Claim Missing Document
Check
Articles

THE LESUNG MUSIC IN THE VILLAGE OF LEDOK BLORA REGENCY Suharto, S.; Aesijah, Siti
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 14, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v14i1.2851

Abstract

This research aims to identify in order to preserve traditional art lesung music in Blora Regency. This research use ethnomusicology approach. The subject of research is Blora people who still play lesung music as an expression of social and cultural activities in the community. The setting of the research took place in Ledok village. The technique of collecting data is observation and interview. The validity of data uses triangulation techniques. The data collected was analyzed with interactive type of Miles and Huberman. The result of research shows that the form of lesung music uses simple rhythms with elements of rhythm, melody, and harmony. Harmony in music is from the rhythmic beats of polyphonic arranged. This kind of music at first had any functions for the purposes of ritual, entertainment, welcoming guests, harvesting/offerings, a sign of the eclipse. Today, it serves as a means of musical entertainment at the village greeting, social interaction, and tourism. There is a shift of function due to the mindset of the people and the swift technology advances. Lesung music needs a modification in its presentation by adding songs and games. Another art element like dance can be added to make the show more interesting to be enjoyed.
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PENDIDIKAN SENI MUSIK DI SEKOLAH KEJURUAN NON SENI Suharto, S.
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v12i1.2221

Abstract

Pendidikan Seni Budaya yang termasuk kelompok pelajaran estetika memiliki tujuan khusus yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan demikian pembelajarannya pun dapat dilakukan secara khusus. Sifat seni sang halus, indah ini diharapkan  dapat membantuk karakter siswa menjadi siswa yang apresiatif, kreatif seperti dalam proses penciptaan dan penghayatannya. Bidang garap yang berbeda ini yang tidak semata untuk mencerdaskan diharapkan dapat menunjang tujuan pendidikan secara umum, yaitu menciptakan manusia yang berbudi luhur, kreatif, dan apresiatif. Tujuan pendidikan seni yang luhur ini masih dimarginalkan di sebagian sekolah khususnya di sekolah-sekolah kejuruan non seni. Arts and culture education as one of aesthetic subjects have its specific goals and unique characteristics. Accordingly, the learning and teaching process is done in a specific way. The refined and beautiful qualities of arts are expected to shape students’ characters to be appreciative and creative in their creation and internalization. This special field, not merely made to smarten individuals is expected to support the general education goals, which is tocreate civilized, creative, and appreciative figures.
MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM MENERJEMAHKAN SYAIR LAGU ANAK – ANAK DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS MELALUI PELATIHAN DI TK ISLAM AL – AZHAR 14 SEMARANG Widowati, Retno; Suharto, S.
Jurnal Seni Musik Vol 1 No 1 (2012): June 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsm.v1i1.1796

Abstract

Penelitian ini mengangkat permasalahan yaitu apakah melalui pelatihan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menerjemahkan syair lagu anak – anak dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris di TK Islam Al – Azhar 14 Semarang? Metode penelitian yang digunakan jenis terapan dengan PTS (Penelitian Tindakan Sekolah) yang mengadobsi dari prosedur PTK. Pengambilan data dilakukan dengan penilaian unjuk kerja dan non tes. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.Analisis data dilakukan kuantitatif dan analisis isi (content analisis). Berdasarkan analisis hasil tes menerjemahkan syair lagu menunjukkan adanya peningkatan rata – rata keseluruhan aspek dari masing – masing siklus yaitu 68,13 pada pra siklus, 72,53 pada siklus I, 75,15 pada siklus II, 76,7 pada siklus III. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya tindakan – tindakan yang dilakukan peneliti pada setiap siklusnya, yaitu dari penggunaan media visual power point, media audio visual berupa video dan perhatian intensif dari peneliti.Selain itu, perilaku yang ditunjukkkan yaitu perhatian, semangat belajar, kesungguhan dan kedisiplinan meningkat setelah peneliti melakukan pengamatan pada setiap siklusnya. Dari penelitian yang dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan adalah (1) Pelatihan ini perlu diberikan kepada guru – guru di sekolah lain yaitu TK atau KB yang telah menerapkan sistem pengajaran dengan bahasa Inggris dan musik secara intensif di kelas. (2) Penggunaan buku – buku lagu terjemahan sebaiknya dilakukan secara selektif sebab banyak terjemahan lagu yang beredar di lapangan kurang baik kualitasnya. 
PEMBERIAN PENGUATAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA SISWA KELAS VIID SMP ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA Sedyadiasto, Zahidi; Suharto, S.
Jurnal Seni Musik Vol 1 No 1 (2012): June 2012
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsm.v1i1.1798

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis motivasi dan prestasi belajar  siswa kelas VIID SMP Islam Sudirman Ambarawa. Manfaat yang diharapkan dalam   penelitian   ini   adalah   untuk   mengembangkan   konsep tentang   pemberian penguatan kepada siswa serta sebagai bahan masukan kepada guru seni budaya untuk meningkatkan  motivasi  dan   prestasi  belajar  siswa dengan  pemberian  penguatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model John Elliot. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes tertulis, angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah  deskripsif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  motivasi dan prestasi  siswa dalam pelajaran seni budaya meningkat.
Diversitas Pendidikan Multidimensional dalam Pertunjukan Kentongan Bambu Laras Banyumas Jawa Tengah Rifky Fandanu; Wahyu Lestari; Suharto Suharto
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/vt.v4n1.p20-30

Abstract

This study aims to identify the Kentongan Bambu Laras show and explore the contextualization of educational diversity in the Kentongan Bambu Laras performance. This study uses a qualitative method to recontextualize educational diversity in Kentongan Bambu Laras, Patikraja Village, Patikraja District, Banyumas Regency, Central Java. Data collection techniques include observation, interviews, documentation, and literature study. The data obtained were analyzed with a musicological approach used to analyze the form of Kentongan Bambu Laras performance from how to play and form music (form) and organology (instrumentation). The results showed that the value of honesty, discipline value, hard work value, and creative value were found in the Kentongan Bambu Laras performance. Furthermore, the recontextualization of multidimensional education lies in the instrumentation and complexity of the performances to develop physical or motor skills, perceptual, intellectual, emotional, social, creativity.
Interaksi Simbolik Pada Pertunjukan Musik Keroncong oleh Orkes Keroncong Gunung Jati New Musik di Stasiun Tawang Semarang Rinaldhi Eka Kurnia Putra; Abdul Rachman; Eko Raharjo; Suharto Suharto
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 5, No 1 (2021): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.983 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v5i1.19996

Abstract

The Gunung Jati New Music Keroncong Orchestra is a keroncong orchestra that regularly performs keroncong music at Tawang Station Semarang. During the keroncong music performance there are various kinds of symbolic interactions between the players and also with the audience. The purpose of this study was to determine how the symbolic interaction in keroncong music performances by the Keroncong Gunung Jati New Music Orchestra. The research method used is qualitative. The data collection techniques used were observation, interview and documentation. The data collected through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the symbolic interaction at the Keroncong Gunung Jati New Musik orchestra performance at Tawang Semarang station included a sawer box as a place for the audience to give sawer money as a form of appreciation. Symbolic interaction between the players and the players, namely during the performance the players give each other song chord codes with gestures of limbs such as finger movements, head nods, speech, winks. And symbolic interactions between the players and the audience in the form of hand movements, head nods, clapping, and sawer money. From these findings it can be concluded that the symbolic interaction that occurs is as an interaction that aims to find chemistry between players and between players and the audience so that the keroncong music performance runs well and smoothly so that the players and the audience are satisfied with their appearance and as an attraction of the Keroncong Orchestra. Gunung Jati New Musik in attracting public interest in keroncong music itself.
Analisis Pembelajaran Musik Tabu Gong Rede Geda dalam Konteks Pewarisan Budaya di Desa Riangkotek, Nusa Tenggara Timur Antonius Harun Ruron; Udi Utomo; Suharto Suharto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.12554

Abstract

Tabu gong rede geda music is part of the culture of the Riangkotek village community and is inherited from one generation to another. The inheritance of tabu gong rede geda music uses a tilted inheritance system (Diagonal Transmission), which is an art inheritance system that focuses on learning education. The purpose of this study is to analyze the characteristics of tabu gong rede geda music learning, the components of tabu gong rede geda music learning, and the stages of tabu gong rede geda music learning. Data collection in this study used observation, interview, and document study techniques. Analysis of research data using source triangulation techniques. The results showed that the process of inheritance of tabu gong rede geda music through informail learning. The components of tabu gong rede geda music learning consist of learning participants, instructors, learning objectives, learning materials and learning methods. The learning process consists of four stages, namely seeing and listening, proclaiming, producing, repeatedly.
Fadjar 'Sopsan' Creativity in the Creation of Tembang Banyumasan Nurul Aulia Dewi Arifin; Sunarto Sunarto; Suharto Suharto
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 7, No 1 (2023): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2023
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v7i1.48642

Abstract

Artists and creativity are inseparable. Artists in creativity have the challenge of transforming an abstract idea into a practical one in order to create a good creation. Fadjar Praptono, a musician from Banyumas, creates based on the Encouragment of responses to enviromental situatons by paying attention to the suitability contents of the song lyrics with the existing social, political and cultural situations. This research discusses Fadjar's creative process in creating tembang Banyumasan that have a distinctive Banyumas character. This research uses a descriptive qualitative method that aims to understand the object studied in more depth. This research uses a case study design, which is focuses on exploration of finite system. The data collection techniques used are observation, interviews, and literacy studies. The interview was conducted directly with the main informant Fadjar 'Sopsan'. The study results prove that Fadjar went through several continuous stages in the creation of Banyumasan songs, including creative ideas, cultural knowledge, experience, work concepts, and creative act.
Penata Layanan Musik Gereja sebagai Bentuk Tata Kelola Pendidikan Seni dalam Masyarakat Agus Budi Handoko; Wadiyo Wadiyo; Widodo Widodo; Suharto Suharto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gereja sebagai bagian dari organisasi keagamaan dalam masyarakat agar bisa berjalan dengan baik tentu juga berhubungan dengan kegiatan tata kelola, yaitu usaha kegiatan untuk menata dan mengelola gereja sehingga bisa menjadi organisasi yang lebih teratur dan lebih baik, dan tujuan gereja bisa tercapai dengan lebih efektif.  Sayangnya penatalayanan di gereja belum bisa menyentuh merata ke semua bagian secara maksimal, biasanya yang menjadi perhatian tentang tata kelola organisasi secara umum, sedangkan penatalayanan di bidang musik gereja masih kurang dan belum seimbang. Penatalayanan musik gereja dilakukan sebatas jika sudah ada alat musik dan pemain dianggap sudah cukup, tanpa perlu memikirkan pengembangan dan pendidikan musik gereja. Penelitian ini berusaha mengumpulkan, mengolah dan kemudian manganisis data terkait: konsep penatalayanan musik gereja, pentingnya pelayanan musik gereja, bentuk penatalayanan musik gereja sebagai bagian dari pendidikan musik gereja. Metode penelitian  dalam  artikel  ini adalah  penelitian  studi  pustaka  dengan pendekatan  kualitatif  deskriptif. Musik liturgi sebagai bagian untuk menunjang atau melayani liturgi  senantiasa diperlukan keberadaannya, sehingga penggunaan musik dalam liturgi perlu dikelola atau ditata dengan baik untuk menunjang keberhasilan ibadah. Pendidikan seni musik gereja tidak hanya mencakup masalah keterampilan bermusik atau bernyanyi semata, tetapi juga menyangkut tentang spiritualitas dan karakter dari para musisi dan pemuji yang melayani, dengan kata lain bahwa kualitas rohani para pemuji juga menjadi sasaran utama dalam pendidikan musik yang dilaksanakan. 
Pendidikan Seni Berbasis Multikultural di Sekolah Delvia Mona; Wadiyo Wadiyo; Suharto Suharto; Ardipal Ardipal
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi yang mengglobal telah mempengaruhi kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi ini tidak bisa kita hindari karena mau bagaimanapun kemajuan teknologi berjalan beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Era globalisasi ini berbagai peristiwa, kemajuan teknologi, dan tren di belahan dunia turut berpengaruh terhadap perubahan karakter peserta didik. Pengaruh negatif tersebut antaranya, memudarnya nilai-nilai kearifan lokal seperti sopan santun dan gotong royong, menipisnya sikap saling menghargai antar ras, etnis, maupun kepercayaan, hingga kurangnya minat generasi muda terhadap kesenian daerah. pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pembelajaran yang hanya mengajarkan siswa berkarya seni kurang relevan dalam pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu diperlukanya pendidikan seni berbasis multikultural di sekolah. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan seni berbasis muktikultural di sekolah.