p-Index From 2020 - 2025
3.052
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS WACANA INTERAKSI KELAS BAHASA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII B SMPN 11 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2016/2017 Sakalia Wirma; Suryadi Suryadi; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 1, No 2: DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.978 KB) | DOI: 10.33369/jik.v1i2.4117

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis wacana interaksi kelas bahasa guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII B SMP Negeri 11 kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan bahasa guru yang digunakan ketika belajar-mengajar di kelas dengan memperhatikan wacana interaksi kelas yang berupa transaksi, pertukaran, dan tindak. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah yaitu: (1) Pentranskripsian data, (2) Pengkodean data, (3) Pengklasifikasian data, (4) Penginterpretasian data, dan (5) Penyimpulan data. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan member check atau mengecek ke responden. Hasil penelitian yang ditemukan adalah wacana interaksi kelas yang berupa transaksi, pertukaran, dan tindak. Pada wacana transaksi, ditemukan tiga jenis transaksi, yaitu transaksi penerangan, transaksi pengarahan, dan transaksi pancingan. Pada wacana pertukaran, ditemukan dua jenis pertukaran, yaitu pertukaran batas dan pertukaran pengajaran. Pada wacana tindak, ditemukan lima belas jenis tindak, yaitu penanda, pengantar, pemancingan, pemeriksaan, direktif, informatif, dorongan, petunjuk, isyarat, penunjukan, pengakuan, jawaban, persetujuan, metastatement, dan kesimpulan. Kata Kunci:  Analisis wacana interaksi, pembelajaran.
TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS XI IPA 1 SMAN 9 KOTA BENGKULU Sitti Hajija; Suryadi Suryadi; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 1, No 2: DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.042 KB) | DOI: 10.33369/jik.v1i2.4122

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi guru bahasa Indonesia pada proses pembelajaran di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tindak tutur ilokusi guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran kelas XI IPA 1 SMA N 9 Kota Bengkulu. Sumber data penelitian ini adalah interaksi antara gurubahasa Indonesia dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah yaitu: (1) Pentranskripsian data ujaran atau tindak tutur guru dalam proses pembelajaran. (2) Pengkodean data. (3) Pengklasifikasian data. (4) Penginterpretasian data. (5) Penyimpulan data. Uji keabsahan data dengan tiga teknik yakni teknik observasi, wawancara, dan teknik rekam untuk sumber data yang sama secara serentak. Hasil penelitian ditemukan jenis tindak tutur ilokusi asertif, direktif, ekspresif dan komisif, dan tidak ditemukan jenis tindak tutur ilokusi deklarasi.  Contoh tindak tutur ilokusi asertif meliputi tindak tutur ilokusi asertif  menyatakan informasi, tindak tutur ilokusi asertif mengemukakan pendapat, tindak tutur ilokusi asertif kesimpulan, dan tindak tutur ilokusi asertif menegaskan. Contoh tindak tutur ilokusi direktif yaitu tindak tutur ilokusi direktif memerintah, dan tindak tutur ilokusi direktif meminta yang memiliki variasi di antaranya tindak tutur ilokusi direktif meminta respons, dan tindak tutur ilokusi direktif meminta menjawab. Contoh tindak tutur ilokusi komisif meliputi tindak tutur ilokusi komisif berjanji dan tindak tutur ilokusi komisif menolak. Kata Kunci: Tindak tutur, proses pembelajaran, guru bahasa Indonesia.
TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII TUNAGRAHITA SMPLB DHARMA WANITA PERSATUAN PROVINSI BENGKULU Hardiyanti Fitria Rukmana; Suryadi Suryadi; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 1, No 1: AGUSTUS 2017
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.807 KB) | DOI: 10.33369/jik.v1i1.3269

Abstract

The purpose of this research to describe the form of speech acts Ilocution used by teachers in learning Indonesian in class VII Mentally Disabled SMPLB Dharma Wanita Persatuan Bengkulu Province. The method used in this research is descriptive qualitative method. Sources of data in this study are teachers who teach Indonesian in grade VII Mentally Disabled. The data in this research is speech acts used by teachers. Data collection techniques in this research with methods refer, record and record. The data analysis technique in this research is done by the steps: (1) Listening and recording the learning process, (2) transcribing the recording, (3) coding the data, (4) classifying the data, (5) analyzing the data and (6) Concluded. Test the validity of the data using a credibility test that is by increasing perseverance and discussion with peers. The results of this research found several types of speech acts are assertiveness include acts declaring with variations of information (45 speech), states notices (20 speeches), states examples (4 speeches) and states justification (29 speeches) Then also found acts recognize (3 utterances ), Acts of appointment (37 speeches), act of defending (12 speeches), acts mention (3 speeches), acts of argument (7 speech) and acts of greeting (7 speech). Further directive includes questioning (184 speeches), command (83) speech, permits (38 speeches), prohibits (5 speeches), advises (6 speeches), and requests (7 speeches). Then found expressive include the act of praising (1 speech), criticizing (31 speech), complaining (1 speech), insinuating (7 speech), blaming (15 speech), thanking (1 speech) and declarative covering decision (5 speech). The speech acts used by the teacher differ from the speech acts used by teachers in the public schools, there are many repetitions of the act. In the repetition of such acts there is the use of two languages namely the Indonesian language and Bengkulu language, the use of match words and the use of fishing techniques. This is done by teachers so that students who have intellectual barriers are able to understand well every intention of the speech acts delivered by the teacher.
GAYA BAHASA DALAM NOVEL TEENLIT TRILOGI “D’ANGEL”KARYA LUNA TORASHYNGU Amelia Rosalina; Suryadi Suryadi; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 2, No 1: APRIL 2018
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.2 KB) | DOI: 10.33369/jik.v2i1.5541

Abstract

The purpose of this study is to describe the quality of the language available in the novel teenager "D'Angel Princess" by Luna Torashyngu. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data in this study Various styles on the novel teenagers "D'Angel Princess" by Luna Torashyngu. Documentation technique is used in the data collection technigue. Data analysis technique in this research is done through steps, that is: (1) reading novelteenlit "Angel Angel" by Luna Torashyngu (2) hiding data, (3) classifying data, (4) analyzing data, and (5) conclude. Test the validity of the data is a credibility test conducted by increasing persistence with the supervisor during the process, and discussion with colleagues. The results found in the novel D'Angel Princess by Luna Torashyngu in slang and not used to separate the characteristics of the teen novel. Then the word denotation and author connotation to express and convince the compiler readers convey narration and description in the story, said Science used as a means to monetize a novel theme with a scientific theme, the words used to sort out teenage characters who look slang. The use of sentences is used to describe the main character in the sentence Usage. The author's written sentence contains descriptions and narrations to make the story more interesting and easy to understand. Comment topic sentence  gives a beautiful impression or a beautiful comment on the characters. Use of minor sentences is used  to give challenge and sincerity to what people say so that readers feel confidence. Minor sentences and reciprocal is used by writers when delivering narration in serious situations or moods.Keywords: language style, teenlit novel, "D'Anggel" by Luna Torashyngu
PRINSIP KERJA SAMA PERCAKAPAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS 1 BENGKULU Putri Juliastuti; Suryadi Suryadi; Ngudining Rahayu
Jurnal Korpus Vol 2, No 1: APRIL 2018
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v2i1.5561

Abstract

This research aims to describe the forms of compliance and violation of cooperation principle which have been occurred at Class 1 of Bengkulu Immigration Office. This research is a qualitative descriptive research. Sources of data in this research were officers and applicants. This research data was a speech event that it told by officers and applicants which contain of  cooperation principle in it. Data collection was conducted start from date March 20th until April 6th, 2017. The instrument used in this research were a human instrument with hardware tools in the form of notebooks and smartphones, and software such as limitation and understanding maxims of conversation/cooperation principle (maxim quantity, maxim quality, maxim relevance, and maxim manner. Data collected by recording technique and note technique. Data analysis were done by steps as follow;  data transcription, data identification, data classification, data interpretation, data validation, and data conclusion. The results of this research showed that two conclusions. First, the forms of compliance with the cooperation principle which have been occurred at center of Class 1 of Bengkulu Immigration Service which consist from four maxims based on Grice maxim and six maxims of mixed results between the maxim of quantity, quality, relevance, and manner were found when conducting research in the field. Second is the forms of violation of cooperation principle at center of Class 1 of Bengkulu Immigration Service which consist from four maxims based on Grice maxim and five maxims mixed found when conducting research in the field. Keywords: Cooperation Principle, Conversation, Maxim
GAYA BAHASA SISWA KELAS VII A SMP N 21 BENGKULU UTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 DALAM MENDONGENG Rita Yuli Utami; Suryadi Suryadi; Irma Diani
Jurnal Korpus Vol 1, No 2: DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.609 KB) | DOI: 10.33369/jik.v1i2.4116

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa siswa kelas VII A SNP N 21 Bengkulu Utara Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mendongeng dan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam gaya bahasa ketika siswa mendongeng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk mengkaji makna yaitu dengan menggunkan pendekatan semantik yang digunakan untuk mengkaji makna gaya bahasa siswa kelas VII A SMP N 21 Bengkulu Utara Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mendongeng.  Berdasarkan hasil analisis data, didapat bahwa; (1) dalam mendongeng siswa kelas VII A SMP N 21 Bengkulu Utara Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mendongeng menggunakan gaya bahasa pada saat menyampaikan ceritanya secara langsung ke judul yang akan didongengkan. Dalam penggunaannya, setiap gaya bahasa yang dimanfaatkan memiliki makna tersendiri untuk memperhalus dan memperindah bahasa, terlebih lagi pada pendekatan semantik mengkaji tentang makna yang ditemukan untuk mengacu pada gaya bahasa siswa kelas VII A SMP N 21 Bengkulu Utara Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mendongeng.Kata Kunci: Gaya bahasa, mendongeng, siswa kelas VII A SMPN 21 Bengkulu Utara.
Pengaruh Remitansi Dan Variabel Makro Terhadap Perekonomian Indonesia Melalui Penyaluran Kredit Perbankan Suryadi Suryadi
Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 12 No. 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia migrant worker (TKI) contributed to the country, through remittances. In addition to remittances, the phenomenon of inflation, interest rates, credit disbursement of the banking and economic growth had become a major issue in advancing the nation's economy. Based on this research, the relationship between the latent variable of remittances towards the latent variable of economic didn’t have any effect significantly. The latent variables of macro and credit, influenced the latent variable of economic significantly. The latent variable of macro had a significant and negative effect on the latent variables of credit and economic. The latent variable of credit was the biggest of its total effect on latent variable of economic with a value of0.934. The latent variable of remittances had total effect on the latent variable of economic amounted to 0.846 with the details of the direct effect of 0.014 and indirect effect of 0.832. The total effect for the latent variable of macro on the latent variable of economic amounted to -0.182 with details of the direct effect of -0.117 and indirect effect of -0.065 (-0.070 x 0.934).
Karakteristik Desa Migran Produktif yang Mempengaruhi Banyaknya TKI Bekerja ke Luar Negeri Suryadi Suryadi
Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 13 No. 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.609 KB)

Abstract

The decrease of Indonesian Migrant Workers (TKI) working abroad, brings its own problems. One of the problems faced is the emergence of new unemployment as a result of the lack of existing jobs. For that, the government seeks to create new jobs in the country through the formation of Desmigratif. This research aims to determine the effect of productive migrant village characteristics on the number of migrant workers who work abroad. The influence of each independent variable such as variable of X 6 (existence of cooperative), variable of X 13 (number of types of economic means in the village), variable of X 15 (population of productive age) and variable of X 18 (territorial, Java and outside Java) to the dependent variable Y (the number of migrant workers working abroad). Resources, facilities and infrastructure of economic activities in productive migrant villages are very heterogeneous. The village government must have seriousness in making development policy to support community empowerment program, so that people will stay in the village, get a job or economic business, have income and prosperous, so do not leave their village to work abroad become TKI. All stakeholders in this program need to cooperate in identifying problems, mapping the potential of natural resources, people, culture, and village economics to become capital for development of productive migrant village.
Kewirausahaan dan Pemberdayaan Pemuda dalam Mengurangi Pengangguran Suryadi Suryadi
Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 14 No. 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.53 KB)

Abstract

Pengangguran di usia muda menyebabkan pemuda tidak dapat memainkan peran penuh dalam pembangunan. Pemberdayaan pemuda dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah pengangguran kaum muda.Untuk mengatasi pengangguran, bisa dilakukan melalui pemberdayaan dalam bentuk program kewirausahaan pemuda.Konsep pemuda adalah penduduk berusia 16-30 tahun. Dari analisis regresi sederhana, dapat dilihat bahwa kewirausahaan muda belum dapat mengurangi pengangguran di kalangan angkatan kerja muda.Hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data statistik yang menunjukkan bahwa kewirausahaan muda tidak signifikan dalam mengurangi pengangguran.Dalam mengatasi pengangguran, perlu untuk membangun kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, universitas, pusat pelatihan kerja dan pengusaha.
Kebijakan dan Dukungan Perusahaan dalam Memanfaatkan Keahlian dan Pengalaman Lansia untuk Tetap Bekerja (Studi Kasus pada Negara Jepang) Suryadi Suryadi
Jurnal Ketenagakerjaan Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.216 KB)

Abstract

Banyak lansia Jepang yang masih tetap bekerja di tempat yang sama seperti sebelum pensiun. Sebagian pekerja lansia menyetujui dengan adanya kebijakan pengkaryaan kembali yang diterapkan pada perusahaan Jepang, karena kurangnya sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan lansia Jepang yang dipekerjakan kembali di perusahaan industri manufaktur, mengetahui faktor apa yang mempengaruhi perusahaan Jepang untuk mempekerjakan lansia yang sudah pensiun dan menganalisis pengaruh pekerja lansia terhadap perekonomian Jepang. Beberapa lansia Jepang mengetahui tujuan dan alasan terkait adanya kebijakan Pemerintah Jepang, yang menghimbau hal tersebut di perusahaan mereka dan menyatakan setuju dengan adanya kebijakan seperti ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan Jepang untuk mempekerjakan lansia yang sudah pensiun antara lain disebabkan meningkatnya angka harapan hidup, himbauan Pemerintah Jepang kepada masyarakat untuk mempekerjakan lansia, untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, transfer keahlian dan gaji yang lebih murah serta sistem kontrak kerja. Berdasarkan uji regresi linear berganda, dapat diketahui elastisitas tenaga kerja pada pekerja lansia Jepang dengan kelompok umur 65 tahun ke atas sebesar 0,181, elastisitas tenaga kerja lansia dengan kelompok umur 55–64 tahun lebih tinggi yakni sebesar 0,398 dan elastisitas tenaga kerja lansia dengan kelompok umur 15-54 tahun paling tinggi bila dibandingkan dengan kelompok umur lainnya yang mencapai 1,476.
Co-Authors . Pramono A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Hakim Abdul Latief Agus Purwadi Amelia Rosalina Andy Fefta Wijaya Ardiah Juita Asdani, Andi Asthiani Kholida Astri Wijayanti Bambang Djunaidi Budiyanto Budiyanto Bujang Rahman Choirul Saleh Darsono Wisadirana Diah Fournalika Didin Sirojudin Dina Noventin Maghdalena Edi Winarto Edi Winarto Elis Safitri Emiliana Kasmudjiastuti Emy Sulistyo Astuti eva oktavidiati Fuad Faizi Gumono Gumono Hardi Syafria Hardiyanti Fitria Rukmana Harry Wibowo Sampurno Hendri Marhadi Herli Salim I Wayan Sutama Imam Hanafi Irma Diani Isyuniarto Isyuniarto Iwan Fuadi Iwan Setyadi Jafrizal Jafrizal Jaka Susila Jamhari Jamhari Joko Susilo Jon Kenedi Kholifatur Rohmah Kirman Kirman Kuwatno Kuwatno Ludfi Djajanto Ludfi Djajanto Maemonah, Maemonah Maruf, Irma Rachmawati Mega Fitria Herdiati Melan Hermawati Melan Hermawati Meli Lutpiah Mintolo Mintolo Mirza Wibisono Moh Amin Muhammad Aprian Jailani Neti Kesumawati, Neti Ngudining Rahayu Nurhamidah Nurhamidah Nurma Yuwita P Purwanto Putri Juliastuti R. Setiawan R. Setiawan Ramadi Ramadi Retno Tri Vulandari Rita Yuli Utami Rokhmat Basuki Ruli Herman Sitanggang Sakalia Wirma Siti Zulaikha Sitti Hajija Subhan Elewarin Suci Boru Kembaren Sudjatmoko Sudjatmoko Suharjono, Suharjono Supadi Supadi Suyani Suyani Tamaulina Br Sembiring Tjahjanulin Domai Tono Wibowo Tri Rusmanto Triswanto Triswanto Turmudi Usep Kustiawan Usman Usman Wahyudi Hasbi Wasilatul Jannah Widdi Usada Widhiati Widhiati Wike Silfia Wiryoadi Wiryoadi Yon Yuan Marain Yukiman Armadi yulia puspita Yuvi Erfiana Taznidaturrohmah Zetra Hainul Putra