Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang bersifat bakterisid atau bakteriostatik. Penggunaan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak akan meningkatkan kejadian resistensi. Dampak resitensi antibiotik adalah meningkatnya morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penyalahgunaan antibiotik yang paling umum terjadi adalah pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Kurangnya pengetahuan tentang antibiotik di kalangan masyarakat, terutama mahasiswa non-kesehatan, berperan penting dalam banyaknya kasus penyalahgunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Geografi dan Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif observasional dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Kuesioner tersebut diuji validitas reliabilitas, dan hasilnya menunjukkan valid dan reliabel. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 174 responden dan jumlah minimum sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup (40,8%), perilaku yang cukup (54,6%) dan menunjukkan sikap yang baik (53,4%) terhadap antibiotik dan resistensi antibiotik.