Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA Palupi, Asri Wahyuniati; Priyanto, Sigit; Sartono, H. Wardhani
Jurnal Transportasi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.279 KB) | DOI: 10.26593/jt.v4i1.1762.%p

Abstract

Abstrak Peningkatan permintaan penumpang di Bandar Udara Adisutjipto-Yogyakarta serta peningkatan status menjadi bandar udara internasional menuntut tersedianya fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan yang berlangsung. Perkembangan pergerakan angkutan udara di Bandar Udara Adisutjipto mengindikasikan bahwa fasilitas terminal penumpang eksisting sudah tidak mampu lagi menampung volume penumpang yang ada.Kebutuhan fasilitas bandar udara dibangun berdasarkan prakiraan (forecast) untuk mencari hubungan antara permintaan (demand) dengan kapasitas fasilitas yang ada sehingga kebutuhan fasilitas bandar udara dapat ditentukan. Proyeksi penumpang dilakukan dengan membentuk persamaan regresi linier berganda antara volume penumpang sebagai variabel tergantung (dependent variable) dengan jumlah penduduk, PDRB, atau PDRB per kapita sebagai variabel bebas (independent variable). Analisis kebutuhan luas terminal penumpang dilakukan berdasarkan jumlah penumpang pada saat jam puncak dan standar luas yang berlaku. Perhitungan lalu lintas pada jam puncak dilakukan dengan memasukkan faktor jam puncak (Cp) terhadap pergerakan lalu lintas harian, menggunakan formula JICA (Japan International Cooperation Agency).Jumlah penumpang domestik pada jam puncak tahun 2024 adalah 1.516 penumpang dengan 24 pergerakan pesawat dan fasilitas terminal penumpang domestik yang dibutuhkan adalah sebesar 22.399,78 m2. Jumlah penumpang internasional pada jam puncak sampai dengan tahun 2024 mencapai 170 penumpang dengan 3 pergerakan pesawat dan fasilitas terminal penumpang internasional yang dibutuhkan adalah sebesar 2.345,70 m2.Kebutuhan ruang parkir tahun 2024 adalah seluas 16.639,68 m2 untuk menampung 661 mobil penumpang, 124 taksi dan 42 sepeda motor.Konsep perencanaan pengembangan terminal penumpang Bandar Udara Adisutjipto-Yogyakarta adalah secara vertikal dan horisontal dengan sistem bangunan linier.Kata-kata kunci: jam puncak, peak hour, forecast, demand
ANALISIS AWAL PERMASALAHAN TRANSPORTASI UDARA DAN ARAH PENGEMBANGAN BANDARA DI INDONESIA Sefrus, Tri; ., Dewanti; Priyanto, Sigit; Irawan, Muhammad Zudhy
Jurnal Transportasi Vol 17, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.354 KB) | DOI: 10.26593/jt.v17i3.2872.%p

Abstract

Abstract Demand of air passenger numbers in Indonesia has been increasing since the last decade, reaching 15% per year. The high number of these demand has a negative impact on the aviation world in Indonesia. Aircraft queue on landing, delayed departure time, inconvenience of passengers, and high accident risk are negatives which of course require early handling for long term. This study to explore the problems related to aviation in Indonesia, so that got the root of the most influential to the current aviation dilemma of Indonesia and its proper development direction. This study used data 26 major airports in Indonesia as a case study. The results show that the air transport problems that occur are influenced by three things: high passenger growth, limited airport capacity, and the dominance of indirect flight. And the right direction of airport development to be done is the development of integrated flight routes. Keywords: growth of passengers, airport development, flight route, airport capacity  Abstrak Permintaan jumlah penumpang angkutan udara di Indonesia terus mengalami peningkatan semenjak satu dekade terakhir, yang mencapai angka 15% per tahun. Tingginya jumlah permintaan ini ikut memberikan dampak negatif terhadap dunia penerbangan di Indonesia. Antrian pesawat udara saat mendarat, tertundanya waktu keberangkatan, ketidaknyamanan penumpang, dan risiko kecelakaan yang tinggi merupakan hal negatif yang membutuhkan penanganan dini untuk jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk menggali perma-salahan terkait angkutan udara di Indonesia, sehingga didapat akar masalah yang paling berpengaruh terhadap penerbangan Indonesia saat ini dan arah pengembangannya. Pada penelitian ini digunakan data 26 bandara utama di Indonesia sebagai studi kasusnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa permasalahan angkutan udara yang terjadi dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu pertumbuhan penumpang yang tinggi, keterba-tasan kapasitas bandara, dan dominannya rute penerbangan yang tidak langsung. Arah pengembangan bandara yang tepat untuk dilakukan adalah melalui pengembangan rute penerbangan yang terintegrasi. Kata-kata kunci: pertumbuhan penumpang, pengembangan bandara, rute penerbangan, kapasitas bandara
ANALISIS DAMPAK IMPLEMENTASI REDUCED VERTICAL SEPARATION MINIMUM (RVSM) DI INDONESIA TERHADAP DISTRIBUSI LALU LINTAS UDARA DAN PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PESAWAT Suratman, Eman; Priyanto, Sigit
Jurnal Transportasi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.917 KB) | DOI: 10.26593/jt.v4i1.1767.%p

Abstract

Abstrak Reduced Vertical Separation Minimum (RVSM) merupakan rekomendasi dari ICAO, organisasi penerbangan sipil dunia, untuk mengatasi kepadatan lalu lintas udara secara global dengan meningkatkan kapasitas ruang udara melalui pengurangan jarak pisah vertikal antar pesawat dari 2.000 kaki menjadi 1.000 kaki pada ketinggian 29.000–41.000 kaki (FL290-FL410). Indonesia mengimplementasikan prosedur ini secara bertahap dan bersifat exclusive, sehingga pesawat yang non RVSM tidak diperkenankan untuk terbang pada ruang udara RVSM. Salah satu manfaat dari penerapan prosedur ini adalah penghematan bahan bakar pesawat terbang karena lebih memungkinkan untuk terbang pada ketinggian yang optimum (economic flight level). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak penerapan RVSM terhadap distribusi lalu lintas udara dan penghematan bahan bakar pesawat.    Penelitian ini dilakukan pada rute penerbangan W-45 dan W-32 dari Air Traffic Services (ATS) Route Indonesia dan di PT. Garuda Indonesia pada tipe pesawat Boeing 737-400. Data-data sekunder yang ada dianalisis dengan metode statistika melalui program aplikasi SPSS for Windows untuk melihat perubahan distribusi lalu lintas udara dan mengetahui penghematan bahan bakar pesawat sesudah implementasi RVSM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi RVSM berdampak terhadap perubahan kondisi distribusi lalu lintas udara. Peningkatan proporsi penggunaan ketinggian terjadi pada FL310, FL350 dan FL390, sedangkan pada flight level lainnya mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan sebesar 3,14%. FL290 merupakan ketinggian terbang yang paling banyak digunakan oleh pesawat non RVSM dengan proporsi penggunaan sebesar 24,46%, FL330 paling banyak digunakan oleh pesawat RVSM yang terbang pada rute jarak dekat dan menengah dengan proporsi sebesar 28,88%. Rata-rata penghematan bahan bakar pesawat sesudah implementasi RVSM untuk penerbangan jarak dekat (Jakarta-Surabaya) adalah sebesar 0,8% atau sebanyak 25,37 kg (senilai Rp215.607,00) untuk setiap penerbangan dan sebesar 1,1% atau sebanyak 64,5 kg (senilai Rp548.217,00) untuk setiap penerbangan jarak menengah (Jakarta-Makassar).Kata-kata kunci: reduced vertical, distribusi lalu lintas udara, penghematan bahan bakar.
INTEGRATED TRANSPORT SYSTEM TOWARD SUSTAINABLE TRAVEL BEHAVIOR FOR WORK COMMUTING TRAVEL FROM BEKASI TO JAKARTA Safitri, Rinawanti; Sebhatu, Samuel Petros; Priyanto, Sigit
Jurnal Transportasi Vol 15, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.165 KB) | DOI: 10.26593/jt.v15i3.1756.%p

Abstract

Abstract Due to the inadequacy of public transport and high critical level of congestion in Jakarta Metropolitan Area, implementing sustainable transport for urban future transport improvement is necessary. Critical transport situation in Jakarta Metropolitan Area has pointed the importance of implementation integrated transport system to increase people accessibility. This study is conducted to identify strategic issues in integrated transport system at operational and policy levels toward sustainable mobility, transport equity, and door to door service. According to research aim, explanatory case study is used to build an understanding the current situation. The results indicate that integrated transport system is not fully implemented yet and it found a lot of missing links and barriers in integrated transport system attributes. Moreover, transportation planning at national to local levels is not synchronous which have impacted to the implementation of integrated transport. Keywords: integrated transport, transport system, transport policy, mobility  Abstrak Tidak memadainya transportasi umum dan tingginya tingkat kemacetan lalulintas di Kota Metropilitan Jakarta menyebabkan diperlukannya penerapan transportasi yang berkelanjutan untuk perbaikan transportasi perkotaan di masa depan. Situasi transportasi di Jakarta yang telah kritis ini menunjukkan pentingnya penerapan sistem transportasi terpadu untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi isu-isu strategis dalam sistem transportasi terpadu di tingkat-tingkat operasional dan kebijakan terhadap mobilitas yang berkelanjutan, ekuitas transportasi, dan layanan pintu ke pintu. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menjelaskan situasi yang terjadi saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem transportasi terpadu belum sepenuhnya dilaksanakan dan ditemukan banyak missing links dan hambatan dalam atribut-atribut sistem transportasi yang terintegrasi. Selain itu, perencanaan transportasi di tingkat nasional dan di tingkat daerah tidak sejalan yang berdampak pada pelaksanaan transportasi terpadu. Kata-kata kunci: transportasi terpadu, sistem transportasi, kebijakan transportasi, mobilitas
PENGEMBANGAN METODOLOGI PERENCANAAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL Mahmudah, Noor; Malkhamah, Siti; Parikesit, Danang; Priyanto, Sigit
Jurnal Transportasi Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.359 KB) | DOI: 10.26593/jt.v11i3.455.%p

Abstract

This paper attempts to elaborate the relationship of the economics activities of commodities toward export -specifically the production of goods and services that generate freight transportation. The spatial data of commodities related to the economics’ activities (resources, factories, and outlets), the transportation data(infrastructures, modes, and services), and government regulations, are use in formulating the method for freight transportation planning utilizing intermodality concept, to produce efficient freight movements and to enhance sustainable mobility and economic development in the regional scale.Keywords: economics activities, freight transportation, sustainable mobility.
PENGARUH KONDISI CUACA PENERBANGAN TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PILOT Saputra, Abadi Dwi; Muthohar, Imam; Priyanto, Sigit; Bhinnety, Magda
Jurnal Transportasi Vol 15, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.872 KB) | DOI: 10.26593/jt.v15i3.1752.%p

Abstract

Abstract In modes of transportation, air transportation is the mode that is very dependent on weather conditions, either the aircraft will take off and on the cruise, weather phenomena which are beyond the control of human existence are often inserted into the factors which may be the cause of a accident. This study was conducted to determine whether the differences as a pilot mental workload in the weather phenomenon condition that occurs when operating the aircraft in terms of differences pilot age. Mental workload measurements performed using the Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) method, this method using combine of three dimensions with their levels. The dimensions are time load, mental effort load, and psychological stress load. The results of studies showed that for overall, the level of the highest relative importance is the dimension of time, then all subjects have an agreement and assume that the time load is the most important factor in determining the level of pilot mental workload on the face weather conditions  were influential in the world of aviation, while for the most burdened condition or pilot mental workload in the highest level either for both group is when aircraft face of changing wind conditions. Keywords: mental workload, pilot age, weather condition, air transportation  Abstrak Transportasi udara merupakan moda yang sangat bergantung pada keadaan cuaca. Fenomena cuaca merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya suatu kecelakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan beban kerja mental seorang pilot jika dihadapkan pada fenomena cuaca yang terjadi pada saat mengoperasikan pesawat udara berdasarkan faktor usia pilot. Pengukuran beban kerja mental dilakukan dengan menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique. Metode ini menggunakan tiga kombinasi dimensi dengan tingkatannya. Dimensi-dimensi tersebut adalah beban waktu, beban usaha mental, dan beban tekanan psikologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, tingkatan kepentingan relatif yang paling tinggi adalah dimensi beban usaha waktu sehingga semua subyek mempunyai kesepakatan dan menganggap bahwa faktor beban waktu merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan tingkat beban kerja mental pilot pada saat menghadapi kondisi cuaca. Sedangkan beban kerja mental pilot berada pada level tertinggi pada saat pesawat udara menghadapi perubahan kondisi angin. Kata-kata kunci: beban kerja mental, usia pilot, kondisi cuaca, transportasi udara
KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN DI KOTA YOGYAKARTA Ansusanto, J. Dwijoko; Priyanto, Sigit; Munawar, Ahmad; Wibisono, Bambang Hari
Jurnal Transportasi Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.585 KB) | DOI: 10.26593/jt.v14i1.1375.%p

Abstract

Yogyakarta has special transportation characteristics. Travel patterns in urban areas in Yogyakarta were determined by the urban population characteristics in Yogyakarta City. The spread of work places or school locations that are far away from the residential areas tend to generate transportation problems. Every day, many trips to work and school locations have to pass the city center which impact urban roads. This study aims to analyze the trip pattern in the City of Yogyakarta. The results show that motor cycles are the most transportation mode used by the travelers. It is also found that the majority of vehicles are used by a single traveler. Yogyakarta memiliki karakteristik khusus transportasi. Pola perjalanan di daerah perkotaan di Yogyakarta ditentukan oleh karakteristik populasi perkotaan di Kota Yogyakarta. Penyebaran lokasi tempat kerja atau sekolah yang terletak jauh dari tempat tinggal cenderung menghasilkan masalah transportasi. Setiap hari, banyak gerakan yang dilakukan untuk pekerjaan dan sekolah melintasi pusat kota yang berdampak ke jalan kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola pergerakan di Kota Yogyakarta. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sepeda motor merupakan moda transportasi yang paling banyak digunakan. Selain itu mayoritas kendaraan hanya digunakan oleh satu orang pelaku perjalanan...
KONSEP PEMODELAN TRANSPORTASI UNTUK EVAKUASI BENCANA ., Hardiansyah; Muthohar, Imam; Priyanto, Sigit; Suparma, Latief Budi
Jurnal Transportasi Vol 16, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.421 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i3.2573.%p

Abstract

Abstract The increase of incidence of natural disasters over the past two decades, spawned many ideas about disaster risk reduction impacts both in terms of social and engineering, including in the field of transport evacuation. The rules of scientific developments in the field of transport modeling evacuation typically rely on natural disasters as well as the movement of traffic during the evacuation process. Concept model of transportation for evacuation is divided in two parts, the first focusing on the performance of the road network and the second on the behavior of individual refugees. Based model of transportation refugee behavior has the advantage that individual refugee can be added capabilities and knowledge of the evacuation; only in this concept study is very limited area coverage. Then the concept of performance based transportation model has the advantage of the road network can capture the phenomenon of the movement of traffic as a result of the evacuation on a large scale, in which the main results of simulation in the form of evacuation time and the identification of network vulnerability, only this model require accuracy in data collection, analysis and calibration process. The application of the concept of performance-based model of the road network in the case of disaster evacuation in Indonesia is very applicable at the level set evacuation routes, where the system optimized and user optimized is part of the scenario modeling to optimize its performance. Keywords: model of transportation, disasters, evacuation, network, refugees  Abstrak Peningkatan kejadian bencana alam selama dua dasawarsa terakhir melahirkan banyak gagasan mengenai pengurangan dampak risiko kebencanaan baik dari sisi sosial maupun teknis, termasuk pada bidang transportasi evakuasi. Perkembangan kaidah keilmuan dalam bidang pemodelan transportasi evakuasi bergantung pada tipikal bencana alam serta pergerakan lalulintas saat proses evakuasi. Konsep model transportasi untuk evakuasi dibagi dua bagian, pertama fokus pada kinerja jaringan jalan dan kedua pada perilaku individu pengungsi. Model transportasi berbasis perilaku pengungsi memiliki keuntungan, yaitu individu pengungsi dapat ditambahkan kemampuan dan pengetahuan akan evakuasi, hanya pada konsep ini cakupan wilayah kajiannya sangat terbatas (mikro). Kemudian konsep model transportasi berbasis kinerja jaringan jalan memiliki keuntungan dapat menangkap fenomena pergerakan lalulintas akibat proses evakuasi dalam skala besar, di mana hasil utama simulasi berupa waktu evakuasi dan identifikasi jalur padat, hanya saja model ini memerlukan kecermatan dalam pengumpulan data, proses analisis, dan kalibrasinya. Adapun penerapan konsep model berbasis kinerja jaringan jalan untuk kasus evakuasi bencana di Indonesia sangat aplikatif pada tataran menetapkan rute evakuasi, di mana system optimized dan user optimized merupakan bagian dari skenario pemodelan untuk mengoptimalkan kinerjanya. Kata kunci: model transportasi, bencana, evakuasi, jaringan, pengungsi
REGIONAL FREIGHT TRANSPORTATION MODEL FOR CRUDE PALM OIL IN CENTRAL KALIMANTAN Mahmudah, Noor; Malkhamah, Siti; Parikesit, Danang; Priyanto, Sigit
Jurnal Transportasi Vol 10, No 3 (2010)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.059 KB) | DOI: 10.26593/jt.v10i3.412.%p

Abstract

This study attempts to model freight transportation of specific commodity in the regional scale, particularly to identify the shortest route of Crude Palm Oil (CPO) commodities, which are transported from factories to ports using different transportation network and mode. Several activities were performed, includingidentifying the location of palm plantations and factories supporting CPO industries, identifying intermediate points in the road and river networks, and determining the access route of CPO transportation from factory to the road or river networks. In determining the shortest route, various transportation networks and modes are simulated using Geographical Information System analysis by considering travel distance, time, and costas the variables influencing transportation systems. There are 113 of CPO factories identified, then be classified into three classes by considering their production capacity. It is found that 80 factories are classified as small (71%), 26 factories are medium (23%), and 7 factories are big (6%). The shortest route is identified through both road and river networks. The analysis of the shortest routes shows that road networks have shorter travel distance and time compared to the rivers. Nevertheless, river transportation offers a cheaper price compared to road transportation. Therefore, there is a competition between these two transportation modes, in which about 51% of factories probably use road networks and 49% use river networks. Moreover, it is predicted that about 70% of total CPO in Central Kalimantan is transported to Sampit port and only 30% is transported to Kumai port.Keywords: freight transportation, shortest route, Geographical Information System
PENGARUH GUIDED IMAGERY DALAM MENURUNKAN STRESS SISWA MENGHADAPI PROSES BOARDING SCHOOL DI SMK KESDAM IV KOTA MAGELANG Sugiyanti, Desi Ari; Suhariyanti, Enik; Priyanto, Sigit
Journal Of Holistic Nursing Science Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.64 KB)

Abstract

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. In adolescence can also be called the period of "storms and stresses" a period in which emotional tension increases as a result of physical changes and glands. Stress in schools arises from the various uncomfortable pressures felt by students, thus triggering physical and psychological tensions that result in changing behavior and affecting students own learning achievements cognitively. To know the effect of guided imagery in reducing stress level of students in facing Boarding school process at SMK Kesdam IV/Diponegoro Magelang City. The research design used in this research is Quasi Experiment with two group type pre post test with control group, the analysis used is paired-samples t-test. Guided imagery influence on decreasing stress level in students who experience boarding school process at SMK Kesdam IV / Diponegoro with p-value = 0,000 with mean of decrease 4,83 compared to control group with mean of decrease 2,37. The level of stress on the boarding school process can go down with guided imagery