Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pengenalan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Murid Kelas 2, SD Negeri 03 Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang Kanti Ratnaningrum
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan masih menjadi kunci optimalisasi tumbuh kembangnya peradaban di sebuah negara.Peningkatan derajat kesehatan di masyarakat masih menjadi prioritas. Perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) merupakan program yang digalakkan pemerintah sejak 1996. Semua lapisanmasyarakat diharapkan bisa ikut berkontribusi terhadap ketercapaian PHBS di Indonesia. Anakmerupakan salah satu asset negara yang diharapkan bisa ikut berkontribusi terhadap keberhasilanprogram PHBS. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat kegiatan Pengenalan Perilaku HidupBersih dan Sehat pada Murid Kelas 2, SD Negeri 03 Sidomukti, Kecamatan Bandungan, KabupatenSemarang. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat kolaborasi FakultasKedokteran, Kedokteran Gigi, dan Gizi dalam rangka Gebyar Milad Unimus Ke-23. Terdapatpeningkatan pengetahuan siswa setelah diberikan materi PHBS sebesar 67% dilihat dari rerata nilaipretes sebesar 47,5 dan rerata nilai postes sebesar 70,8. Kata kunci: edukasi, PHBS, SD, siswa
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-24 BULAN DI POSYANDU DESA CANDISARI, KECAMATAN PURWODADI Pramesthi, Shefilla Cahya; Prihandani, Oky Rahma; Ratnaningrum, Kanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 10 (2023): volume 10 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i10.10682

Abstract

Abstrak: Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 0-24 Bulan di Posyandu Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi. Imunisasi pada anak bertujuan untuk mencegah penularan penyakit tertentu. Menurut UNICEF mengemukakan bahwa imunisasi dapat menurunkan tingkat kematian 2-3 juta anak dari penyakit mematikan setiap tahunnya. Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan imunisasi, diantaranya pengetahuan dan pendidikan ibu yang kurang. Seorang ibu berperan penting didalam program imunisasi seperti halnya pengetahuan dan pendidikan ibu. Berdasarkan data monografi, pendidikan penduduk di desa Candisari Sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SD. Menganalisis hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 0-24 bulan di Posyandu Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi, Jawa Tengah. Penelitian ‘observasional analitik’ dengan pendekatan ‘cross sectional’ dengan menggunakan teknik ‘purposive sampling’. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Desa Candisari Kecamatan Purwodadi. Sampel merupakan ibu dengan anak berusia 0-24 bulan. Data penelitian menggunakan data primer dengan instrument questioner dan data sekunder dengan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Data yang di peroleh dianalisa menggunakan uji fisher exact. Hasil menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi anak di Posyandu Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi dengan nilai p = 0,002 (p<0,05), serta tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi anak dengan nilai p = 0,121 (p 0,05). Terdapat  hubungan pengetahuan ibu dengan  kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia (0-24 bulan) di Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi, serta tidak terdapat hubungan pendidikan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak (usia 0-24 bulan) di Desa Candisari, Kecamatan Purwodadi.
The Correlation between Hemoglobin Level, Age, and Family History of Febrile Seizure with The Incidence of Febrile Seizure in Children Istiqomah, Wimakrifah; Kartika Setyarini, Tri; Ratnaningrum, Kanti
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 5 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Febrile seizure is a seizure that occur when the body temperature increases and is caused by an extracranial process. There are several risk factors of febrile seizure, including hemoglobin level,-age,-and family history of febrile seizure. The aim of this study was to analyze the relationship between hemoglobin level, age, and family history of febrile seizure with the incidence of febrile seizure in 6-60 months children in Fatimah-Hospital-of Mother-and-Child-Lamongan. This study used a case-control design through retrospective approach based on data of children’s medical records in Fatimah-Hospital Lamongan from January-November 2021. The sample was selected by consecutive sampling method. Data analysis were using the chi-square test and continued with multiple logistic regression tests. The sample of this study was 80 children, consist of each 40 children as case and control group. Most of the febrile seizure occured in children with a low hemoglobin level (85%), in age of 6-24 months (82,4%), and have a family history of febrile seizure (65%). The result of the bivariate analysis showed that there was significant correlation between hemoglobin level (p = 0,022), age (p = 0,015),  and family history of febrile seizure (p = 0,000) with the incidence of febrile seizure. The result of the multivariate analysis showed that the most influential variable is family history of febrile seizure (OR=13,670). There was significant correlation between hemoglobin level,-age,-and family history of febrile seizure with the incidence of febrile seizure. Family history was the most influences factor for the incidence of febrile seizure.
Perbedaan Pertumbuhan Larva Musca sp. Pada Beberapa Medium Hajar, Nabil; Suharto, Gatot; Ratnaningrum, Kanti
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v7i1.15977

Abstract

Lama waktu kematian dapat diperkirakan dengan metode entomologi forensik. Serangga pertama yang tiba di jasad dan bertelur di sana adalah lalat Musca sp. Pertumbuhan larva dipengaruhi oleh faktor lingkungan, salah satunya faktor medium. Oleh karena itu, penelitian harus dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan larva Musca sp. pada berbagai media. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control group design dengan objek penelitian larva Musca sp. yang dibiakkan pada daging yang diletakkan di beberapa medium. Sampel diambil secara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi 9 larva terbesar. Uji hipotesis menggunakan uji Oneway ANOVA atau uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan uji Post Hoc dengan uji Tukey HSD. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan pertumbuhan larva Musca Sp. di berbagai media, yakni di darat, air tawar dan air laut. Perbedaan pertumbuhan larva Musca sp. di medium tersebut terhitung pada hari ke-4 sore dengan titik kritis pertumbuhan pada hari ke 6 sore. Pertumbuhan larva tercepat adalah di medium darat dan pertumbuhan larva terbesar di medium air laut. Simpulan: Durasi pertumbuhan larva Musca sp. tercepat adalah di medium darat dan pertumbuhan larva terbesar di medium air laut dengan titik kritis pertumbuhan pada hari ke 6 sore.Kata kunci: entomologi forensik, pertumbuhan larva, medium, Musca sp.
Hubungan Perilaku Perawatan Rambut Terhadap Kejadian Dermatitis Seboroik pada Siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang Ayu, Bevi; Indrastiti, Retno; Ratnaningrum, Kanti
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 4 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.995 KB) | DOI: 10.26714/magnamed.2.4.2018.76-84

Abstract

The Relationship of Hair Care Behavior on the Incidence of Seborrheic Dermatitis in SMA Muhammadiyah 1 Semarang StudentsLatar Belakang: Dermatitis seboroik terjadi pada setengah populasi global remaja dan pasca-pubertas. Dermatitis seboroik menjadi salah satu masalah pada pengguna hijab, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui perilaku perawatan rambut terhadap kejadian dermatitis seboroik pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan teknik simpel random sampling. Populasi sampel merupakan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang kelas 2 dan kelas 3 dengan kriteria inklusi siswi yang konsisten menggunakan hijab selama berada di sekolah dan di kehidupan sehari-hari, siswi berusia 15-17 tahun, sedangkan kriteria ekslusi meliputi siswi yang  menderita penyakit kulit bagian kepala seperti Tinea Capitis, Psoriasis, Alopecia Areata, dan Pedikulosis, serta siswi yang pernah mengalami post trauma pada kepala (Trikotilomania, Alopecia dan siswi yang mengalami post operasi pada kepala. Data penelitian menggunakan data primer dengan pemeriksaan fisik menggunakan loop dan wawancara dengan kuesioner. Uji statistik penelitian menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.Hasil: Dari 66 siswi, didapatkan hasil bahwa 84,8% (50 siswi) mengalami dermatitis seboroik. Pengunaan handuk (p=0,016; ß=3,429), frekuensi mengganti handuk (p0,022; ß=2,678), dan cara menyimpan handuk (p=0,018; ß=2,829) berpengaruh pada kejadian dermatitis seboroikSimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku perawatan rambut terhadap dermatitis seboroik pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Background: Seborrhoeic dermatitis occurs in half the global population of post-puberty adolescents. Seborrhoeic dermatitis is one of the problems in hijab users, therefore researchers want to know behavior of hair treatment to the occurrence of seborrheic dermatitis in students of High School Muhammadiyah 1 (SMA Muhammadiyah 1) Semarang.Method: an analytic observational study with cross sectional. Sampling using slovin formula with simple random sampling technique. The sample population is studentsof SMA Muhammadiyah 1 Semarang class 2 and 3 with inclusion criteria consistent by using hijab during school and everyday life, female students aged 15-17 years;exclusion criteria include students suffering from skin diseases of the head such as Tinea Capitis, Psoriasis, Alopecia Areata, and Pediculosis; and students who have experienced post trauma to the head (Trichotillomania, Alopecia) and postoperative students on the head. Research data using primary data by physical examination using loop and interview with questionnaire. The research statistic used chi-square test and logistic regression.Results: From 66 female students, it was found that 84.8% (50 girls) had seborrheic dermatitis. use of towel (p = 0.016; ß = 3.429), the frequency of towel replacing (p0.022; ß= 2,678), and the way of towel (p= 0,018; ß = 2,829) had significant on occurrence of seborrhoeic dermatitis.Conclusion: There is a significant relationship between hair treatment behavior against seborrheic dermatitis in high school students of Muhammadiyah 1 Semarang  
Anopheles Mosquito Species in Betung Bedarah, Tebo Regency, Jambi Province Maloha, Maas M; Ratnaningrum, Kanti
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2021): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.463 KB) | DOI: 10.26714/magnamed.8.1.2021.35-39

Abstract

Background: Indonesia is a tropical country which is a good breeding ground for mosquitoes. Mosquitoes are still one of arthropods that contribute to occurrence of infectious diseases, including malaria, which is a disease that is a health problem in Jambi Province.Objective: To determine types of Anopheles mosquito spesies in Betung Bedarah Tebo, Jambi.Methods: A discriptif study to identifed distribution of mosquitoes in Betung Bedarah, Tebo Regency used human landing collection and resting collection methods. Collection of mosquito samples used an aspirator and light trap. Analysis used tabulation.Results: Of the 64 mosquitoes collected, 25% were Anopheles mosquitoes which consisted of 43.7% Anopheles barbirostris, 25% Anopheles vagus, 18.7% Anopheles aconitus, and 12.6% Anopheles kochi.Conclusion: Most of mosquito species collected at Betung Berdarah Tebo were Anopheles barbirostris.
Bersih-bersih Telinga Anak Sekolah Dalam Rangka Peringatan Hari Pendengaran Dunia 2024 Primasari, Astin; Martono, Wahyu Budi; Ratnaningrum, Kanti; Novitasari, Andra; Kurniati, Ika Dyah
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 4 (2024): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) gangguan pendengaran pada anak-anak di negara-negara berkembang, 60% disebabkan oleh kurangnya tindakan pencegahan. Hal tersebut berdampak pada pemahaman bicara, bahasa dan perkembangan sosial, yang akan mempengaruhi pencapaian akademik seperti kesulitan membaca, ejaan yang buruk, dan keterampilan menulis. Serumen impaksi berhubungan dengan kejadian gangguan pendengaran. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya preventif untuk menurunkan angka gangguan pendengaran pada anak usia sekolah. Metode: Sasaran kegiatan ini adalah siswa SD Muhammadiyah 08 kelas 3, sebanyak 66 siswa. Seluruh peserta dilakukan pemeriksaan THT secara umum untuk menilai kesehatan telinga. Apabila didapatkan adanya kotoran teinga, maka dilanjutkan dengan tindakan mengambil serumen dengan menggunakan aplikator dengan kapas, serumen spoon ataupun serumen hook serta metode irigasi. Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagian besar peserta adalah laki -laki 37 orang (56%), serta berdasarkan kebersihan telinganya mayoritas terdapat serumen dengan konsistensi lunak maupun keras, sebanyak 46 orang (70%). Kesimpulan: Mayoritas peserta dilakukan tindakan ekstraksi serumen. Masalah yang dijumpai pada kegiatan ini adalah serumen obsturans. Kata kunci: gangguan pendengaran, ketulian, membersihkan telinga, serumen ______________________________________________________________________ Abstract Background: According to the World Health Organization (WHO), 60% of hearing loss in children in developing countries is caused by a lack of preventive measures.It has an impact on speech understanding, language and social development, which will affect academic achievement such as reading difficulties, poor spelling and writing skills.Impacted cerumen is associated with hearing loss. Objective: This activity aims to be a preventive measure to reduce the rate of hearing loss in school-aged children. Method: The target of this activity is SD Muhammadiyah 08 grade 3 students, totaling 66 students. All participants underwent a general ENT examination to assess ear health. If ear discharge is found, then proceed with the action of collecting cerumen using a cotton applicator, cerumen spoon or cerumen hook as well as the irrigation method. Result: Based on the results of the examination, most of the participants were men, 37 people (56%), and based on the cleanliness of their ears, the majority had cerumen with a soft or hard consistency, as many as 46 people (70%). Conclusion: The majority of participants underwent cerumen extraction procedures. The problem encountered in this activity was cerumen obsturans. Keywords: cerumen, deafness, ear cleaning, hearing disorder
Hubungan Tingkat Pengetahuan, Personal Hygiene dan Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Tinea pada Nelayan di Kecamatan Kalianda Dwimas Andi Prabowo; Merry Tyas Anggraini; Kanti Ratnaningrum
Jurnal Anestesi Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Anestesi: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/anestesi.v3i1.1614

Abstract

Tinea is a dermatophyte infection identified in 52% of incidences in the archipelago, with the highest prevalence of tinea inguinalis and tinea corporalis. Coastal workers, especially fishermen who are active in the aquatic environment, have a high predisposition to tinea due to a lifestyle that is negligent to hygiene, high humidity levels, tropical ambient temperatures, the use of damp clothing, accumulation of sweat, and dermal friction that accelerates the proliferation of mycoses. This study aims to evaluate the correlation between the level of cognition, personal hygiene, and domicile conditions to the incidence of tinea among fishermen in Kalianda sub-district. This analytic observational study with a cross-sectional approach involved 44 fishermen respondents who were taken through a simple random method. Data collection included questionnaire survey, clinical examination, and supporting investigation, with statistical analysis using chi-square test. Findings showed that limited cognition increased the probability of tinea by 5-fold, while poor personal sanitation increased the probability by 3-fold. Furthermore, inadequate housing conditions increased the risk by 2-fold. Therefore, the level of knowledge, personal hygiene, as well as the quality of the living environment significantly contributed to the prevalence of tinea in fishermen.
Karakteristik Penyakit Urtikaria Pada Anak Di RSUD DR. R. Soedjati, Purwodadi, Kabupaten Grobogan Nova, Azalia Tiara; Ramaningrum, Galuh; Ratnaningrum, Kanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya prevalensi urtikaria pada anak-anak di RSUD Dr. Soedjati Purwodadi, dan berbagai faktor pencetus yang kompleks. Tujuan penelitian ini untuk melakukan penganalisis karakteristik penyakit urtikaria pada anak di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian deskriptif, yang dilakukan pada 47 pasien anak. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengambilan datadiambil pada bulan Mei-Juni 2024. Data sekunder dari rekam medis RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Grobogan dipergunakan untuk data penelitian ini. Analisis data penelitian secara univariat menggunakan tabulasi. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi, Kabupaten Grobogan, prevalensi urtikaria pada anak cukup signifikan, dengan 27,32% dari total 172 pasien selama periode 20202023. Pasien yang mempunyai riwayat atopi pada keluarga berjumlah 12orang. Pasien yang mempunyai riwayat alergi berjumlah 14 orang. Pasien yang memiliki riwayat keduanya yaitu riwayat atopi pada keluarga dan riwayat alergi berjumlah 15 orang dan sebanyak 6 orang tidak diketahui. Penyakit ini lebihbanyak menyerang perempuan (59,58%) dan kelompok usia 13-19 tahun (61,70%). Faktor genetik dan riwayat alergi berperan penting, dengan 57,44% pasien memiliki riwayat atopi keluarga dan 61,70% memiliki riwayat alergi, terutama terhadap makanan. Penyebab utama urtikaria adalah konsumsi makanan seafood (36,18%), diikuti oleh gigitan serangga (14,89%), alergi kimia dari kosmetik/skincare (10,63%),dan reaksi terhadap obat NSAID (6,39%).  Kata Kunci: Karakteristik, Prevalensi, Urtikaria, Anak
Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Wanda, Alfina Nur; Setyabudi, Muhamad Taufiqy; Irsam, Muhamad; Ratnaningrum, Kanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Retensio plasenta masih menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perdarahan postpartum. Faktor risiko terjadinya retensio plasenta adalah umur, paritas, anemia kehamilan, jarak kelahiran, usia kehamilan, riwayat sectio caesarea, dan riwayat retensio plasenta sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta di RSUD Dr. Adhyatma,MPH dan RS Roemani Kota Semarang.Metode: Penelitian menggunakan desain case control dengan pendekatan retrospektif dan teknik total sampling serta simple random sampling. Pengambilan data dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH dan RS Roemani Kota Semarang. Data penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medis pasien ibu melahirkan pervaginam periode Januari 2020–Desember 2022. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi-square, uji Fisher Exact, dan uji regresi logistik.Hasil: Dari 160 sampel di dapatkan hasil terdapat pengaruh antara umur (p=0,002; OR=3,000; CI=1,5365,860), anemia kehamilan (p=0,017; OR=2,626; CI=1,236-5,577), jarak kelahiran sebelumnya (p=0,001; OR=4,056; CI=1,964-8,376), usia kehamilan (p=0,001; OR=4,056; CI=1,964-8,376), dan riwayat sectio caesarea (p=0,013; OR=2,851; CI=1,291-6,300) terhadap kejadian retensio plasenta. Tidak terdapat pengaruh antara paritas dan riwayat retensio plasenta terhadap kejadian retensio plasenta.Kesimpulan: Jarak kelahiran sebelumnya merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian retensio plasenta di RSUD Dr. Adhyatma, MPH dan RS Roemani Kota Semarang.Kata Kunci : Retensio Plasenta, Jarak Kelahiran, Usia Kehamilan, Umur