Claim Missing Document
Check
Articles

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN KESEHATAN ANAK BALITA (KASUS PADA CSR PT. PERTAMINA TBBM BANDUNG GROUP) SANDI GUMILAR; NURLIANA CIPTA APSARI; SANTOSO TRI RAHARJO; BUDHI WIBHAWA
Share : Social Work Journal Vol 8, No 2 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.98 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i2.19416

Abstract

Gizi buruk anak balita di perkotaan disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor hereditas. Kesehatan anak yang berusia di bawah lima masih sangat bergantung pada ibu. Keterlibatan dan peran serta perusahaan melalui kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) dapat dilakukan melalui program-program yang mendukung kesehatan ibu dan anak. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Informan penelitian adalah program manajer CSR, tokoh masyarakat serta masyarakat penerima manfaat. Data analisis dilakukan melalui proses reduksi data, presentasi data dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat diselaraskan dengan program-program yang telah berjalan selama ini di masyarakat. PT.Pertamina TBBM Bandung Group merupakan salah satu BUMN yang peduli terhadap kesehatan ibu dan anak, melalui Program SEHATI (Sehat Ibu dan Anak Tercinta) dan OMABA (Ojek Makanan Balita), yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan serta menurunkan Angka Anak Balita Gizi Buruk, sekaligus meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kota Bandung. Keberhasilan program-program CSR dalam bidang kesehatan ibu dan anak tidak lepas dari kerjasama antara pihak perusahaan dengan komite kesehatan di masyarakat. Keterlibatan masyarakat penerima program CSR sangat esensial untuk menjaga kesinambungan program.
ENTREPRENEURSHIP DAN PERLINDUNGAN ANAK Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso; Sahadi Humaedi; Santoso Tri Raharjo; Budhi Wibhawa
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 2, No 3 (2017): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.181 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v2i3.16489

Abstract

ABSTRACT     The rights of children from poor family and geographically unfortunate is violated due to limited access. Assisting families to overcome the access limitation by entrepreneurship is an effort for child protection. The study was conducted at Genteng Village to families with children between 0-18 years old using qualitative methode with in-depth interview technique. The result shows that geographically, the village is located in remote area with limited and unsmooth rocky road. The number of children in the village is high, however the education facilities are not sufficient. The majority of the parents work as farmers which the daily expenses are often greater than the income. These conditions made the children in the village vulnerable of receiving social injustice thus entrepreneurship can be endorsed in addressing poverty in the area. The entrepreneurship potential in the village such as cooperation and various farmers group are supported to enhance the earner of the members to decrease the poor family thus the children can escape from the poverty. Keywords: Entrepreneurship, child protection, social justice   ABSTRAK     Anak dari keluarga miskin dan secara geografis terisolasi mendapatkan ketidakadilan sosial karena keterbatasan akses. Mendekatkan akses atau membantu mengurangi kesenjangan yang dialami keluarga dengan kegiatan kewirausahaan adalah usaha perlindungan anak. Penelitian dilakukan di Desa Genteng kepada orang tua dengan anak usia 0-18 tahun dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan lokasi geografis jauh dari pusat keramaian dengan jalan berkelok dan berbatu. Jumlah anak cukup tinggi, namun fasilitas pendidikan minim. Orang tua mayoritas bertani dengan pengeluaran cenderung lebih banyak daripada pendapatan. Keadaan ini membuat anak di Desa Genteng rawan mendapatkan ketidakadilan sosial, sehingga kewirausahaan menjadi cara mengatasi kemiskinan. Potensi kewirausahaan seperti koperasi, dan kelompok tani teridentifikasi dapat meningkatkan pendapatan di Desa Genteng, sehingga anak-anak dapat terlepas dari rantai kemiskinan. Kata kunci: Kewirausahaan, perlindungan anak, keadilan sosial
PENGARUH PERILAKU REGRESI PADA INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BOJONGBATA PEMALANG Wina Nurdini Kodaruddin; Nurliana Cipta Apsari; Santoso Tri Raharjo
JISPO : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 9, No 1 (2019): JISPO Vol 9 No 1 2019
Publisher : Centre for Asian Social Science Research (CASSR), FISIP, UIN Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jispo.v9i1.4145

Abstract

Behavior regression is part of the human self-defense mechanism. Aging, decreased productivity and decline in the elderly and lack of self-acceptance can make elderly people feel alienated and feeling stressed. Because of these conditions, the elderly can increasingly refuse to communicate with others and sometimes behaviors such as children or regression behaviors appear. Based on the research that has been done, in the elderly who live in social care institutions, the emergence of this regression behavior affects the pattern of social interaction with other people both with fellow elderly beneficiaries and with caregivers or mentors at the Home. Regression behavior that is raised with frequent intensity can make fellow residents or officers keep a distance to interact and cause disputes between residents of the institution who can later disrupt the institution's conduciveness.
Kesejahteraan Anak Adopsi Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Eko Setiawan; R. Nunung Nurwati; Nurliana Cipta Apsari
PERSPEKTIF Vol 10, No 2 (2021): PERSPEKTIF - July
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/perspektif.v10i2.4893

Abstract

Child welfare is the responsibility of the family because the child is part of the family. However, in reality there are still many who neglect their children so that the children's welfare is threatened. Abandoned children need protection to ensure their survival. One of the efforts made in dealing with the problem of neglected children is through an institution-based child service program through child social service institutions. However, institution-based child services have not been optimal in realizing children's welfare. Thus, children who are in institution-based care need to be transferred to family-based care so that the child's welfare can be better. One of the permanent efforts to care for children is through adoption. The method used in this research is mixed methods research method. The design chosen in this study is Explanatory Sequential Mixed Methods, the researcher will measure the level of children's welfare with quantitative research first followed by qualitative research. The results of quantitative research regarding the welfare of preschool adopted children show that basically the welfare of adopted children is in the good category. The results of the qualitative research found that the background and reasons or motivation of adoptive parents to adopt an effect on the care of the adopted child so that the child's welfare can be better. Most adoptive parents do not yet have biological children, so the presence of adopted children is a complement to their long-awaited family. The opportunity they get for adoption makes them try to care for, nurture, and treat their adopted child very well. They always pay attention to children's physical development, children's psychological development, children's social development and children's cognitive development so that children's welfare can be achieved.
STRATEGI COPING PEREMPUAN TERHADAP STANDARISASI CANTIK DI MASYARAKAT Iin Rizkiyah; Nurliana Cipta Apsari
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 18, No 2 (2019): Marwah
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v18i2.7371

Abstract

Cantik merupakan hal yang diharapkan semua perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui coping positif pada perempuan dalam menyikapi standarisasi cantik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten dengan cara menjabarkan relative standar cantik dari artikel, jurnal dan buku. Penulis menjabarkan relativitas standarisasi cantik yang beragam dan strategi coping yang dilakukan oleh perempuan sebagai upaya pemenuhan standarisasi cantik ideal di lingkungannya. Hasil penelitian menemukan bahwa konstruksi cantik ideal yang berlaku di masyarakat akan selalu ada. Terdapat dua strategi coping yang terfokus pada (1) mengatasi masalah kurang cantik dengan perawatan tertentu dan (2) memodifikasi emosi dengan cara mengubah pemahaman tentang makna cantik. Perempuan mampu melakukan coping positif untuk mendistorsi pemikiran negatifnya akan kecantikan
Orang dengan Disabilitas: Situasi Tantangan dan Layanan di Indonesia Nurliana Cipta Apsari; Santoso Tri Raharjo
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 24 No 3 (2021): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v24i3.3069

Abstract

People with disabilities experience discrimination for their rights. This discrimination makes them experiencing difficulties in their lives. This article explores the challenges facing people with disabilities and what services are available to the disability population in Indonesia. A literature study used to capture the phenomenon of challenges and services for the disability population in Indonesia. This study indicated that people with disabilities still experience social injustice and discrimination. These challenges demonstrate the public perception to the disability population that those were not independent or depends on the other compassion. The services are centralized in some cities so that the challenge appeared for those living in the countryside. Social workers may actively provide excellent services by considering local wisdom and commitment to social justice by fulfilling the rights of people with disabilities. In addition, they also promote the participation of the beneficiaries at all levels to fulfilment of needs. Abstrak Orang dengan disabilitas mengalami diskriminasi dalam keterpenuhan haknya. Diskriminasi dalam pemenuhan hak tersebut membuat orang dengan disabilitas kesulitan dalam kehidupannya. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapi orang dengan disabilitas dan layanan apa yang tersedia bagi populasi disabilitas di Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan tentang fenomena tantangan dan layanan bagi populasi disabilitas di Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa di Indonesia, populasi disabilitas masih mengalami ketidakadilan sosial dan diskriminasi. Tantangan tersebut menunjukkan cara pandang orang umum terhadap populasi disabilitas sebagai populasi yang tidak mandiri dan tergantung pada bantuan orang lain yang berdasar pada belas kasihan. Layanan yang tersedia bagi populasi disabilitas di Indonesia terpusat di kota-kota besar Indonesia, sehingga menjadi tantangan tambahan bagi populasi disabilitas terutama yang tinggal di pedesaan. Profesi pekerjaan sosial memberikan layanan kompeten dengan mempertimbangkan budaya yang berkembang di masyarakat, kemudian berkomitmen untuk mengusung keadilan sosial dengan mengupayakan pemenuhan hak orang dengan disabilitas, serta mempromosikan partisipasi penerima layanan di semua level usaha pemenuhan kebutuhan. .
PERLINDUNGAN ANAK: PENDEKATAN ANTI-PENINDASAN Nurliana Cipta Apsari; Andita Ratih
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 10, No 1 (2021): Empati Edisi Juni 2021
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v10i1.18335

Abstract

Abstract. Legally, child protection in Indonesia has been accommodated through several policies. Parents or guardians are the parties who are responsible and in control over decisions regarding child protection. However, power relation between parents/other caregivers, and children could create an impact that potentially violates child protection. This research is intended as an effort to handle and prevent acts of violence to protect children using an anti-oppression approach. This study uses a literature study method. Research has found that acts of violence against children are occurring due to social control through power relations between parents/guardians and children, as well as a discriminatory view. These may be overcome by using an anti-oppression approach. The anti-oppression approach responds to violence by constructing a new positive identity about the child enabling them to gain more control over themselves. The new positive identity is formulated by comparing various arguments against the set of beliefs, thoughts, and assumptions that parents have about themselves and their children, helping children acquire greater control over themselves and a greater capacity to deal with personal, parental, and environmental factors that affect them, cooperate with other parties, such as influential groups in the neighbourhood, teachers, and counsellors/psychologists, intervene as little as possible in the rights and freedom of self-determination. The practise implication of this research is to conduct critical-reflective to avoid negative stereotyping toward children. Meanwhile, the theoretical implication of this research is that the anti-oppressive approach applies to child protection efforts. Abstrak. Secara hukum upaya perlindungan anak di Indonesia telah terakomodir melalui beberapa kebijakan. Orang tua atau wali merupakan pihak yang memegang tanggung jawab sekaligus kuasa atas pengambilan keputusan terkait perlindungan anak. Namun, relasi kuasa antara orang tua/wali dan anak menimbulkan dampak yang juga melanggar perlindungan anak. Penelitian ini ditujukan sebagai upaya penanganan dan pencegahan tindak kekerasan dalam rangka perlindungan anak menggunakan pendekatan anti-penindasan. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka. Penelitian mendapati bahwa tindak kekerasan terhadap anak terjadi akibat kontrol sosial melalui relasi kuasa antara orang tua/wali dan anak, serta pandangan diskriminatif. Kedua hal tersebut dapat diatasi menggunakan pendekatan anti-penindasan. Pendekatan anti-penindasan merespon penindasan pada anak dengan mengkonstruksi identitas baru yang positif tentang anak sehingga mereka mendapat otoritas yang lebih dominan atas diri mereka sendiri. Identitas baru yang positif tentang anak tersebut dilakukan dengan cara membandingkan berbagai argumen dalam serangkaian keyakinan, pemikiran, dan asumsi yang dimiliki orang tua tentang diri mereka sendiri dan anak, membantu anak dengan pengambilan kontrol yang lebih dominan atas diri mereka sendiri dan kapasitas yang lebih besar untuk berurusan dengan faktor-faktor pribadi, orang tua, dan lingkungan sekitar yang mempengaruhi mereka, bekerja sama dengan pihak lain, seperti kelompok berpengaruh di lingkungan tempat tinggal, guru, dan konselor/psikolog; dan melakukan intervensi seminimal mungkin terhadap hak-hak dan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri. Implikasi praktis penelitian ini adalah sebagai pengingat untuk kritis-reflektif agar tidak tercipta stereotip negatif tentang anak. Sementara itu, implikasi teoritis penelitian ini adalah pendekatan anti penindasan dapat diaplikasikan pada upaya perlindungan anak.
RUANG KERJA INKLUSIF BAGI TENAGA KERJA DENGAN DISABILITAS FISIK Monica Kristiani Widhawati; Meilanny Budiarti Santoso; Nurliana Cipta Apsari
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 8, No 2 (2019): Empati Edisi Desember 2019
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v8i2.8258

Abstract

Abstract. To achieve a better condition in living, everyone has the rights to equal opportunity, one of which through providing rights to employment at formal work sector either government owened or private owned companies for people with physical disabilities. However, to fulfill the rights required long adaptation process, and involving various connecting factors on the process of social acceptance of the workforce with physical disabilities on the formal work sector. Using literature study, this article is describing the factors influencing the acceptance of the workforce with physical disabilities as well as the opportunities to gain employment at formal sector occupation. The study found that Indonesian government have attempt to fulfill the rights of people with physical disability through the issuance of several regulations ensuring the population of people with physical disabilities in equal opportunity to employment as well as protecting them from discrimination in the formal employment surrounding. In the process, there are various factors influencing the acceptance of workforce with physical disabilities which are internal and external factors. There is an acceptance quota of people with physical disabilities to be accepted that is serves as supporting factors, meanwhile, there is also preventing factors influencing the optimalization of workforce with physical disabilities in their workplace. This writing recommends the people with physical disabilities being facilitated in enhancing their skills and knowledge in order to be qualified with the requirements of the workplace.   Abstrak. Dalam pencapaian kehidupan yang lebih baik setiap orang berhak akan kesempatan yang sama, salah satunya melalui pemberian hak untuk mendapatkan kesempatan kerja yang sama pada sektor kerja formal milik pemerintah maupun perusahaan swasta termasuk bagi orang dengan disabilitas fisik. Namun, ternyata untuk dapat mewujudkan hal tersebut harus melalui proses adaptasi yang cukup panjang, serta melibatkan berbagai faktor yang berkaitan pada penerimaan sosial tenaga kerja dengan disabilitas fisik pada sektor kerja formal. Menggunakan metode kajian pustaka, tulisan ini berusaha menggambarkan situasi penyebab dan peluang orang dengan disabilitas fisik dalam mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Hasil penelitian menemukan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya untuk dapat memenuhi hak orang dengan disabilitas fisik dengan menerbitkan beberapa peraturan yang dapat menjamin populasi orang dengan disabilitas fisik dalam mendapatkan kesempatan kerja dan melindungi mereka dari diskriminasi di dunia kerja formal. Pada prosesnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan tenaga kerja dengan disabilitas fisik yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Terdapat aturan kuota penerimaan orang dengan disabilitas fisik untuk bekerja yang menjadi faktor pendukung diterimanya orang dengan disabilitas fisik di tempat kerja formal, akan tetapi ada pula faktor penghambat orang dengan disabilitas fisik bekerja secara optimal di tempat kerja nya. Tulisan ini menyarankan agar orang dengan disabilitas fisik difasilitasi untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar mereka dapat memenuhi persyaratan untuk penerimaan lowongan pekerjaan. 
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PENYANDANG DISABILITAS NETRA Fara Dhania Aulia; Nurliana Cipta Apsari
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.28425

Abstract

Penyandang disabilitas netra memiliki keterbatasannya dalam penglihatan.  Penyandang disabilitas netra dalam keterbatasannya menuntut adanya bimbingan, pendampingan, dan perawatan yang intensif agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Dengan tanpa adanya bimbingan dan pengarahan yang baik penyandang disabilitas netra akan mengalami kesulitan dalam membangun kemandiriannya. Metode yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini adalah dengan studi literatur. Keterampilan yang sangat mendasar bagi penyandang disabilitas netra adalah segala sesuatu yang mengarah pada aktivitas sehari-hari (activity of daily living). Penyandang disabilitas netra perlu adanya latihan yang bertahap, berkelanjutan, dan sungguh-sungguh melalui kegiatan kemandirian dengan tujuan menanamkan sikap mandiri dalam diri penyandang disabilitas netra agar tidak selalu bergantung kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini perlu adanya peran pekerja sosial yang terlibat dalam memberi pelayanan kemandirian activity of daily living penyandang disabilitas netraPeran yang dilakukan oleh pekerja sosial akan mempengaruhi keberhasilan pembentukan kemandirian activity of daily living klien penyandang disabilitas netra. Peran pekerja sosial yaitu sebagai facilitator, educator, counsellor, empowerer, serta pembimbing sosial kelompok. Selain itu terdapat tugas-tugas pekerja sosial dalam penanganan orang dengan disabilitas dan tugas  utama  profesi  pekerja  sosial  adalah  membantu  individu,  kelompok,  dan  masyarakat  untuk berfungsi secara sosial. Kata Kunci : Peran Pekerja Sosial, Kemandirian Activity of Daily Living, Penyandang Disabilitas Netra.
STRENGTH PERSPECTIVE: MEMETAKAN POTENSI PELAKU USAHA KECIL DAN MIKRO DI DESA MARGALUYU Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi; Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2019): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v6i3.25669

Abstract

Strength perspective mengarahkan pada pandangan bahawa bahwa setiap orang, kelompok atau masyarakat sesungguhnya memiliki sumber kekuatan, baik yang bersumber pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Pandangan ini dapat memandu setiap diri manusia, kelompok, organisasi, masyarakat; atau entitas sosial, ekonomi, dan budaya lainnya yang dengan sisi positifnya semestinya menjadi modal utama untuk mandiri, maju dan berkembang. Demikian pula dalam memetakan usaha mikro di perdesaan, dimana perpektif kekuatan berkaitan erat dengan pemberdayaan atau keberdayaan (empowered) usaha tersebut. Selain sumber-sumber potensial lainnya, seperti aset-aset fisik, ekonomi, dan budaya; perspektif ini menekankan perlunya pemanfaatan aset-aset sosial (social capital) potensial di masyarakat. Pandangan kekuatan (strength perspective) merupakan salah alternative upaya memetakan potensi usaha mikro-kecil di desa, agar hasilnya lebih positif dan fair. Banyak usaha kecil dan mikro yang tetap bertahan hingga kini, membuktikan bahwa mereka memiliki kekuatan. Lalu apa yang menjadi sumber kekuatan mereka, hingga dapat survive di tengah perubahan sosial dan teknologi informasi yang begitu cepat. Namun demikian, perubahan sosial dan kemajuan teknologi saat ini pun semestinya dapat berdampak positif bagi perkembangan usaha mereka. Artikel ini berupaya untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana pandangan berbasis kekuatan (strength perspective) dalam memetakan potensi usaha mikro-kecil di desa, sebagai salah satu alternatif. Kajian dalam artikel ini dilandasi oleh pemikiran bahwa sesungguhnya setiap pelaku usaha mikro-kecil di desa memiliki kekuatan berikut dengan ragam sumber dan potensinya. Beragam sumber dan potensi tersebut bisa disadari atau pun tidak oleh pelaku usaha mikro-kecil (UMK) tersebut. Strength perspective leads to the view that every person, group or community actually has a source of strength, both originating from themselves and the environment around them. This view can guide every human being, group, organization, society; or other social, economic, and cultural entities that on the positive side should be the main capital to be independent, advanced and developing. Likewise in mapping microbusinesses in rural areas, where the strength perspective is closely related to empowering or empowering the business. In addition to other potential sources, such as physical, economic and cultural assets; This perspective emphasizes the need to utilize potential social assets in the community. The strength perspective is an alternative effort to map the potential of micro-small businesses in the village, so that the results are more positive and fair. Many small and micro businesses that have survived until now, prove that they have strength. Then what is the source of their strength, so they can survive in the midst of social change and information technology so fast. However, current social changes and technological advances should have a positive impact on the development of their businesses. This article seeks to describe and explain how a strength based perspective in mapping the potential of micro-small businesses in the village, as an alternative. The study in this article is based on the idea that every micro-small business actor in the village has the following strengths with various sources and potentials. The various sources and potentials can be realized or not by the micro-small business (UMK).
Co-Authors Abdullah, Hanifiyatus Shamhah Adina Riska Anindita Agus Wahyudi Riana Al Banda Arya Rekso Negoro Andita Ratih Anisza Eva Saputri Anjani, Dina Anna Rizky Annisa Anna Rizky Annisa, Anna Rizky Annisa Nabila Annisa Nabila, Annisa Aprilia, Marwah Dwita Arie Surya Gutama Arie Surya Gutama, Arie Surya Arifah Di’Faeni Nurul Asyia Arinda Putri Wulandari Aufa Hanum Aulia Vegianti Aulia, Adis Prita Aulia, Danisya Azwar Yusran Anas Azwar Yusran Anas, Azwar Yusran Azzahra, Ni Made Ray Rika Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa BUDHI WIBHAWA Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa, Budhi Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani, Budi Muhammad Darwis, Rudi S. Destin Putri A. Destin Putri A., Destin Putri Devie Lestari Hayati Dian Haerunisa Dian Haerunisa, Dian Diaz Aristawidya Nugroho Dwi Istanto Eko Setiawan Eko Setiawan Erika Putri Wulandari Ezza Oktavia Utami Fara Dhania Aulia Farakhiyah, Rachel Febriyani Jenz Fushshilat, Sonza Rahmanirwana Gabriela Dameni Natalia Sinurat Galih Haidar Geminastiti Purinami A Gumilang Ramadhan Haidar, Galih Handira Nurul Az-zahra HERY WIBOWO HERY WIBOWO Hery Wibowo, Hery Hetty Krisnani Iin Rizkiyah Jatnika, Dyana Chusnulitta Kamal , Mustfa Khairunnisa, Salsabila Khofiffah, Fanesha Kodaruddin, Wina Nurdini Lukman Effendi lukman effendi Marcelino Vincentius Poluakan Maulana Irfan, Maulana Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso MEILANNY BUDIARTI SANTOSO Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso, Meilanny Budiarti Moch. Zainuddin Moch. Zainuddin, Moch. Monica Kristiani Widhawati Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Ihsan Yasin Muthia Fadhila Khairunnisa Muthia Fadhila Khairunnisa Nandang Mulyana Nandang Mulyana, Nandang Nida Salsabila nunung nurwati Nunung Nurwati NUNUNG NURWATI Nurazizah, Siti Nurul Izza Sayyidina Aufa Dianto Nurwati, R. Nunung Permana, Oktia Dwi Putri, Nadila Auludya Rahma R. Nunung Nurwati Rachel Farakhiyah rachel manik Rachim, Hadiyanto Abdul Ramadhan, Dhiya Nabilah Ramadhatsani, Sahira Rifky Taufiq Fardian Rinaldo, Rinaldo Risna Resnawaty RISNA RESNAWATY Risna Resnawaty, Risna Rudi Saprudin Darwis, Rudi Saprudin Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi SANDI GUMILAR Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo, Santoso Tri Santoso, Meilanny Saragih, Evangelina Putri Fide Sherien Sekar Dwi Ananda Siti Maimunah Soni Akhmad Nulhaqim Sonia, Gina Sonza Rahmanirwana Fushshilat Sri Sulastri Sukmana, Djulaiha Suleman, Syahputra Adisanjaya Susanto, Meilanny Budiarti Syahputra Adisanjaya Suleman Syeira Rifdah Adniy Tasya Alyani Rosalina Thesalonika Tarigan Tiara Salsabilla Utami, Ezza Oktavia Vadilla Aries Tantya Vanaja Syifa Radissa Vegianti, Aulia Wandi Adiansah, Wandi Wina Nurdini Kodaruddin Wulandari, Arinda Putri Wulandari, Erika Putri Yessi Rachmasari Yessi Rachmasari, Yessi Zen, Lya Fayola Zulkarnain Bastari Zulkarnain Bastari, Zulkarnain