Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

MODEL PEMBERDAYAAN PENGRAJIN KAYU DALAM PEMBUATAN EDUCATION TOYS Yuni Suprapto, Eka Farida Fasha, Umi Chabibahtus Z &
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 1, No 1 (2017): ADIWIDYA
Publisher : ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.669 KB)

Abstract

Kegiatan IbM yang diusulkan bertujuan membentuk dan mengembangkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomis tinggi. Permasalahan prioritas yang akan ditangani dalam kegiatan IbM ini adalah: bagaimana membentuk system pemberdayaan pengrajin kayu sehingga dapat mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi. Target khusus dari kegiatan IbM ini adalah : 1) Kesadaran dan motivasi mitra, akan dampak limbah kayu yang mengganggu masyarakat, sebenarnya dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, 2) pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan kreativitas mitra untuk dapat membuat produk mainan edukasi dari limbah kayu yang berkualitas, bernilai seni dengan desain unik dan beragam dapat meningkat, 3) kemampuan mitra untuk melakukan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk mainan edukasi dari limbah kayu kepada konsumen potensial dengan menggunakan berbagai media dapat meningkat. Metode pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan metode pelatihan, pendampingan, penyuluhan. Hasil kegiatan dalam program IbM yang diusulkan berupa model pemberdayaan yaitu, 1) pengolahan limbah kayu dan peningkatan kualitas produk olahan kayu. 2) peningkatan pengetahuan desain olahan limbah kayu dan penerapan teknologi berupa alat produksi. 3) keberlanjutan pendampingan dalam pembutan dan pemasaran produk education toys.Keywords: pengrajin kayu, limbah kayu, Education Toys.
PEMBELAJARAN KARAKTER KEPEMPIMPINAN MELALUI SERAT TRIPAMA DAN SERAT ASTABRATA SERTA KESESUAIANNYA DENGAN PANCASILA Suprapto, Yuni
Harmony Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.007 KB)

Abstract

This conceptual paper conveys another point of view about the learning of leaderships’ character building through two serat of Java namely “serat astrabrata and serat tripama” and its conformity with Pancasila. The content of serat, is about the inbred character which must be had by a knight such as: Guna, Kaya, Purun, Nationalism, strong determination and loyal. Tripama and Astabrata relevant to the leaderships’ character they are; 1) a leader has strong will to promote nation; 2) Loyal to NRKI; 3) be trend setter; 4) high integrity and innovated; 5) fair and firm; 6) protective; 7) well educated and knowledgeable; 8) accepted by whole society; 9) having gregarious trait, honest and tranquil nous. Paper konseptual ini menyampaikan sebuah sudut pandang lain mengenai pembelajaran karakter kepemimpinan melalui dua serat jawa yakni astabrata dan tripama dan kesesuaiannya dengan Pancasila. Isi serat, mengenai sifat bawaan yang wajib dijadikan pembelajaran karakter kepemimpinan yakni sifat; Guna, Kaya, Purun, Nasionalis, Dermawan, Teguh Pendirian, dan Loyal. Tripama dan Astabrata relevan dengan karakter seorang pemimpin yakni; 1) pemimpin memiliki kemauan yang keras demi memajukan bangsa; 2) Loyal pada NKRI; 3) dijadikan panutan; 4) memiliki inovasi dan integritas tinggi; 5) Adil dan tegas; 6) mengayomi; 7) keilmuan yang luas; 8) dapat diterima seluruh lapisan masyarakat; 9) mempunyai sifat luhur, jujur dan sentosa budinya.
EFEKTIVITAS MODEL MASTER PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI PAGOJENGAN 03 Agustin, Rita Ninda; Suprapto, Yuni; Zahro, Umi Chabibatus; Khoirurrohman, Taufiq
HARMONY Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 Nomor 2 November 2019
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.082 KB)

Abstract

This research is motivated by low social studies learning achievement andthe lack of independence of Grade V Students of Pagojengan 03 State Elementary School. The low value of students' Social Sciences that is66,88 that is still under the KKM 70.The subject of this research is Grade V Students of Pagojengan 03 State Elementary Schoolin the amount of 32 grade V A  students as the experimental groupwho were treated by the MASTER modeland 20 of  Grade VBas a control group treated with conventional models. From the results of the calculation of the data analysis of the experimental class independence is greater, that is 48.62%while the control class is lower with value 44,24%and social studies learning achievements in the experimental class, that is76,21%while in the control class, that is35,59%. So, It can be concluded that the use of the MASTER model is effective on the independence and learning achievement of social studies students of VA students at  Pagojengan 03 State Elementary School. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar IPS dan kurangnya sikap kemandirian siswa kelas V SD Negeri Pagojengan 03. Guru masih menggunakan metode konvensional, dan rendahnya nilai IPS siswa yaitu 66,88 yaitu masih dibawah KKM 70. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model MASTER dalam pembelajaran IPS tema 7 tentang peristiwa dalam kehidupan, materi proklamasi kemerdekaan di kelas V SD Negeri Pagojengan 03Dari hasil perhitungan analisis data kemandirian kelas eksperimen lebih besar yaitu 48,62% sedangkan kelas kontrol lebih rendah dengan nilai 44,24% dan prestasi belajar IPS di kelas eksperimen  yaitu 76,21% sedangkan di kelas kontrol  yaitu 35,59%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model MASTER efektif terhadap kemandirian dan prestasi belajar IPS siswa kelas V A SD Negeri Pagojengan 03.
INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM KOMUNITAS ABOGE KEPADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS Suprapto, Yuni; Nur, Dany Miftah M; Retno, Desi; luqman, Muh
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 4, No 1 (2020): IJTIMAIYA : Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.226 KB) | DOI: 10.21043/ji.v4i1.7218

Abstract

Desa Cikakak merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas yang dikategorikan sebagai Desa Adat. Dikatakan Desa Adat karena unsur kebudayaan yang masih merekat erat pada masyarakatnya di tengah perkembangan zaman. Salah satu bentuk kebudayaan yang dapat dilihat adalah dengan adanya komunitas Islam Aboge yang memiliki tradisi maupun adat istiadat yang berbeda dari desa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia sekolah dasar. 2) Kendala yang dihadapi dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian mengunakan pendekatan kualitatif, jenis studi kasus. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan datanya yaitu dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia sekolah dasar dilakukan secara langsung dan tidak langsung pada saat pelaksanaan tradisi maupun peringatan hari besar keagamaan. Penanaman nilai-nilai Islam dilakukan melalui pemberian pengetahuan dan pemahaman, melalui teladan dan melalui pembiasaan. Nilai-nilai Islam yang ditanamkan di antaranya; Nilai Aqidah, Nilai Syariah, dan Nilai Akhlak. Kedua, terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge yaitu faktor lingkungan dan faktor teknologi.Kata kunci: ABOGE, Internalisasi, Nilai-Nilai Islam, Anak Usia Sekolah Dasar,CikakakCikakak Village is one of the villages in Banyumas Regency which is categorized as a Customary Village. It is said by the Customary Village because the cultural elements which are still closely adhered to the people in the midst of the times. One form of culture that can be seen is the existence of the Aboge Islamic community which has traditions and customs that are different from other villages. This study aims to describe: 1) How to internalize the Islamic values of the Aboge community to elementary school age children. 2) Constraints faced in the process of internalizing the Islamic values of the Abogek community to elementary school age children. Research uses a qualitative approach, a type of case study. The data collection is done by observation, interview, and documentation. The data analysis techniques are data reduction, data presentation and conclusion drawing. Checking the validity of the data is by triangulation of sources and triangulation of techniques. The results of the study show: First, the process of internalizing the Islamic values of the Aboge community to primary school-age children is carried out directly and indirectly during the implementation of traditions and commemoration of religious holidays. The inculcation of Islamic values is done through the provision of knowledge and understanding, by example and through habituation. Islamic values that are instilled include; Aqeedah values, Sharia values, and moral values. Second, there are two factors which become obstacles in the process of internalizing the Islamic values of the Aboge community, namely environmental factors and technological factors.key word: Internalisation, Islamic Values, Elementary School Age Children, Cikakak
INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM KOMUNITAS ABOGE KEPADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS Suprapto, Yuni; Nur, Dany Miftah M; Retno, Desi; luqman, Muh
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching Vol 4, No 1 (2020): IJTIMAIYA : Journal of Social Science Teaching
Publisher : Program Studi Tadris IPS Fakultas tarbiyah IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/ji.v4i1.7218

Abstract

Desa Cikakak merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas yang dikategorikan sebagai Desa Adat. Dikatakan Desa Adat karena unsur kebudayaan yang masih merekat erat pada masyarakatnya di tengah perkembangan zaman. Salah satu bentuk kebudayaan yang dapat dilihat adalah dengan adanya komunitas Islam Aboge yang memiliki tradisi maupun adat istiadat yang berbeda dari desa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Bagaimana internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia sekolah dasar. 2) Kendala yang dihadapi dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia Sekolah Dasar. Penelitian mengunakan pendekatan kualitatif, jenis studi kasus. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan datanya yaitu dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge kepada anak usia sekolah dasar dilakukan secara langsung dan tidak langsung pada saat pelaksanaan tradisi maupun peringatan hari besar keagamaan. Penanaman nilai-nilai Islam dilakukan melalui pemberian pengetahuan dan pemahaman, melalui teladan dan melalui pembiasaan. Nilai-nilai Islam yang ditanamkan di antaranya; Nilai Aqidah, Nilai Syariah, dan Nilai Akhlak. Kedua, terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam proses internalisasi nilai-nilai Islam komunitas Aboge yaitu faktor lingkungan dan faktor teknologi.Kata kunci: ABOGE, Internalisasi, Nilai-Nilai Islam, Anak Usia Sekolah Dasar,CikakakCikakak Village is one of the villages in Banyumas Regency which is categorized as a Customary Village. It is said by the Customary Village because the cultural elements which are still closely adhered to the people in the midst of the times. One form of culture that can be seen is the existence of the Aboge Islamic community which has traditions and customs that are different from other villages. This study aims to describe: 1) How to internalize the Islamic values of the Aboge community to elementary school age children. 2) Constraints faced in the process of internalizing the Islamic values of the Abogek community to elementary school age children. Research uses a qualitative approach, a type of case study. The data collection is done by observation, interview, and documentation. The data analysis techniques are data reduction, data presentation and conclusion drawing. Checking the validity of the data is by triangulation of sources and triangulation of techniques. The results of the study show: First, the process of internalizing the Islamic values of the Aboge community to primary school-age children is carried out directly and indirectly during the implementation of traditions and commemoration of religious holidays. The inculcation of Islamic values is done through the provision of knowledge and understanding, by example and through habituation. Islamic values that are instilled include; Aqeedah values, Sharia values, and moral values. Second, there are two factors which become obstacles in the process of internalizing the Islamic values of the Aboge community, namely environmental factors and technological factors.key word: Internalisation, Islamic Values, Elementary School Age Children, Cikakak
Persepsi Wali Siswa terhadap SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2016/2017 Lestari, Utiya Ika; Suprapto, Yuni
Forum Ilmu Sosial Vol 44, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v44i1.15547

Abstract

Mendapatkan pendidikan dasar yang terbaik adalah hak setiap anak, orang tua memiliki kewajiban untuk dapat memilih sekolah yang terbaik bagi anaknya. Munculnya beberapa sekolah swasta di Kecamatan Purwokerto Barat mampu menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Salah satu sekolah swasta yang mampu menarik minat orang tua adalah Sekolah Dasar Terpadu “Putra Harapan” Purwokerto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar Terpadu “Putra Harapan” Purwokerto Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak dua puluh orang tua. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh hasil bahwa berdasarkan persepsi orang tua peserta didik, Sekolah Dasar Terpadu untuk kualitas sekolah sudah baik hal tersebut dibuktikan dengan adanya kurikulum muatan lokal yang khas di SD Terpadu diantaranya bahasa inggris, bahasa arab, tahfidz, doa, khadist, Praktik ibadah, komputer dan baca tulis Al-Quran. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu persepsi orang tua terhadap kualitas sekolah sangat beragam akan tetapi masih dalam lingkup yang sama, orang tua menyekolahkan anaknya di SD Terpadu dengan melihat kualitas sekolah serta kurikulum muatan lokalnya. Saran dalam penelitian ini yaitu persepsi orang tua yang sangat bagus harus dapat dipertahankan oleh Sekolah Dasar Terpadu “Putra Harapan” Purwokerto. Baik persepsi terhadap kualitas sekolah supaya SD Terpadu menjadi sekolah yang berkualitas dan Sekolah Unggulan.
Membaca Ulang Pendidikan Humanis (Literacy Pendidikan Humanis) Suprapto, Yuni
Forum Ilmu Sosial Vol 43, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v43i1.9344

Abstract

Humanist education according to several genre and some experts, the author does not deliver the best one genre but offer several options of humanist education. The Renaisance was born around 15-16 century, when the intellectual, political, and artists in Europe simultaneously conduct a reform movement who want the freedom of thought to change the religious doctrines which so restrictive inner freedom. The contradict humand mind dogma has tried and is strongly opposed by the thinkers' leaders of  that era, during the Renaisance human found 2 things : the world and himself, self- introduction means that aware of the self values and individual strenth, the heir of the Renaisance movemnet is Humanisme, the term of Humanisme derives from word “Human” which means man. The genre of the Humanist education is devided to the several namely: religious Humanist education, secular Humanist education era and the Humanist genre which was delivered by the figures of national education. The Humanis secular genre  is an educational genre which emphasizes the freedom of creation and expression which is sparated from dogma, the core of this educational genre that distinguishes and separates between education and religion, the resources referenced are the rights and freedom of human expression based on the idea. While the religion Humanist education which emphasized to the Human educational attainment without leaving the faith. The Humanist education in Javaness Philosphy is how the humans maintain harmony and balance in the world, also the balance and the worlds' harmony.
Community Participation in the Development of Pottery Tourism Village, Pejagatan Village, Kebumen Regency Suprapto, Yuni; Putri, Noviani Achmad
Forum Ilmu Sosial Vol 47, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v47i2.20454

Abstract

This article tried to discuss the optimization of village potential in the tourism sector. It started with the assumption that changing a village into a tourist village would have a good impact on economic and socio-cultural aspects. This research was conducted in Pejagatan Village, Kutowinangun Sub-district, Kebumen Regency, which is basically a tourism village with the main product of pottery. The discussion emphasized the need for efforts to understand the characteristics and local elements in the village before determining the direction of the policy to be developed. Besides, the participation aspect of the community became the second part in an effort to discuss the optimization of a village's potential. This research was carried out utilizing a qualitative method with case studies as an effort to explore the main data. This method was accompanied by looking at previous studies and related documentation as supporting data.
PERUBAHAN POLA PERJUDIAN DAN TRAJEKTORI DI KECAMATAN PANCUR KABUPATEN REMBANG Yuni Suprapto; Rudi Salam; Deka Setiawan; Gunawan Gunawan
Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi Vol 3 No 1 (2021): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v3i1.1233

Abstract

Manusia tidak dapat lepas dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Apabila semua anggota masyarakat menaati norma dan aturan tersebut, maka kehidupan masyarakat akan tentram, aman, dan damai. Namun dalam kenyataannya, sebagian dari masyarakat ada yang melakukan pelangaran-pelanggaran norma dan aturan tersebut. Pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyimpangan sosial atau istilah yang sering digunakan dalam perspektif psikologi adalah patologi sosial (social pathology) (Daniel Daud Balubun, Norbertus & Yohanes Orun, 2019).
Implementasi Interaksi Sosial dan Kearifan Lokal dalam Konservasi Lingkungan Kampung Sasirangan Banjarmasin Melly Agustina Permatasari; Yuni Suprapto; Deka Setiawan; Dewi Liesnoor Setyowati
Jurnal Kawistara Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.v11i2.62946

Abstract

Local wisdom has been associated with environmental conservation. How local wisdom and social practice shape determine environmental conservation is apparent in the the communities living along the rivers in Banjarmasin Sasirangan. Based on a qualitative approach with case studies of Sasirangan craftsmen. In Sasirangan Village, Banjarmasin City, this study aims to analyses the correlation between social interaction, local wisdom, and environmental conservation Sasirangan. The informants are craftsmen and Sasirangan traders. The data was collected through observation, interviews with craftsmen and Sasirangan traders, as well as documents study. This study concludes that the social interactions occur between craftsmen and craftsmen, craftsmen and groups of craftsmen, and between groups of craftsmen by collaborating in making Sasirangan products and competition in determining the color, motif and Sasirangan marketing. In this process, local culture plays a key role in the form of Sasirangan cloth which has various colors and motifs with certain meanings which are continuously produced, preserved and passed down from generation to generation This creates a mechanis of social interaction and local wisdom that promotes environmental conservation through the cooperation between craftsmen in the manufacture of Sasirangan products using natural colors from nature that are environmentally friendly. By not using chemical coloring, the practice reduces the pollution of river environment in Sasirangan Village, Banjarmasin.