p-Index From 2020 - 2025
7.658
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

ANALISIS SISTEM DINAMIK PERIKANAN MULTISPESIES: STUDI TERHADAP PERIKANAN PELAGIS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA CILACAP Krisna Fery Rahmantya; Nimmi Zulbainarni; Benny Osta Nababan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 17, No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat tangkap jaring insang hanyut memiliki kontribusi yang besar terhadap tangkapan di PPS Cilacap. Hasil tangkapannya berupa multispesies pelagis kecil, antara lain, meliputi spesies cakalang (Katsuwonus pelamis), spesies tuna kecil mata besar (Thunus obesus), dan spesies layur (Trichiurus lepturus). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan usaha perikanan multispesies pelagis dengan alat tangkap jaring insang hanyut dalam hubungan antara subsistem ekologi, subsistem ekonomi, dan subsistem sosial serta menyimulasikan skenario kebijakan dalam rangka peningkatan produksi perikanan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series selama 10 tahun (2010—2019). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis sistem dinamik. Hasil simulasi model dinamik untuk 30 tahun mendatang menunjukkan bahwa dalam usaha perikanan multispesies pelagis terdapat pola tangkapan yang bergantian pada spesies yang ditangkap setiap tahun sehingga diperlukan pengaturan tangkapan spesies secara bergantian dan tidak berfokus pada satu spesies saja. Rata-rata median renten ekonomi untuk keempat spesies pelagis terbesar mencapai Rp136,96 trilliun dengan rata-rata pertumbuhan jumlah nelayan jaring insang hanyut mencapai 9 nelayan/tahun. Skenario kebijakan yang berupa pengaturan jumlah kapal sangat berpengaruh dalam upaya penangkapan (effort) sehingga dapat memberikan penghematan pada penggunaan biomassa/stok dalam waktu yang lebih lama.Title: Dynamic System Analysis of Multispecies Pelagic Model in Cilacap Fisheries PortDrift gill net fishing has a considerable contribution to the catch at PPS Cilacap. The catch is small pelagic multispecies, includes skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), big eyes little tuna (Thunus Obesus), layur species (Trichiurus lepturus) and other fish. This study aims to analyze the policy of pelagic multispecies fishery business using drifting gill nets and its relationship with ecological sub- systems, economic sub-systems and social sub-systems and to simulate policy scenarios to increase sustainable fisheries production. This study analyzed secondary data, a time series data for ten years (2010-2019), using dynamic systems analysis. The dynamic model simulation on the results for the next 30 years shows a catch pattern alternating between species every year in pelagic multispecies fisheries. Therefore, it is necessary to arrange catches of the species alternately and avoid focusing on just one species. The average median economic rent for the four largest pelagic species is IDR136.96 trillion with an average growth of gill net fishers reaching nine fishers/year. The policy scenario in which regulating the number of ships is essential on the catching effort as it may reserve the use of biomass/stock for a longer time.
Determinan Nilai Tukar Nelayan Di Indonesia Dengan Pendekatan Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) Miko Novri Amandra; Widyastutik Widyastutik; Nimmi Zulbainarni
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 17, No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v17i2.10940

Abstract

Salah satu pendekatan dalam mengukur kesejahteraan nelayan adalah nilai tukar nelayan (NTN). NTN publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mengukur daya beli nelayan sehingga perlu direformulasi dan dikoreksi berdasarkan pertumbuhan produksi dan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial dan dependensi spasial serta menganalisis determinan NTN level nasional dan level provinsi. Analisis yang digunakan adalah indeks moran, diagram pencar moran, dan Geographically Weighted Panel Regression (GWPR). Data yang digunakan merupakan data dari 33 provinsi tahun 2015 hingga 2019. Hasil analisis menunjukkan bahwa NTN provinsi hasil reformulasi memiliki dependesi spasial dengan pola mengelompok. Provinsi yang berada di Kuadran III diagram pencar moran menjadi fokus pemerintah dalam pengambilan kebijakan. GWPR menunjukkan nilai produksi perikanan tangkap. Bantuan pemerintah dan tenaga kerja perikanan tangkap merupakan determinan NTN di semua provinsi. Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah dengan mendorong program yang dapat meningkatkan produksi, ekspor, dan konsumsi perikanan tangkap. Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus memaksimalkan fungsinya terhadap pengendalian inflasi barang konsumsi di perdesaan. Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan BBM bersubsidi bagi nelayan kecil, menjaga stabilitas harga ikan pada level nelayan dengan penguatan (Sistem Logistik Ikan Nasional) SLIN, mempercepat implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) produk perikanan, dan meningkatkan infrastruktur yang mendukung pembangunan cold storage, terutama ketersediaan listrik. PT Perikanan Indonesia perlu memperluas cakupan wilayah bisnis dan meningkatkan perannya sebagai lembaga pengelola perikanan nasional.Title: Determinants of Fishers of Trade in Indonesia Using a Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) Approach One approach in measuring fishers welfare is fishers of trade (FoT). The FoT published by Indonesian Central Bureau of Statistics (CBS) only measures the purchasing power of fishers. Therefore, it needs to be reformulated and corrected by growth in production and labor. This study aims to analyze spatial patterns and spatial dependencies as well as to analyze the determinants of FoT at the national and provincial levels. The analysis used is moran index, moran scatter plot, and Geographically Weighted Panel Regression (GWPR). Data used is data from 33 provinces from 2015 to 2019. The results of the analysis show that the FoT of the reformulated province has spatial dependencies with a clustered pattern. Provinces that are in Quadrant III of the scatter plots are the focus of the government in making policies. GWPR shows the value of capture fisheries production. Government assistance and labor of capture fisheries are the determinants of FoT in all provinces. Policies that can be carried out by the central and local governments are to encourage programs that can increase production, exports, and consumption of capture fisheries. Central inflation Control Team (CICT) and Local Inflastion Control Team (LICT) must maximize their function in controlling consumer goods inflation in rural areas. The government still maintains the policy of subsidized fuel for small fishers. The government must maintain the stability of fish prices at the fishers level by strengthening National Fish Logistic System (NFLS), accelerating the implementation of Warehouse Receipt System (WRS) fisheries products, improving infrastructure that supports cold storage development, especially the availability of electricity. PT Perikanan Indonesia needs to expand the scope of its business area and increase its role as a logistics agency for fisheries.
Studi Pemasaran Lobster Mutiara (P. Ornatus) di Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Hairul Haj; Nimmi Zulbainarni; Novindra Novindra
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 18, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v18i1.11537

Abstract

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi penghasil lobster terbesar di wilayah tengah Indonesia. Meningkatnya permintaan lobster di pasar dunia dan harga jual yang tinggi mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha budi daya. Namun, permasalahan umum yang dihadapi oleh pembudidaya adalah pemasaran. Kondisi harga yang fluktuatif dan panjangnya rantai pemasaran harus dilalui oleh pembudidaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme dan efisiensi pemasaran lobster mutiara (P. ornatus) di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian berlokasi di Kabupaten Takalar, Kabupaten Pangkep, dan Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus berdasarkan ciri khas dari daerah penelitian. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode stratified sampling yang terdiri dari 5 orang nelayan tangkap, 51 orang pembudidaya Karamba Jaring Apung (KJA), 11 orang pembudidaya Karamba Jaring Dasar (KJD), 2 orang pengumpul kecil, 1 orang pengumpul besar, dan 1 orang pengekspor. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lembaga, saluran, margin, biaya, keuntungan, dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran lobster. Ditemukan juga bahwa Saluran Pemasaran 4 adalah saluran yang paling efisien. Rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah (1) dibutuhkan bantuan dari pemerintah pusat (KKP) dan daerah (DKP) dalam membantu pengadaan kolam penampungan lobster pascapanen; (2) pengembangan iklim kemitraan, khususnya antara pembudidaya dan pihak pengekspor; dan (3) sistem informasi pasar, khususnya bagi pembudidaya yang harus diperbaiki agar sistem pemasaran dapat berjalan dengan baik dengan bantuan DKP.Title: Study on Marketing of Pearl Lobster (P. Ornatus) at South Sulawesi ProvinceSouth Sulawesi is the largest lobster producers in the central region of Indonesia. The increasing demand of lobster in global market and high selling prices have encouraged communities to farm the lobster. However, marketing was an issues to deal with by the farmers. Price fluctuation and extensive marketing chain were traversed by farmers. This research  aims to determine the marketing mechanism and efficiency of pearl lobster (P. ornatus) in South Sulawesi Province. This study was undertaken in Takalar, Pangkep and Makassar. This research employs case study research based on the characteristics of the research area. Number of samples was determined by stratified sampling method. A number of 51 floating net cages farmers, 11 bottom net cages farmers, 2 small collectors, 1 large collector and 1 exporter were interviewed. Institution analysis, marketing channels, margins, costs, profits and marketing efficiency were employed to answer the objectives of this research. The results show that there were four lobster marketing channels and marketing channel 4 found to be the most efficient channel. Some policy recommendations are proposed:  1) subsidies  are needed from the central government (MMAF) and regional offices in the form of post-harvest lobster ponds, 2) developing a partnership climate, especially between farmers and exporters, and 3) access to market information systems assisted by regional officer, especially for farmers to improve supply chain.
Co-Authors . Jihad Abdullah, Asaduddin Abgusta Fajri Wiranata Achmad Fahrudin Aditya Hikmat Nugraha Adler Haymans Manurung Adriani Sunuddin Agung Jat Wibowo Arsa Aida Vitalaya Hubeis Alvi Rahmah Amandra, Miko Novri Andi Alamsyah Andi Irman Patiroi Andina Oktariani Anggraeni, Aniesya Sefia Arief Daryanto Arif Satria ASEP SAEFUDDIN Asep Taryana Asep Taryana Bayu Koen Anggoro Benny Osta Nababan Budi, Moch Wahyu Ksatria Budy Wiryawan Bustanul Arifin Deby Indah Mayriska Deni A. Soeboer Dirgantara, Ahmad Fauzan Ekananta, Arry Eko Sri Wiyono Epiet Dwi Anggoro Fadhila Hukmi Fredinan Yulianda Galang Prakasa Yusuf Putra Gena Bijaksana Gigih Budiarto Ginoga, Andina Nuraini Hairunisa Dzulhira Haj, Muhammad Hairul Hapsari, Umi Indah Harianto Harianto Harits Adli Tegar Nevada Hartoyo Hartoyo Hartoyo Hartoyo Hartoyo Hartoyo Hendilen Hendilen Hendro Sasongko Hermanto Siregar Hermanto Siregar Indra Jaya Indrawan, Dikky Insaniah Rahimah Irman Hermadi Iwan Dirwana Johan, Daniel Kamil, Fathan Kamilia, Ghina Khumaera, Nur Ifra Kirana, Leo Candra Krisna Fery Rahmantya Lubis, Muchdy Lukman M. Baga M. Joko Affandi M. Syamsul Maarif M. Syamsul Ma’arif Ma'arif, Mohammad Syamsul Ma'arif, Syamsul Megawati Simanjuntak Miko Novri Amandra Muchamad Bachtiar Mughny Ilman Wali Rusdi Muhammad Gunawan Sani Saputro Muhammad Hairul Haj Muhammad Siddik Elfian Mulianto, Heri Musa Hubeis Mustaruddin Nisa Ayunda novindra . Novsa Fakhira Novsa Fakhira Nunung Nuryartono Nur Hasanah Nurul Syahara Prafitriandini, Ika Prakasa Yusuf Putra, Galang Pratita Budi Utami Putri Claristha Violetta Rahmadi Sunoko Rahmadi Sunoko Ratna Mutia Aprilia Rina Uswatun Hasanah Rizal Syarief Rizal Syarief Ronny I. Wahju Rosdyani Rachmi Saiful Umam Saptaji, Moh Faqih Dwi Sari, Fadhila Cynthia Sasarari, Rosmina Rose Satriadi, Dharma Sembel, Roy H. M. Siti Jahroh Situmorang, Kaspar Sukarsih, Yayuk Sulaeman Martasuganda Syaiful Rachman Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri Tanti Novianti Tarlan Subarno Tri Wahyu Budiarti Tri Wiji Nurani Trias Andati Trias Andati Tridoyo Kusumastanto TSNB Hutabarat TSNB Hutabarat Wayangkau, Edoardo Stevie Widyastutik Yulian Anita Yusgiantoro, Purnomo Yusuf Iskandar