Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Peternakan

ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK BABI DENGAN PEMBERIAN SEKAM PADI DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG LIMBAH HOTEL I N. T., Ariana; A. W., Puger; A. A., Oka; N. L. P., Sriyani
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.442 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i02.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sekam padi sebagai sumber serat dalam ransum yang mengandung limbah hotel terhadap analisis ekonomi usaha ternak babi. Dua puluh empat ekor babi persilangan Landrace x Yorkshire jantan kastrasi, dengan umur 2 bulan dan berat badan 26,15±0,73 kg dibagi dalam empat perlakuan ransum, yaitu tanpa sekam padi (R0), 10% sekam padi (R1), 20% sekam padi (R2), dan 30% sekam padi (R3), masing-masing terdiri atas enam ekor ternak babi. Penelitian menggunakan kandang individu berukuran panjang 1,9 m dan lebar 0,5 m. Pakan diberikan secara ad libitum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Data yang diperoleh dianalisis dengan one-way ANOVA. Apabila terdapat perbedaan, analisis dilanjutkan dengan menggunakan Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya konsumsi, biaya konsumsi ransum harian, biaya ransum per kilogram kenaikan berat badan dan total biaya produksi ternak babi perlakuan R3 masing-masing adalah 297.021±3.916 rupiah/ekor, 4.243±55 rupiah/ekor/hari, 5.132±314 rupiah/kg dan 627.021±3.916 rupiah/ekor, dan ini lebih rendah (P<0,05) daripada perlakuan R0 dan R1 yang masing-masing adalah 406.908±14.529 dan 400.480±17.819 rupiah/ekor untuk total biaya konsumsi, 5.812±207 dan 5.721±254 rupiah/ekor/hari untuk biaya konsumsi ransum harian, 6.314±433 dan 5.822±119 rupiah/kg untuk biaya ransum per kilogram kenaikan berat badan serta 736.908±14.529 dan 730.480±17.819 rupiah/ekor untuk total biaya produksi. Total pendapatan pada perlakuan R1yaitu 963.666±54.701 rupiah/ekor, lebih tinggi (P<0,05) daripada perlakuan R2 dan R3 yang masing-masing hanya 837.666±79.894 dan 813.166±59.465 rupiah/ekor. Keuntungan usaha, income over feed cost dan B/C rasio usaha ternak babi diantara keempat perlakuan berbeda tidak nyata. Disimpulkan bahwa penggunaan sekam padi pada level 10% dalam ransum yang mengandunglimbah hotel lebih menguntungkan.
PENGARUH SUPLEMENTASI STARBIO DALAM PAKAN DENGAN 40% DEDAK PADI TERHADAP PENAMPILAN BABI LANDRACE I. K., Sumadi; I. M., Gede Wijaya; A. W., Puger
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.829 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i01.p07

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penampilan babi landrace yang diberi pakan mengandung 40% dedak padi dengan suplementasi Starbio. Penelitian ini menggunakan babi landrace sebanyak 12 ekor dengan berat badan antara 20-30 kg. Pakan terdiri dari konsentrat Guyofeed, dedak padi dan jagung kuning. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK); 4 kelompok berat badan yang diberi 3 macam pakan perlakuan. Pakan yang diberi dengan 40% dedak padi tanpa suplementasi Starbio sebagai kontrol (perlakuan A); pakan dengan 40% dedak padi dan disuplementasi 0,2% Starbio (perlakuan B); dan pakan dengan 40% dedak padi dan disuplementasi 0,4% Starbio (perlakuan C) selama 6 minggu. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam dan bila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan (P<0,05) dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1989). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi Starbio dalam pakan dengan 40% dedak padi mampu memperbaiki penampilan (konsumsi pakan, pertambahan berat badan, energi tercerna, dan profil kotoran) babi landrace.
KARAKTERISTIK GELATIN DARI KULIT KAKI TERNAK DAN POTENSINYA SEBAGAI EDIBLE FILM Miwada, I. N. S.; Simpen, I. N.; Hartawan, M.; Puger, A. W.; Sriyani, N. L. P.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.268 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p06

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan potensi protein kolagen yang terdapat pada kulit kaki ternak(kulit kaki ayam broiler/kka, kulit kaki kambing/kkk dan kulit kaki sapi/kks) menjadi produk gelatin dan mengkajipotensinya sebagai edible film. Ekstraksi protein pada kka, kks, dan kkk dalam water bath yang sebelumnyadicuring dengan asam asetat (1,5%) selama 3 hari. Dilanjutkan produksi edible film dalam 100 ml aquades denganperlakuan formulasi gelatin dan gliserol (1:0); (5:1); (10:1); (15:1) dan (20:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwagelatin kks paling tinggi (P<0,05) kandungan proteinnya (85,17%) diikuti gelatin kkk (80,38%) dan kka (79,43%).Namun secara viskositas gelatin kkk (5,70 poise) paling tinggi (P<0,05) diikuti oleh kks (5,27 poise) dan kka (4,93poise). Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa gelatin jenis kks, kkk, dan kka terbukti sebagai gelatin melaluikarakterisasi serapan gugus fungsi. Karakterisasi tersebut terbagi dalam 4 bagian puncak serapan khas gelatinyaitu serapan amida A, amida I, amida II dan amida III. Kajian penggunaan jenis gelatin-gliserol dengan rasioberbeda menghasilkan viskositas edible film yang cenderung meningkat (P<0,05) dengan rentang rata-rata 1,89-3,77 poise. Sementara kandungan proteinnya nyata berbeda dengan nilai tertinggi pada rasio 10:1. Kandunganprotein edible dari gelatin kkk tertinggi (P<0,05) diikuti kka dan kks dengan nilai berturut-turut (0,38%; 0,27%dan 0,25%). Kesimpulan penelitian bahwa gelatin kks nilainya lebih tinggi diikuti kkk dan kka. Penggunaan ketigajenis gelatin ini sebagai edible film menghasilkan formula terbaik pada rasio 10:1 yaitu 10 g gelatin dan 1 ml gliseroldalam 100 ml aquades.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU TERFERMENTASI DALAM RANSUM UNTUK TURUNKAN AKUMULASI LEMAK DAN KOLESTEROL TUBUH ITIK Trisnadewi, A. A. A. S.; Bidura, I. G. N. G.; Umiarti, A. T.; Puger, A. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 2 (2015): Vol 18, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.252 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i02.p05

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum terhadap akumulasi lemak dan kadar kolesterol dalam tubuh itik bali umur 6-12 minggu. Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat macam perlakuan dan enam kali ulangan. Tiap ulangan (unit percobaan) menggunakan tiga ekor itik bali jantan umur 6 minggu dengan berat badan homogen. Ransum yang diberikan pada itik selama periode penelitian disusun isoprotein (CP:16%) dan isoenergi (2900 kkal ME/kg). Keempat perlakuan yang dicobakan, yaitu itik yang diberi ransum basal tanpa penggunaan ampas tahu sebagai kontrol (A); ransum dengan penggunaan 10% ampas tahu terfermentasi (B); ransum dengan penggunaan 20% ampas tahu terfermentasi (C), dan ransum dengan penggunaan 30% ampas tahu terfermentasi (D) dengan Saccharomyces cereviseae. Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Variabel yang diamati, yaitu konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, feed conversion ratio (FCR), berat karkas, persentase karkas, lemak abdominal, dan kadar kolesterol darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 10-30% ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum tetapi secara nyata (P<0,05) meningkatkan pertambahan berat badan, karkas, dan efisiensi penggunaan ransum, serta secara nyata (P<0,05) menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah itik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 10-30% ampas tahu terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum dapat meningkatkan penampilan itik bali jantan umur 6-12 minggu, serta menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar kolesterol serum darah itik.
PENGARUH CARA PENGAWETAN TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN EFISIENSI DALAM BENTUK HAY DAN SILASE PADA DAUN 16 PROVENAN GAMAL (GLIRICIDIA SEPIUM) Puger, A. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.917 KB)

Abstract

RINGKASAN Percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara pengawetan terhadap kandungan zat-zat makanan dan efisiensinya pada daun 16 provenan gamal telah dilaksanakan selama 3 bulan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan pengawetan (gamal segar, gamal hay, dan gamal silase) dan 3 blok sebagai ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas 16 provenan, yaitu 6 dari Mexico (M), 4 dari Guatemala (G), dan satu provenan masing-masing dari Colombia (C), Indonesia (I), Nicaragua (N), Panama (P), Costa Rica (R), dan Venezuela (V). Sampel setiap daun (helai dan tangkai) provenan sebelum dan setelah diawetkan dianalisis kandungan zat-zat makanannya dan dihitung efisiensinya setelah dibuat hay dan silase. Kandungan DM dan CP dari hay adalah tertinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal silase, sedangkan kandungan GE gamal hay terendah (P<0,05). Kandungan OM gamal silase terendah (P<0,05) jika dibandingkan dengan gamal segar dan gamal hay. Efisiensi GE adalah sama (P>0,05) setelah diawetkan menjadi hay dan silase, sedangkan efisiensi DM, OM, dan CP dari hay lebih tinggi (P<0,05) daripada silase. Provenan P13, R12, dan M34 mengandung zat-zat makanan lebih tinggi; sementara provenan G14 dan G17 lebih efisien bila diawetkan dalam bentuk hay dan silase. Pada pertanian lahan kering pengawetan gamal dalam bentuk hay lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan dalam bentuk silase.
BEBERAPA RESPON FISIOLOGIS KERBAU PACUAN YANG MENDAPAT LAMA WAKTU LATIHAN BERBEDA Oka, I G. L.; Astawa, I K. Sumadi I P. Ari; Puger, A.W.; Cakra, I G.L.O.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.74 KB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai beberapa respon fisiologis kerbau pacuan yang mendapat lama waktu latihan berbeda di Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana (Bali). Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola Slit Plot 3 X 4. Tiga tingkat massa tubuh sebagai petak utama (B1 = 309,44 ± 4,29 kg; B2 = 350,94 ± 6,21 kg; B3 = 393,94 ± 8,07 kg) dan 4 tingkat lama waktu latihan sebagai anak petak (L0 : tidak dilatih; L1 : dilatih selama 5 menit/hari; L2 : dilatih selama 10 menit/hari; L3 : dilatih selama 15 menit/hari). Meningkatnya lama waktu latihan menyebabkan meningkatnya suhu kulit dan suhu rektal masing-masing dari 35,58o sampai 40,41o C dan dari 38,13o sampai 40,73o C, serta meningkatnya denyut nadi dan frekuensi nafas masing-masing dari 32 sampai 82 detak/menit dan dari 22 sampai 46 kali/menit. Terjadi peningkatan kebugaran pada kerbau yang dilatih selama 10 – 15 menit/hari yang ditunjukkan oleh suhu kulit, suhu rektal, denyut jantung, dan frekuensi nafas pada 30 menit pemulihan sesudah uji pacuan. PHYSIOLOGICAL RESPONSE IN RACING BUFFALO SUBJECTED TO DIFFERENT LENGTH OF EXERCISE ABSTRACT A research which was aimed at identifying physiological response has been carried out in racing buffalo subjected to different length of exercise in the village of Candikusuma, Jembrana regency (Bali). Randomized Completely Block Design which was arange in 3 X 4 Split Plot was applied in this research. There were three mainplots in which each plot had one group of the animals that categorized on the based of their average liveweight (± SD) i.e. group of B1 (309,44 ± 4,29 kg), B2 (350,94 ± 6,21 kg) and B3 (393,94 ± 8,07 kg), and four levels of exercise length used as subplot. The levels of exercise were the buffalo which were not subjected exercise (LO), those subjected exercise for 5 (L1), 10 (L2) and 15 minutes/day (L3). The increased of length of exercise were done resulted the increased body temperature and rectal temperature each from 35.58o to 40.41oC and from 38.13o to 40.73oC, also pulse increased and breath frequency each from 32 to 82 breats per minute and from 22 to 46 times per minute. The buffalo that had 10 – 15 minutes per day of exercise got fitness that were showed by the skin temperature, rectal temperature, pulse and breath in thirty minutes recovery after race.
RESPONS FISIOLOGI KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU YANG DISUPLEMENTASI RAGI TAPE PADA JENIS KANDANG BERBEDA I M., Nuriyasa; N. G. K., Roni; E., Puspani; D. P. M. A., Candrawati; I W., Wirawan; A. W., Puger
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.616 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i02.p05

Abstract

Penelitian yang bertujuan mempelajari respon fisiologi kelinci jantan lokal telah dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola split-plot 2×3 dengan 4 blok (ulangan). Jenis kandang sebagai main plot yang terdiri dari: kandang under ground shelter (K0) dan kandang battery (K1). Perlakuan ransum sebagai sub plot yang terdiri dari: ransum tanpa menggunakan ampas tahu (R0), ransum menggunakan 15% ampas tahu tanpa suplementasi ragi tape (R1) dan ransum menggunakan 15% ampas tahu yang disuplementasi 0,2% ragi tape (R2).Hasil penelitian mendapatkan bahwa kandang battery menyebabkan suhu dan kelembaban kandang lebih tinggi daripada kandangunder ground shelter. Temperatur dan kelembaban udara lebih tinggi pada K1 menyebabkan denyut jantung dan temperatur kulit lebih tinggi daripada K0. Perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap temperatur dan kelembaban kandang serta temperatur rektal dan kulit ternak kelinci. Pada kandang K0, perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi. Pada kandang K1, perlakuan ransum R2 menyebabkan laju respirasi kelinci jantan lokal lebih tinggi daripada R1 dan R0. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelinci jantan lokal yang dipelihara pada kandang under ground shelter menghasilkan respon fisiologi lebih baik daripada kandang battery. Penggunaan ampas tahu dalam ransum kelinci dan suplementasi ragi tape pada penggunaan ampas tahu tidak mempengaruhi respon fisiologi ternak kelinci jantan lokal.
PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS A. W., Puger; I. M., Suasta; P. A., Astawa; K., Budaarsa
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.13 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i01.p05

Abstract

Penelitian mengenai pengaruh penggantian ransum komersial dengan ampas tahu pada tingkat tertentu terhadap kecernaan pakan pada babi ras telah dilaksanakan di Banjar Sekarmukti Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan dua ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari dua ekor babi ras. Perlakuan terdiri dari P0: ransum komersial tanpa ampas tahu (control), P1: 5% ransum komersial diganti dengan ampas tahu, P2: 7,5% ransum komersial diganti dengan ampas tahu dan P3: 10% ransum komersial diganti dengan ampas tahu. Variabel yang diamati adalah kecernaan bahan kering, bahan organic, protein, lemak, serat kasar. Data dianalisis ragam, apabila terdapat hasil berbeda nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan bahan kering cenderung meningkat dan nyata pada perlakuan P3 (P<0,05). Kecernaan bahan organik, protein, lemak, serat kasar, tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa kecernaan bahan kering dipengaruhi oleh ampas tahu sedangkan kecernaan nutrien seperti bahan organik, protein, lemak, serat kasar, tidak dipengaruhi oleh penggantian ransum komersial dengan ampas tahu.
PENGARUH PAKAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING KAMBING BLIGON N. L. P., Sriyani; N., Tirta Ariana; A. W., Puger; N. W., Siti
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.735 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2014.v17.i03.p03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pakan daun pepaya terhadap kualitas fisik daging kambing Bligon. Dua puluh satu ekor kambing betina umur sekitar 6 bulan dengan berat awal rata-rata 13,95±0,78 digunakan dalam penelitian ini. Ternak dibagi secara acak dalam tiga perlakuan, yaitu perlakuan R0 (Kontrol) pakan tanpa daun pepaya (10% daun waru+15% daun nangka+75% rumput ), R1 ( 25% daun pepaya+75% rumput ) R2 (50% daun pepaya+50% rumput). Setelah dipelihara selama 12 minggu dilakukan penyembelihan terhadap materi penelitian. Variabel yang diamati adalah pH daging, warna daging, keempukan daging, daya ikat air daging. Data kualitas fisik daging dianalisis dengan analisis varians yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan daun pepaya berpengaruh nyata menurunkan pH daging dan daya ikat air, sementara nilai susut masak tidak berpengaruh. Perlakuan dengan 50% daun pepaya meningkatkan keempukan daging sementara level 25% tidak berpengaruh.
PERFORMANS KELINCI LOKAL (Lepus nigricollis) YANG DIBERI RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI BERBEDA NURIYASA, I M.; MASTIKA, I M.; PUGER, A.W.; PUSPANI, E.; WIRAWAN, I W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 16, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.628 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2013.v16.i01.p03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kelinci jantan lokal (Lepus nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energi termetabolis berbeda. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah: ransum dengan kandungan energi termetabolis 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2), 2800 K.kal/kg (R3) dan 3100 K.kal/kg (R4). Ransum dibuat iso protein dengan kandungan protein kasar 16%. Kelinci yang dipergunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih dengan umur 4-5 minggu. Variabel yang diamati adalah koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE, berat badan akhir, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konsumsi air minum. Tidak terjadi perbedaan yang nyata (P>0,05) pada perlakuan ransum terhadap variabel koefisien cerna bahan kering, efisiensi perubahan GE menjadi DE dan konsumsi air minum. Kelinci yang mendapat perlakuan ransum R1 menghasilkan berat badan akhir paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Konsumsi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling rendah yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Kelinci yang mendapat perlakuan R3 menghasilkan pertambahan berat lebih tinggi (P<0,05) daripada R2 dan R1 namun perlakuan R3 berbeda tidak nyata (P>0,05) dibandingkan dengan R4. Nilai konversi ransum pada kelinci yang mendapat perlakuan R1 paling tinggi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan R2, R3 dan R4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ransum dengan kandungan energi termetabolis 2800 K.kal/kg (R3) menghasilkan performans lebih tinggi daripada 2200 K.kal/kg (R1), 2500 K.kal/kg (R2) dan 3100 K.kal/kg (R4).
Co-Authors A. A. A. S. TRISNADEWI A. T. Umiarti, A. T. Anak Agung Putu Putra Wibawa Antara I M. D. Asmara i Gd. O.J. Astawa P. A., Astawa Bairosi B. D. A. WARMADEWI Dean Billawa DESAK PUTU MAS ARI CANDRAWATI Diarsa I W. E. PUSPANI Eny Puspani Gede Wijaya I. M., Gede Wijaya Gulita S. S. Hartona T.A I D. G. A. UDAYANA I D.G.A. Udayana I G. L. Oka I G.L.O. CAKRA I Gede Mahardika I Gusti Nyoman Gde Bidura I Ketut Mangku Budiasa I Ketut Sumadi I Komang Budaarsa I M. Mudita I M. NURIYASA I M. Suasta I Made Nuriyasa I N. T. ARIANA I Nyoman Sumerta Miwada I P. A. Astawa I Putu Ari Astawa I W. SUDIASTRA I W. WIRAWAN I Wayan Suarna I WAYAN SUBERATA I. K. Sukada I. K. SUKADA I. M. Mastika I. M. Mastika I. M. SUASTA I. N. Simpen, I. N. I.G.E. Putra I.M. Nitis I.M. Suarn IGL Oka Intan W.Y.K. N. M Karisma E. D. M. A. Rasna M. E. D. PERTIWI M. HARTAWAN, M. M. Suasta M.S., Munir Marwansyah A. J. N. L. P. Sriyani N. L. P. Sriyani, N. L. P. N. Nym. C. Kusumawati Ni Luh Gde Sumardani Ni Luh Putu Sriyani Ni Nyoman Suryani NI PUTU MARIANI Ni Wayan Siti Noviyanti K.R. Nugraha G. A. Oka A. A. Oktaviantoro D P. A. ASTAWA Parayana I G. S. Pertiwi I G. N. S. D. Pratita N. P. R. Prayoga I M. Y. Purnawan I K. A. Puspani E. Resla M. S. Risnayanti N. K. Roni N. G. K. Saputra IP.A.A Simamora C. Siti N. W. Stradivari G.E Suasta I. M., Suasta Suasta IM. Sudarmawan T Sugiarta I M. P. Sumadi I. K., Sumadi Suranjaya I .Gd Suryana IK.A T. I. Putri Tirta Ariana N., Tirta Ariana Tjokorda Istri Putri V. O., Silaban W. Suarna Wahyuningsi S. Wayan Sayang Yupardhi Wiguna I G. D. A. Wirawan I W.