Claim Missing Document
Check
Articles

PENINGGALAN DAN BUDAYA PRASEJARAH DI KABUPATEN BANYUWANGI (KAJIAN SEJARAH DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Agus Mursidi; I Wayan Mertha; Mahfud, Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyuwangi merupakan kabutapen yang terletak di ujung timur pulau jawa yang memiliki beragam daya tarik wisata baik wisata alam maupun budaya. Pengembangan pariwsata di Kabupaten banyuwangi belum maksimal mengingat sampai saat ini masih terfokus pada pengembangan wisata alam, sedangkan pariwisata sejarah masih belum dikembangkan. Padahal banyuwangi memiliki asset sumberdaya arkeologi yang sangat melimpah yang terdiri dari masa prasejarah, sejarah klasik, dan kolonial tersebar diberbagai daerah seperti Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Sempu, dan Songgon. Penelitian ini bertujuan Untuk (1) menginventarisasi persebaran peninggalan Pra-sejarah yang ada di Kabupaten Banyuwangi; (2) mengetahui pemanfaatan peninggalan prasejarah sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu: 1) Sumberdaya Arkeologi; 2) Pariwisata; dan 3) Pariwisata Sejarah. Penelitian ini menggunakan bentuk dan strategi deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumen. Data yang diperoleh divaliditas dengan menggunakan triannggulasi data, peneliti, teori, dan metodelogis. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Dan analisis SWOT yang meliputi penyusunan matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan matriks EFAS (External Factor Analysis Summary) yang dilanjutkan dengan penyusunan matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninggalan prasejarah di banyuwangi meliputi situs gua di Songgon, Situs Goa di Wongsorejo, situs gua di Kalipuro, dan situs neolitik di kendenglembu. Sedangkan untuk pemanfaatanya sebaga media dan sumber belajar sudah diterapkan oleh sekolah-sekolah SMA di Kabupaten Banyuwangi.
POTRET PEMBELAJARAN SEJARAH PADA ERA NEW NORMAL DI KELAS X IPS MA.AL-QODIRI VIII KELIR Dewi Nurul Rizky; I Kadek Yudiana; I Wayan Mertha
JURNAL SANGKALA Vol 1 No 1 (2022): SANGKALA
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pendidikan pada dasarnya tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi selama ini. Permasalahan tersebut dapat menghambat berjalannya proses pembelajaran yang di harapkan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang dialami saat ini sedang mengalami masa transisi yang diakibatkan oleh pandemi virus covid-19. Hal tersebut kemudian memberikan dampak terhadap perubahan tatanan pendidikan yang selama ini sudah tersusun. Pendidikan memasuki era new normal setelah pandemi covid-19 berangsur membaik. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan potret pembelajaran sejarah pada era new normal di kelas X IPS MA.Al-Qodiri VIII, pembelajaran era new normal dilakukan tatap muka secara terbatas dengan menyesuaikan kurikulum darurat dengan memperhatikan materi esensial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi dan studi dokumen. Analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi data, teori, metode, dan peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui proses pembelajaran pada era new normal 2) untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang digunakan ada era new normal 3) mendiskrisikan kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran pada era new normal. Hasil dari penelitian adalah : 1) proses pembelajaran pada era new normal sudah dilakukan secara tata muka 2) perangkat pembelajaran menggunakan kurikulum darurat dengan materi esensial 3) kelebihan dari proses pembelajaran pada era new normal siswa dapat dipantau secara langsung dan kelemahan proses pembelajaran pada era new normal adanya learning loss pada siswa. Kegiatan pembelajaran tatap muka tetap berlangsung normal meski ketersediaan alokasi waktu terbatas sesuai dengan aturan pemerintah agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
SENI TARI GANDRUNG SEBAGAI PEWARISAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MASYARAKAT BANYUWANGI I Wayan Mertha; Sahru Romadloni
JURNAL SANGKALA Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gandrung adalah seni tradisi mayarakat banyuwangi yang sampai sekarang dilaksanakan dan sekaligus sebagai tari penyambutan tamu. Gandrung sebagai tari pilihan banyak menanamkan nilai dan pendidikan karakter yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Metode penelitian yang digunakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian gandrung adalah sebagai berikut: nilai perjuangan, nilai kritik sosial, ekonomi, seni, hiburan, keterampilan, kepercayaan, kekeluargaan, nilai cinta budaya daerah, nilai moral, nilai keindahan, dan nilai persatuan.
HARMONI DALAM KEMULTIKULTURAN DI DESA PANCASILA (POTRET KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DI DESA SARONGAN, KECAMATAN PESANGGARAN, BANYUWANGI) I Kadek Yudiana; I Wayan Mertha
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menganalisis latar belakang masyarakat tetap menjaga kerukunan antar umat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, (2) Untuk menganalisis bentuk kerukunan antar umat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, (3) Untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam kerukunan antar umat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Sarongan yang dapat digunakan sebagai karakter dasar untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan langkah-langkah, yakni penentuan lokasi penelitian, metode penentuan informan, metode pengumpulan data, istrumen penelitian, metode pengujian keabsahan data, dan metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan latar belakang kerukunan antarumat beragama di Desa Sarongan dapat dilihat dari perspektif agama Islam tentang toleransi; agama Hindu dengan ajaran Tat Twam Asi, Ahimsa, Tri Hita Karana, dan Desa Kala Patra; agama Kristen dengan ajaran cinta kasihnya. Sedangkan dalam perspektif ajaran agama Budha terdapat ajaran satu adalah semua dan semua adalah satu. Selain kemajemukan dan kemultikulturan masyarakat di Desa Sarongan dapat terjaga berkat keberadaan ideologi pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Adapun bentuk kerukunan antarumat beragama pada masyarakat multikultur di Desa Sarongan meliputi: dialog lintas agama maupun etnik dan kerjasama antarumat beragama; meyakini agama sendiri dan menghargai agama orang lain; dan doa bersama. Sedangkan nilai yang terkandung dalam kemultikulturan masyarakat Desa Sarongan meliputi: Nilai Social, Simpati, Toleransi dan Empati, Religious, Nasionalisme, Gotong Royong, Demokrasi, Bersahabat/komunikatif, kecintaan terhadap lingkungan, cinta damai, dan peduli sosial.
PEMANFAATAN KESENIAN TRADISIONAL BARONG DESA KEMIREN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA I Wayan Mertha; Mahfud, Mahfud
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi nilai-nilai karakter kesenian Barong Kemiren; 2) menganalisis pemanfaatan kesenian Tradisional Barong Kemiren sebagai sumber belajar sejarah lokal. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi peneliti. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yakni Reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus. Hasil penelitian menunjukkan Nilai-nilai karakter kesenian tradisional barong kemiren dapat dilihat dengan jelas melalui analisis pada tema-tema yang digunakan dalam lakonnya. tema-tema dalam lakon Barong Kemiren terdiri atas empat tema, yaitu perkawinan, hubungan manusia dengan mahluk halus/ jin, hubungan antara lelaki dan perempuan, serta pertarungan dan penaklukan. Barong Kemiren sudah dijadikan sebagai sumber belajar baik di SMA maupun di perguruan tinggi untuk sejarah lokal. Hal ini terekan dengan jelas dalam instrumen pembelajaran yang dimiliki oleh guru.
UPACARA NGOSEK PONJEN DI DESA OLEH SARI KECAMATAN GLAGAH-BANYUWANGI (ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BUDAYA MASYARAKAT OSING BANYUWANGI) I Wayan Mertha
JURNAL SANGKALA Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Sangkala
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi ngosek ponjen atau perang bangkat di Banyuwangi tidak terlepas dari latar belakang sejarah nenek moyang, sejarah tradisi ini mengandung ajaran filosofi para leluhur yang dikemas ke dalam sebuah upacara yang sarat akan simbol-simbol yang penuh makna atau ajaran kehidupan berumah tangga. Dari sejarah inilah masyarakat suku Osing mengetahui pentingnya tradisi ini bagi kebahagiaan kehidupan rumah tangga anak kemunjilan. dalam melaksanakan prosesi ngosek ponjen atau perang bangkat, masyarakat suku Osing Banyuwangi harus menyediakan bermacam-macam perlengkapan yang diistilahkan oleh mereka dengan peras ( sesajen ). Peras ini secara simbolis masing-masing mempunyai makna dan tujuan tertentu yang berupa nasehat-nasehat dari nenek moyang yang tersirat dalam setiap simbol-simbol tersebut. Masyarakat suku Osing menengarai adanya sebuah implikasi simbol-simbol dalam tradisi tersebut dengan keharmonisan dalam rumah tangga mereka, karena di dalam simbol-simbol tersebut terdapat sebuah ajaran dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.
PURA DEWATA AGUNG IN SUMBERARUM VILLAGE, SONGGON DISTRICT, BANYUWANGI (STUDY OF THE HISTORY, STRUCTURE AND FUNCTIONS OF TEMPLES) Andreyan Priyo Prayogo; I Kadek Yudiana; I Wayan Mertha; Mahfud
International Journal of Educational Review, Law And Social Sciences (IJERLAS) Vol. 3 No. 1 (2023): January
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijerlas.v3i1.627

Abstract

This research was conducted in Sumberarum Village, Songgon, Banyuwangi which aims to find out (1) the history of the Dewata Agung Temple; (2) The structure of the Dewata Agung Temple; (3) The function of the Great Gods Temple. This research is historical research, so the steps taken are (1) Heuristic data collection (observation, interviews, study of documents), (2) Criticism of sources, (3) Interpretation and (4) Historiography of historical writing. Based on findings in the field, Pura Dewata Agung has existed since 1970 and before the establishment of Pura Dewata Agung, its name was Sanggar Pamujan, where this pamujan studio was used as a prayer for Jawi Wishnu Buddhists. Then in 1970, Jawi Wishnu Buddhists moved to Hindu Dharma because they had to choose one of the religions that have been determined and have legality in the new order government, then Buddha Jawi Wishnu inevitably has to change religions, one of which is to choose Buddhism or Hindu Dharma. This was then followed by Jawi Wishnu Buddhists deliberating with several Jawi Wishnu Buddhist leaders to find common ground to choose between Buddhism and Hindu Dharma. the result of the people's agreement that they chose Hindu Dharma because their considerations were based on the sacred texts of the Vedas and the same God who is worshiped, namely Sang Hyang Bhatara Wishnu. So that the Jawi Wishnu Buddhists in Sumberarum Village moved to Hindu Dharma and they worked together to start building the Great Gods Temple. The structure of the Dewata Agung Temple uses the Dwi Mandala concept in which this concept divides the temple into two parts, namely Nista Mandala (the unholy part) and Utama Mandala (the most sacred part). The function of the Great Gods Temple is divided into three namely, (1) Religious function as a place for prayer and religious ceremonies (2) Religious Education function as a place for pasraman or often called Hindu religious education; and (3) social function as a meeting place for meetings and deliberations. (1) Religious function as a place for prayer and religious ceremonies (2) Religious Education function as a place for pasraman or often called Hindu religious education; and (3) social function as a meeting place for meetings and deliberations. (1) Religious function as a place for prayer and religious ceremonies (2) Religious Education function as a place for pasraman or often called Hindu religious education; and (3) social function as a meeting place for meetings and deliberations.
Motivation for Domestic Tourists to Visit Sayan Tourism Village, Gianyar Regency Thariana, Putu Lisa; Tirtawati, Ni Made; Mertha, I Wayan
Indonesian Journal of Applied and Industrial Sciences (ESA) Vol. 3 No. 5 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/esa.v3i5.11193

Abstract

The purpose of this study was to determine the push motivation and pull motivation factors of domestic tourists visiting Sayan Tourism Village, Gianyar Regency. The population of this study were domestic tourists who had visited Sayan Tourism Village, Gianyar Regency. Using the Yamane formula, a total of 100 respondents were obtained with the Purposive Sampling technique, followed by sampling using Accidental Sampling. Data collection was carried out using survey methods (questionnaires), observation and literature studies. The collected data were analyzed using Exploratory Factor Analysis (EFA) with the SPSS 25 application program. The results showed that 5 new push factors were formed from 24 indicators. The push factors are: cultural exploration and vacation factors; breaking away from routine; relaxation; pride; and nostalgia. The pull factors derived from 21 indicators formed 5 new factors, namely: first, cultural attraction factor; second, natural attraction factor; third, tourism facility factor; fourth, accessibility pull factor; and finally, destination image factor. The dominant factors of the push factors are cultural exploration and vacationing, while the dominant factor of the pull factors is cultural attraction.
The Effect of Memorable Tourism Experience on Storytelling Behavior and Revisit Intention in Jatiluwih Tourism Village Sari, Bulan Purnama; Wiarti, Luh Yusni; Mertha, I Wayan
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 3 No. 9 (2024)
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v3i9.5412

Abstract

Memorable Tourism Experience is one of the sources that are an aspect of excellence for a tourist destination or tourist attraction because a memorable experience will have a long- term impact. Good storytelling behavior and getting satisfaction that is in accordance with expectations will have an impact on tourist behavior to do branding and the intention to revisit. This study was conducted to see how much influence an impressive tourism experience has on storytelling behavior and revisit intention in Jatiluwih Tourism Village. The phenomenon that drives this study is the large number of storytelling behaviors of tourists who upload and convey information about their experiences through social media. The gap in previous studies is used as a novelty in this study to test how much influence memorable tourism experience has on revisit intention through storytelling behavior in Jatiluwih Tourism Village. The sampling technique used purposive sampling with a questionnaire distribution of 210 respondents consisting of domestic and foreign tourists. The type of research uses a quantitative approach using a Likert scale and data analysis using SmartPLS. The results of this study indicate that there is a significant direct influence between the memorable tourism experience variable on revisit intention, there is a significant direct influence between memorable tourism experience on storytelling behavior, there is a significant direct influence on storytelling behavior on revisit intention and storytelling behavior has a significant direct influence. In fully mediating an impressive tourism experience on the intention to revisit in Jatiluwih Tourism Village.
Analisis Pengaruh Penerapan Protokol Kesehatan Dan Psikologis Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Ke Bali Selama Pandemi Covid-19 Saputra, Roy; Mertha, I Wayan; Wiarti, Luh Yusni
Tulisan Ilmiah Pariwisata (TULIP) Vol 5, No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/tulip.5.2.35-41.2022

Abstract

The world is currently faced with the problem of the spread of the Covid-19 virus. The outbreak that appeared in Wuhan, China, was first reported to WHO on December 31, 2019. The cases and victims of Covid-19 spread across various countries indicate that Covid-19 has become a global problem, and has had an impact on international activities, such as the economy and the economy. various other activities. The global COVID-19 pandemic has created new problems for nation-states, especially regarding how the state's efforts to prevent and stop the spread of this virus from spreading further. Social vaccines such as social distancing and lockdown policies are also carried out by countries in response to this emergency situation. The rapid growth of the tourism industry in Indonesia is a fairly complex challenge in providing a sense of comfort and safety for tourists. This study aims to determine the factors that influence tourist interest in traveling. In this study, the data collected was tested using Partial Least Square (PLS) on 90 respondents. The sample of this study used purposive sampling. The results obtained are that statistical data analysis shows that health protocols positively and significantly affect visiting interest. The t statistic is 3.470 > t table 1.96. In addition, p-values of 0.001 <0.05 were obtained, indicating that health protocols affect the interest of visiting tourists to Bali. The results of statistical data analysis showed that psychology affected the interest in visiting in a positive and significant way. The t statistic is 3.016 > t table 1.96. In addition, p values of 0.003 < 0.05 were obtained. So that it shows that psychology has an effect on the interest of visiting tourists to Bali.
Co-Authors A. Wahab Jufri Adawiyah, Marosa Rabi’atul Agil Al Idrus Agil Al Idrus, Agil Al Agus Mursidi Ahmad Raksun, Ahmad Aini, Jannatul Alhafizin, M. Andreyan Priyo Prayogo Andriastuti, Mutia Andriastuti, Mutia Anom Hery Suasapha ASTITI, Anak Agung Eka Putri Dewi Astuti, Julya Bachtiar, Adzam Baiq Gina Amalia Niarni Bulan Purnama Sari, Bulan Purnama Delphi, Syakila Gita Dewi Nurul Rizky DIDIK SANTOSO Didik Santoso Dinata, I Kadek Krisna Surya Dinata, Krisna Surya Dwiari, Ni Made Septi Dyah Cynthia Putri Elvisa Rahma Dewi Eryuni Ramdhayani Hermaya Sura Putri Heru Setiawan I Kadek Yudiana I Putu Eka Nila Kencana I Wayan Sukma Winarya Prabawa Ida Bagus Gede Agung Widana Ilhamdi, M. Liwa Ilhamdi, Moh Liwa Ilmi, Muhamad Yazid Mizanul Ismadwijayanthi, Gusti Ayu Maharani Jamí’’yyah, Shafro’ Khuluq Jamí’’yyah, Shafro’Khuluq Jannatul Aini Julia, Reinda Chella Julya Astuti Kristiono Liestiandre, Hanugerah LALU ZULKIFLI Lilasari, Luh Nyoman Tri Luh Yusni Wiarti M.Alhafizin Mahfud Mahfud Meikassandra, Prilicia Mohammad Liwa Ilhamdi Muhamad Yazid Mizanul Ilmi Ni Made Eka Mahadewi Ni Made Tirtawati Ni Putu Oka Agustini Niarni, Baiq Gina Amalia Noviani, Ni Komang Nia Nur Lestari Pranatajaya, I Gusti Ngurah Krisna Prinanda, Nathaniel Aji Putri, Hermaya Sura Putu Irma Yunita Risky Riyyatul Ropidah Ropidah, Risky Riyyatul Sahru Romadloni Saputra, Roy Shafro’Khuluq Jamí’’yyah Sukariyanto, I Gede Made Sukariyanto, Made Susianti, Hartanti Woro SUYANTRI, ENI Syakila Gita Delphi Tendi Kurniawaan, I Gede Tendi Kurniawan, I Gede Tendi Kurniawan, I Gede Thariana, Putu Lisa Ulya Febria Utami Utami, Ulya Febria Widana, Ida Bagus Gede Agung Widyantara, I Made Sugi