Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PANDANGAN MAHASISWA FISIKA TERHADAP NATURE OF SCIENCE (NOS) Aulia Rahmadhani; Rasydah Nur Tuada
PHYDAGOGIC : Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Vol 5 No 1 (2022): Phydagogic : Jurnal Fisika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/phy.v5i1.2281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pandangan mahasiswa fisika terhadap Nature Of Science (NOS). Subjek penelitian ini yaitu 29 mahasiswa program studi pendidikan fisika tahun pertama di Universitas Sulawesi Barat, yang memprogramkan mata kuliah IPA Terpadu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa adaptasi kuesioner SUSSI (Student Understanding of Science and Scientific Inquiry) yang terdiri dari 28 butir pernyataan dengan skala Likert. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif, dan data kualitatif dianalisis dan dikategorikan ke dalam pandangan naif, pandangan transisi, dan pandangan terinformasi. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pandangan naif terhadap NOS pada aspek kreativitas dan imajinasi, aspek keterikatan sosial dan budaya, dan aspek hukum dan teori ilmiah. Pendekatan eksplisit dibutuhkan sebagai alternatif untuk mengembangkan pandangan mahasiswa tentang NOS. Pendidik harus mampu mengintegrasikan NOS dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, strategi, model, dan media pembelajaran yang tepat
Pelatihan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi pada Guru Madrasah Ibtidayah Andi Saddia; Nur Aisyah Humairah; Aulia Rahmadhani; Faizal Amir
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 3, No 1 (2023): Abdira, Januari
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v3i1.265

Abstract

Theoretical studies and empirical studies show that Differentiated Learning is effective in supporting the diverse needs of students in learning. However, only a few teachers can develop differentiated learning plans. Teachers in the Madrasah Ibtidaiyah Working Group (KKMI) in Mapilli District, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi still need training and assistance in preparing Lesson Plans (RPP) according to the Differentiated Learning Concept. Therefore, this service activity aims to facilitate teachers at the KKMI in making lesson plans according to the concept of Differentiated Learning. This activity was carried out in the form of workshops and training as well as mentoring in preparing lesson plans, with a total of 21 teachers participating. The methods used are the method of lectures, discussions, questions and answers, and practice. The achievements in implementing this training and mentoring are increasing the knowledge and ability of teachers to prepare lesson plans according to the concept of Differentiated Learning.
PERANAN POJOK BACA DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI SISWA DI SMPN SATAP LENGGO Lutfin, Nursakinah Annisa; Sartika, Dewi; Nur Aisyah Humairah; Rasydah Nur Tuada; Nurlina; Aulia Rahmadhani; Sartika Arifin
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Patikala Vol. 2 No. 4 (2023): ABDIMAS PATIKALA
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/patikala.v2i4.828

Abstract

Hasil penelitian dari beberapa sumber menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari evaluasi yang dilakukan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2011 mengenai kompetensi literasi siswa menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-42 dari 45 negara. Berdasarkan anjuran pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti luhur kepada peserta didik dengan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Salah satu upaya pada GLS ini adalah dengan penerapan pojok baca di kelas guna menumbuhkan budaya literasi siswa. Penerapan pojok baca untuk menumbuhkan budaya literasi ini dilakukan di SMPN SATAP Lenggo melalui tiga tahapan utama yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berdasarkan diskusi dengan kepala sekolah dan guru di SMPN Satap Lenggo diketahui bahwa penerapan pojok baca di ruang kelas membuat siswa lebih termotivasi untuk datang ke sekolah dan telah meningkatkan minat membaca siswa. Meningkatnya minat baca siswa ditunjukkan dari antusiasmi tinggi siswa dengan hadirnya pojok baca, frekuensi membaca siswa meningkat, siswa senang saat mambaca, dan kesadaran siswa akan manfaat penting dari membaca. Selain itu, beberapa indikator literasi telah terlaksana dengan penerapan pojok baca di SMPN Satap Lenggo. Hal ini terlihat dari jumlah dan variasi buku bacaan yang telah meningkat lewat pemeliharaan buku yang sebelumnya tidak terawat, frekuensi siswa membaca di pojok baca meningkat, terlaksananya berbagai aktivitas untuk meningkatkan budaya literasi, dukungan sekolah dan masyarakat dalam pembuatan pojok baca, dan digunakannnya hasil karya kreatif siswa untuk menghias ruangan kelas. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pojok baca telah mampu menumbuhkan budaya literasi di SMPN Satap Lenggo.
Analysis of Teacher Interpretation of the Depth and Breadth of Middle School Level Global Warming Material using "Content Representation" (CoRe) Meili Yanti; Aulia Rahmadhani
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 11, No 4: October 2023
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v11i4.8964

Abstract

Global warming is a material presented at the VII grade junior high school level. This material is very complex so it causes different interpretations by everyone when teaching it. Therefore, this research aims to analyze teachers' interpretations of the depth and breadth of global warming material contained in KD 3.9 of the 2013 Curriculum. This research was conducted descriptively using the Content Representation instrument to obtain information about teachers' interpretations. Participants in this study were junior high school 11  science teachers who are members of the MGMP community in Majene Regency, West Sulawesi. The results of this study indicate that teachers interpret KD 3.9 quite completely. This was obtained from the CoRe instrument where teachers fill in essential concepts to teach global warming material. The results show that teachers with more than 10 years of teaching experience have a greater variety of teaching methods and assessments in teaching global warming material. In addition, global warming materials were also obtained based on their depth and breadth.
Korelasi antara Kemampuan Matematika dan Kemampuan Fisika Dasar pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Aulia Rahmadhani; Meili Yanti
PendIPA Journal of Science Education Vol 8 No 2 (2024): June
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/pendipa.8.2.146-150

Abstract

This study aimed to find out the correlation between mathematics and basic physics ability of Natural Science Education Program students. This study was a correlational study that describes the extent to which two or more quantitative variables are interrelated. The study involved 38 students of the Natural Science Education Program, the Faculty of Science and Education, University of West Sulawesi, who programmed compulsory courses in basic physics and mathematics for the odd semester of the academic year 2023/2024. The results of the study were obtained from the physics ability test and the mathematics ability test, which was then, analyzed using the Spearman correlation test. Before the correlations test, the results were tested for normality first using the Shapiro Wilk test. As for the results of the study, the correlation between the mathematics abilities and the basic physics abilities of the students was rs = 0.7675 which is in the category of strong correlations and positive direction. This suggests that when students' mathematics abilities are high then students' basic physics abilities will be high anyway, just as when students’ mathematics abilities are low then students’ basic physics abilities will be low too.
ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU FISIKA DALAM MENGINTERPRETASIKAN DAN MENGGUNAKAN KURIKULUM MERDEKA Lutfin, Nursakinah Annisa; Rahmadhani, Aulia; Tuada, Rasydah Nur
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jpf.v11i2.8620

Abstract

This study aims to get an overview of the abilities of prospective physics teacher students in interpreting and using the Independent Curriculum. The sample for this study was 55 physics education study program students from the 2019-2021 class at the University of West Sulawesi, who were selected based on the experience of students teaching at school and who had programmed microteaching and PPL courses. The instrument used in this study was an Independent Curriculum questionnaire with alternative answers Strongly Agree (SA), Agree (A), Disagree (D), and Strongly Disagree (SD) which were compiled by researchers and validated by 3 experts. The research data were analyzed descriptively quantitatively and grouped into Very High, High, Low, and Very Low assessment criteria. The results show that the ability of prospective physics teacher students in interpreting and using the Independent Curriculum is based on indicators of understanding the outlines of the Independent Curriculum, indicators of understanding learning and assessment, indicators of understanding the development of the operational curriculum of educational units in the Independent Curriculum, and indicators of understanding the development of projects to strengthen Pancasila student profiles respectively each is in the high criteria.
EDUKASI PEMANFAATAN POTENSI PANGAN LOKAL SULAWESI BARAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DI MAN 1 POLEWALI MANDAR Ramlah, Ramlah; D, Nurul Iqraini; Alfiani, St Hijrah; Nursanti, Andi; Haerani, Haerani; Tuada, Rasydah Nur; Pagalla, Devi Bunga; Rahmadani, Aulia
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2024): Sipissangngi Volume 4, Nomor 2, Juni 2024
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jurnal.v4i2.5049

Abstract

Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dalam jarak dekat dari tempat konsumsinya, dan dibudidaya oleh masyarakat setempat. Gerakan pangan lokal bertujuan untuk menghubungkan produsen (petani lokal) dan konsumen pangan yang berada pada wilayah geografis terbatas atau berada pada wilayah yang sama, termasuk pangan lokal yang ada di Provinsi Sulawesi Barat. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk memberikan edukasi pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber belajar biologi bagi siswa-siswi MAN 1 Polewali Mandar. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) menggunakan metode edukasi terkait pemanfaatan pangan lokal menjadi pangan potensial. Kegiatan ini dihadiri siswa-siswi kelas XI MAN 1 Polewali Mandar yang berasal dari jurusan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan mengedukasi potensi pangan lokal, manfaatnya bagi kesehatan, dan lingkungan, serta mengenalkan jenis-jenis produk olahan pangan lokal di Sulawesi Barat. Selanjutnya, dengan mengikutsertakan seluruh peserta dalam pemberian contoh produk olahan pangan potensial. Selain itu, produk pangan lokal dapat diolah menjadi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Hasil evaluasi diperoleh bahwa kegiatan PKM memberikan pemahaman baru yang menarik kepada peserta terkait potensi pangan lokal. Sebanyak 81,26% peserta menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan edukasi yang telah dilaksanakan. Sebanyak 89,7% peserta juga mengungkapkan bahwa kegiatan pengabdian menambah pemahaman peserta terkait manfaat pangan lokal bagi kesehatan, lingkungan, dan masyarakat. Selain itu, sebanyak 83,67% peserta mengungkapkan bahwa kegiatan PKM yang dilakukan dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi bagi siswa-siswi yang ada di MAN 1 Polewali Mandar. 
Pelatihan Sikap Ilmiah Peserta Didik SMAN 2 Campalagian Melalui Kegiatan Pembimbingan Praktikum Fisika Lutfin, Nursakinah Annisa; Tuada, Rasydah Nur; Rahmadhani, Aulia
Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): Sipakaraya : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/sipakaraya.v2i2.3658

Abstract

Fisika merupakan pelajaran yang didasarkan pada pengamatan eksperimen sehingga pembelajarannyapun lebih sesuai jika menggunakan metode eksperimen. Pembentukan sikap ilmiah merupakan aspek kunci dalam pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang sains. Sikap ilmiah mencakup rasa ingin tahu, kerja sama, keterbukaan terhadap ide-ide baru, dan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan praktikum diidentifikasi sebagai metode efektif untuk melatih dan mengembangkan sikap ilmiah ini. Melalui kegiatan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Campalagian, diperoleh fakta bahwa pembelajaran fisika berjalan kurang efektif karena tidak didukung dengan keterlibatan peserta didik secara langsung dalam melakukan praktikum. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya sarana laboratorium khususnya alat-alat praktikum fisika. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dipandang perlu untuk dilakukan suatu kegiatan berupa pembimbingan praktikum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan adalah melalui pelatihan/penyuluhan, pembimbingan dan pendampingan yang terintegrasi dalam kegiatan praktikum mata pelajaran fisika. Metode ini dipilih untuk memberi kesempatan kepada peserta didik SMAN 2 Campalagian untuk melakukan praktikum fisika secara langsung guna melatih sikap ilmiah peserta didik. Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahapan secara sistematis dan berkesinambungan. Tiap tahapan akan diikuti oleh peserta didik SMAN 2 Campalagian. Tahapan dalam kegiatan pengabdian ini, yakni: (1) Tahap persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Evaluasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa sikap ilmiah peserta didik XI MIPA SMAN 2 Campalgian bearada pada kategori Tinggi dan Sedang.
PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI CANVA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GURU SATUAN PENDIDIKAN PPM AL-IKHLAS Aulia Rahmadhani; Andi Saddia; Faizal Amir; Sutrisno; Ramlah
EBAMUKAI PAPUA JURNAL PENGABDIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/ejpipt.v2i1.182

Abstract

Perkembangan teknologi saat ini berpengaruh terhadap setiap aspek salah satunya pada bidang pendidikan. Salah satu contoh pengaruh teknologi dalam pendidikan adalah pemanfaatan IT dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen esensial dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang dapat membantu guru dalam memperluas pengetahuan peserta didik. Setiap guru dituntut untuk mampu menguasai teknologi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. Salah satu contoh pemanfaatannya yaitu penggunaan aplikasi Canva dalam menyusun media pembelajaran. Pengabdian kepada masyarakat ini dengan tema Pelatihan Penggunaan Aplikasi Canva Sebagai Media Pembelajaran Guru Satuan Pendidikan PPM Al-Ikhlas diangkat sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya pada Satuan Pendidikan PPM Al-Ikhlas dalam memanfaatkan teknologi khususnya aplikasi Canva dalam menyusun media pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Guru Satuan Pendidikan PPM Al-Ikhlas dengan memberikan pemaparan materi disertai latihan bagi guru-guru terkait penggunaan aplikasi Canva. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa sebanyak 62,5% peserta pelatihan setuju bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk dilakukan.
Analysis of Science Teachers' Difficulties in Developing Learning Objectives Flow in Phase D Aulia Rahmadhani; Meili Yanti
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 4 Nopember (2024): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.1270

Abstract

In the implementation of the Merdeka Curriculum, particularly in phase D, the Learning Objectives Flow is expected to assist educational units and educators in developing steps or learning pathways based on the established learning outcomes. This research investigates the factors contributing to the difficulties faced by science teachers in developing Learning Objectives Flow in phase D. The study combined the collection of quantitative and qualitative data through a sequential explanatory design. Data was collected through questionnaires and interviews with 18 science teachers from junior high schools in Majene Regency, West Sulawesi Province. According to the findings, the average score of science teachers' ability to develop Learning Objectives Flow in phase D is 73.79, which falls into the moderate category based on quantitative data analysis. Based on the qualitative data analysis from interviews, it was found that science teachers face difficulties in developing Learning Objectives Flow for science based on the following aspects: (1) understanding of learning outcomes for science; (2) ability to formulate learning objectives for science; (3) ability to systematically and logically structure the learning objectives flow for science; (4) ability to map the number of lesson hours; and (5) ability to explore the potential/characteristics of the school that support the implementation of learning. For future research, it is hoped to explore efforts that science teachers can make to overcome the difficulties of implementing the Merdeka Curriculum, especially in overcoming difficulties in preparing the Learning Objectives Flow for science in phase D.