Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Effectiveness of Red Onion Extract (Allium Cepa) on the Elongation of Papillae and Neutrophil Cell in the Gastroesophageal Junction (GEJ) of Sprague Dawley Strain Rats Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Model Blandina, Maria Bernadetta Nadya; ., Vetinly; Djuartina, Tena; Tenggara, Riki; Budianto, Iskandar R.
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy Vol 26, No 1 (2025): VOLUME 26, NUMBER 1, April, 2025
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24871/261202536-42

Abstract

Background: Gastroesophageal acid reflux disease (GERD) is a disorder caused by the reflux of stomach acid when the lower esophageal sphincter (LES) relaxes with a prevalence of around 1.03 billion worldwide. One of the supporting examinations carried out to diagnose GERD is a histopathological examination. This study aims to determine the effect of red onion extract on the papillae elongation and neutrophil cells of the gastroesophageal junction in Sprague Dawley rats. Methods: This experimental study was conducted on Sprague Dawley rats induced with 1 mL of HCl + 1 mL of ascorbic acid, administered into the gastric cardia of the rats, mixed with 1 mL of sodium thiocyanate (NaSCN) and 1.5 mL of sodium nitrite (NaNO₃) to develop a GERD model. The rats were then divided into ten groups with different treatments, including red onion extract (250, 500, 750 mg/kgBW) and PPI (pantoprazole). Results:  It was stated that there was a significant relationship between the effect of red onions and changes in papillae elongation in rats induced by GERD (P-value 0.05). The neutrophil cells showed no significance on the impact of red onion (p-value 0,05). Nor are the papillae elongation and the neutrophil cell changes dose-dependent.Conclusion: A significant reduction in the histopathological appearance of papillae elongation was seen in the majority of the population. However, no significant results were found for the different doses of shallot extract.Keywords: Gastroesophageal acid reflux disease, allium cepa, papillae elongation, red onion extract, neutrophil cells
Association between ApoA1, ApoB, and the ApoB/ApoA1 ratio with the risk of diabetic neuropathy: A systematic review and meta-analysis Gosal, Ervina; Djuartina, Tena; Sutrisno, Alfred; Budianto, Iskandar R.
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 16, No 2, (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol16.Iss2.art12

Abstract

Diabetic neuropathy is a common complication of diabetes mellitus and a major contributing factor to the development of diabetic foot ulcers (DFU). Apolipoproteins A1 (ApoA1) and B (ApoB), as well as the ApoB/ApoA1 ratio, play a crucial role in lipid metabolism and are believed to be involved in the development of neuropathic damage in individuals with diabetes. This study highlights the association between ApoA1, ApoB, and the ApoB/ApoA1 ratio with the risk of developing diabetic neuropathy. A systematic review was conducted following the PRISMA guidelines. An extensive literature search was conducted on December 7, 2024, using multiple databases, including PubMed, ProQuest, EBSCOhost, and Medline. There were no language or publication date restrictions. This synthesis relied solely on odds ratios (ORs) with 95% confidence intervals (CIs) as effect sizes. Included studies were observational in design, examining the association between ApoA1, ApoB, or the ApoB/ApoA1 ratio with diabetic neuropathy in an adult population. Of the 320 studies identified, 5 met the criteria for inclusion in the qualitative synthesis and meta-analysis, involving 2,756 diabetic patients. Findings showed higher ApoB levels and lower ApoA1 levels in patients with diabetic neuropathy compared with controls. However, no significant association was found between ApoB, ApoA1, or the ApoB/ApoA1 ratio with diabetic neuropathy or DFU risk. This review found no significant association between ApoB, ApoA1, or the ApoB/ApoA1 ratio with diabetic neuropathy or DFU. Further research is needed to explore their potential role in DM complications.
PEMBELAJARAN ANATOMI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 3 DI MUSEUM ANATOMI Sasmita, Poppy Kristina; Dewi, Rita; Irawan, Robi; Djuartina, Tena
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v1i2.4229

Abstract

Materi mengenai tubuh manusia terdapat dalam pelajaran biologi untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Dalam proses belajar, pemilihan metode yang tepat dalam menyajikan suatu materi dapat membantu siswa untuk mengetahui dan memahami tentang suatu hal. Metode pembelajaran mengenai tubuh manusia selain diberikan oleh guru di sekolah juga didapat dengan cara yang berbeda untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa. Satu metode yang efektif dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pengalaman siswa adalah dengan berkunjung ke Museum Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya (FKIK UAJ), Jakarta.  Dalam program pengabdian masyarakat ini dilakukan kegiatan pengenalan sistem tubuh manusia dengan topik sistem saraf manusia dengan metode mendengar penjelasan disertai diskusi interaktif, aktivitas menggambar otak manusia dan melihat langsung preparat anatomi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 45 siswa dan siswi kelas 3 Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Jabr Pondok Labu, Jakarta Selatan. Hasil rerata nilai pre-test untuk kelas A adalah 5,69 dan kelas B adalah 5,72. Hasil rerata nilai post-test yang didapat untuk kelas A 7,65 dan kelas B 6,72. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat peningkatan pengetahuan setelah beraktivitas  di Museum Anatomi. Kegiatan kunjungan ke Museum Anatomi merupakan salah satu metode pembelajaran alternatif yang berguna bagi siswa SD kelas 3 untuk mengetahui dan memahami sistem saraf manusia.
Peran Bakti Sosial (Baksos) Dalam Pengenalan Penyakit Sejak Dini Pada Masyarakat: - Uinarni, Herlina; Djuartina, Tena; Sasmita, Poppy K.; Santi, Bryani Titi; R. Budianto, Iskandar
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v2i2.5543

Abstract

Bakti sosial sangat membantu dalam mendeteksi penyakit di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran akan kesehatan pribadi. Inisiatif ini dilakukan di Cipinang bekerja sama dengan tim klinik dari Gereja Keluarga Kudus Rawamangun dan Kepolisian St. Petrus Cipinang, yang melibatkan 50 peserta dengan rerata usia 53 tahun (88% perempuan, 12% laki-laki). Selama kegiatan, peserta mengisi kuesioner dan melakukan pengukuran tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol, diikuti dengan konsultasi berdasarkan hasilnya. Hasil survei menunjukkan bahwa 82% belum pernah didiagnosis penyakit sebelumnya dan menunjukkan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang tinggi. Sebanyak 76% hadir atas kesadaran diri dengan 52% melakukan pemeriksaan kesehatan baru-baru ini. Sebanyak 76% memutuskan untuk minum obat atau berobat secara teratur setelah kegiatan. Selain itu, konsultasi dengan dokter meningkatkan pengetahuan kesehatan pada 96% peserta, dengan 94% merasa lebih mengetahui kondisi kesehatan diri. Kesimpulannya, bakti sosial terkait kesehatan tetap penting bagi masyarakat, serta menekankan perlunya inisiatif tersebut secara berkelanjutan.
PERAN MUSEUM ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UNIVERSITAS ATMA JAYA DALAM PEMBELAJARAN ANATOMI Djuartina, Tena; Irawan, Robi; Sugiharto, Liliana; Sasmita, Poppy Kristina; Sulichatiani; Sutino, Vinsensius
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6116

Abstract

Museum  dalam definisi peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2015 memiliki peran penting dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi, serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Terdapat berbagai jenis museum di Indonesia, salah satunya adalah Museum Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) universitas atma jaya. Museum Anatomi FKIK Universitas Atma Jaya ini berfungsi sebagai tempat belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia, baik untuk masyarakat umum maupun mahasiswa di bidang kesehatan, sebagai bagian dari sarana pendidikan dan penelitian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam penelitian yang dilakukan saat ini tentang peran museum Anatomi sebagai tempat pembelajaran Anatomi, dari hasil kuesioner didapat 92% pengunjung  dapat menambah pengetahuan mereka tentang anatomi tubuh manusia saat berkunjung ke museum. Sebelum memasuki Museum Anatomi FKIK UAJ, sebanyak 68% pengunjung merasa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi anatomi yang disampaikan. Setelah mengikuti kegiatan ruang studio di museum, sebanyak 100% pengunjung merasakan peningkatan pemahaman mereka terhadap materi anatomi yang dijelaskan. Harapan pengunjung pun berhasil terpenuhi setelah mengikuti kegiatan di Museum Anatomi FKIK UAJ, dengan 99% dari mereka merekomendasikan museum ini sebagai media pembelajaran anatomi. Kesimpulannya, Museum Anatomi FKIK UAJ telah merupakan salah satu museum yang berfungsi bukan hanya sebagai kumpulan koleksi, melainkan juga sebagai tempat pembelajaran Anatomi
PENGARUH PEMAPARAN MATERI DAN TUR KOLEKSI MUSEUM ANATOMI FKIK UNIKA ATMA JAYA TERHADAP PENGETAHUAN SISTEM TUBUH PADA MURID SEKOLAH DASAR (SD) Panggabean, Nadine Lefina; Djuartina, Tena; Dewi, Rita; Suwangto, Erfen Gustiawan; Narwati, Yulia Tanti; Irawan, Robi
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6311

Abstract

Museum merupakan institusi nirlaba yang tidak hanya berperan dalam edukasi dan penelitian, tetapi juga sebagai sarana penyebaran informasi. Museum Anatomi FKIK Unika Atma Jaya memfasilitasi pembelajaran sains, khususnya biologi dan anatomi. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang melibatkan siswa SD yang mengunjungi museum. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah pemaparan materi audiovisual serta tur koleksi sistem organ tubuh oleh staf Departemen Anatomi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengevaluasi efektivitas museum sebagai media pembelajaran dan dampaknya terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Hasilnya, 121 siswa menunjukkan peningkatan skor post-test dengan distribusi jawaban benar yang lebih bervariasi. Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada beberapa topik, seperti embriologi, perbedaan jenis kelamin, dan fungsi ginjal dalam sistem urin. Namun, peningkatan pada topik lain seperti sistem tubuh dan fungsi jantung tidak signifikan secara statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa pemaparan museum secara interaktif efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada topik-topik tertentu, meskipun tidak berlaku untuk seluruh materi
PEMBELAJARAN ANATOMI SISTEM SARAF MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 3 DI MUSEUM ANATOMI Sasmita, Poppy Kristina; Dewi, Rita; Irawan, Robi; Djuartina, Tena
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v1i2.4229

Abstract

Materi mengenai tubuh manusia terdapat dalam pelajaran biologi untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Dalam proses belajar, pemilihan metode yang tepat dalam menyajikan suatu materi dapat membantu siswa untuk mengetahui dan memahami tentang suatu hal. Metode pembelajaran mengenai tubuh manusia selain diberikan oleh guru di sekolah juga didapat dengan cara yang berbeda untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa. Satu metode yang efektif dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pengalaman siswa adalah dengan berkunjung ke Museum Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya (FKIK UAJ), Jakarta.  Dalam program pengabdian masyarakat ini dilakukan kegiatan pengenalan sistem tubuh manusia dengan topik sistem saraf manusia dengan metode mendengar penjelasan disertai diskusi interaktif, aktivitas menggambar otak manusia dan melihat langsung preparat anatomi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 45 siswa dan siswi kelas 3 Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Jabr Pondok Labu, Jakarta Selatan. Hasil rerata nilai pre-test untuk kelas A adalah 5,69 dan kelas B adalah 5,72. Hasil rerata nilai post-test yang didapat untuk kelas A 7,65 dan kelas B 6,72. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat peningkatan pengetahuan setelah beraktivitas  di Museum Anatomi. Kegiatan kunjungan ke Museum Anatomi merupakan salah satu metode pembelajaran alternatif yang berguna bagi siswa SD kelas 3 untuk mengetahui dan memahami sistem saraf manusia.
Peran Bakti Sosial (Baksos) Dalam Pengenalan Penyakit Sejak Dini Pada Masyarakat: - Uinarni, Herlina; Djuartina, Tena; Sasmita, Poppy K.; Santi, Bryani Titi; R. Budianto, Iskandar
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v2i2.5543

Abstract

Bakti sosial sangat membantu dalam mendeteksi penyakit di masyarakat, serta meningkatkan kesadaran akan kesehatan pribadi. Inisiatif ini dilakukan di Cipinang bekerja sama dengan tim klinik dari Gereja Keluarga Kudus Rawamangun dan Kepolisian St. Petrus Cipinang, yang melibatkan 50 peserta dengan rerata usia 53 tahun (88% perempuan, 12% laki-laki). Selama kegiatan, peserta mengisi kuesioner dan melakukan pengukuran tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol, diikuti dengan konsultasi berdasarkan hasilnya. Hasil survei menunjukkan bahwa 82% belum pernah didiagnosis penyakit sebelumnya dan menunjukkan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang tinggi. Sebanyak 76% hadir atas kesadaran diri dengan 52% melakukan pemeriksaan kesehatan baru-baru ini. Sebanyak 76% memutuskan untuk minum obat atau berobat secara teratur setelah kegiatan. Selain itu, konsultasi dengan dokter meningkatkan pengetahuan kesehatan pada 96% peserta, dengan 94% merasa lebih mengetahui kondisi kesehatan diri. Kesimpulannya, bakti sosial terkait kesehatan tetap penting bagi masyarakat, serta menekankan perlunya inisiatif tersebut secara berkelanjutan.
PERAN MUSEUM ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK) UNIVERSITAS ATMA JAYA DALAM PEMBELAJARAN ANATOMI Djuartina, Tena; Irawan, Robi; Sugiharto, Liliana; Sasmita, Poppy Kristina; Sulichatiani; Sutino, Vinsensius
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6116

Abstract

Museum  dalam definisi peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2015 memiliki peran penting dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksi, serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Terdapat berbagai jenis museum di Indonesia, salah satunya adalah Museum Anatomi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) universitas atma jaya. Museum Anatomi FKIK Universitas Atma Jaya ini berfungsi sebagai tempat belajar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia, baik untuk masyarakat umum maupun mahasiswa di bidang kesehatan, sebagai bagian dari sarana pendidikan dan penelitian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Dalam penelitian yang dilakukan saat ini tentang peran museum Anatomi sebagai tempat pembelajaran Anatomi, dari hasil kuesioner didapat 92% pengunjung  dapat menambah pengetahuan mereka tentang anatomi tubuh manusia saat berkunjung ke museum. Sebelum memasuki Museum Anatomi FKIK UAJ, sebanyak 68% pengunjung merasa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi anatomi yang disampaikan. Setelah mengikuti kegiatan ruang studio di museum, sebanyak 100% pengunjung merasakan peningkatan pemahaman mereka terhadap materi anatomi yang dijelaskan. Harapan pengunjung pun berhasil terpenuhi setelah mengikuti kegiatan di Museum Anatomi FKIK UAJ, dengan 99% dari mereka merekomendasikan museum ini sebagai media pembelajaran anatomi. Kesimpulannya, Museum Anatomi FKIK UAJ telah merupakan salah satu museum yang berfungsi bukan hanya sebagai kumpulan koleksi, melainkan juga sebagai tempat pembelajaran Anatomi
PENGARUH PEMAPARAN MATERI DAN TUR KOLEKSI MUSEUM ANATOMI FKIK UNIKA ATMA JAYA TERHADAP PENGETAHUAN SISTEM TUBUH PADA MURID SEKOLAH DASAR (SD) Panggabean, Nadine Lefina; Djuartina, Tena; Dewi, Rita; Suwangto, Erfen Gustiawan; Narwati, Yulia Tanti; Irawan, Robi
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i2.6311

Abstract

Museum merupakan institusi nirlaba yang tidak hanya berperan dalam edukasi dan penelitian, tetapi juga sebagai sarana penyebaran informasi. Museum Anatomi FKIK Unika Atma Jaya memfasilitasi pembelajaran sains, khususnya biologi dan anatomi. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang melibatkan siswa SD yang mengunjungi museum. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah pemaparan materi audiovisual serta tur koleksi sistem organ tubuh oleh staf Departemen Anatomi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengevaluasi efektivitas museum sebagai media pembelajaran dan dampaknya terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Hasilnya, 121 siswa menunjukkan peningkatan skor post-test dengan distribusi jawaban benar yang lebih bervariasi. Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) pada beberapa topik, seperti embriologi, perbedaan jenis kelamin, dan fungsi ginjal dalam sistem urin. Namun, peningkatan pada topik lain seperti sistem tubuh dan fungsi jantung tidak signifikan secara statistik. Temuan ini menunjukkan bahwa pemaparan museum secara interaktif efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada topik-topik tertentu, meskipun tidak berlaku untuk seluruh materi