Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

IMPLEMENTATION OF ENVIRONMENTAL FIQH IN INDONESIA FROM THE PERSPECTIVE OF MAQĀṢID AS-SYARĪ’AH JASSER AUDA Makraja, Fahmi; Ramlah, Ramlah
Hukum Islam Vol 24, No 2 (2024): ISLAMIC FAMILY AND ACONOMIC LAW
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/hi.v24i2.31378

Abstract

The aim of implementing sharia (maqashid sharia) is to maintain a better order of life. In Indonesia, environmental aspects still need serious attention, so the presence of this research is to actualize the concept of environmental jurisprudence in Indonesia from the perspective of Jasser Auda's Maqāṣid As-Syarī’ah . The method used in this research is descriptive qualitative with a library approach. The aim of this research is to provide an overview and solution to the implementation of environmental jurisprudence (fiqh bī’ah) in Indonesia based on Jasser Auda's maqashid sharia concept. The research results show that environmental problems in Indonesia have not been resolved comprehensively, marked by various natural disasters, waste and significant climate change. This needs to be discussed, considering the long continuity of human life, so it is important to implement awareness to protect the environment through the actualization of environmental jurisprudence in society. This is explained in the actualization of environmental jurisprudence based on Jasser Auda's concept of maqashid sharia where preserving the environment is part of maintaining religion, soul or honor, reason, lineage and property. So the concept of Environmental Jurisprudence (fiqh al-bī'ah) with an ecoreligious typology is very important to apply in Indonesia
Analisis Penetapan Hukum Islam Terhadap Perkembangan Cryptocurrency Melalui Pendekatan Saddu Dzari’ah Imeldalius, Imeldalius; SUGANDA, RANGGA; Makraja, Fahmi; Ulum, Kefi Miftachul Miftachul; Nimah, Rodhotun
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol. 10 No. 3 (2024): JIEI : Vol.10, No.3, 2024
Publisher : ITB AAS INDONESIA Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jiei.v10i3.14405

Abstract

Era digital telah memberikan disrupsi pada tatanan kehidupan tidak terkecuali pada sektor pembayaran, salah satunya ialah keberadaan dari cryptocurrency. Cryptocurrency merupakan aset digital yang sengaja dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi (praktik melindungi informasi melalui penggunaan algoritme, kode, hash, dan tanda tangan) yang kuat untuk mengamankan transaksi keuangan, mengontrol penciptaan unit tambahan, dan memverifikasi transfer aset. Meningkatnya pengguna cryptocurrency di Indonesia pada setiap tahunya, membuat fenomena mata uang kripto mendapatkan perhatian yang luas sehingga pemerintah pun telah mengeluarkan regulasi dan begitu pula para kalangan ulama yang telah memberikan fatwanya. Fakta perkembangan cryptocurrency diyakini masih menimbulkan risiko-risiko yang merugikan masyarakat sehingga untuk melihat hal demikian perlu analisis penetapan hukum untuk keberadaan dari cryptocurrency salah satunya ialah dengan metode penetapan hukum sad dzari’ah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah merupakan jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisa dan mengkaji kedudukan cryptocurrency dalam Islam dengan menggunakan pendekatan sad dzari’ah. Hasil penelitian untuk penetapan hukum cryptocurrency dengan menggunakan pendekatan saddu dzari’ah, dianalisis berdasarkan motif, syarat legalitas, dan keragaman dari saddu dzari’ah. Hasilnya menunjukan penetapan hukum cryptocurrency saat ini masih memberikan kesimpulan kepada sesuatu yang banyak mendatangkan kemudharatan ketimbang kemashlahatan bagi umat manusia, atas dasar masih banyak menimbulkan kerugian finansial, tidak mempunyai underlying aset, adanya unsur gharar, maysir, oleh karna itu hadirnya cryptocurrency masih menimbulkan risiko yang lebih besar dari pada manfaatnya.
IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DAN KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN 32 REJANG LEBONG Wijaya, Asep; Makraja, Fahmi
Jurnal Tarbiyah Almuslim Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Tarbiyah Almuslim
Publisher : Fakultas Tarbiyah IAI Almuslim Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71025/ggfw2s84

Abstract

  Abstract This research aims to determine the application of digital learning media and conventional learning media in PAI lessons at SDN 32 Rejang Lebong. This research uses a qualitative method, where the PAI teacher at SDN 32 Rejang Lebong is the primary source and books or journals are the secondary sources. Then the data collected was analyzed using the interactive model from Miles & Huberman. The results of the research show that the maximum application of digital learning media and conventional learning media has been carried out by PAI teachers. However, the application of digital learning media is only carried out when the material is difficult to explain and limited facilities are also other causes. The hope is that the school will provide more digital media to make it easier for teachers to teach. Meanwhile, conventional learning media is optimal, which is carried out by PAI teachers by taking advantage of the environment, but you need to pay attention when using this, there are not many students, a maximum of 15 students is enough so that the media can function optimally.   Keywords: Digital Learning Media, Conventional Learning Media, PAI   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media pembelajaran digital dan media pembelajaran konvensioanal pada pelajaran PAI di SDN 32 Rejang Lebong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang mana guru PAI SDN 32 Rejang Lebong menjadi sumber primer dan buku ataupun jurnal yang menjadi sumber sekundernya. Kemudian data yang dikumpulkan di analisis dengan interactive model dari Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam penerapan dari media pembelajaran digital dan media pembelajaran konvensional maksimal yang sudah dilakukan oleh guru PAI. Namun pada penerepan media pembelajaran digital hanya dilakukan ketika materi sulit untuk dijelas serta fasilitas yang terbatas juga menjadi penyebab lainya. Harapannya pihak sekolah memberikan lebih banyak media digital agar memudah guru dalam mengajar. Sedangkan media pembelajarn konvensional sudah optimal yang dilakukan oleh guru PAI dengan memanfaat sekitar namun perlu di perhatikan ketika menggunakan ini siswanya tidak banyak, cukup maksimal 15 siswa agar media dapat berfungsi dengan optimal.         Kata kunci : Media Pembelajaran Digital, Media Pembelajaran Konvensional, PAI  
Indonesia Sustainable Funding: Comparative of Standar Screening Securities Crowdfunding and Capital Markets Kefi Miftachul Ulum; Maulida Khairunnisa; Rangga Suganda; Rodhotun Nimah; Fahmi Makraja
International Journal of Islamic Finance Vol. 2 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Department of Islamic Financial Management, Faculty of Economics and Islamic Business, Sunan Kalijaga State Islamic University, Yogyakarta, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ijif.v2i1.2247

Abstract

Background: Since the occurrence of covid-19, there has been an acceleration in the transformation of the economic cycle with the digital era transforming conventional economic activities towards the digitization of the economy. This has given rise to financial technology as a concept, giving birth to securities crowdfunding instruments. This cycle has become an alternative for sustainable funding suitable for MSMEs, with funding reaching 1 trillion, supporting 481 business units and involving 160,368 investors. Data as of August 2023 shows funding for business units reaching 268 units, with a breakdown of 10 debt, 59 sukuk, and 199 equity fundings, with a comparative percentage of 78% conventional and 22% Sharia-compliant business units. The organization of this funding faces a legal vacuum in terms of standard screening for the issuance of business units being offered. The impact of this research aims to establish or strengthen regulations on standard screening for funding MSMEs in the securities crowdfunding cycle. Objectives: This research focuses on the standard screening and funding mechanisms of Securities crowdfunding and comparative with capital market. Novelty: In funding MSMEs and startup companies, there are no regulations regarding screening standards for sharia issuers/companies, so it needs to be compared with the screening standards used in the capital market. Research Methodology / Design: The legal problem of "Rechtsvacuum" or void of norms is used as an issue in this research, using normative legal research methods that use a statutory approach and a conceptual approach for data in the form of OJK Regulation No. 57 2020, POJK No. 16 2021 and POJK No. 35 2017 and some data from BEI, KSEI and related sources. Descriptive and comparative analysis is used as an analysis method for these data. Findings: The legal problem of "Rechtsvacuum" or void of norms is used as an issue in this research, using normative legal research methods that use a statutory approach and a conceptual approach for data in the form of OJK Regulation No. 57 2020, POJK No. 16 2021 and POJK No. 35 2017 and some data from BEI, KSEI and related sources. Descriptive and comparative analysis is used as an analysis method for these data. The findings from this research reveal that there are no regulations governing screening standards in core business screening and financial ratio screening, so the guidelines used are Financial Services Authority Regulation Number 35 of 2017 concerning Criteria and List of Sharia Securities Used on the Indonesian Stock Exchange, which applies to public companies and does not apply to private securities crowdfunding cycles. Implication: This could have implications for the preparation of screening standards for MSMEs, Startup Companies and companies that receive funding. OJK can update the standard screening regulations by adjusting the economic cycle of securities crowdfunding for medium-small capital, because the standard screening applied in the capital market cannot be applied to securities crowdfunding on the basis of the regulatory argument used by POJK No. 35 2017 specifically for the capital market, based on theory legality, these regulations cannot be used for securities crowdfunding.
PRAKTIK GALA UMONG  DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH Makraja, Fahmi; Kefi Miftachul Ulum; Rangga Suganda; Rodhotun Nimah; Maulida Khairunnisa
Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam
Publisher : FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAI ALMUSLIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71025/q82fp508

Abstract

Abstract: The practice of gala umong carried out in the community is an alternative option in solving the economic problems they face. The fundamental reason for implementing gala umong among the community is because the process of carrying out the contract is very short and does not require a long time. Gala umong is a term often heard in Acehnese society which means pawn of rice fields. Gala umong is almost practiced throughout the entire Aceh region, including Gampong Pusu Ingin Jaya, Manggeng District, Southwest Aceh Regency. The practice of gala umong is carried out as an alternative in order to solve the economic problems they face. Gala gatherings are held between neighbors or close relatives. This research uses a descriptive qualitative approach by further exploring the practice of gala umong among the community. The results of this research show that the gala umong held in Pusu Ingin Jaya Village had a very big impact on the community's economic sector. The positive impact is that rice field owners can earn money in the near future to finance their daily needs, start a business and pay educational costs. The negative impact felt by rahin and murtahin is increasing social inequality and reducing farmers' livelihoods due to their rice fields being used as collateral. When viewed from a sharia economic perspective, the implementation of the gala umong that occurred in Pusu Ingin Jaya Village was not in accordance with the binding elements in it. There are some pledge requirements that have not been fulfilled, namely there is no written evidence and no witnesses. Keywords: Pawn, Akad Rahn, Gala umong,   Abstrak Praktik gala umong yang dilakukan di tengah masyarkat merupakan salah satu pilihan alternatif dalam meneyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapinya. Alasan fundamental dilaksanakannya gala umong dikalangan masyarakat adalah karena proses pelaksanaan akadnya yang sangat singkat dan tidak memerlukan waktu yang lama. Gala umong merupakan sebutan yang sering terdengar di masyarakat Aceh yang berarti gadai sawah. Gala umong hampir dipraktikkan diseluruh wilayah Aceh termasuk Gampong Pusu Ingin Jaya Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Praktik gala umong dilakukan sebagai alternatif dalam rangka menyelesaikan permasalah ekonomi yang dihadapinya. Gala umong dilakukan antar tetangga ataupun kerabat dekat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menelusuri lebih jauh praktik gala umong di kalangan masyarkat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, gala umong yang dilakukan di gampong Pusu Ingin Jaya sangat sangat berdampak pada sektor perekonomian masyarakat. Dampak positifnya adalah para pemilik sawah dapat memperoleh uang dalam waktu dekat untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, mudal usaha dan membayar biaya pendidikan. Adapun dampak negatifnya yang dirasakan oleh rahin dan murtahin adalah meningkatnya kesenjangan sosial dan mengurangi mata pencaharian petani akibat sawahnya dijadikan barang jaminan. Apabila dilihat dari perspektif ekonomi syariah pelaksanaan gala umong yang terjadi di gampong Pusu Ingin Jaya belum sesuai dengan unsur yang mengikat didalamnya. Terdapat sebagian dari syarat-syarat gadai yang belum terpenuhi yaitu tidak ada bukti tertulis dan tidak ada saksi.   Kata Kunci: Gadai, Akad Rahn, Gala umong
FOTO PRAWEDDING DAN IKHTILATH: STUDI PERSPEKTIF QANUN HUKUM JINAYAT ACEH Riyan Auliyanda Safrizal; Fahmi Makraja; Mirza Al Fajri; Aidil Azhar
El-Iqthisadi Vol 7 No 1 (2025): Juni
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/el-iqthisady.v7i1.56506

Abstract

Abstrak Foto prawedding sebelum akad nikah dapat dikategorikan termasuk ke dalam unsur-unsur ikhtilaṭh, hal tersebut dikarenakan pose dalam foto prewedding yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam seperti berpelukan, bergandengan tangan, dan merangkul pasangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif analisis, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Hasil penelitian bahwa, Para pelaku kegiatan foto prawedding tidak memahami apa sebenarnya yang dikatakan dengan ikhtilath, mereka beranggapan bahwa adengan pegangan tangan bukan perbuatan ikhtilath dan hal tersebut masih dalam batasan syari’at Islam, yang mereka pahami yang tidak diperbolehkan dalam syari’at Islam adalah berciuman, pelukan dan lainnya, mereka menganggap bahwa perbuatan yang tidak dibolehkan itu adalah sesuatu yang secara langsung dapat menimbulkan syahwat seperti adanya kontak fisik pada bagian-bagian yang dianggap sensitife dan dapat membangkitkan nafsu. Pasal 25 Ayat (1) dapat dipahami bahwa subyek hukum yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan ikhtilath adalah setiap orang yang dengan sengaja atau sukarela melakukan perbuatan ikhtilath. Jika dikorelasikan dengan praktik foto prawedding sebelum akad nikah diketahui bahwa pengambilan foto prawedding dilakukan atas dasar suka sama suka oleh calon pengantin. Selain pihak calon pengantin fotografer prawedding juga dapat dikenakan sanksi (uqubat berdasarkan penjelasan Pasal 25 Ayat (2). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa praktik foto prawedding merupakan perbuatan ikhtilath karena dilakukan sebelum akad nikah dan gaya pose yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Kata Kunci: Prawedding, Ikhtilath, Sebelum Akad Nikah, Qanun, Hukum Jinayat   Abstract Pre-wedding photos before the wedding ceremony can be categorized as including ikhtilaṭh elements, this is because the poses in pre-wedding photos are not in accordance with the provisions of Islamic law, such as hugging, holding hands, and embracing the partner. This research uses qualitative research methods and a descriptive analysis approach, with data collection techniques, namely interviews, documentation and questionnaires. The results of the research are that, the perpetrators of pre-wedding photo activities do not understand what is actually said by ikhtilath, they think that holding hands is not an act of ikhtilath and this is still within the limits of Islamic law, what they understand is that what is not permitted in Islamic law is kissing, hugging and so on, they consider that the prohibited actions are things that can directly cause lust, such as physical contact on parts that are considered sensitive and can arouse lust. Article 25 Paragraph (1) can be understood to mean that the legal subject who can be held responsible for acts of ikhtilath is every person who intentionally or voluntarily commits acts of ikhtilath. If it is correlated with the practice of taking pre-wedding photos before the wedding ceremony, it is known that pre-wedding photos are taken on the basis of mutual consent by the prospective bride and groom. Apart from the prospective bride and groom, pre-wedding photographers can also be subject to sanctions (uqubat based on the explanation of Article 25 Paragraph (2). Based on the results of this research, it can be concluded that the practice of pre-wedding photos is an act of ikhtilath because it is carried out before the marriage ceremony and the posing style does not conflict with Islamic law. Keywords: Praweeding, Ikhtilath, Before the Marriage Contract, Qanun, Jinayat Law
Penemuan Hukum Islam Sui Generis Kum Empiris; Pendekatan Sosiologis Dan Antropologis khadijatul musanna; Deva Nabilah; Fahmi Makraja; Ridha Aulia
Jurnal Landraad Vol. 4 No. 1 (2025): Edisi Maret 2025
Publisher : Institut Syekh Abdul Halim Hasan Binjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulis melakukan penelitian penemuan ini bertujuan untuk membedah tentang tentang Hukum Islam Sui Generis Kum Empiris terhadap Pendekatan yang dilakukan secara Sosiologis Dan Antropologis. sebagaimana dapat dipahami bahwa di era sekarang banyak sekali persoalan atau problematika terkait sebuah kegiatan dalam hukum Islam yang merupakan isu-isu kontemporer hukum Islam, dengan demikian isu-isu kontemporer ini perlu adanya suatu metode dalam penemuan Hukum Islam seperti halnya Hukum Islam Sui Generis dengan pendekatan sosiologi dan antropologis. penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan dimana data diambil berdasarkan literatur, adapun data primer diperoleh dari sumber bacaanartinya buku yang berkaitan dan relevan dengan judul penelitian penulis seperti halnya buku Prof Syamsul Anwar terkait penemuan Hukum Syariah. adapun data skunder diperoleh dari artikel, website tertentu dan jurnal. dengen demikian diperoleh hasil bahwa Pendekatan sosiologis melihat bagaimana hukum dan faktor sosial lainnya berhubungan satu sama lain secara analitis dan empiris. Sedangkan pendekatan antropologi adalah studi tentang bagaimana hukum membentuk kehidupan manusia. Ini dimulai dengan sistem berpikir manusia, yang menghasilkan nilai-nilai dan kebudayaan, yang pada gilirannya membentuk hukum dalam masyarakat.
Perdebatan Zakat Dalam Ekonomi Islam: Menilai Zakat Profesi Dari Perspektif Ulama Kontemporer Musanna, Khadijatul; Makraja, Fahmi; Yanti, Fitri
Maqasid: Jurnal Studi Hukum Islam Vol. 13 No. 2 (2024): Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Professional zakat or income zakat is zakat that must be paid because it has reached the nisab of assets and is perfect haul based on income obtained from a particular business or work, whether carried out personally or by institutions, organizations and groups. This study aims to determine the literature of muamalah scholars related to professional zakat. This study uses qualitative research methods by examining data based on literature from books and books about professional zakat. The results of the research in this study can be conveyed by the author that in the Fiqh Muamalah literature each ulema has his own perception regarding the implementation of professional zakat. It can be clearly seen that there is an error in the provisions of assets subject to professional zakat, such as the opinion of Yusuf Al-Qardhawi requiring professional zakat every monthly salary as a farmer who pays zakat every harvest, provided that it has reached the nisab. Meanwhile, according to the opinion of Shaykh Bin Baz and Shaykh Muhammad bin Saleh Al Utsaimin, it is not obligatory for a professional zakat to be paid for someone who, after receiving his salary, is used to fulfill his daily needs so that there is no salary left in the following month, but zakat may be imposed if each time If the salaryman sets aside part of his income as savings, then it is obligatory for him to issue zakat with the provisions of perfect haul and property. In the opinion of the writer, professional zakat tends to be as conveyed by Yusuf Al-Qardhawi. According to the author of Shaykh Muhammad's opinion, if the consideration is to meet daily needs, humans will never have enough with all types of needs, so they always feel inadequate and in the end don’t pay zakat. Keywords: Fiqh Muamalah, Professional Zakat, Islamic Law.
Pengelolaan Zakat Di Aceh (Kajian Terhadap Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Baitul Maal) Makraja, Fahmi; Afifah, Nisa; Fitriyani, Elya; Al Fajri, Mirza
Maqasid: Jurnal Studi Hukum Islam Vol. 14 No. 1 (2025): Maqasid Jurnal Studi Hukum Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/mqs.v14i1.26199

Abstract

Abstract: Based on law number 11 of 2006 concerning the Aceh government, Aceh has the privilege of regulating its government, including regional revenue distribution. Aceh issued Qanun number 10 of 2018 concerning baitul mal as a representation of regions that implement the provisions of Islamic law as the foundation of life. The aim of this research is to dissect and criticize as input for improvements related to several parts of this qanun which are considered irrelevant using a normative juridical approach and an Islamic approach based on literature study. The results of this research are that in article 102 regarding muzakki in the form of a business entity, the type of business is not explained in detail, then in article 104 (2) muzakki submits a power of attorney to the bank to deduct zakat from its savings, muzakki should be given freedom with faster payment transaction methods and It's easy, for example by using the payment method using Qris or using the mobile banking features available for zakat payments. On the other hand, the criteria for the type of business a person has must be explained, so that they can be categorized into muzakki or donation givers. Next is the riqab which is no longer relevant as an asnaf for zakat nowadays. The 'uqubat provisions in this qanun are very clear and detailed, starting from 'uqubat against muzakki to zakat managers who violate the rules. Keywords: Qanun Aceh, Zakat Management, Baitul Mal
Implementasi Pendidikan Karakter Santri Melalui Serial Animasi Nussa Dan Rara di TPA Al-Fitrah Terban Yogyakarta Rahman, Fatur; Hidayat, Nur; Makraja, Fahmi
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AL-IKHLAS DAIRI SIDIKALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman pendidikan karakter pada anak usia dini menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk kepribadian religius, jujur, dan bertanggung jawab sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter santri melalui media animasi Islami Nussa dan Rara di TPA Al-Fitrah Terban Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serial Nussa dan Rara secara efektif membantu internalisasi nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, kepedulian sosial, dan hormat kepada orang tua dalam proses pembelajaran. Penggunaan media ini meningkatkan minat dan pemahaman santri terhadap pelajaran akidah akhlak secara kontekstual dan menyenangkan. Dengan demikian, media animasi Islami terbukti menjadi alat bantu yang relevan dan strategis dalam memperkuat pendidikan karakter di lembaga nonformal berbasis keagamaan.