Kekerasan seksual di lingkungan sekolah adalah masalah serius yang terus meningkat. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan tingginya jumlah kasus yang dilaporkan, sementara kemungkinan jumlah kasus yang tidak terungkap bisa jauh lebih besar. Dampak dari tindakan kekerasan seksual menimbulkan konsekuensi yang luas, tidak terbatas pada gangguan fisik saja, tetapi juga sangat memengaruhi kondisi psikologis serta emosional individu yang mengalami, tetapi juga mengganggu proses pembelajaran, menciptakan lingkungan sekolah yang tidak aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya preventif terhadap terjadinya kekerasan seksual di sekolah dan memberikan rekomendasi strategis guna meningkatkan efektivitas langkah-langkah pencegahan. Pendekatan yang duterapkan dalam penelitian ini berupa telaah pustaka yang mengacu pada beragam referensi, seperti artikel, jurnal, dan buku yang membahas permasalahan, dampak, serta upaya perlindungan terhadap anak di lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan kekerasan seksual memerlukan pendekatan holistik. Ini mencakup pendidikan seksual komprehensif yang menekankan pentingnya konsensualitas dan batasan pribadi, serta pelatihan bagi guru dan staf untuk mengenali dan merespons kasus-kasus kekerasan. Pembentukan tim respons di sekolah juga sangat diperlukan. Keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat melalui seminar atau workshop dapat meningkatkan kesadaran dan pengawasan terhadap masalah ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekerasan seksual di sekolah, baik dari dalam diri pelaku yang memiliki dorongan seksual, maupun dari luar, seperti kurangnya pendidikan seks, rendahnya kontrol diri, dan lemahnya sistem pelaporan. Oleh karena itu, penanganan yang terintegrasi dan kolaboratif antara sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir terjadinya kekerasan seksual serta membangun suasana pembelajaran yang terlindungi dan nyaman untuk peserta didik.