Claim Missing Document
Check
Articles

TRANSISI VIDEOGRAFIS DALAM WAYANG KULIT Ranang Agung Sugihartono; Handriyotopo; Anung Rahman
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 1 (2016): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #1
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu khasanah budaya Nusantara yang memiliki ciri khas yang berbeda dari bangsa lain. Sebagai pertunjukan yang ditonton laksana bioskop dalam budaya Barat, wayang kulit merupakan bentuk bisokop khas Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, lebih awal daripada perkembangan film di Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk transisi dalam pertunjukan wayang kulit yang dapat menjadi basis gaya bahasa gambar bergerak khas Indonesia. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertunjukan wayang kulit sebagai rangkaian adegan wayang menyajikan sebuah cerita dan memiliki transisi antaradegan. Transisi tersebut berfungsi sebagai pembatas, penghantar/ penghubung, dan penyelaras antara adegan satu dengan adegan berikutnya sehingga membentuk cerita yang dapat dinikmati penonton. Transisi dalam pementasan wayang kulit cukup beragam bentuknya. Antara dalang satu dengan dalang lainnya memiliki beragam gaya dalam menyajikan transisi antaradegan dalam pertunjukannya, bahkan opening (adegan pembuka pementasan) pun berbeda. Transisi antaradegan berupa membayangi wayang, tarian gunungan, sisipan gunungan, menyelinap di balik gunungan, tendangan gada, dan kerawangan gunungan.
INFOGRAFIS PANDEMI COVID-19 PADA MEDIA PERSS ONLINE DI INDONESIA Handriyotopo
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT Vol 3 (2020): Seni, Tenologi, dan Masyarakat #5
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/semhas.v3i0.133

Abstract

ABSTRACT The phenomenon of infographics as a visual strategy attracts readers of digital newspapers to make them aware of the importance of protocols for the community as recommended by WHO and the government of the Republic of Indonesia in an effort to deal with the Covid-19 pandemic which is quite prevalent by online media perss. Through qualitative research methods on the phenomenon of infographic design with literature review of its constituent elements to find important infographic data in the online perss media. Literature research with literature studies as the object of covid-19 infographic material is in the local and national perss media which have been determined by positive sampling, the main ones are solopos.com, detik.com and kompas.com. The aim is to determine the visual elements of infographics and important messages of infographics in response to the Covid-19 pandemic related to health protocols during the new normal. The findings of this study are related to the form of infographics that are predominantly portrait or vertical where visual elements of color tend to be primary colors such as red, yellow, blue, and black to denote a pandemic-related color psychology. The visual metaphor tends to be iconic, such as the emphasis on header letters and the dominant copy (script) uses sanserif. Infographics always contain messages of equality in the meaning of complying with health protocols, such as the slogan of messages from 3 (three) M mothers, namely Wearing Masks, Washing Hands, and Maintaining Social Distancing which are the keywords for deciding the pandemic in all online perss. Keywords: Covid-19 infographics, aesthetics, visual rhetoric, online perss media
KAJIAN INTERAKSI SIMBOLIK DALAM FILM DOKUMENTER SIKOLA BARUAK (Tradisi beruk pemetik kelapa di Padang Pariaman, Sumatera Barat) Try Mulyani; Handri yotopo; Rustim Rustim
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 4, No 1 (2023): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v4i1.3766

Abstract

Film dokumenter “sikola baruak” bercerita tentang bagaimana proses melatih beruk-beruk liar menjadi beruk pemetik buah kelapa agar bisa dimanfaatkan tenaganya sebagai mata pencarian masyarakat nagari Toboh Gadang, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Film yang disutradarai oleh Genggam Arsuma Oejoen ini berhasil meraih penghargaan Nominasi Best Documentary Denpasar Film Festival 2016.  Banyak simbol dalam film ini salah satunya interaksi simbolik antara pawang dengan baruak-baruak liar yang dilatih dalam memetik kelapa.Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperdalam dan memahami terkait bagaimana interaksi simbolik terhadap aktor dengan hewan yang membentuk sebuah sistem makna. Penelitian ini menggunkan metodologi penelitian kualitatif, melalui observasi atau pengamatan secara menyeluruh pada objek penelitian yaitu dengan menonton film Sikola baruak. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis naratif untuk menangkap adegan dalam menganalisis interaksi simbol antara teks dan konteksnya menggunkan teori interaksi simbolik Helber Blumer, dimana manusia membentuk makna melalui proses komunikas Berdasarkan analisis interaksi simbolik yang digunakan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan pesan yang dimaksud oleh aktor dalam memahami simbol. Hasil dari penelitian ini simbol-simbol yang dikomunikasikan oleh pawang dimediasi oleh bahasa lisan, gerakan tubuh, dan isyarat. Penafsiran berdasarkan simbol-simbol atau Blumer sebagai proses self-indication dan menentukan tindakan oleh beruk sesuai dengan makna yang ada pada simbol  Kata Kunci: film sikola baruak, interaksi simbolik, naratif, Helber Blumer   ABSTRACTThe documentary film Nikola Barak tells the story of how the process of training wild bark to become coconut-picking break so that their energy can be utilized as a livelihood for the people of Nagari Toboh Gadang, Sintuk Toboh Gadang District, Padang Pariaman Regency, West Sumatra. The film, which Genggam Arsuma Oejoen directed, won the Best Documentary Denpasar Film Festival 2016. This film has many symbols, including the symbolic interaction between the handler and wild break-break, who are trained in picking coconuts. This study aims to deepen and understand how the symbolic interactions between actors and animals form a system of meaning. This study uses a qualitative research methodology through observation or thorough observation of the research object, namely by watching the film Sikola Baruak. The data were analyzed using narrative analysis techniques to capture the scene in analyzing the interaction of symbols between the text and its context using Helber Blumer's symbolic interaction theory, where humans form meaning through communication. The conclusion of this study The symbols communicated by the handler are mediated by spoken language, body movements, and signs. Interpretation based on symbols or Blumer as a process of self-indication and determining the actions of the beuk following the meaning contained in the symbol  
Pengenalan Permainan Tradisional Jawa Tengah Melalui Perancangan Buku Pop Up Bergaya Flat Design Rosita Yuni Sera; Handriyotopo Handriyotopo
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 6, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.10600

Abstract

Perancangan buku pop up permainan tradisional Jawa Tengah mengacu pada perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Sehingga dikhawatirkan budaya tradisional seperti permainan tradisional sudah semakin kurang diminati dan ditinggalkan terutama oleh generasi muda atau anak – anak. Tujuan dari perancangan ini untuk menciptakan sebuah media yang menarik bagi anak – anak serta untuk meningkatkan rasa untuk lebih mengenal dan memainkan permainan tradisional kembali. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada narasumber yang cukup memahami dalam bidang permainan tradisional Jawa Tengah. Perancangan ilustrasi atau desain untuk buku pop up dikemas dengan menggunakan gaya flat design yang mengacu pada sifat sederhana, mudah dimengerti, dan informatif. Metode perancangan menggunakan metode dari Gustami sedangkan metode promosi menggunakan strategi promosi dari Terence A. Shimp. Penentuan media promosi berdasarkan data yang diperoleh dengan analisa SWOT. Terdapat beberapa alternatif media promosi sebagai media pendukung dari buku pop up yaitu video dengan QR Code, youtube, instagram, poster, x-banner, dan berbagai merchandise. Perancangan ini bertujuan agar mampu menjadi inspirasi untuk mengenal dan melestarikan permainan tradisional dengan menarik dan kreatif.
Batak Cultural Change in Ngeri-ngeri Sedap Movie: Robert N Entman Framing Analysis Ega Damayanti; Handriyotopo; Aris Setiawan
SOSHUM : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 13 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/soshum.v13i2.146-155

Abstract

This research aims to reveal the changes in Batak culture in the movie Ngeri-ngeri Sedap. Ngeri-ngeri Sedap is a family-drama film with a Batak ethnic background, conveying the unrest of overseas children who are bound by customs and culture. The method used in this research is media text analysis with a critical approach. The theory used is Robert N ENtman’s framing analysis theory, which analyses using the scalpel of issue selection framing and issue highlighting. The selection of issues that will be highlighted in this film is the change in Batak culture. The results of the study show that in the film Ngeri-ngeri Sedap the three sons of Mr and Mrs Domu experience cultural changes because they migrate or do not live in their area. The changes in Batak culture that occur in the film Ngeri-ngeri Sedap are: the first son Domu, did not marry a fellow Batak tribe, Sahat the last son, did not live at home and preferred to migrate away from his parents, and Sahat also began to forget the designation of the Batak family or can be called Bertutur culture.
Kajian Pelestarian Songket Pandai Sikek dengan Pendekatan Etnofotografi Novia Sisca Haryani; Handriyotopo Handriyotopo
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 5 No. 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i1.1772

Abstract

Penelitian yang judul, “Kajian pelestarian songket Pandai Sikek dengan pendekatan etnofotografi” ini merupakan bentuk kajian dari hasil penelitian sebelumnya untuk membuat karya Photo Story documenter yang merupakan perwujudan dari apa yang dilihat, didengar, dan dibaca dari berbagai media baik itu jurnal, majalah dan media sosial yang berhubungan dengan kawasan Pandai Sikek. Dalam penelitian ini, penulis mengulas fenomena-fenomena yang terjadi dengan tenunan di Pandai Sikek, menganalisis dan merujuk pada sumber fenomena tersebut sehingga dapat muncul kepermukaan dan diinterpretasikan menjadi hasil penelitian. Dengan menggunakan pen-dekatan etnofotografi untuk mempelajari lebih jauh tentang konservasi songket Pandai Sikek. Fotografi dalam karya etnografi berfungsi sebagai media untuk menyampaikan fenomena atau momen secara fatual dan terpercaya. Hasil akhir dari penelitian ini berupa pemahaman kehidupan subjek secara akurat tanpa di buat-buat dan dengan konteks yang sesuai.
Pengenalan Permainan Tradisional Jawa Tengah Melalui Perancangan Buku Pop Up Bergaya Flat Design Rosita Yuni Sera; Handriyotopo Handriyotopo
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i1.10600

Abstract

Perancangan buku pop up permainan tradisional Jawa Tengah mengacu pada perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Sehingga dikhawatirkan budaya tradisional seperti permainan tradisional sudah semakin kurang diminati dan ditinggalkan terutama oleh generasi muda atau anak – anak. Tujuan dari perancangan ini untuk menciptakan sebuah media yang menarik bagi anak – anak serta untuk meningkatkan rasa untuk lebih mengenal dan memainkan permainan tradisional kembali. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada narasumber yang cukup memahami dalam bidang permainan tradisional Jawa Tengah. Perancangan ilustrasi atau desain untuk buku pop up dikemas dengan menggunakan gaya flat design yang mengacu pada sifat sederhana, mudah dimengerti, dan informatif. Metode perancangan menggunakan metode dari Gustami sedangkan metode promosi menggunakan strategi promosi dari Terence A. Shimp. Penentuan media promosi berdasarkan data yang diperoleh dengan analisa SWOT. Terdapat beberapa alternatif media promosi sebagai media pendukung dari buku pop up yaitu video dengan QR Code, youtube, instagram, poster, x-banner, dan berbagai merchandise. Perancangan ini bertujuan agar mampu menjadi inspirasi untuk mengenal dan melestarikan permainan tradisional dengan menarik dan kreatif.
Children's theater performance "Buta Grana Ireng" reinterpretation of Sudamala story in Demping Village Bagong Pujiono; Handriyotopo Handriyotopo; Catur Nugroho; Tatik Harpawati; Delfin Febriansyah; Dela Cahyaning Permata; Arieska Wulandari
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol. 21 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v21i2.5044

Abstract

Demping, as a tourist village located in Karanganyar Regency, Central Java, has a variety of exciting tourism potential, both natural and religious. The lives of people who are predominantly Hindu still adhere to customs and various activities of religious traditions that are in synergy with their natural beauty. One thing that attracts attention is the public's trust in Sudamala's story. Sudamala tells the story of Durga, ugly and evil until she becomes the beautiful and kind Goddess Uma. Starting from this story, this research attempts to develop it into a children's theater performance by highlighting the values of the Sudamala story. The approach used is a deconstruction perspective from "sanggit" reinterpretation, namely, re-understanding the meanings contained in the story of the Sudamala text with a new meaning. Through this analysis, we can understand in depth the contents of Sudamala's literary works, which are then worked out skillfully in the theatrical work of Buta Grana Ireng children. In the end, the reinterpretation of sanggit in the theatrical performance of the Buta Grana Ireng children was generally able to increase the appreciation of the new theatrical work from the reinterpretation of the Sudamala story at the Sukuh temple and became a new performance work in the Demping Tourism Village.
REPRESENTASI JEJAK MEMORI BUDAYA LOKAL DALAM KARYA PERFORMANCE ART SENIMAN INDONESIA Puri, Litya Ainunning; Handriyotopo, Handriyotopo; Qonita, Khoirunnisa
Paradigma: Jurnal Kajian Budaya Vol. 13, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article offers an interpretation of performance artworks that serve as representations of local identity and values in the period of Indonesian new media artists. By emphasizing on local identity, this article seeks to reveal how artists respond to global challenges through artworks while capturing the aesthetics and values prevailing throughout Nusantara (the Indonesian archipelago). Additionally, this research offers an analysis of the timeline and geographic distribution of performers from the standpoint of the growth of new media art. Data were collected using a variety of methods, including observation, interview, and literature review involving both historical archives and literary works. Findings indicate that the two periods of performance art history, i.e. the early era and the digital age, are historically and geographically separated. Even if globalization has affected arts, local identity has never really disappeared during this time; in fact, it is growing stronger. Representations of the archipelago is a sign of the new emerging artists’ presence in the contemporary international art scene. The influence of local identity in artworks, however, is no longer debatable and can reflect an artist's self-identification.
Peran Kampanye Ular Tangga AKSI (Antikorupsi) sebagai Media Belajar di SDN 11 Jimbaran Cendharana, Nanda Aqshal; Handriyotopo, Handriyotopo
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 7 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v7i2.29350

Abstract

Korupsi adalah masalah serius yang dapat menghancurkan integritas dan pembangunan suatu negara. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memulai upaya pencegahan sejak dini, termasuk melibatkan anak-anak sebagai generasi masa depan yang berintegritas. Dalam, kampanye "Ular Tangga AKSI" diimplementasikan di SDN 11 Jimbaran, Bali, dengan fokus pada anak-anak sekolah dasar.Kampanye ini dirancang untuk mengajarkan anak-anak tentang arti pentingnya antikorupsi, serta memberikan pemahaman tentang etika, kejujuran, dan transparansi. Melalui permainan ular tangga yang interaktif dan edukatif, anak-anak diajak untuk memahami konsep-konsep ini secara menyenangkan. Hasil dari penelitian berdasarkan kuesioner pre-test, post-test, serta kuesioner opini yang responden ikuti menunjukkan bahwa permainan ini efektif dalam meningkatkan kesadaran mereka tentang korupsi dan mendorong mereka menjadi agen perubahan dalam melawan korupsi melalui pemahaman nilai-nilai integritas dan peran aktif dalam menyebarkan pesan antikorupsi. Dari hasil penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa kampanye ular tangga AKSI (Antikorupsi) dapat meningkatkan kesadaran anak-anak dalam pemahaman antikorupsi namun kekurangan penelitian ini belum ada sistem untuk memantau perilaku responden ke depannya.   Corruption is a serious problem that can undermine the integrity and development of a country. To address this issue, it is important to start prevention efforts early, including involving children as the future generation of integrity. In the "Ular Tangga AKSI" campaign implemented in Jimbaran, Bali, the focus is on elementary school children. This campaign is designed to teach children about the importance of anti-corruption and provide an understanding of ethics, honesty, and transparency. Through interactive and educational snake and ladder games, children are invited to understand these concepts in a fun way. The results of the research, based on pre-test and post-test questionnaires, as well as opinion surveys conducted with the respondents, indicate that this game is effective in enhancing their awareness of corruption and motivating them to become agents of change in the fight against corruption through an understanding of the values of integrity and an active role in spreading anti-corruption messages. From the existing research findings, it can be concluded that the AKSI (Anti-Corruption) snakes and ladders campaign can increase children's awareness of anti-corruption understanding. However, a limitation of this research is the absence of a system to monitor the respondents.