). Untuk mengembalikan keseimbangan Buana Alit (mikrokosmos) dan Buana Agung (makrokosmos)Pola Upacara Mesayut Tipat mencakup: a) Persiapan pelaksanaan yaitu dari pengumpulan sarana yang akan dipakai dalam upacara mesayut tipat.  b). Pelaksanaan upacara diawali dari persembahan kepada leluhur / Ida sang Hyang Widhi beserta manifestasinya dilanjutkan dengan ngayab atau natab pada setiap umat secara bersamaan c).setelah pemimpin menyeleasikan tugasnya dalam upacara mesayut tipat sebagai penutup dilanjutkan dengan prasadam dengan nunas banten ayaban masing- masing disertai dengan ramah tamah dalam keluarga .Fungsi Upacara Mesayut Tipat yaitu : a) Fungsi Religius adalah  memohon keselamatan yang datang dari dorongan rohani manusia dari lubuk hatinya yang suci sehingga dapat meyakinkan diri serta berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dengan seluruh tata aturan alam semesta, kepada Hyang Widhi untuk mencapai keseimbangan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, b) Fungsi Sosiologi adalah pengunaan sesayut  sebagai sarana upacara karena adanya keyakinan masyarakat sesayut dapat memberikan kerahayuan terhadap umat yang melaksanakannya, c) Fungsi Etika yaitu persembahan yang dilakukan hendaknya tidak mengikat, tetapi harus tetap disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki serta dengan rasa suci dan bhakti yang mendalam, d) Fungsi Estetika yaitu keindahan perwujudan cita, rasa dan karsa untuk memuja Tuhan, sehingga dalam pelaksanaan Upacara Mesayut Tipat dipahami sebagai konsep seni dalam ruang pikir untuk kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa serta upakara merupakan bentuk seni ritual, mengandung rasa indah (sunddaram) ke-Tuhanan yang sejati (satyam), mengandung unsur siwam sekaligus kebenaran (satyam), e) Fungsi pendidikan yaitu adanya pengaruh edukatif yang baik kepada orang lain (Tukang Banten) yang memberikan pengaruh yang positif kepada orang lain yang belajar atau ingin mengetahui mengenai Banten Mesayut Tipat untuk menjaga dan memelihara keseimbangan alam.Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara ini; a).Nilai pendidikan Religiusitas yakni dengan pelaksanaan Upacara Mesayut Tipat dengan memakai ketipat sirikan yang jumlahnya disesuaikan dengan urip kelahiran membuat perasaan seseorang menjadi tenang, tentram dan nyaman. Nilai Sosial pendidikan yakni adanya jalinan kekerabatan yang kental dalam keluarga baik dari proses persiapan dan saat prasadam secara bersamaan dalam Upacara Mesayut Tipat tersebut. c) Nilai Tattwa yakni kegiatan yang bersifat ritual sebagai usaha mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi sebagai wujud bhakti dan penyampaian terima kasih kepada-Nya, d) Nilai Harmonisasi yaitu dengan penggunaan sarana seprti buah-buahan local yang ada pada sasih tersebut diharapkan dapat terjalin hubungan harmonis antara manusia dengan alam, e) nilai pendidikan  yakni pembuatan banten sayut ketipat dengan reringgitan yang artistik diatur sesuai aturan yang diwariskan secara turun-temurun.   Kata kunci : Upacara Mesayut Tipat Sasih Kawulu, Pendidikan Agama Hindu
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR Alit Jaya Praditha, I Gusti Ngurah; Mudana, I Nyoman; Darmada, I Nyoman
Kertha Desa Vol. 01, No. 01, Maret 2013
Publisher : Kertha Desa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.834 KB)

Abstract

Termination is one thing that marks the end of the employment relationshipbetween employers. The problem that arises is about the rights of labor or employeewill be accepted, can be obtained or not by the individual as a result of thetermination. The basic rights that should be accepted as a result of termination isseverance pay, gratuity and compensation.
PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR Nyoman Arnawa, I Gusti Ngurah; -, Adiwati; Mudana, I Nyoman
Kertha Desa Vol. 01, No. 01, Maret 2013
Publisher : Kertha Desa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.294 KB)

Abstract

Village Credit Institutions is belong of custom village that specified in the awig-awig and perarem of custom village. In return of credit at Credit Institutions village, people more tend to pay off all their loans in the Village Credit Institutions rather than custome penalized because according to their that custom sanctions they will faced by the public. And if the Village Credit Institutions difficulty in collecting the loan hence the Village Credit Institutions will bestow to the custom village. Customary sanctions to be awarded it depends on from the result of custom village meeting which may in the form of seizure of the wealth of the borrower's credit, and others.
IMPLEMENTASI PENDAFTARAN PERAK SEBAGAI KARYA DESAIN DI DESA CELUK Anak Agung Ayu Putri Tunggal Dewi; Ni Ketut Supasti Dharmawan; I Nyoman Mudana
Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum Vol 8 No 9 (2019)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak desain industri timbul berdasarkan pendaftaran sebagaimana merupakan kewajiban hukum menurut Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri. Pendaftaran desain industri memberikan perlindungan hukum bagi pemegang hak desain industri dan memberikan manfaat ekonomis yang disebut sebagai hak eklusif pendesain. Namun realitanya masih ada pendesain yang belum mendaftarkan desainnya. Tujuan dari studi ini untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pendaftaran desain industri dari karya industri perak dan pelaksanaan ketentuan pendaftaran karya desain industri perak di Desa Celuk Kabupaten Gianyar. Metode yang digunakan studi ini adalah metode penelitian hukum empiris dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan fakta. Sifat penelitian dalam studi ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara. Dalam studi ini pengolahan dan analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil studi menunjukan bahwa faktor - faktor penyebab belum maksimal pendaftaran desain industri yaitu dipengaruhi oleh kesadaran hukum yang dimiliki oleh para pendesain di Desa Celuk Kabupaten Gianyar belum maksimal, selanjutnya di pengaruhi oleh sarana maupun fasilitas yang mendukung untuk mengefektifkan minat dalam pendaftaran karya desain industri perak dan pelaksanaan pendaftaran di Desa Celuk Kabupaten Gianyar belum terlaksana secara efektif Kata Kunci: Implementasi, Pendaftaran, Desain Industri
KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA (CITIZEN LAWSUIT) DAN PERBANDINGANNYA DENGAN GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTION) Ni Luh Ayu Desi Putri Pratami; I Nyoman Mudana
Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum Vol. 06, No. 04, Oktober 2017
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini berjudul “Karakteristik Gugatan Warga Negara (Citizen Lawsuit) Dan Perbandingannya Dengan Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action)”. Gugatan warga negara adalah gugatan yang memungkinkan warga negara untuk menggugat pemerintah karena melakukan pelanggaran dalam hal memenuhi hak-hak warga negara, dimana pengajuan gugatan warga negara ini belum diatur dalam hukum di Indonesia, namun dalam prakteknya banyak pihak yang mengajukan gugatan jenis ini ke pengadilan sehingga kebanyakan kasusnya gugur atau ditolak di pengadilan. Namun dibalik itu semua, terdapat karakteristik yang membedakan gugatan warga negara dengan gugatan lainnya serta terdapat perbandingan berupa persamaan dan perbedaannya dengan gugatan perwakilan kelompok (class action).
AKIBAT HUKUM TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA YANG SUDAH DIALIHKAN SEBELUM JAMINAN FIDUSIA DIDAFTARKAN Putu Gede Surya Eka Prayuda; Adiwati -; I Nyoman Mudana
Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum Vol. 02, No. 02, April 2013
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Birth of fiduciary guarantee is the same date as the date of registration fiduciary guarantee. Before fiduciary guarantee registered, the position of fiduciary recipients is very weak. So, to acquire the legal certainty, the fiduciary guarantee must be registered. Fiduciary recipient who have registered will acquire benefit as preferent creditors, while fiduciary recipient who have not registered serve as concurrent creditors. And fiduciary guarantee also has the power executorial, creditors as fiduciary recipient have the right to execute the guarantee object if the debitor is default
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENCIPTA KOMIK TERKAIT PEMBAJAKAN KOMIK PADA SITUS ONLINE Ni Made Denny Ambarwati; I Nyoman Mudana
Kertha Wicara : Journal Ilmu Hukum Vol 8 No 12 (2019)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buku Komik pada era Globalisasi dapat dengan mudah diakses pada situs online tanpa perlu membeli komik. Namun demikian, karya cipta komik rentan mengalami pembajakan. tujuan penulisan ini untuk menganalisis pengaturan dan sanksi hukum bagi pihak yang melakukan pelanggaran terhadap komik melalui situs online. Metode yang digunakan pada studi ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan Hukum Hak Cipta dan UU ITE, hasil studi menunjukan bahwa pencipta komik mendapatkan perlidungan yang karyanya tidak boleh digunakan tanpa izin dari pencipta. sanksi hukum bagi pihak pembajak dikenakan sanksi pidana dan administrasi yang diatur dalam UU no. 28 Tahun 2014 (UUHC) mengenai pembajakan serta UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi elektronik (UU ITE). Pemerintah juga telah melakukan upaya membuat UUHC serta membentuk satgas penanganan pengaduan Pembajakan Produk Ekonomi kreatif Kata kunci: Pencipta Komik, perlindungan hukum, Situs online, Pembajakan
IMPLEMENTASI PASAL 69 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEKERJA ANAK (CHILD LABOR) PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG TIRTHA SEMADHI DENPASAR UTARA Made Yunita Asrini; I Nyoman Darmadha; I Nyoman Mudana
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 4 No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.011 KB)

Abstract

Implementasi pasal 69 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 TentangKetenagakerjaan Terhadap pekerja anak (Child Labor) pada Usaha Air Minum Isi UlangTirtha Semadhi Denpasar Utara. Salah satu masalah anak yang harus memperoleh perhatiankhusus, adalah isu pekerja anak (child labor) dengan alasan tekanan ekonomi yang dialamiorang tuanya ataupun faktor lainnya. Pekerja anak harus mendapatkan perlindungan yangmemadai baik dari segi hukum maupun sosialnya. Meskipun sudah ada upayapenanganannya, namun fakta dilapangan yang masih menemukan banyaknya usaha kecilyang mempekerjakan anak tanpa memperhatikan hak-hak anak sebagaimana diatur dalamperaturan perundang-undangan. Untuk itu dilakukan penelitian atau observasi secaralangsung kelapangan guna memperoleh gambaran permasalahan dari implementasiperlindungan hukum tenaga kerja anak dan hambatan-hambatan yang dihadapi secara akuratyang berlokasi di usaha air minum isi ulang Tirtha Semadhi. Adapun hasil yang diperoleh,implementasi pasal 69 undang-undang ketenagarkerjaan dalam prakteknya banyakmengalami permasalahan dan hambatan, diantaranya faktor ekonomi yang justru menjadipendorong mengapa anak harus bekerja, faktor budaya, faktor peran serta masyarakat, sertalemahnya koordinasi dan kerjasama, keterbatasan aparatur pemerintah yang bertugasmelakukan pengawasan, serta faktor lain baik langsung maupun tidak langsung, sehinggasampai saat ini fenomena anak yang bekerja hampir selalu dapat ditemukan di seluruhwilayah Indonesia.
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DI PASAR DESA MEDAHAN, BLAHBATUH, GIANYAR Ni Made Ayu Sri Lestari; I Nyoman Mudana
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 8 No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.673 KB)

Abstract

Penulisan jurnal ini untuk mengetahui dan menganalisis tentang implementasi Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan di Pasar Desa Medahan, Blahbatuh, Gianyar dan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Pengimplementasian Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan di Pasar Desa Medahan, Blahbatuh, Gianyar. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penelitian empiris, mengingat terdapat kesenjangan antara peraturan perundang-undangan dengan fakta yang terjadi dalam masyarakat terkait kewajiban pelaku usaha dalam mencantumkan label pangan pada produk makanan rumahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan jurnal ini, yaitu dengan melakukan melakukan wawancara kepada pelaku usaha industri rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa implementasi Undang-Udang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan terkait pencantuman label pada produk makan khususnya pada produk makanan industri rumah tangga tidak terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain: rendahnya tingkat kesadaran hukum dari pelaku usaha akibat rendahnya pendidikan dan kurangnya sosialisasi tentang Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dari pemerintah terkait pencantuman label pada produk makanan industri rumah tangga. The writing of this journal aims to find out and analyze the implementation of Law No. 18 of 2012 concerning Food in the Medahan Village Market, Blahbatuh, Gianyar and the factors that constrained the Implementation of Law No. 18 of 2012 concerning Food at Medahan Village Market, Blahbatuh, Gianyar. The research method used in writing this journal is an empirical research method, bearing in mind that there is a gap between the laws and regulations and the facts that occur in society related to the obligations of business actors in including food labels on home-based food products. Data collection techniques used in writing this journal, namely by conducting interviews with home industry entrepreneurs. Based on the research results, it is known that the implementation of Law No. 18 of 2012 concerning Food related to the inclusion of labels on food products, especially on home industry food products is not well implemented. This is due to several factors, including: the low level of legal awareness of business actors due to low education and lack of socialization regarding Law No. 18 of 2012 concerning Food from the government related to the inclusion of labels on household industrial food products.
PERLINDUNGAN KREDITUR PENERIMA FIDUSIA ATAS MUSNAHNYA BENDA YANG MENJADI OBYEK JAMINAN Luh Gede Pebby Gitasari; I Made Udiana; I Nyoman Mudana
Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum Vol 7 No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.645 KB) | DOI: 10.24843/KM.2019.v07.i04.p03

Abstract

Jaminan Fidusia berperan penting dalam menjamin hak dari kreditur yang memberikan pinjaman kepada debitur.Jika dilihat dalam pada Pasal 25 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, disana terdapat ketidak jelasan atas pengaturan tentang musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan atau adanya kekaburan hukum tentang pengertian musnah dalam pasal tersebut.Permasalah yang diteliti dalam penulisan yaitu tentang pengaturan perlindungan kreditur penerima fidusia atas musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan dan upaya yang dapat dilakukan oleh kreditur penerima fidusia untuk pelunasan piutang akibat musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif, adalah penelitian yang didasarkan kepada data sekunder. Penelitian hukum mempergunakann pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan mepergunakan pendekatan analisis (Analytical Approach). Berdasarkan Pasal 15 ayat 3 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia “Apabila debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri”. Kreditur memiliki hak didalam perjanjian yang dibuat, dimana haknya adalah untuk menuntut perusahaan asuransi untuk mencairkan uang asuransi yang dimana hal ini untuk menutup kerugian dari objek jaminan fidusia yang musnah yang diakibatkan karena kesalahan dari debitur yang sesuai ketentuan yang terdapat di dalam perjanjian asuransi untuk melindungi kepentingan kreditur.Upaya yang dapat dilakukan dengan cara pembaruan utang dengan mengganti utang lama dengan utang baru, dimana yang diganti disini perjanjian kreditnya dengan perjanjian kredit yang baru. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan karena kesengajaan dilakukan debitur maka pihak kreditur dapat menuntut pergantian atas benda jaminan tersebut dengan nilai jaminan yang sama, namun apabila dari pihak debitur tidak merespon atau menanggapi, maka pihak Kreditur dapat menempuh jalur hukum dengan cara litigasi maupun no litigasi. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Jaminan Fidusia, Musnahnya Jaminan Fidusia
Co-Authors A.A Ayu Wulan Ratna Dewi Abdillah, Andi Adiwati - Ahyandi, Syarif Syamsi Aminuyati Anak Agung Ayu Putri Tunggal Dewi Anak Agung Ketut Sukranatha Ansyah, A. Rusli Budi Badrul Munir, Badrul Citra Prameswari Debby Tri Sebbiana Tarigan Dewa Gde Rudy Gede Herda Virgananta Gusti Ayu Inten Ardianti Dewi Gusti Ayu Nadina Utama Pramadani Handika, Ehwanul I Dewa Ayu Widiantari I Gede Angga Dananjaya I Gede Komang Agus Wirajaya I Gede Oki Adi Saputra I Gusti Agung Manik Juliantari I Gusti Ayu Puspawati I Gusti Made Chandra Wijaya I Gusti Ngurah Alit Jaya Praditha I Gusti Ngurah Nyoman Arnawa I Gusti Nyoman Agung I Kadek Yoga Semarayana I Ketut Agus Surya Opriyana I Ketut Markeling I Komang Wijana I Made Dedy Priyanto I Made Dedy Priyatno I Made Dwi Pradnya Dita I Made Khrisna Sujaya I Made Pujawan I Made Sarjana I Made Udiana I Made Wisnu Saputra I Nyoman Darmada I Nyoman Darmadha I Putu Aris Udiana Putra I Putu Gede Yoga Pramana I Putu Widhi Semarajaya I Wayan Agus Sumandika Ida Ayu Kade Trisna Wulandewi Ida Ayu Sukihana Ida Ayu Utami Prabandari Ida Bagus Gede Surya Kumara Yoga Ida Bagus Putu Emanda Pramana Imelda Sutoyo Indah Dwi Rahmawati Javier, R. Mohamad Jeffryanto Hamonangan Komang Mahendra l Gusti Ngurah Janardana Limanto, Ericko Julian Luh Gede Pebby Gitasari Luh Putu Ani Sulistiana Dewi Made Aditya Ambara Made Gede Angga Bagus Setiawan Made Nadya Pradnya Sari Made Yogi Prasada Made Yunita Asrini Maisuri T. Chalid, Maisuri T. Marwanto Marwanto Mu’ammar Kadafi Ngurah Agung Khrisna Kusuma Kepakisan Ni Ketut Supasti Dharmawan Ni Komang Lina Permatasari Ni Luh Ayu Desi Putri Pratami Ni Luh Putu Astriani Ni Made Ayu Sri Lestari Ni Made Denny Ambarwati Ni Made Dharmika Yogiswari Ni Made Gearani Larisa Paramita Ni Nyoman Dalem Andi Yusianti Ni Putu Ayu Ersania Prami Ni Putu Indianita Cahyanti Ni Putu Queen Mahayani Tenaya Ni Wayan Indah Junyanitha Niedia Happy Pertiwi Febriana Chandrawati Pio Salvator Ginting Suka Putu Gede Surya Eka Prayuda Putu Lia Apriyanti Randy Saputra Rialdi, Andisa Fadhila Rina Florensa Sitompul Robin Wiradinata Sang Ayu Nyoman Johani Selvi Marcellia Theresya Agnes Anugrah Verjenia Beatriks Regon Wicaksono, Himawan Yanu Prapto Sudarmojo