Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Evaluasi Pelaksanaan Program Training ESQ (Emotional Spiritual Quotient) pada Peserta Didik di Pondok Pesantren Amanda, Arni; Ruslan, Ruslan; Patahuddin, Patahuddin
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 5 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i5.8187

Abstract

Persoalan karakter budaya bangsa menjadi isu strategis dalam dunia pendidikan, sehingga sudah saatnya pendidikan karakter dilaksanakan secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Program Training ESQ (Emotional Spiritual Quotient) pada peserta didik di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bua berdasarkan evaluasi model Kirck Patrick. Penelitian  merupakan model penelitian evaluasi dengan subjek penelitian yang digunakan yaitu 74 orang Peserta Didik, 1 orang Kepala Sekolah dan 12 orang Guru yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bua Kabupaten Luwu. Instrumen pengumuplan data dengan angket dan wawancara sebagai data pendukung. Analisis data pada penelitian ini ada dua yaitu untuk data kuantitatif menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan untuk data kualitatif menggunakan analisis Model Miles dan Humberman. Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa pelaksanaan program trainin ESQ (Emotional Spiritual Quotient) pada peserta didik di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bua, berdasarkan analisis tingkat kesesuaian diperoleh: level reaksi (reaction) 93% “sesuai”, level pembelajaran (learning) 91% “sesuai”, level perilaku (behaviour) 82% “cukup sesuai”, dan level hasil (result) 87% “sesuai”. Secara keseluruhan evaluasi kualitas pelaksanaan Program Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) pada Peserta didik di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bua Kabupaten Luwu diperoleh tingkat kesesuaian 88% masuk dalam kategori “sesuai”.
Peningkatan Penguasaan Kompetensi Dasar Tentang Peran Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia Bahri, Bahri; Ridha, Rasyid; Malihu, La; Patahuddin, Patahuddin; Khaeruddin, Khaeruddin; Ahmad, Ahmad; Syawal, Syawal; Tati, Andi Dewi Ring
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2023:PROSIDING EDISI 2
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – kompetensi dasar merupakan bentuk penguasaan terhadap pengetahuan, perilaku, keterampilan dan sikap. Kompetensi ini dikembangkan mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.  Komptensi dasar mengacu pada aspek; 1) meningkatkan pengetahuan pada aspek kognitif, 2) mengasah bakat, minat dan kemampuan, 3) mengajarkan norma-norma dan 4) memperbaiki sikap individu. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Permasalahan dilapangan khsusnya pada mata Pelajaran Sejarah masih ditemukan kendala ketidakmampuan guru dalam menjabarkan menjadi indikator, sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap permasalahan ini. Pelaksanaan kegiatan PKM ini berfokus kepada pelatihan peningkatan penguasaan KD Tentang Peran Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan PKM  di laksanakan di Kabupaten Majene dengan peserta 20 orang guru sejarah. Peserta kegiatan sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena peserta mendapatkan tambahan pengetahuan terkait dengan peningkatan penguasaan KD Tentang Peran Tokoh-Tokoh Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.Kata kunci: Kompetensi Dasar, Peran Pokoh
Penerapan perangkat Lunak ITEMAN untuk Mengukur Karakteristik Butir Soal Syahrul, Syahrul; Ruslan, Ruslan; Patahuddin, Patahuddin; Suhardi, Iwan
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2023:PROSIDING EDISI 1
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Sering sekali bahwa suatu paket tes terlihat valid bila hanya melihat bentuk soal yang tampak di luarnya. Namun, secara statistik, banyak hal yang harus diusahakan agar paket soal tersebut memang baik secara keseluruhan, misalnya apakah tingkat kesulitannya sudah memenuhi, apakah daya bedanya sudah memenuhi, apakah pengecohnya sudah berfungsi, dan lain-lain. Semua pertanyaan tersebut baru bisa menemukan solusi bila sudah diujikan secara statistik. Belum banyak guru yang memahami bagaimana caranya mengerahui karakteristik butir setiap butir soal dalam suatu paket soal. Salah satu aplikasi yang handal namun bersifat free yaitu ITEMAN. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan analisis butir soal. Mitra pengabdian yaitu para guru SMK N 1 Majene di Provinsi Sulawesi Barat. Dari analisis situasi didapatkan bahwa mitra mempunyai permasalahan pada aspek pengetahuan, yaitu belum mengetahui bagaimana prosedur strategi dalam menganalisis butir soal. Pada aspek praktik, mitra pengabdian belum mempunyai keterampilan mengaplikasikan perangkat lunak untuk mengukur indeks kesukaran butir soal. Solusi yang ditawarkan oleh tim pengusul yaitu peningkatan aspek praktik dengan memberikan pelatihan perangkat lunak ITEMAN untuk menganalisis butir soal. Metode yang digunakan yaitu pendekatan partisipatoris yang melibatkan guru-guru kelompok mitra sekolah. Evaluasi setiap tahap dilakukan untuk menjamin setiap bagian berjalan dengan baik. Evaluasi secara umum dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan dan praktik mitra, sehingga dapat diyakinkan bahwa program tersebut terus berlanjut walaupun kegiatan pengabdian telah selesai dilaksanakan. Target yang diharapkan yaitu mitra mendapatkan bekal pemahaman dan keterampilan yang dapat digunakan secara mandiri untuk menentukan karakteristik butir soal pada suatu paket soal. Target capaian jenis luaran yang diharapkan yaitu adanya (1) publikasi ilmiah di jurnal/prosiding, (2) publikasi di media masa (cetak/elektronik), (3) peningkatan kuantitas dan kualitas produk, dan (4) peningkatan pemahaman dan keterampilan mitra. Kata Kunci : analisis butir soal; validitas tes; ITEMAN.
Nahdlatul Ulama di Bulukumba, 1952-2020. Yasin, M. Syahrul; Bustan, Bustan; Patahuddin, Patahuddin
Attoriolong Vol 22, No 1 (2024): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nahdlatul Ulama di Bulukumba, perkembangan Nahdlatul Ulama di Bulukumba, dan implikasi keberadaan Nahdlatul Ulama terhadap masyarakat Bulukumba. Untuk mencapai tujuan tersebutmaka peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu:heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sosial keagamaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terbentuknya NahdlatulUlama di Bulukumba berawal dari kehadiran Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan tahun 1950-an yang kehadirannya kala itu dalam bentuk partai politik. Kehadiran partai Nahdlatul Ulama tersebut, kemudian membentuk beberapa partai cabang Nahdlatul Ulama dibeberapa daerah di Sulawesi Selatan, salah satunya di Kabupaten Bulukumba yang saat itu bernama PartaiNahdlatul Ulama Cabang Bulukumba tahun 1952. (2) Perkembangan Nahdlatul Ulama diBulukumba ditandai dengan berdirinya Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama CabangBulukumba pada tahun 1959. Seiring berjalannya waktu, Pengurus Cabang Nahdlatul UlamaKabupaten Bulukumba kemudian membentuk 10 Majelis Wakil Cabang disemua Kecamatan di Kabupaten Bulukumba serta lembaga dan badan otonom untuk menjalankan fungsinya sebagai organisasi keagamaan seperti Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, PMII, GP Ansor, Lakpesdam,LDNU, dan sebagainya. (3) Implikasi keberadaan Nahdlatul Ulama terhadap masyarakat Bulukumba memberi banyak perubahan di tengah masyarakat seperti lahirnya para mubalighdan guru agama dibeberapa sekolah, berkembangnya lembaga pendidikan madrasah danpesantren, masifnya kegiatan keagamaan dibeberapa masjid dan majelis- majelis, sertamasyarakat adat Kajang mulai terfasilitasi dengan beberapa program yang dilaksanakan olehLakpesdam PCNU Bulukumba.
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Dusun Taipa Kabupaten Takalar, 2009-2020. Mustari, Ulul Azmi; Ahmadin, Ahmadin; Patahuddin, Patahuddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat pesisir di Dusun Taipa memilih pekerjaan di sektor perikanan, dan menggambarkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sosial ekonomi dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapan, yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada beberapa alasan yang melatar belakangi masyarakat pesisir di Dusun Taipa memilih pekerjaan sebagai nelayan, yakni letak geografis, bangga akan kampung halaman, dan memiliki keahlian mumpuni. Kondisi Sosial-Ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa yakni stratifikasi sosial yang ada terbagi dalam 3 tingkatan, yakni nelayan juragan, pekerja dan pemilik. Memiliki pola hubungan kekeluargaan dan Patron-Klien, memiliki beberapa kepercayaan dalam melakukan pekerjaan sebagai nelayan, mengenyam pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, serta  Dalam hal ekonomi, nelayan juragan lebih kaya dibanding nelayan pekerja dan pemilik. Selain itu, sistem barter juga masih didapati pada masyarakat pesisir di Dusun Taipa. Dapat disimpulkan bahwa berlimpahnya sumber daya alam, serta besarnya rasa cinta masyarakat atas laut menjadikan mereka sebagai nelayan yang ahli dibidangnya sehingga memilih berkerja sebagai Nelayan. Untuk kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa memiliki keunikan tersendiri dibanding daerah lainnya, yakni terdapat sekolah dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Selain itu, masih terdapat sistem barter yang berlaku ditengah masyarakat pesisir di Dusun Taipa.
Kabupaten Bantaeng Pada Masa Pemerintahan Nurdin Abdullah, 2013-2018. Nursak, Andi Irmawanti; Patahuddin, Patahuddin; Khaeruddin, Khaeruddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Kabupaten Bantaeng menjelang pemerintahan Nurdin Abdullah pada periode pertama, serta perkembangan dan akhir dari pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng pada periode kedua. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapa, yakni heoristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng sangat berkembang, diantaranya dibidang infrastuktur, pariwisata, ekonomi, pertanian, politik, sosial, kesehatan. Nurdin Abdullah mampu merubah Kabupaten Bantaeng menjadi Kabupaten maju yang dulunya sangat tertinggal. Peran yang paling utama Nurdin Abdullah yaitu mengubah Kabupaten Bantaeng dalam bidang infrastruktur dikarenakan banyak jalanan dan pembangunan yang dilakukan Nurdin Abdullah agar Kabupaten Bantaeng berkembang. Nurdin Abdullah memerintah dengan cara mendengarkan semua pendapat dari berbagai elemen lalu beliau memberikan solusi. 
Pemanfaatan Ice Breaking untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Pelatihan Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Torro, Supriadi; Manda, Darman; Ridha, Muh. Rasyid; Patahuddin, Patahuddin; Darmayanti, Dyan Paramitha
Humanis Vol. 22, No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v22i2.54559

Abstract

Permasalahan dasar yang dialami dalam pembelajaran oleh guru terhadap peserta didik adalah kurang menyenangkannya proses pembelajaran. Guru yang hanya mengejar untuk menyelesaikan materi pelajaran tanpa menyisipkan permainan dalam proses pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi peserta didik. Salah satu cara yang dianggap mampu dilakukan oleh guru adalah membuat permainan. Namun permainan yang dimiliki oleh seorang guru sangat  terbatas, sehingga  diperlukan adanya tehnik atau cara membuat permainan atau ice breaker. melalui kegiatan pelatihan ini maka diharapkan guru dapat memiliki tingkat pemahaman yang tinggi tentang peran dan fungsi ice breaker agar peserta didik tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.  Hasil evaluasi tahap pertama menunjukkan rendahnya pemahaman peran dan fungsi ice breaker atau permaian dalam pembelajaran. Rendahnya pemahaman tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang peran dan fungsi permainan dan jenis-jenis permaianan yang dilakukan dalam pembelajaran.Setelah guru mendapatkan materi pelatihan dan dilakukan evaluasi nampak bahwa para guru  sudah bisa memahami peran dan fungsi ice breaker atau permainan dalam pembelajaran. Abstract. The basic problem experienced in learning by teachers towards students is the lack of fun in the learning process. Teachers who only pursue to complete the subject matter without inserting games in the learning process make the learning process less fun for students. One of the ways that teachers are considered capable of doing is making games. However, the games owned by a teacher are very limited, so there is a need for techniques or ways to make games or ice breakers. Therefore, through this training activity, it is hoped that teachers can have a high level of understanding of the role and function of ice breakers so that students do not feel bored in attending lessons. The results of the first stage evaluation showed a low understanding of the role and function of ice breakers or games in learning. The low understanding is due to the lack of knowledge about the role and function of games and the types of games used in learning. After the teachers received training materials and evaluations, it appeared that the teachers were able to understand the role and function of ice breakers or games in learning
Single Parents School : Sekolah Perempuan Untuk Pemberdayaan Single Parents Di Desa Belapunranga Kabupaten Gowa Subair, Ahmad; Sahabuddin, Jumadi; Ridha, Muh. Rasyid; Patahuddin, Patahuddin; Amirullah, Amirullah
Humanis Vol. 22, No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v22i2.54169

Abstract

Abstrak. Desa Belapunranga terletak di Kec. Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Berdasarkan observasi awal ditemukan 70 perempuan Desa Belanpunranga yang berstatus single parent . Para orang tua tunggal ini berusia belasan sampai puluhan tahun dan berpendidikan rendah. Sama dengan perempuan lainnya, penyebab para perempuan ini menjadi single parent adalah usia belum matang, emosi belum stabil, ekonomi, tidak ingin dimadu bahkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Setiap single parent di Belapunranga membesarkan 3 sampai 6 orang anak. Secara ekonomi, para orang tua tunggal hanya mengandalkan tenaga mereka dengan menjadi buruh, baik buruh tani, kebun maupun buruh harian bersifat domestik, besaran penghasilannya berkisar Rp.25.000,00–Rp.50.000,00 perhari, dengan upah tersebutlah mereka menafkahi anak-anaknya.Menyikapi permasalahan tersebut, kami menghadirkan solusi dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang ada sebagai solusi dan usaha menuntaskan berbagai permasalahan yang ada di Desa Belapunranga. solusi yang kami tawarkan yaitu Single Parents School : Sekolah Perempuan Untuk Pemberdayaan Single Parents Di Desa Belapunranga, menghadirkan Sekolah Perempuan untuk meningkatkan pendapatan perekonomian para single parent . Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Pengabdian ini, yaitu: 1) untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan Single Parent, 2) membentuk komunitas perempuan yang menghimpun para alumni Sekolah Perempuan yang memiliki rencana kerja produktif, 3) sebagai wadah komunikasi, koordinasi, serta pengembangan diri dari peserta Sekolah Perempuan, 4) meminimalisir segala bentuk tindakan bullying terhadap anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga Broken Home, 5) mengubah pola pikir masyarakat secara umum dan para Single Parent secara khusus terkait kesetaraan gender guna membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi para Single Parent, 6) memberikan pemahaman kepada Single Parent tentang pentingnya pendidikan keluarga bagi para anak, utamanya yang berlatar belakang keluarga Broken Home , agar pendidikan lebih intensif kepada anak karena Single Parent berperan ganda sebagai seorang Ibu dan Ayah.
Menghargai Masa Lalu: Sosialisasi Sejarah Lokal untuk Membentuk Generasi yang Berintegritas di SMA 2 Majene Patahuddin, Patahuddin; Subair, Ahmad; Asmunandar, Asmunandar; Amirullah, Amirullah
Humanis Vol. 23, No. 1 Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v23i1.62205

Abstract

Respecting the Past: Socialization of Local History to Form a Generation with Integrity at SMA 2 Majene aims to increase students' understanding and appreciation of local history. The program involves a combination of classroom learning and field activities, including visits to historical sites and dialogue with historians and local residents. To measure the effectiveness of the program, a pre-test and post-test were carried out on 30 students participating in the program. The average pre-test score was 60, while the average post-test score increased significantly to 80.67. An average increase of 20.67 points shows the program's success in increasing students' knowledge and appreciation of local history. This data is supported by qualitative feedback which shows an increase in student enthusiasm and interest in historical material. This program not only enriches students' understanding, but also fosters pride in local cultural heritage. It is hoped that the long-term impact of this program will be to form a young generation that has a high historical awareness and is able to preserve their cultural heritage. The success of this program can be a model for other schools in developing similar programs to strengthen local history education. Abstract. Menghargai Masa Lalu: Sosialisasi Sejarah Lokal untuk Membentuk Generasi yang Berintegritas di SMA 2 Majene bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap sejarah lokal. Program ini melibatkan kombinasi pembelajaran di kelas dan kegiatan lapangan, termasuk kunjungan ke situs-situs bersejarah serta dialog dengan ahli sejarah dan warga setempat. Untuk mengukur efektivitas program, dilakukan pre-test dan post-test terhadap 30 siswa peserta program. Rata-rata nilai pre-test adalah 60, sedangkan rata-rata nilai post-test meningkat signifikan menjadi 80.67. Peningkatan rata-rata sebesar 20.67 poin menunjukkan keberhasilan program dalam meningkatkan pengetahuan dan apresiasi siswa terhadap sejarah lokal. Data ini didukung oleh umpan balik kualitatif yang menunjukkan peningkatan antusiasme dan minat siswa terhadap materi sejarah. Program ini tidak hanya memperkaya pemahaman siswa, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan akan warisan budaya lokal. Dampak jangka panjang dari program ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran sejarah yang tinggi dan mampu melestarikan warisan budaya mereka. Keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi sekolah lain dalam mengembangkan program serupa untuk memperkuat pendidikan sejarah lokal
Pengaruh Penggunaan Media Articulate Storyline terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar Haedar, Muh.; Torro, Supriadi; Patahuddin, Patahuddin; Najamuddin, Najamuddin
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan Vol 8, No 3 (2024): SEPTEMBER (JIKAP PGSD)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jkp.v8i3.62809

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan motivasi belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional. (2) perbedaan hasil belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional. (3) perbedaan motivasi dan hasil belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Toddopuli I Kota Makassar dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang menggunakan desain quasi eksperimen . Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Toddopuli I Kota Makassar sebanyak 65 siswa. Adapun pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah sampel sebanyak 56 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket/kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan pada motivasi belajar diperoleh nilai thitung = 0,004 < t tabel = 0,05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Inpres Toddopuli I Kota Makassar. Pada hasil belajar diperoleh nilai thitung = 0.001 < t tabel = 0.05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Inpres Toddopuli I Kota Makassar. Pada motivasi dan hasil belajar dengan nilai signifikansi dari hipotesis pertama dan hipotesis kedua 0.004 dan 0.001< 0.05 sehingga h0 ditolak dan H1 diterima, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar IPS antara pembelajaran yang menggunakan media articulate storyline dengan pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Inpres Toddopuli I Kota Makassar.