p-Index From 2020 - 2025
6.434
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Indonesian Journal of Applied Linguistics (IJAL) IJTIHAD Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan JMM17: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Al-Ahkam Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Al-Ihkam: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Al-Ahkam: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum Journal of Islamic Economic Laws Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Jurnal Hukum Ekonomi Syariah EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS Journal on Education Shirkah: Journal of Economics and Business Al-Maslahah Justisia Ekonomika Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Management of Zakat and Waqf Journal (MAZAWA)) Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum An-Nisbah : Jurnal Perbankan Syariah As-Sidanah : Jurnal Pengabdian Masyarakat ALMUJTAMAE: Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Al-Hakim : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Ukazh : Journal of Arabic Studies Al-Manahij : Jurnal Kajian Hukum Islam Tarling : Journal of Language Education Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam Jurnal Multidisipliner Bharasa Syarah: Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi Jurnal Indonesia Sosial Sains Saree : Research in Gender Studies El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Al-Ahkam: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Journal of Ekonomics, Finance, and Management Studies IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita Jurnal Keislaman Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah HUKUM EKONOMI ISLAM Journal of Islamic Economic Laws
Claim Missing Document
Check
Articles

Sistem penanggalan Hijriah Mohammad Shawkat Odeh Muh. Nashirudin
Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijtihad.v11i2.199-217

Abstract

This paper discusses the Hejric calendar system by Mohammad Shawkat Odeh, one of Muslim astrono-mers from the Islamic world who offers new criterion for lunar crescent’s visibility and the Hejriccalendar system. This article describes and analyzes some concepts proposed by Odeh concerning hisab(calculation) and rukyah (moon-sighting) such as criteria for the crescent visibility. The criteria offered byOdeh is the result of a long-time research (from 1859 – 2005 and totalled 737 observations). TheUniversal Hejric Calendar proposed by Odeh divides the world into two zones: the westerns zonecovers American continent and the eastern zone covers Asian, African, Australian, and European conti-nents. Although there are some problems caused by the division of zones, the idea that most ofMuslim countries includes in the same zone is expected to reduce the problem of dissimilarity indetermining the new moon. Consequently, the unification of the first date of the month and also theIslamic calendar is possible.
Al-Manhâj al-Fiqhî ‘Inda Jamâ’ah “Muassah al-Da’wah al-Islâmiyah al-Indûnîsiyah” (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) wa Âtsâruhu Fî Istinbâth al-Ahkâm al-Syar’iyyah Moh. Abdul Kholiq Hasan; Iskandar Dzulkarnain; Muh. Nashirudin
AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial Vol. 16 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia IAIN Madura collaboration with The Islamic Law Researcher Association (APHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/al-lhkam.v16i2.5112

Abstract

Indonesian Islamic Da’wa Institution or Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tends to embrace exclusivity and takfiri ideology. Though the group denied the claim, evidences from their fiqh manhaj foundation said the opposite. Employing library research method in descriptive qualitative fashion, this article attempts to address this issue by revealing the fiqh manhaj LDII employs and its influences over the legal decisions LDII takes. Content analysis in tandem with document triangulation and structured interviews was applied to investigate the textual references LDII uses. The findings indicate that LDII employs a fiqh manhaj called manqul, knowledge transmission centered around LDII founder – Nur Hasan ‘Ubaidah. This manhaj is influential for LDII in issuing legal decisions which tend to be exclusive and takfiri. In some cases, the fiqh manhaj of LDII was considered to be contradictory against ahlus sunnah fiqh manhaj which embraces openness and non-takfiri ideology.
Istihsan dan Formulasinya (Pro Kontra Istihsan dalam Pandangan Mazhab Hanafi dan Syafii) Muh. Nashirudin
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 43, No 1 (2009)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.v43i1.95

Abstract

Tulisan ini memberikan sedikit gambaran tentang perbedaan antara pendukung dan penentang istihsan yang pada hakikatnya hanya berupa perbedaaan redaksional. Sebagai sebuah metode penetapan hukum yang tetap berpegang pada dalil, istihsan disepakati penggunaannya oleh semua ulama. Istihsan juga tidak terbatas menggunakan qiyas khafi sebagai lawan dari qiyas jali, akan tetapi juga bisa dengan berdasar pada nash, ijma, urf, dan dharurah. Bila melihat bahwa tujuan utama penggunaan istihsan adalah menghilangkan kesulitan dan mencapai kemaslahatan maka istihsan merupakan salah satu metode penetapan hukum yang sangat mungkin untuk dilakukan pengembangan dan modifikasi agar bisa menjadi salah satu metode penetapan hukum yang dinamis, berkembang sesuai dengan perkembangan waktu.
Jual Beli Mata Uang Kuno Dalam Fikih Muamalah Kurnia Cahya Ayu Pratiwi; Muh Nashirudin
Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal At Tamwil, Maret 2021
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/at.v2i3.1451

Abstract

Artikel ini membahas bisnis yang saat ini sedang berkembang yaitu bisnis jual beli uang rupiah kuno di pasar Triwindu Surakarta. Dalam transaksi tersebut mata uang rupiah kuno dinilai dengan harga yang mahal. Meskipun demikian, banyak orang yang mencari benda tersebut baik dari kalangan para pedagang atau kolektor untuk keperluan non bisnis tanpa mempertimbangkan aspek muamalahnya, yaitu dari segi kemanfaatan yang dapat diambil dari benda tersebut. Benda tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai hiasan dinding dengan tujuan mengikuti tren atau gaya hidup masyarakat modern. Dalam permasalahan ini sesuai dengan hukum Islam bahwa jual beli barang sejenis harus memenuhi 2 syarat agar terhindar dari riba, yaitu: sama nominalnya dan tunai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan menjadikan narasumber sebagai sumber data primer. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktek jual beli mata uang rupiah kuno dari segi pelaksanaan sudah sesuai dengan hukum Islam. Jual beli ini dinyatakan sah dan terbebas dari unsur riba, karena uang yang dijadikan objek jual beli ini bukan lagi menjadi alat pembayaran (barang antik), sehingga dalam pertukarannya boleh dengan nominal yang berbeda dan tidak tunai. Ditinjau dari segi kemanfaatannya, jual beli ini juga dinyatakan sah apabila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Lombok as An Indonesian Halal Travel Destination Helmi Haris; Muh. Nashirudin
Shirkah: Journal of Economics and Business Vol 4, No 3 (2019)
Publisher : IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.5 KB) | DOI: 10.22515/shirkah.v4i3.277

Abstract

This study examines Lombok, as an Indonesian halal travel destination, through Global Muslim Travel Index (GMTI) analysis. GMTI requires four main indicators of assessing a halal destination, namely access, communication, environment and service. This study finds that Lombok is a promising island to be a halal travel destination, even it will be the best halal tourism place in Indonesia. However, the development of this destination should put in priority. The local government should take part in translating the halal destination concept to the grassroot level of tourism industry, whether in terms of tradition, culture, environment and other main indicators.     Keywords: Lombok, halal tourism, travel destination, GMTI 
Kriteria Kafa'ah Dalam Perkawinan: Antara Absolut-Universal Dan Relatif-Temporal Ahmad Azaim Ibrahimy; Nawawi Nawawi; Muh Nashirudin
Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol. 5 No. 2 (2020): Al-Ahkam: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum
Publisher : IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/alahkam.v5i2.2371

Abstract

Penelitian ini menemukan bahwa kriteria kafa’ah dalam perkawinan mencakup tiga dimensi yaitu dimensi etik-religius, status sosial dan material. Kafa’ah etik-religius bersifat mutlak, permanen dan universal dimana berlakunya  tidak terbatas pada ruang dan waktu. Sementara kafa’ah pada dimensi status sosial dan material bersifat relatif dan lokal. Kafa’ah berupa status sosial tidak memiliki dasar yang jelas dari al-Qur’an maupun sunnah Nabi SAW dan bertentangan dengan ajaran Islam yang memandang bahwa derajat seseorang tidak ditentukan dengan status sosial tetapi dengan aspek ketakwaannya. Dalam hal ini, status sosial sebagai kriteria  kafa’ah dalam penikahan dipengaruhi kefanatikan kultur budaya Arab yang berkembang pada waktu Islam di Arab. Begitu pula ulama ketika menformulasikan  kriteria kafa’ah dalam penikahan tidak lepas dari pengaruh kultur Arab. Karena itu, kafa’ah ini jelas bersifat fanatik kearaban yang bersifat temporal dan lokalitas yang tidak mungkin bisa diimplementasikan secara totalitas yang dibatasi  ruang dan waktu. Yakni, kafa’ah dimensi status sosial bersifat relatif dan tidak mutlak hanya berlaku pada kalangan bangsa Arab saja, karena karakteristik  Arab sangat menjaga terhadap   keturunan.   Memang ada pendapat ulama yang memberi kriteria kafa’ah berupa keturunan atau status sosial berdasarkan hadis sebenarnya bersifat temporal dan lokal yang bisa berubah sesuai dengan konteks sosial.
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MAHASISWA UNTUK BERINVESTASI Anissa Widiyastuti; Muh Nashirudin
Jurnal Justisia Ekonomika: Magister Hukum Ekonomi Syariah Vol 6 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/justeko.v6i1.13331

Abstract

Minat seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal ataupun eksternal. Seperti halnya minat mahasiswa untuk melakukan investasi. Rendahnya minat mahasiswa untuk investasi disebabkan oleh ketidak percayaan diri untuk mengatasi segala risiko yang ada nantinya. Mahasiswa memilih jalur aman sehingga ia enggan berinvestasi, kemudian selanjutnya pemahaman yang minim mahasiswa terkait investasi di pasar modal baik konven ataupun syariah sehingga bagaimana mahasiswa akan berinvestasi padahal ia tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk berinvestasi. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa kurangnya pemerataan promosi untuk edukasi investasi. Seperti pratikum pasar modal masih dilakukan sebatas FEBI saja belum menjamah fakultas yang lain sehingga Fakultas dilain FEBI masih sangat minim pengetahuan terkait pasar modal, selain itu faktor lainnya yang fundamental adalah terkendala pada ketidakpunyaan dana sehingga lebih prioritas kebutuhan pokok dan keperluan kuliah dibandingkan melakukan investasi apalagi investasi untuk jangka panjang.
The Authority of Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) Fatwa: Critical Review of the MTA's Sunday Morning Brochure Muh Nashirudin; Mudofir Mudofir
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 12 No 2 (2018)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.536 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v12i2.1634

Abstract

This paper discusses the authority behind the Sunday Morning Brochure by Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA). The Sunday Morning Brochure is a study material given on Sunday morning and distributed to MTA members, and they can be regarded as a fatwa or the result of the MTA’s ijtihād in understanding the sources of Islamic law. From the documentations and interviews, this research finds that the study materials on the MTA’s Sunday morning brochures have been designed by a team of experts under the supervision of Ahmad Sukina. However, the brochures are, in fact, only prepared individually by the chairman of the team, i.e. Masduki who cannot be said to be authoritative in the istinbāṭ or ijtihād of Islamic law because he does not meet the criteria as an individual mujtahid in establishing the Islamic law. While using the jargon back to the Qur'an and Sunnah, MTA still uses ijmā' and qiyās as a proposition though in a very limited case. Other sources than those four, such as istiḥsān, maṣlaḥah, and istiṣḥāb will not be used by the MTA.
CRYPTOCURRENCY IN ISLAMIC LAW M. Usman; Uju Suji'ah; Muh. Nashirudin
Jurnal Multidisipliner Bharasa Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Multidisipliner Bharasa
Publisher : Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatan Bhakti Putra Bangsa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.793 KB) | DOI: 10.56691/jurnalmultidisiplinerbharasa.v1i1.6

Abstract

Virtual money is a product of specific cryptocurrency algorithms, where no particular institution or authority controls the circulation of this digital money or underlying assets for which there is no basis for pricing and consumer protection. By ceding the money system into the market, Cryptocurrencies require legality considerations. This research aims to explain cryptocurrency as a means of payment from the perspective of Islamic Law. This research uses a literature review or normative approach. The results showed that a Legal Vacuum or the empty laws governing Cryptocurrencies could potentially negatively impact. This is because there is the principle of haram li ghairihi, where something contains an element of uncertainty. In the Indonesian Ulema Council (MUI) perspective through Fatwa No. 116/DSN/-MUI/IX/2017, cryptocurrency is included in the concept of sharia maqashid due to uncertainty of containing element maysir (gambling).
Relevance Of Islamic Banking In Indonesia To The Muamalah System Of The Prophet And The Caliph Malta Anantyasari; Agus Endro Suwarno; Muh. Nashirudin; Chabibatul Mu'awanah; Nuraini Binti Asri
Journal of Islamic Economic Laws Vol 5, No 2: July 2022
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jisel.v5i2.17657

Abstract

The emergence of Islamic banks in Indonesia today is increasingly mushrooming. This is inseparable from the role of the number of Muslim populations in Indonesia who want an Islamic economic and banking system that is far from usury. The Islamic banking system has been exemplified by the Prophet Muhammad and his companions in the past and this has become the basis or foundation for the establishment of Islamic banks. But in reality in Indonesia, the relevance of the Islamic banking system is less attractive. This research is a descriptive qualitative research, using library research method. The purpose of this study is to examine the practice of Islamic banking as exemplified at the time of the Prophet Muhammad SAW and to see the relevance and development of Islamic banking practices in Indonesia. The conclusion of this study is that the model of banking services, products and activities exemplified by the Prophet is still used in the Islamic banking system in Indonesia, but in fact there are many Islamic bank practices that deviate and are not in accordance with Sharia rules.