Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PROPORSI PEMBERIAN PAKAN PADA SIANG MALAM HARI DAN PENCAHAYAAN PADA MALAM HARI TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER Fijana, Martha Ferwad; Suprijatna, Edjeng; Atmomarsono, Umiyati
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.286 KB)

Abstract

Adverse effects of feeding at high ambient temperatures during the day needs to be addressed. One of them is to reduce the proportion of feeding during the day and optimize feeding at night with cooler temperatures and cold environments. Giving light on broiler chickens depending on the management of maintenance depends on the intensity, duration of administration. The material used in this study was 300 chickens weighing 45.01 ± 4.67 g day old chicks (DOC) stain Ross CP 707 from PT. Charoen Pokphan. Chicken research is divided over the treatment of feed with two treatments and light treatments with three treatments each performed 5 replicates, each experimental unit consisted of 10 cows. The parameters observed were broiler feed intake, final body weight, carcass weight, carcass percentage. The data were processed and analyzed with an analysis of the range and tested by F-test, there was a significant effect (p <0.05) between treatments done Ganda Duncan Regional Test level 5%. The results of statistical analysis showed that the proportion of feeding during the evening and at night the lighting program, had no effect (P <0.05) for consumption, final body weight and carcass weight, and there are interactions on carcass percentage. The conclusions obtained in this study is the effect of the proportion of the feed with the old lighting at night had no effect on feed intake, final body weight and carcass weight but there are interactions on carcass percentage, increasing the proportion of feeding at night will increase the percentage of carcasses in line with the increase light at night.Key words : Broier, Lighting, Feeding ProportionABSTRAKDampak buruk pemberian pakan pada suhu lingkungan yang tinggi di siang hari perlu diatasi. Pemberian cahaya pada ayam broiler tergantung pada menajemen pemeliharaan tergantung pada intensitas, lama pemberian. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 300 ekor ayam dengan bobot badan 45,01 ± 4,67 gram day old chicks (DOC) stain Ross CP 707 dari PT. Charoen Pokphan. Ayam penelitian dibagi atas perlakuan pakan dengan dua perlakuan dan perlakuan cahaya dengan tiga perlakuan yang masing-masing dilakukan 5 ulangan, setiap unit percobaan terdiri dari 10 ekor. Parameter yang diamati meliputi konsumsi pakan ayam broiler, bobot badan akhir, bobot karkas, persentase karkas. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan analisis ragam dan diuji dengan uji-F, ada pengaruh nyata (p<0,05) antar perlakuan dilakukan Uji Wilayah Ganda Duncan pada taraf 5%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa proporsi pemberian pakan siang malam hari dan program pencahayaan pada malam hari,tidak berpengaruh (P<0,05) terhadap konsumsi, bobot badan akhir dan bobot karkas, dan terdapat interaksi pada persentase karkas. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian adalah pengaruh proporsi pemberian pakan dengan lama pencahayaan di malam hari tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot badan akhir dan bobot karkas tapi terdapat interaksi pada persentase karkas, semakin meningkat proporsi pemberian pakan pada malam hari akan meningkatkan persentase karkas sejalan dengan meningkatkan cahaya pada malam hari.Kata kunci : Broiler, Pencahayaan, Proporsi Pakan
PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) The Effect Of Tier Cage System And Diet Tea’s Waste On The Performance Of Layer Quail (Coturnix coturnix japonica) Mahmudah, Nina; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.212 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan mengetahui interaksi antara sistem kandang bertingkat dan penggunaan ampas teh dalam ransum terhadap performan puyuh  petelur. Materi yang digunakan adalah 225 ekor puyuh petelur Coturnix coturnix japonica dengan bobot badan rata-rata 122 + 8,56 g (CV = 7,03%).  Bahan ransum terdiri dari bekatul, jagung kuning, bungkil kedelai, Poultry Meat Meal, tepung kerang dan ampas teh.  Kandang yang digunakan adalah kandang sistem koloni sebanyak 45 unit.  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan RAL dengan pola Split Plot terdiri dari tiga ulangan. Tingkat kandang (L) sebagai petak utama terdiri dari tingkat kandang 1 (L1), tingkat kandang 2 (L2), tingkat kandang 3 (L3), tingkat kandang 4 (L4), tingkat kandang 5 (L5) dan level penggunaan ampas teh (T) sebagai anak petak terdiri dari T1: 1,5%, T2: 3%, dan T3: 4,5%.  Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi (P>0,05) antara sistem kandang bertingkat dan penggunaan ampas teh dalam ransum terhadap performan puyuh petelur.  Perlakuan lantai kandang menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata (P>0,05) dan perlakuan level ampas teh juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05).  Kesimpulan penelitian adalah ampas teh mengandung antioksidan namun belum mampu meredam cekaman panas yang disebabkan oleh suhu iklim tropis dan penggunaan kandang bertingkat sehingga performan yang ditunjukkan puyuh belum optimal. Kata kunci: puyuh petelur; tingkat kandang; ampas teh; performan ABSTRACT This study aims to determined interaction of tier cage system and diet tea’s waste on the performance of layer quail.  The material used was 225 layer quail with an average weight  122 + 8,56 g (CV=7,03%).  Feed used in the formulation of diet is rice bran, yellow corn, soybean meal, poultry meat meal, shells meal and tea’s waste.  The experimental design used was completely randomized design with split plot consisting of three replicates.  Tier cage system (L) as the main plot consists is 5 level oftier. L1: level one of the cage, L2: level two, L3: level three, L4: level four, L5: level five and tea’s waste level (T) as the sub plot consists of T1:1,5%, T2:3%, dan T3:4,5%.  The results showed that there were no interaction effect between tier cage system and diet tea’s waste on the performance of layer quail (P>0,05). The treatment of tier cage system not significantly different (P>0,05) and the treatment of tea’s waste levels showed not significantly different on the performance of layer quail (P>0,05). The conclution is tea’s waste consist antioksidan but that have not been able to reduce heat stress so that quail performance is not optimal.Keyword : layer quail; tier cage system; tea’s waste; performance. 
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK TERHADAP TRIGLISERIDA DARAH, LEMAK ABDOMINAL, BOBOT DAN PANJANG SALURAN PENCERNAAN AYAM KAMPUNG Sarwono, Satria Rizki; Yudiarti, Turrini; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.563 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pemberian probiotik dalam ransum terhadap kadar trigliserida darah, berat lemak abdominal, serta bobot dan panjang organ pencernaan ayam kampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 di kandang unggas di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.  Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Day Old Chick (DOC) ayam kampung sebanyak 200 ekor dengan bobot badan awal rata-rata 33,58 ± 0,8 gram. Probiotik yang digunakan yaitu jenis kapang dengan dosis masing-masing 0,25 g dan 0,50 g, dan 0.75 g per 100 g ransum. Pakan yang digunakan memiliki kandungan energi termetabolit 2750,000 kkal, protein kasar 20,900 %, lemak 6,260 %. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan, masing-masing unit percobaan 20 ekor. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penambahan 0,25 g probiotik / 100 g ransum untuk T1, penambahan 0,50 g probiotik / 100 g ransum untuk T2, penambahan 0,75 g probiotik / 100 g ransum untuk T3, dan T0 tanpa penambahan probiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar trigliserida darah. Pada perlakuan T3 didapati bahwa kadar trigliserida darah paling rendah dan berbeda nyata dengan T0, T1, maupun T2. Berat lemak abdominal pada perlakuan T1, T2, T3 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kontrol (T0). Bobot organ pencernaan pada perlakuan T0 berbeda nyata (P<0,05) terhadap T2, namun tidak berbeda nyata dengan T1 dan T3. Panjang organ pencernaan pada T0 tidak berbeda nyata terhadap T1, T2, maupun T3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian probiotik dalam ransum ayam kampung mampu menurunkan kadar trigliserida darah, namun tidak mempengaruhi berat lemak abdominal. Pemberian probiotik dalam ransum ayam kampung mampu menaikkan berat organ pencernaan, namun tidak pada panjang organ. Kadar trigliserida darah paling rendah diperoleh pada pemberian probiotik taraf 0,75 g/100 g (T3). Bobot organ pencernaan paling tinggi diperoleh pada pemberian probiotik taraf 0,50 g/100 g (T2).Kata kunci: probiotik, perlemakan, organ pencernaan, ayam kampung ABSTRACTThe objectives of this study were to evaluate the effects of probiotics in the ration on levels of serum triglycerides, abdominal fat weight, the weight and length of chicken digestive organs. The research was conducted in October through December 2011 in the poultry cage of Faculty of Animal Husbandry and Agriculture, Diponegoro University, Semarang.The material used in this study is Day Old Chick (DOC) of 200 chicken with initial body weight of an average of 33.58 ± 0.8 grams. Probiotics used are type of mold with each dose of 0.25 g, 0.50 g, and 0.75 g per 100 g ration. The feed used in this study has metabolizable energy (ME) 2750 kcal, 20.9% crude protein, 6.260% fat. Experimental design used was completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments with 5 replicates, each experimental unit 20. Treatment applied in this study is the addition of 0.25 g probiotic / 100 g ration for T1, the addition of 0.50 g probiotic / 100 g ration for T2, the addition of 0.75 g probiotic / 100 g ration for T3, and T0 without probiotics addition.The results showed that addition of probiotics in the ration significantly affected (P <0.05) the levels of serum triglycerides. In treatment T3 was the lowest levels of serum triglycerides and significantly different from T0, T1, and T2. Abdominal fat weight in treatment T1, T2, T3 was not significantly different (P> 0.05) to the control (T0). Digestive organ weights in treatment T0 significantly different (P <0.05) for T2, but not significantly different from T1 and T3. The length of the digestive organs are not significantly different at T0 to T1, T2, and T3. The conclusion of this research is the use of probiotics in chicken rations is capable in lowering serum triglyceride levels but did not affect the weight of abdominal fat. Adding probiotics in chicken rations can increase the digestive organ weight, but not on the length of the organ. The lowest serum triglyceride levels obtained at the level probiotics 0.75 g/100 g (T3). Digestive organ weights obtained at the highest level of probiotics 0.50 g/100 g (T2).Key words: probiotics, fatty, digestive organs, kampong chicken
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KIMIAWI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) (The Effect of Seaweed by Product Powder (Gracilaria verrucosa) Fermented in The Diet on Che Ujilestari, Tri; Kismiati, Sri; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.746 KB)

Abstract

ABSTRAK           Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah rumput laut terfermentasi dalam ransum terhadap kandungan protein, lemak dan antioksidan telur puyuh. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 160 ekor puyuh petelur, umur 8 minggu dengan rata-rata bobot badan 211,75 ± 4,43 g. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, T0: ransum tanpa penggunaan tepung limbah rumput laut; T1: ransum dengan penggunaan tepung limbah rumput laut non fermentasi 10%; T2: ransum dengan penggunaan tepung limbah rumput laut terfermentasi 12,5%; T3: ransum dengan penggunaan tepung limbah rumput laut terfermentasi 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein, lemak dan antioksidan telur puyuh. Simpulan penelitian adalah penggunaan tepung limbah rumput laut fermentasi sampai 15% tidak memberikan dampak pada kandungan protein, lemak dan antioksidan telur puyuh. Kata kunci : telur puyuh; limbah rumput laut; protein; lemak; antioksidan. ABSTRACTThis study aims to determine the effect of fermented seaweed by product powder in rations for protein, fat and antioxidants of quail eggs. The material that used in this study were 160 quails laying period, 8 weeks of age with an average body weight of 211,75 ± 4,43 g. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications, T0: ration without seaweed by product powder; T1: ration with seaweed by product powder non fermentation 10%; T2: ration with seaweed by product powder fermentation 12,5%; T3: ration with seaweed by product powder fermentation 15%. The results showed that the treatment had no significant effect (P<0,05) for protein, fat and antioxidants of quail eggs. The conclusion of the study is the use of seaweed by product powder fermentation until 15% did not affect protein, fat and antioxidants of quail eggs. Key words : quail eggs; seaweed by product; protein; fat; antioxidants.
PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN WALET DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS BURUNG PUYUH JANTAN UMUR 0–5 MINGGU Tambunan, Guntar M; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.074 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran walet dalam ransum terhadap performans burung puyuh jantan umur 0-5 minggu. Penelitian ini dilaksanakan di kandang unggas, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro dan berlangsung selama 5 minggu. Materi yang digunakan adalah burung puyuh jantan umur satu hari sebanyak 200 ekor. g, 340,13 g, 356,69 g, 355,43 g dan 350,92 g. Bobot badan T0, T1, T2, T3 dan T4 adalah 97,00 g, 101,55 g, 106,50 g, 104,00 g dan 109,25 g. Konversi ransum T0, T1, T2, T3 dan T4 adalah 3,26, 3,37, 3,35, 3,45 dan 3,22. Hasil analisis statistik menunjukkan penambahan kotoran walet dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa kotoran walet dapat digunakan sebagai bahan ransum burung puyuh jantan sampai level 12%.Kata kunci : Burung puyuh; kotoran walet; performans.ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of the addition of swallow droppings in the ration on performance of quail males aged 0-5 weeks. This research was conducted in the poultry cages, Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University and lasted for 5 weeks. The materials used were 200 heads of males quail aged one day. Parameters observed were feed consumption, body weight gain and feed convention rations. The results showed that the average ration T0, T1, T2, T3 and T4 were 335,71 g, 340,13 g, 356,69 g, 355,43 g and 350,92 g. Body weight gain T0, T1, T2, T3 and T4 were 97,00 g, 101,55 g, 106,50 g, 104,00 g and 109,25 g. Convertion ratio T0, T1, T2, T3 and T4 were 3,26, 3,37, 3,35, 3,45 and 3,22. The results of the statistical analysis showed the addition of swallow droppings in the ration had no significant effect (P> 0.05) to ration consumption, body weight gain and conversion ratio. The conclusion from this research is that swallow droppings it can be used as a ration to the level of 12%Keywords: Quail; swallow droppings; performance.
PENGARUH LAMA PERIODE BROODING DAN LEVEL PROTEIN RANSUM FASE STARTER TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KEDU HITAM UMUR 10 MINGGU (Effect of Brooding Period and Diet Protein Level of Phase Starter on The Carcass Production of Black Kedu Chicken 10 Weeks Age Utomo, Budi Wihardyanto; Mahfudz, Luthfi D.; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.954 KB)

Abstract

ABSTRAK                Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama periode brooding dengan kandungan protein ransum yang berbeda pada fase starter terhadap produksi karkas ayam kedu hitam umur 10 minggu. Materi yang digunakan dalam penelitian ini anak ayam kedu hitam umur satu  hari (DOC) sebanyak 108 ekor (unsex) dengan bobot rata-rata 38,52 + 3,28 gram (CV= 4,70). Pakan yang digunakan dalam formulasi ransum adalah jagung, bekatul, bungkil kedelai dan tepung ikan. Ransum percobaan mengandung EM 2800 Kkal/kg serta PK 18%, 20%, 22% sesuai perlakuan dan ransum Finisher dengan PK 16%. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Split Plot. Lama brooding (B) sebagai petak utama terdiri dari B1: lama brooding 1 minggu, B2: lama brooding 2 minggu, B3: lama brooding 3 minggu dan level protein (P) sebagai anak petak terdiri dari P1:18%, P2: 20%, dan P3: 22%. Rancangan dasar yang digunakan adalah RAL terdiri dari tiga ulangan dan tiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara lama periode brooding dan level protein ransum terhadap produksi karkas. Perlakuan lama periode brooding menunjukkan tidak ada pengaruh nyata terhadap produksi karkas, namun perlakuan level protein ransum menunjukkan hasil pengaruh nyata. Semakin meningkatnya level protein akan meningkatkan pula bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas ayam kedu hitam umur 10 mingguKata kunci : ayam kedu hitam; periode brooding; protein ransum; karkasABSTRACTThe present study was conducted to determined the effect of brooding period with different diet protein of phase starter on the carcass production of black kedu chicken age 10 weeks. The material used was 108 day old chick (DOC) black kedu chicken (unsex) with an average weight of 38.52 + 3.28 gram (CV = 4.70). Feed used in the formulation of diet is corn, rice bran, soybean meal and fish meal. The experimental diet containing metabolism energy 2800 Kcal/kg and crude protein 18%, 20%, 22% according to treatment and finisher diet with crude protein 16%. The experimental design used was split plot. Brooding period (B) as the main plot consists of B1: 1 week brooding period, B2: 2 week brooding period, B3: 3 week brooding period and protein levels (P) as the subplot consists of P1: 18%, P2: 20% and P3: 22%. The basic design used was completely randomized design consisting of three replicates and each unit consists of 4 individuals. The results showed that there was no interaction effect between brooding period and diet protein levels on carcass production. The treatment of brooding period showed no apparent effect on the production of carcass, but the treatment of diet protein levels showed a real influence results. The increasing protein level of diet will improve also live weight, carcass weight and carcass percentage of black kedu chicken age 10 weeks.Key word : black kedu chicken; brooding period; diet protein; carcass
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERHADAP STATUS HEMATOLOGIS PUYUH JANTAN UMUR 6 – 10 MINGGU (The Effect of Seaweed (Gracilariaverrucosa) Ungraded on Hematological Status of 6 – 10 Weeks Old Male Quails) Azizah, Ilmianisa; Isroli, Isroli; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.652 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah rumput laut terhadap status hematologis (jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit) puyuh jantan. Materi yang digunakan adalah puyuh jantan umur  6  minggu sebanyak 160 ekor, rata-rata bobot badan 120,92 ± 0,48 gram. Bahan pakan yang digunakan jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, Poultry Meat Meal (PMM), premix, minyak kelapa, tepung rumput laut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan dan tiap unit terdiri dari 8 ekor puyuh jantan. Perlakuan yang diberikan: Ransum mengandung (0%, 5%, 7,5%, dan 10% tepung rumput laut). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hematokrit. Kesimpulan penelitian adalah penggunaan tepung rumput laut hingga taraf 10% dalam ransum puyuh jantan, memperbaiki jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin, serta tetap menjaga stabilitas volume hematocrit. Kata kunci : puyuh jantan; limbah rumput laut; status hematologis. ABSTRACT           The aim of this study was to know the effect of seaweed (Gracilaria verrucosa) ungraded on the hematological (number of erythrocyte, haemoglobin, and haematocrit) status of male quails. Material used were 160 birdsmales of quail, 6 weeks old, with average body weight of120.92 ± 0,48 g. Feed ingredients is yellow corn, rice bran, soybean meal, fish meal, Poultry Meat Meal (PMM), premix, coconut oil, and seaweed flour. Experimental designed was Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replication. Each replication consisted of 8 birds.  The treatmentsapplied were: Feed containing (0%,5%,7.5% and 10% seaweed flour). The results indicate that seaweed flour gave significant effect (P<0.05) on erythrocyte and haemoglobin, but not on haematocrit. The conclusion of this research show that seaweed flour filth supplementation on ration up to 10% can repaired number of erythrocyte and haemoglobin, and consistant stability of haematocrit. Keywords : male quail; seaweed by product; hematological status
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG UMUR 27-31 MINGGU Hudiansyah, Puguh; Suprijatna, Edjeng; Sarengat, Warsono
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.868 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung periode layer terhadap produksi telur. Pada penelitian ini menggunakan ayam kampung betina umur 27 minggu sebanyak 100 ekor. Pemeliharan ayam kampong dilakukan pada kandang baterai dari kawat. Susunan ransum yang digunakan terdiri dari T0: ransum basal; T1: ransum basal + 0,25% tepung jahe merah; T2: ransum basal + 0,5% tepung jahe merah; T3: ransum basal + 0,75% tepung jahe merah; T4: ransum basal + 1% tepung jahe merah. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi energi, konsumsi protein, produksi telur dan keuntungan atas biaya pakan yang dikeluarkan. Data terkumpul dilakukan analisis ragam dengan menggunakan program spss 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jahe merah dalam ransum ayam kampung tidak berpengaruh terhadap konsumsi energi, konsumsi protein, bobot telur, dan produksi telur(P>0,05), Rata-rata produksi telur T0, T1, T2, T3, T4 adalah 45,94%, 53,53%, 49,42%, 47,38%, 57,73% dengan keuntungan yang didapatkan adalah Rp. 86.035, Rp. 100.784, Rp. 85.946, Rp. 76.797 dan Rp. 106.325.
KALSIUM, PROTEIN, DAN RASIO HETEROFIL LIMFOSIT PADA DARAH AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG ENZIM FITASE DAN LEVEL PROTEIN BERBEDA (Calcium, Protein, And Heterophile Lymphocyt Ratio In Broiler Chickens Blood Containing Phytase Enzyme And Differen Kristianto, Vino; Mahfudz, Luthfi D.; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.304 KB)

Abstract

ABSTRAK            Penelitian bertujuan mempelajari seberapa besarpengaruhpenambahan enzim fitase dalam ransum untuk memperbaiki status protein dan kalsium darah serta rasio heterofil limfosit pada ayam broiler. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati meliputi kalsium darah, protein darah dan rasio heterofil limfosit. Materi yang digunakan adalah ayam broiler day old chick (DOC) strain MP 202 sebanyak 128 ekordengan bobot 104,16+13,17g, ransum tunggal, air minum, obat dan vitamin. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh nyata (P>0,05) perlakuan pada pemberian enzim fitase terhadap kalsium darah, tetapi pada protein darah dan rasio heterofil limfosit terdapat pengaruh nyata (P<0,05) pada pemberian enzim fitase dalam ransum dengan level protein berbeda. Kesimpulan bahwa pemberian enzim fitase dapat memperbaiki kadar protein darah dan rasio heterofil limfosit dan tidak mempengaruhi kalsium darah.Kata Kunci : broiler; Fitase; asam fitat; kalsium; protein darah; rasio heterofil limfosit.ABSTRACT            This research was aimed to study the effect of adding the enzyme phytasein the chicken diet to improve the status of protein and calcium as well as the ratio of heterophile lymphocytes in the chickens. This study was used a Complete Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 4 replications. The parameters that are observed includes calcium in the blood, protein in blood and heterophile/lymphocyte ratio. The materials used are 128 broiler Day Old Chicks (DOC) strain MP202 with avarage weights 104,16+13,17g, of single food, water, medicines and vitamins. The results showed that there is no significant effect (P>0.05) of giving phytase enzyme in feed with different protein levels on the calcium in blood, but it shows significant effect on proteins and heterophile/lymphocyte ratio (P<0.05). The conclusions that the addition of phytase enzyme can improve the level of protein in the blood, and the ratio of heterophyl lymphocytes but does not affect the calcium in blood.Keywords: broiler; phytase Enzyme; phytic acid; calcium; proteins; heterophile lymphocyte ratio.
PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) (Effect of seaweed by product powder (Gracilaria verrucosa) fermented feed on the performances in quail Yunita, Wasistiana K; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.682 KB)

Abstract

 ABSTRAK           Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah rumput laut fermentasi yang optimal terhadap konsumsi ransum, produksi telur puyuh, massa telur, dan konversi ransum. Materi yang digunakan yaitu 160 ekorpuyuh betina umur 8 minggu dengan bobot rata-rata211,75 ± 4,43 gram.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yang terdiri : T0 (Ransum tanpa tepung limbah rumput laut), T1(Ransum dengan tepung limbah rumput laut non fermentasi 10%), T2 (Ransum dengan tepung limbah rumput laut fermentasi 12,5%), T3 (Ransum dengan tepung limbah rumput laut fermentasi 15%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap peningkatan konsumsi ransum, peningkatan konversi ransum, penurunan produksi telur, dan penurunan massa telur. Kesimpulan yaitu penggunaan tepung limbah rumput laut fermentasi level 12,5% sampai level 15% menurunkan performans puyuh petelur. Kata kunci : puyuh petelur;limbah rumput laut; fermentasi; performans. ABSTRACTThis study aims to determine the effect of used of seaweed by product powder optimal fermented on feed consumption, quail egg production, egg mass and feed conversion. The material used 160 female quail aged 8 weeks with an average weight of 211,75 ± 4,43 g. The study use a completely randomized design (CRD), with 4 treatments and 5 replicates comprising: T0 (ration without by product seaweed powder), T1 (ration with non-fermented seaweed by product powder 10%), T2 (Rations with fermented seaweed by product powder 12,5%), T3 (Rations with fermented seaweed by product powder 15%). The results showed that treatment significantly (P <0,05) increased feed intake, increased feed conversion, decreased the daily production, and decreased egg mass. The conclusion that seaweed by product fermented powder level of 12,5% to 15% lower the level of performance of laying quail. Keywords: quail laying; seaweed by product ; fermentation; performance.
Co-Authors Achmad Farid Agus Setiadi Ahmad Wildan Ahmat Ikhsan Arfanda Andi Mulyadi Angkeke, Ica Putri Ardi Widodo Ari Fandi Arifin, Ridlwan Arindya Ayu Perwitarini Arjanggi Ari Bimo Atika Asirratu Zahra Atmomarsono Atmomarsono, Atmomarsono Bambang Dwiloka Bambang Sukamto Binti Ma’rifah Cholis, Muchamad Abdul Dela Ayu Lestari, Dela Ayu Destriana Meliandasari Destriana Meliandasari Dian Ninda Rahmadhani Dulatip Natawihardja Dulatip Natawihardja Dwi Sunarti Dwi Sunarti Dwi, Vitus Edhy Sudjarwo Edy Kurnianto Eko Widodo Endra Dwi Cahyono Fatmawati, Eka Rizky Guntar M Tambunan Hanny Indrat Wahyuni Hapsari Witantri Hendra Siagian, Hendra Hilkias, Welda Hudiansyah, Puguh I. Isroli Ika Dian Lestari, Ika Dian Ilmianisa Azizah, Ilmianisa Irianto, Alfian Bagus JAMILAH Jenne Ferlon Singarimbun Kristianto, Vino Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luthfi D. Mahfudz Luthfi Djauhari Mahfuds Luthfi Djauhari Mahfudz Mahfud , Lutfi Djauhari Manurung, Manurung Marifah, Binti Martha Ferwad Fijana Maulana, Dedy Ma’rifah, Binti Mey Surya Cipta Arum Mustofa, Fatmawati Nicodemus Bonardo Siahaan Nina Mahmudah, Nina Nindityas Ratya, Nindityas Nur Adiva R. Situmorang Nur Fuad Hasan Nurul Frasiska Nyoman Suthama Pangesti, Evi Randy Pratama, Robertus Septian Rina Muryani Rositawati Indrati Sarjana, Teysar Adi Sarjana, Teysar Adi Satria Rizki Sarwono Shihah, Hanna Dzawish Siswanto Imam Santoso Siti Susanti, Siti Sri Kismiati, Sri Sri Kismiyati Sri Sumarsih sukron latif Suryani Nurfadillah Teysar Adi Sarjana Teysar Adi Sarjana Tri Ujilestari, Tri Turrini Yudiarti Umiyati Atmomarsono Utomo, Budi Wihardyanto Vinda Armalani, Vinda Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi Wahyu Suprapto Wahyuni, Nur Maulida Warsono Sarengat Wasistiana K Yunita, Wasistiana K Wulan Sumekar Yelly Kening Agustantikaningsih, Yelly Kening Yon Soepri Ondho Yuniarti, Putri