Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KERABANG TELUR AYAM RAS DALAM RANSUM BURUNG PUYUH TERHADAP TULANG TIBIA DAN TARSUS Suprapto, Wahyu; Kismiyati, Sri; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.969 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan kerabang telur ayam ras dalam ransum terhadap berat, panjang dan volume tulang tibia burung puyuh. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai proporsi penggunaan tepung kerabang telur ayam ras dalam ransum terhadap berat dan panjang tulang tibia burung puyuh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2010 dilaboratorium Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.Materi yang digunakan dalam penelitian adalah burung puyuh betina sebanyak 128 ekor berumur 3 minggu dengan bobot badan 33,99 ± 3,75 gram, dan pakan penyusun ransum yang digunakan adalah jagung, bungkil kedelai, PMM ( Poultry Meat Meal ), Top mix, CaCO3, NaCl dan kerabang telur ayam ras. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah berat, panjang dan volume tulang tibia. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan,masing-masing petak 8 ekor. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penggunaan kerabang telur ayam ras dalam ransum burung puyuh pada periode grower; T0: tanpa kerabang telur, T1:0,2%, T2:0,4%, T3:0,6% dan pada periode layer; T0:tanpa kerabang telur, T1:2%, T2:4%, T3:6%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kerabang telur ayam ras berpengaruh (P<0,05) terhadap berat, panjang, dan volume tulang tibia. Berat tulang tibia T1 dan T2 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0 dan T3, sedangkan pada tulang tarsus menunjukkan bahwa T2 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0, T1, dan T3. Panjang tulang tibia burung T1 dan T2 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0 dan T3, sedangkan pada tulang tarsus menunjukkan bahwa T1, T2 dan T3 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0. Volume tulang tibia burung puyuh T2 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0, T1 dan T3, sedangkan volume tulang tarsus menunjukkan T1, T2 dan T3 lebih tinggi secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan T0. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung kerabang telur ayam ras periode grower 0,4% dan layer 4%, dengan imbangan Ca:P, (4,46:1) pada ransum burung puyuh mampu meningkatkan panjang, berat, volume tulang tibia dan tarsus.Kata kunci : kerabang telur, tibia, tarsus, Ca, P
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) DALAM RANSUM TERHADAP LAJU BOBOT BADAN DAN PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG PERIODE LAYER Siahaan, Nicodemus Bonardo; Suprijatna, Edjeng; Mahfudz, Luthfi Djauhari
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.386 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui taraf penambahan dari tepung jahe merah pada ayam kampung periode layer terhadap laju bobot badan dan produksi telur yang dipelihara selama 6 minggu. Sebanyak 100 ekor ayam kampung umur 24 minggu dengan bobot badan 1532,25 + 175,92 g ditempatkan dalam kandang battrey dibagi menjadi 20 unit percobaan dan diisi 5 ekor ayam broiler per unit. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung giling, bekatul, tepung ikan, tepung jahe merah, white pollard, bungkil kedelai dan premix. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok yaitu T0 (kontrol) = ransum perlakuan tanpa tepung jahe merah; T1 = ransum perlakuan dengan penggunaan 0,25% tepung jahe merah; T2 = ransum perlakuan dengan penggunaan 0,5% tepung jahe merah; T3 = ransum perlakuan dengan penggunaan 0,75% tepung jahe merah, T4 = ransum perlakuan dengan penggunaan 1% tepung jahe merah. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam dengan uji F pada taraf 5 %. Hasil penelitian nenunjukkan bahwa penggunaan tepung jahe merah tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap laju bobot badan dan produksi telur. KataKunci : Ayam Kampung, jahe merah, laju bobot badan, produksi telur.ABSTRACT This study was aimed to determined effect of red ginger meal in kampung chicken’s diet on body weight and egg production maintained 6 weeks. Around 100 of kampung chicken at 24 weeks old with average weight 1532,25 + 175,92 g was placed in battrey cage were divide into 20 units and each unit consist of five kampung chickens. Feedstuffs used in this study were corn, rice bran, fishmeal, red ginger, white pollard, soybean meal and premix. Experimantal design used randomized block design (RBD) withh 5 treatments and 4 group: T0 (control) = ration treatment without red ginger; T1 = ration treatment with red ginger 0,25%; T2 = ration treatment with red ginger 0,5%; T3 = ration treatment with red ginger 0,75%, T4 = ration treatment with red ginger 1%. The data obtained were analyzed using various analytical procedures F-test with level 5%. The result showed that treatment with red ginger in diet not significantly (P>0,05) againts weight rate and egg production.Key word: Kampung chickens, red ginger , body weight rate, egg production.
PENGARUH PENGGUNAAN KIYAMBANG (Salvinia molesta) YANG DIFERMENTASI DENGANAspergillus niger TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING ITIK LOKAL (Effect of fermented kiyambang (Salvinia molesta) with Aspergillus niger on the physical quality of local duck meat) Armalani, Vinda; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.209 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan Salvinia molesta yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger dalam ransum terhadap kualitas fisik daging itik melalui indikator Water Holding Capacity (WHC), pH, dan susut masak. Materi yang digunakan adalah 80 ekor itik pengging jantan umur 4 minggu dengan rata-rata bobot awal 734,25±0,52 g. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (0%, 15% Salvinia molesta non fermentasi (SMNF), 15% Salvinia molesta fermentasi (SMF), 17,5% Salvinia molesta fermentasi (SMF), dan 20% Salvinia molesta fermentasi (SMF)). Hasil menunjukkan bahwa penggunaan Salvinia molesta fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan nilai pH, dan susut masak daging, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai WHC daging, peningkatan level Salvinia molesta fermentasi diikuti dengansemakin meningkatnya konsumsi serat kasar dan penurunan kualitas fisik daging itik. Kata kunci : itik., Salvinia molesta., Aspergillus niger., kualitas fisik daging. ABSTRACT This study aims to determine effect of Salviniamolesta fermented with Aspergillusnigeron the rationof the physical qualitylocal duck meat through indicators Water Holding Capacity (WHC), pH and cooking shrinkage. The material susedare 80 local male ducks of 4 weeks with an average initial weight of 734.25±0.52g. Research using completely randomized design (CRD) with 5 treatments (0%, 15% Salvinia molesta non-fermented (SMNF), 15% Salvinia molesta fermentation (SMF), 17.5% Salvinia molesta fermentation (SMF), and 20% Salvinia molesta fermentation (SMF). Results showed that the use of Salvinia molesta fermentation significantly (P<0.05) lower the pH value, and shrink age cook meat, but not significant (P>0.05) on the value of the WHC duck meat. Increasing levels of Salvinia molesta fermented followed by the increasing consumption of crude fiber and decrease physical quality duck meat. Keywords :itik., Salvinia molesta., Aspergillus niger., kualitas fisik daging.
PENGARUH LAMA PERIODE PEMBERIAN PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PADA BEBERAPA BAGIAN TUBUH AYAM PELUNG UMUR 1-11 MINGGU Widodo, Ardi; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.366 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama periode pemberian pakan terhadap laju pertumbuhan pada beberapa bagian tubuh ayam pelung umur 1-11 minggu. Materi yang digunakan adalah ayam pelung umur 1 minggu dengan jenis kelamin antara jantan dan betina tidak dibedakan (campuran) sebanyak 96 ekor dengan bobot badan 49,92+0,35 gram (CV 2,00 %). Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung, bekatul, tepung ikan dan konsentrat jadi ayam broiler CP 112. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu T1 = perlakuan dengan pemberian Protein Kasar (PK) 18% selama 3 minggu dan PK 15% selama 3 minggu; T2 = perlakuan dengan PK 18% selama 5 minggu dan PK 15% selama 5 minggu; dan T3 = perlakuan dengan PK 18% selama 7 minggu kemudian diberikan PK 15% selama 3 minggu dan masing-masing 8 ulangan untuk setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pergantian lama periode pemberian pakan tidak memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) terhadap lebar dada, panjang paha, panjang kaki dan panjang leher.Kata kunci : ayam pelung; lama periode pemberian pakan; laju pertumbuhan dada; paha; kaki; dan leher.ABSTRACTThis study aimed to determine the effect of long periods of feeding on the rate of growth in some parts of the body Pelung chickens aged 1-11 weeks. The material used were 96 heads of 1 week old chickens Pelung unsex (mixed), body weight 49.92 ± 0.35 g (CV 2.00%). Feedstuffs used in this study were corn, rice bran, fishmeal and broiler concentrate so CP 112. Experimental design used was completely randomized design (CRD) with three treatments. T1 = treatment by administering Crude Protein (PK) 18% for 3 weeks and PK 15% for 3 weeks; T2 = treated with PK 18% for 5 weeks and PK 15% for 5 weeks, and T3 = 18% treated with PK for 7 weeks and then given PK of 15% for 3 weeks each of 8 replicates for each treatment. The results showed that the effect of change of length of feeding period did not affect significantly (P> 0.05) to the width of the chest, long legs, long legs, and a long neck.Keywords: Pelung chicken; long periods of feeding; growth rate; chest; thighs; legs; and neck.
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN PROTEIN PUYUH JANTAN UMUR 6 – 10 MINGGU (The Effect of Seaweed by Product (Gracilaria verrucosa) on Protein Efficiency of 6 – 10 Weeks Old Male Quail) Lestari, Ika Dian; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.963 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) terhadap efisiensi penggunaan protein puyuh jantan. Materi yang digunakan yaitu160 ekor puyuh jantan (Coturnix-coturnix japonica) umur 6 minggu dengan rata – rata bobot badan 120,92 ± 0,48 g.Pakan tersusun dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, Poultry Meat Meal (PMM), premix, minyak kelapa, dan rumput laut dengan PK 20% dan EM 2600 kkal/kg. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap(RAL), 4 perlakuan dan 5 ulangan, T0 : pakan mengandung 0% rumput laut; T1 : pakan mengandung 5% rumput laut; T2 : pakan mengandung 7,5% rumput laut; T3 : pakan mengandung 10% rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein, Rasio Efisiensi Protein (REP), dan retensi nitrogen. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan limbah rumput laut sampai level 10% tidak menaikkan atau menurunkan efisiensi penggunaan protein puyuh jantan umur 6-10 minggu.Kata kunci :limbah rumput laut; puyuh jantan; efisiensi protein. ABSTRACT This research aimed to determine the effect of seaweed by product(Gracilaria verrucosa)on protein efficiency of male quail. The materials were six weeks old 160 male quail with average body weight 120,92 ± 0,48 g. Rations were used composed of yellow corn, rice bran, soybean meal, fish meal, Poultry Meat Meal (PMM), premix, coconut oil, and seaweed with 20% protein and metabolizable energy 2600 kcal/kg. Experimental design was Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications.There were T0: diets with 0% seaweed; T1: diets with 5% seaweed; T2: diets with 7,5% seaweed; T3: diets with 10% seaweed. The results showed that the treatment had no significant effect (P> 0.05) on the protein consumption, Protein Efficiency Ratio (PER), and nitrogen retention. It could be concluded that 10% seaweed level did not increase or decrease on protein efficiency of 6-10 weeks old male quail.Keywords: seaweed by product;male quail; protein efficiency.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. RUBRUM) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PUBERTAS AYAM KAMPUNG Farid, Achmad; Suprijatna, Edjeng; Sunarti, Dwi
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.644 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung dengan dosis yang berbeda pada fase pertumbuhan terhadap performans pubertas.  Pada penelitian ini menggunakan ayam kampung betina sebanyak 100 ekor berumur 16 minggu ditempatkan dalam kandang bateray dibagi menjadi 20 unit percobaan.  Setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam kampung.  Bahan pakan yang digunakan terdiri dari jagung giling, bekatul, tepung ikan, bungkil kedelai, pollard, premiks dan tepung jahe merah.  Model rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan yang terdiri dari 4 kelompok sebagai ulangan dengan perlakuan yaitu T0 = ransum tanpa penambahan tepung jahe merah; T1 = ransum + tepung jahe merah 0,25%; T2 = ransum + tepung jahe merah 0,5%; T3 = ransum + tepung jahe merah 0,75%; T4 = ransum + tepung jahe merah 1%.  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam menggunakan uji F pada taraf 5 %.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap performans pubertas.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN BERBEDA TERHADAP KUALITAS KARKAS HASIL PERSILANGAN AYAM BANGKOK DAN AYAM ARAB Singarimbun, Jenne Ferlon; Mahfuds, Luthfi Djauhari; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 2 (2013): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.885 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan level protein berbeda terhadap kualitas karkas ayam hasil persilangan ayam bangkok dan ayam arab. Materi yang digunakan adalah 147 ekor ayam hasil persilangan ayam Bangkok dan ayam Arab unsex umur 1 hari dengan rata-rata bobot badan awal 34,7 ± 0,84 g, kandang baterai untuk tempat ayam, tempat pakan dan tempat minum. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri 3 perlakuan level protein dan 7 ulangan, T1: starter 22% finisher 20%, T2: starter 19% finisher 17%, T3: starter 16% finisher 14% dengan energi metabolis starter 2800 kkal/kg dan finisher 2700 kkal/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot hidup T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah 1339,86 g, 1121,29 g, dan 894,14 g. Rata-rata bobot karkas T1, T2 dan T3 adalah 903,29 g, 694,14 g, dan 538,71 g. Rata-rata perbandingan daging tulang T1, T2 dan T3 adalah 2,64, 2,41, dan 2,35. Rata-rata kadar protein daging T1, T2 dan T3 adalah 21,37%, 21,15%, dan 20,89%. Rata-rata kadar lemak daging T1, T2 dan T3 adalah 2,10%, 2,65%, dan 2,34%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan level protein berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap bobot hidup, bobot karkas. Pemberian pakan dengan level protein berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda (P>0,05) terhadap kadar protein daging dan kadar lemak daging. Kesimpulan yang diperoleh adalah kualitas karkas ayam hasil persilangan ayam bangkok dan ayam arab yang baik diperoleh dari level protein 22% starter dan 20% finisher.Kata Kunci : ayam persilangan, level protein, kualitas karkasABSTRACT This research was aimed to determined the effect of feeding with different protein levels on the carcass quality of crossbred of Bangkok and Arabic chicken. The material used 147 chickens from crosses Bangkok chicken and Arabic chicken (unsex) 1 day age with an average initial body weight of 34.7 ± 0.84 g, battery cages for chicken place, with feeding and watering. Experimental design used was completely randomized design (CRD) causist of 3 treatment protein levels and 7 replications, T1: 22% on starter and 20% on finisher, T2: 19% on starter and 17% on finisher, T3: 16% on starter and 14% on finisher with energy metabolic for starter was 2800 kcal/kg and finisher was 2700 kcal/kg. The results showed that the average live weight of T1, T2 and T3 was 1339,86 g, 1121,29 g, and 894,14 g. The average carcass weight of T1, T2 and T3 was 903,29 g, 694,14 g and 538,71 g. The average ratio of flesh bones on T1, T2 and T3 was 2,64, 2,41, and 2,35. The average protein content of meat on T1, T2 and T3 was 21,37%, 21,15%, and 20,89%. The average fat content of meat on T1, T2 and T3 was 2,10%, 2,65%, and 2,34%. The results of the analysis indicate that the range of feeding with different of protein levels was significant (P<0,05) on live weight, carcass weights. Feeding with different of protein levels did not impact different (P>0,05) on levels of meat protein and fat content of meat. Conclusion this research showed that quality of crossbred of Bangkok and Arabic chicken was good with the level of 22% protein on starter and 20% on finisher.Keywords : crossbred, protein level, carcass quality
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) (Effect of seaweed by product powder (Gracilaria verrucosa) fermented in the diet on physical Agustantikaningsih, Yelly Kening; Kismiati, Sri; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.653 KB)

Abstract

ABSTRAK           Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah rumput laut (Glacilaria verrucosa) terfermentasi dalam ransum terhadap kualitas fisik telur puyuh. Puyuh yang digunakan strain Cortunix-cortunix japonica  sebanyak 160 ekor puyuh betina, umur 4 minggu dengan rata-rata bobot badan 112,82 ± 7,04 g. Penelitian menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0: ransum tanpa tepung limbah rumput laut ; T1: ransum dengan tepung limbah rumput laut tidak terfermentasi 10%; T2: ransum dengan fermentasi tepung limbah rumput laut 12,5%; T3: ransum dengan tepung limbah rumput laut terfermentasi 15%. Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam (Anova) dan uji F taraf 5%. Jika terdapat pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan uji wilayah Ganda Duncan. Simpulan dari penelitian adalah penggunaan tepung limbah rumput laut terfermentasi dalam ransum sampai level 15% dapat meningkatkan tebal kerabang, tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot telur, indeks kuning telur (IKT), haugh unit (HU) dan warna Yolk telur.Kata Kunci : puyuh; Glacilaria verrucosa; fermentasi; kualitas fisik telur ABSTRACT  This study was aimed to determined the effect of the use of seaweed powder by product (Glacilaria verrucosa) fermented in the ration on physical qualities of quail eggs. Quails were used Cortunix-cortunix japonica strain as much as 160 quails females, aged 4 weeks with an average body weight of 112.82 ± 7.04 g. This research used Completely Randomized Design (CRD) as it’s experimental design, with 4 treatments and 5 replications. The treatments consisted of T0: ration without seaweed by product powder; T1: ration with seaweed by product powder fermented 10%; T2: ration with seaweed by product powder fermented 12,5%; T3: ration with seaweed by product powder fermented 15%. The data obtained were processed by analysis of variance (Anova) and F test level of 5%. If there is a real treatment effect then followed Duncan's Multiple range test. The results showed that treatment seaweed by product powder fermented until level 15% in the diet significantly improve the thick shell, but has no effect on egg weight, yolk index, Haugh Units (HU) and the color of egg yolk.Keywords: quail; Glacilaria verrucosa; fermentation; physical quality of eggs
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH (Zingiber officinale var Rubrum) DALAM RANSUM TERHADAP PEFORMANS AYAM KAMPUNG PERIODE LAYER Arifin, Ridlwan; Suprijatna, Edjeng; Sunarti, Dwi
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.9 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jahe merah dalam ransum terhadap performans ayam kampung periode layer. Pada penelitian ini menggunakan ayam kampung betina umur 26 minggu sebanyak 100 ekor. Pemeliharan ayam kampung dilakukan pada kandang baterai dari kawat. Susunan ransum yang digunakan terdiri dari T0: ransum basal; T1: ransum basal + 0,25% tepung jahe merah; T2: ransum basal + 0,5% tepung jahe merah; T3: ransum basal + 0,75% tepung jahe merah; T4: ransum basal + 1% tepung jahe merah. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok sebagai ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Konsumsi Ransum, Massa Telur, dan Konversi Ransum. Data terkumpul diolah dengan menggunakan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum, massa telur, dan konversi ransum (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung periode layer umur (26-32) dari level 0,25-1% tidak memberikan pengaruh terhadap performans ayam kampung pada periode layer.
KECERNAAN LEMAK DAN MASSA LEMAK DAGING PADA AYAM KAMPUNG PERSILANGAN YANG MENDAPAT RANSUM DENGAN PENAMBAHAN UMBI BUNGA DAHLIA (Dahlia variabilis) SEBAGAI SUMBER INULIN (Fat Digestibility and Meat Fat Mass in Crossbred Native Chicken Fed Dietary Dahlia T Cholis, Muchamad Abdul; Suprijatna, Edjeng; Suthama, Nyoman
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan lemak, massa lemak daging dan pertambahan bobot badan ayam kampung persilangan yang diberi umbi bunga dahlia sebagai sumber inulin. Ternak penelitian yang digunakan adalah 280 ekor ayam yang dipelihara selama 10 minggu dengan rata-rata bobot badan 180,46±1,21 g.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Perlakuan menggunakan umbi bunga dahlia dalam bentuk tepung (0,4%, 0,8%, 1,2%)  dan ekstrak (0,39%, 0,78%, 1,17%). Parameter yang diukur meliputi kecernaan lemak,  massa lemak daging dan pertambahan bobot badan.  Hasil penelitian dianalisis ragam dandilanjutkan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecernaan lemak dan massa lemak daging nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan.  Kecernaan lemak dan pertambahan bobot badan tertinggi pada perlakuan T6 dan terendah T0 serta massa lemak daging terendah pada perlakuan T6 dan tertinggi T0. Simpulan penelitian adalah pemberian umbi bunga dahlia bentuk ekstrak pada level tertinggi  (0,78% and 1,17%) meningkatkkan kecernaan lemak dan keduanya dalam bentuk tepung maupun ekstrak menurunkkan massa lemak daging.Kata kunci : inulin; umbi bunga dahlia; kecernaan lemak; massa lemak daging ABSTRACT The purpose of the study was to determine the effect of dahlia tuber as inulin source in crossbred native chicken on fat digestibility, meat fat mass and growth. The experimental animals used were 280 birds of crossbred native chickens (10 weeks old) with initial body weight was 180.46±1.21 g. The present study was arranged in a completely randomized design (CRD) with 7 treatments and 4 replications (10 birds each). The treatments applied were level of dahlia tuber in the form of powder ( 0.4%, 0.8%, 1.2%)and extract (0.39%, 0.78%, 1.17%).  Parameters measured were fat digestibility, meat fat mass and growth.  Data were statically analyzed by anova and continued to Duncan test when the treatment effect was significant.  The result showed that fat digestibility, meat fat mass and growth was significantly affected by treatments (P<0.05).  The highest fat digestibility and growth was found in T6 and the lowest in T0.  In contrast, the highest meat fat mass was found in T0 and the lowest in T6. The conclusion is that feeding dahlia tuber at highest level (0.78% and 1.17%) increase fat digestibility, but in the form of both powder and extract decrease meat fat mass.Keyword : inulin, dahlia tuber, fat digestibility, meat fat mass
Co-Authors Achmad Farid Agus Setiadi Ahmad Wildan Ahmat Ikhsan Arfanda Andi Mulyadi Angkeke, Ica Putri Ardi Widodo Ari Fandi Arifin, Ridlwan Arindya Ayu Perwitarini Arjanggi Ari Bimo Atika Asirratu Zahra Atmomarsono Atmomarsono, Atmomarsono Bambang Dwiloka Bambang Sukamto Binti Ma’rifah Cholis, Muchamad Abdul Dela Ayu Lestari, Dela Ayu Destriana Meliandasari Destriana Meliandasari Dian Ninda Rahmadhani Dulatip Natawihardja Dulatip Natawihardja Dwi Sunarti Dwi Sunarti Dwi, Vitus Edhy Sudjarwo Edy Kurnianto Eko Widodo Endra Dwi Cahyono Fatmawati, Eka Rizky Guntar M Tambunan Hanny Indrat Wahyuni Hapsari Witantri Hendra Siagian, Hendra Hilkias, Welda Hudiansyah, Puguh I. Isroli Ika Dian Lestari, Ika Dian Ilmianisa Azizah, Ilmianisa Irianto, Alfian Bagus JAMILAH Jenne Ferlon Singarimbun Kristianto, Vino Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luthfi D. Mahfudz Luthfi Djauhari Mahfuds Luthfi Djauhari Mahfudz Mahfud , Lutfi Djauhari Manurung, Manurung Marifah, Binti Martha Ferwad Fijana Maulana, Dedy Ma’rifah, Binti Mey Surya Cipta Arum Mustofa, Fatmawati Nicodemus Bonardo Siahaan Nina Mahmudah, Nina Nindityas Ratya, Nindityas Nur Adiva R. Situmorang Nur Fuad Hasan Nurul Frasiska Nyoman Suthama Pangesti, Evi Randy Pratama, Robertus Septian Rina Muryani Rositawati Indrati Sarjana, Teysar Adi Sarjana, Teysar Adi Satria Rizki Sarwono Shihah, Hanna Dzawish Siswanto Imam Santoso Siti Susanti, Siti Sri Kismiati, Sri Sri Kismiyati Sri Sumarsih sukron latif Suryani Nurfadillah Teysar Adi Sarjana Teysar Adi Sarjana Tri Ujilestari, Tri Turrini Yudiarti Umiyati Atmomarsono Utomo, Budi Wihardyanto Vinda Armalani, Vinda Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi Wahyu Suprapto Wahyuni, Nur Maulida Warsono Sarengat Wasistiana K Yunita, Wasistiana K Wulan Sumekar Yelly Kening Agustantikaningsih, Yelly Kening Yon Soepri Ondho Yuniarti, Putri