Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Widyaparwa

SATUAN LINGUAL PENANDA TOKOH SENTRAL DALAM KEKOHESIFAN WACANA CERITA PENDEK INDONESIA (UNIT LINGUAL MARKERS OF CENTRAL FIGURES DISCOURSE COHESIVENESS SHORT STORY IN INDONESIA) Sumadi Sumadi
Widyaparwa Vol 44, No 2 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.429 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v44i2.132

Abstract

Penelitian ini membahas satuan lingual penanda tokoh sentral dalam peranannya sebagai pembentuk kekohesifan wacana cerita pendek Indonesia. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini ialah teori struktural, khususnya yang berkaitan dengan unsur dan struktur wacana narasi. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif. Tokoh sentral dalam cerita pendek pada umumnya ditampilkan pertama kali oleh narator sebagai subjek-pelaku atau subjek-pengalam. Tokoh sentral itu dipertahankan cara menyebutnya dengan pengulangan atau penggantian dalam rangka pembentukan kekohesifan wacana cerita pendek. Dalam peranannya sebagai pembentuk kekohesifan wacana cerita pendek Indonesia, tokoh sentral dapat berupa pronomina persona, nama diri, dan nama jabatan atau frasa nominal yang memiliki unsur nama jabatan. This study discusses the lingual unit marker central figure in his role as a shaper of short stories discourse cohesiveness Indonesia. The theory used in this research is the structural theory, especially with regard to the elements and structure of narrative discourse. The method used is descriptive qualitative method. The central character in the short story in general displayed the first time by the narrator as subject-actor or subject-experiencer. The central figure was sustained manner by repetition or replacement call for the creation of short stories discourse cohesiveness. In its role as a shaper of short stories discourse cohesiveness Indonesia, the central figure can be a personal pronoun, proper name, and the name of the nominal position or phrases that have an element of function name.
TIPE KALIMAT INVERSI DALAM BAHASA JAWA NGOKO Sumadi Sumadi
Widyaparwa Vol 38, No 2 (2010)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.683 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v38i2.17

Abstract

Penelitian ini membahas tipe kalimat inversi dalam bahasa Jawa ngoko, yang masih terfokus pada kalimat tunggal. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini ialah teori tata bahasa fungsional (functional grammar), khususnya yang berkaitan dengan fungsi sintaktis. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif. Dalam penyediaan data digunakan metode simak yang diterapkan dengan teknik sadap dan teknik catat. Dalam analisis data digunakan metode distribusional yang diterapkan dengan teknik bagi unsur langsung dan teknik permutasi. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode formal. Berdasarkan kemungkinan perubahan pola urutan P-S, kalimat inversi dalam bahasa Jawa dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe kalimat inversi opsional dan tipe kalimat inversi wajib. Berdasarkan kemungkinan pemunculan konstruksi relatif, ada satu tipe kalimat inversi yang memunculkan konstruksi relatif dengan kata kang/sing yang sebagai penanda relatif.This research aimed to discuss tlrc types of inversion sentence in ngoko (the low level of Javanese speech) Javanese, of which focus is still more on the single-sentence. Theory used in this research is functional grammar with syntaxtic function is the main focus. Method used is qualitative desciptive. ln preparing the data, the writer uses the observation method by previously applying the tapping and recording techniques. Then, the distribution method is used to analyze the data. The distribution is applied through both the immediate divisions of the sentence elements and permutation techniques. At last, the formal methods are applied to represent the analyzed data. Based on the possibility of P-S conversions, the inversion sentence in Javanese can also be distinguished into two types, i.e. optional and obligatory. Based on the possibility of the relative construction occurrence, there is particulaily another inversion type that features the relative construction with kang/sing (the relative pronoun) to be its relative indicator.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abd. Rasyid Syamsuri Adi Novri Yanto Aganta Muliantami Agung Prihatmojo Ahmad Alfian Ahmad Fatih Khakikudin Ai Yanti Rismayanti Aisya Maqdisiana Alben Ambarita Anggi Tyas Prabawati Anggun Anggun Anna resha Anne Nuraeni Aprilia Endra Dewi Arie Laili Nopprima Azam Sah Roni Bambang Sumitro Budiyawan Putra Bujang Rahman Burhan Barid Cucu Suherman Damayanti Damayanti Darsono Darsono Debora Noviana Dedi Lazwardi Dedy Hermanto Karwan Dedy Miswar Desi Imanuni Desty Yusniarti S.A desy nur pratiwi Dilla Nitra Gustiana Dwi Haryani Edi Hartono Edi Susanto Edy Haryono Edy Purnomo Eka Fitri Yanti Elni Usman Emid Hamidin Erma Erma Erni Mentari Erni Suminar Evi Amalia Setya Ningtyas Fani Ardiani Farah Atikah Febriyano Ramadhan Febriyanti Usbay Feni Dini Riskia Feri Yulius Fitri Nuryani Fitria, Tira Nur Ganjar Winata Hanifah Hanifah Hapipah Hapipah Harjimat Harjimat Hendi hidayat Hendra Saumar Heri Supriadi Herlina Hasmin I Gede Sugiyanta I.Ketut Harianta Ida Efiana Indah Nurlaila Lestari Indrian Agustina Indriana, Kovertina Rakhmi Inten Indrayani Irawan Suntoro Irma Lusi Nugraheni Iskandar Iskandar Iwan Maryawan Jerryko Reynaldi Putra Jheniar Pratiwi Julitri Maria Jumintono Jumintono Junaidi Junaidi Karsiti Karsiti Khansa Al Azizah Kurniawan Juli Trianto Lega Marisa Lusi Septiana Lusia Tresnani M. Andi Setijo Nugroho Made Puja Satyawan Maemonah, Maemonah Maisaroh Maisaroh Makmun Makmun Martira Putri Meddy Rachmadi Melya Sari Meta Eka Setyana Much Enandang Muhammad Edwansyah Rissal Muhammad Tho'in Mulya Sari Nandang Kosasih Ananda Nani Suwarni Nilawati Nilawati Noviyani Noviyani Noviyanti Anita Wulandari Nurbaiti Nurbaiti Okta Vianti Otang Kadarusman Pargito Pargito Parizawati Parizawati Poniman Poniman Pradita Yulia Valentina Pradoto Wibowo Prayoga Desta Riama Puspo Binatmo Putri Ayu Damayanti Putri Nadia Putu Kriya Santi Ganggayani Qibtiyah Qibtiyah Rahma Kurnia Sri Utami Ria Andresta Rifki Abi Setiawan Riswanti Rini Robby Tri Mulyanto Rodi Satria Rosana Rosana Rosiman Rosiman RR. Ella Evrita Hestiandari Rumiasih Rumiasih Rusneli Rusneli Sabarudin Sabarudin Samanto Hadi Samsel Arip Santi Rosniawaty Saprama Eric Oktareza Septiara Belina Setyawan, FX Arinto Sistari Sistari Sistiwati Sistiwati Siswo Edi Wibowo Sowiyah Sowiyah Sri Indah Wahyuningsih Sri Ratna Sulistiyanti Sudarmi Sudarmi Sudjarwo Sudjarwo Sugeng Widodo Sultan Djasmi Sulton Djasmi sunardi sunardi Supomo Kandar Syahda Aulia Fatmaningrum Syaiful Alam T. Hartatik Tety Hartatik Tohidin Tohidin Tri Permata Sari Triyas Jumiyanti Umi Murdika Usman Usman Viedy Dimas Aditya W. P. B. Putra Waloyo, Edy Warham Warham Wenda Norita Widodo Widodo Widya Pintaka Bayu Putra Wilda Nuraida Willis Diana Wini Nur Handayani Yarmaidi Yarmaidi Yeni Yusmalia Yoga Yuniadi Yon Rizal Yudi Pratama YUNI INDAH LESTARI Yuni Malinda Zulkarnain Zulkarnain