Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EVALUASI PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MADIUN ALBAB, ULUL
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2016): Vol.3 Nomor 3 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak                    Perkembangan Kota Madiun menyebabkan lahan terbangun di wilayah ini cenderung meningkat. Sebaliknya pertambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) tiap tahunnya sangat lambat. Tahun 2015 luas RTH hanya sebesar 19,418 %. Hal ini akan memperlambat Kota Madiun mencapai RTH minimal 30% dari luas kota. Tujuan penelitian untuk mengetahui 1) perubahan RTH di Kota Madiun dari tahun 2011-2015, 2) kesesuaian RTH di Kota Madiun berdasarkan RTRW Kota Madiun tahun 2011.                    Lokasi penelitian berada pada wilayah Kota Madiun yang meliputi Kecamatan Taman, Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Manguharjo. Jenis penelitian ini adalah survei. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan literatur. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif prosentase dan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk mengolah peta Google Earth.                    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RTH di Kota Madiun belum memenuhi standar kecukupan RTH berdasarkan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan karena luas RTH Kota Madiun sampai tahun 2015 hanya 19,418 %. Perkembangan RTH tiap tahun di Kota Madiun sangat lambat dari tahun 2011-2015. Pertambahan RTH tiap tahunnya dari tahun 2011-2015 berturut-turut adalah 0,93%, 0%, 0,15%, 0,31%, sedangkan berdasar peta pola ruang Kota Madiun tahun 2010-2030 dalam RTRW Kota, luas RTH diproyeksikan hanya mencapai 3,8 km² sedangkan pada tahun 2015 luas RTH di Kota Madiun sudah mencapai 5,71 km² untuk RTH publik sedangkan RTH privat seluas 0,74 km². Hal ini berarti RTH sudah sangat sesuai dengan peta pola ruang di dalam RTRW Kota tetapi belum memenuhi syarat luas RTH minimal 30% dari luas Kota Madiun. Mengingat kebutuhan minimal RTH minimal 30% dari luas kota maka perkembangan RTH yang tiap tahunnya kurang dari 1% akan menghambat tercapainya luas RTH 30% pada tahun 2030. Kata Kunci: Perkembangan Wilayah, Ruang Terbuka Hijau.
Analisis Tipologi Desa Tertinggal di Kabupaten Bojonegoro Albab, Ulul; Muta'ali, Luthfi; Kurniawan, Andri
Media Komunikasi Geografi Vol 20, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.19491

Abstract

Suatu pembangunan seringkali belum dapat mencapai tujuan pemerataan pembangunan sehingga menimbulkan kesenjangan antar wilayah dimana terdapat wilayah yang telah berkembang dan wilayah yang masih tertinggal perkembangannya, seperti pada Kabupaten Bojonegoro yang menunjukkan adanya kesenjangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perkembangan desa di Kabupaten Bojonegoro dan menganalisis pola spasial persebaran desa tertinggal di Kabupaten Bojonegoro. Jenis penelitian ini berupa penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang berbasis pada analisis data primer dan sekunder. Penelitian ini  menggunakan analisis faktor untuk menentukan tingkat perkembangan desa serta menentukan penyebab variasi tingkat perkembangan dan analisis tipologi desa untuk menganalisis pola spasial persebaran desa tertinggal di Kabupaten Bojonegoro. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan wilayah desa-desa di Kabupaten Bojonegoro di dominasi oleh desa dengan kategori berkembang dengan presentase 63,72% dan hanya 16,05% desa dengan kategori tertinggal. Desa dengan kategori tertinggal umumnya berada pada daerah perbukitan dan di sekitar Bengawan Solo. Tingkat perkembangan wilayah desa di Kabupaten Bojonegoro dibentuk oleh faktor jarak fasilitas umum, faktor sumberdaya alam, faktor kesehatan dan kemiskinan, faktor mitigasi bencana, faktor industri, pemasaran, pengguna listrik dan faktor proporsi sekolah, proporsi tenaga kesehatan. Desa tertinggal di Bojonegoro dibagi kedalam 8 tipologi, yaitu desa tertinggal di dataran koridor antar kota berjumlah 10 desa, desa tertinggal di dataran perdesaan berjumlah 22 desa, desa tertinggal di dataran pinggiran berjumlah 14 desa, desa tertinggal dataran terisolasi hanya 1 desa, desa tertinggal di perbukitan koridor antar kota berjumlah 4 desa, desa tertinggal di perbukitan perdesaan berjumlah 11 desa, dan desa tertinggal di perbukitan terisolasi berjumlah 8 desa, sedangkan desa di dataran kota tidak tidak ada yang masuk dalam kategori tertinggal.Kata Kunci : Tingkat Perkembangan Wilayah; Tipologi Desa; Desa Tertinggal
Pengembangan Instrumen Tes Pemecahan Masalah Bagi Mahasiswa Jurusan Fisika Pada Materi Dinamika Partikel Darmawan, Alif; Asa, Berlian Neno; Kurniawan, Fatah; Nukhba, Rania; Albab, Ulul; Parno, Parno
Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERISTAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jpfk.v6i1.5579

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang penting dimiliki oleh semua orang khususnya para mahasiswa yang sedang menempuh studi di jurusan fisika. Hal ini dikarenakan fisika merupakan ilmu yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa, diperlukan adanya instrument tes yang dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki agar dapat diukur apakah kemampuan dalam proses pemecahan masalah yang dimiliki telah mencukup atau belum mencapai minimum. Telah banyak instrument tes yang dikembangkan sebagai instrument untuk mengukur kemampuan proses pemecahan masalah, tetapi seluruh instrumen yang ada dapat dikatakan kurang valid untuk mengukur kemampuan yang akan diukur. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada materi dinamika partikel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah instrumen tes dinyatakan 75% hingga 100 % valid oleh validator ahli serta memiliki 81,7% respons positif dari mahasiswa. Instrumen tes ini diharapkan mampu diterapkan dalam penilaian fisika serta dikembangkan pada penelitian-penelitian selanjutnya.
Qur'anic Values in the Luberan Tradition: Strengthening Religious Moderation Based on Local Wisdom Albab, Ulul; Riandita, Lilik; Mutammam, Mutammam; Fanany, Rebecca; Ana, Nurlaila; Ta'rifin, Ahmad
Dialogia Vol. 21 No. 1 (2023): DIALOGIA : JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v21i1.5963

Abstract

This study examines the harmony of the "Luberan" tradition in implementing the Qur'anic moderation religious values. This study uses a qualitative method of the field research approach. This analysis shows that; 1) The Luberan tradition applies the four parameters of religious moderation compiled by the Director General of Islamic Education, Kemang, Republic of Indonesia. First, the Luberan tradition plays a role in strengthening nationalism, which is illustrated through the poem Sekar Gendhing Asmaradana as a Javanese song with the theme of love for the motherland, cultural preservation, and activities to protect the environment as a form of implementing its contents. QS. Al Qashash: 85 and QS. An-Nisa': 66. Second, tolerance education in Luberan culture can be seen through the interaction between Muslim and non-Muslim residents in organizing events, the habit of exchanging food, and giving each other. Third, a study on the theme of peaceful Islam shows the integration of QS al-mumtahinah verse 8 as an anti-radicalism and anti-violence educational model. 2) Cultural practices in strengthening the value of religious moderation are taught from generation to generation through religious rituals and mysticism in Luberan culture. This research contributes to finding the concept of strengthening the values of culture-based religious moderation. In addition, this research can also be used as a basis for the Ministry of Religion to integrate cultural practices as a vehicle for moderation in religion.
PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ISAK 35 DI YAYASAN PENDIDIKAN CENDEKIA UTAMA SURABAYA Assagaf, Aminullah; Hartati, Fadjar Kurnia; Albab, Ulul
Jurnal Difusi Ipteks Legowo Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Difusi Ipteks Legowo
Publisher : Perkumpulan Legowo Cerdas Sejahtera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62242/jdil.v1i2.16

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah membantu memecahkan permasalahan penyusunan laporan keuangan sesuai undang-undang yang berlaku yaitu ISAK 35. Metode pelaksanaan dalam program pengabdian ini adalah penyuluhan, pembuatan sistem laporan keuangan, sosialisasi sistem keuangan, praktek penggunaan sistem tersebut, monitoring dan finalisasi penyusunan laporan keuangan dan pembuatan laporan keuangan konsolidasi. Hasil karya utama pada program pengabdian ini adalah mitra telah mempunyai sistem laporan keuangan ISAK 35 dari semua unit yang ada, dengan sistem on line yang berbasis excel dan google drive yang dapat dipantau secara langsung oleh Yayasan. Semua unit yang ada telah mampu menggunakan sistem keuangan tersebut dan telah melaksanakan tugas membuat laporan keuangan dan Yayasan telah berhasil membuat laporan keuangan konsolidasi.
Penguatan Moderasi Beragama melalui Nilai-nilai Al-Qur’an dalam Tradisi Wungon di Pemalang Safitri, Hani Hasnah; Khumaedy, Agus; Ta'rifin, Ahmad; Albab, Ulul
Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi) Vol 10, No 1 (2024): Jurnal SMaRT : Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/smart.v10i1.2200

Abstract

Indonesia has the advantage of being a peaceful and prosperous country with diverse religions and cultural traditions. This research aims to examine tolerance and harmony in the "Wungon" tradition by implementing the values of religious moderation based on the Koran. By using field research methods and a qualitative descriptive approach, this research shows that: 1) The Wungon tradition can strengthen the values of religious moderation in the younger generation as a form of tolerance and harmony between religious communities. 2) The Wungon tradition applies four main indicators of successful religious moderation compiled by the Ministry of Religion, Republic of Indonesia. First, the Wungon tradition plays a role in strengthening nationalism which is reflected through national songs with the theme of love for the homeland which residents sing as the implementation of QS Al-Qashash: 85. Second, tolerance in the Wungon tradition is seen through interactions between Muslims and non-Muslims in maintaining friendship and respecting each other's differences by exchanging food and giving to each other as an actualization of the QS. Al-Mumlahanah: 8. Third, the politeness and gentleness of the citizens are manifestations of anti-violence education as an implementation of QS. Ali-Imran: 159. Fourth, integration of QS. Al'A'raf: 199 represents the friendly attitude and acceptance of Pemalang residents towards the Wungon tradition which does not conflict with religious teachings. This research contributes to finding the concept of strengthening the values of religious moderation based on local wisdom. Apart from that, this research can also be used as a basis for integrating cultural practices as a home for religious moderation.
Eksplorasi Etnomatematika Arsitektur Masjid Agung Nurul Kalam Islam: Bagaimana Kaitannya dengan Nilai-Nilai Islam Nalim; Fahmy, Ahmad Faridh Ricky; Shinta, Dewi; Albab, Ulul; Ramadhan, Muna Zahro
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Al Qalasadi Vol 8 No 2 (2024): JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA AL QALASADI
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/qalasadi.v8i2.9357

Abstract

This research aims to explore ethnomathematics in the architecture of the Nurul Kalam Grand Mosque in Pemalang and its relation to Islamic values. This qualitative research collects data through interviews, observation and documentation studies. The research results show that (1) there is an exploration of the architecture of the Nurul Kalam Pemalang grand mosque which can be seen from the planning design concept showing the spatial layout, symbols, motifs and forms of buildings typical of Pemalang. (2) the content of Islamic religious education values is attached to the philosophical meaning in every corner, the shape of the building and various ornaments in the mosque such as a pyramid-shaped roof with straight line ornaments as a representation of the faith, also a tower with a height of 51 meter as a symbol of the nature of Allah's compassion found in Asmaul Husna. (3) the implementation of Islamic education is found in the main function of the mosque as a place of worship and a scientific center. This is realized through various activities such as places to study the Qur’an, regular recitations, libraries and social activities during Ramadan. The contribution of this research can be used as a reference for Islamic education to increase scientific knowledge through mosque architecture for broad-minded Islamic education.
Qur'anic Values in the Luberan Tradition: Strengthening Religious Moderation Based on Local Wisdom Albab, Ulul; Riandita, Lilik; Mutammam, Mutammam; Fanany, Rebecca; Ana, Nurlaila; Ta'rifin, Ahmad
Dialogia Vol. 21 No. 1 (2023): DIALOGIA : JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v21i1.5963

Abstract

This study examines the harmony of the "Luberan" tradition in implementing the Qur'anic moderation religious values. This study uses a qualitative method of the field research approach. This analysis shows that; 1) The Luberan tradition applies the four parameters of religious moderation compiled by the Director General of Islamic Education, Kemang, Republic of Indonesia. First, the Luberan tradition plays a role in strengthening nationalism, which is illustrated through the poem Sekar Gendhing Asmaradana as a Javanese song with the theme of love for the motherland, cultural preservation, and activities to protect the environment as a form of implementing its contents. QS. Al Qashash: 85 and QS. An-Nisa': 66. Second, tolerance education in Luberan culture can be seen through the interaction between Muslim and non-Muslim residents in organizing events, the habit of exchanging food, and giving each other. Third, a study on the theme of peaceful Islam shows the integration of QS al-mumtahinah verse 8 as an anti-radicalism and anti-violence educational model. 2) Cultural practices in strengthening the value of religious moderation are taught from generation to generation through religious rituals and mysticism in Luberan culture. This research contributes to finding the concept of strengthening the values of culture-based religious moderation. In addition, this research can also be used as a basis for the Ministry of Religion to integrate cultural practices as a vehicle for moderation in religion.
Pelatihan Dan Pendampingan Pemasaran Digital Berbasis Konten Kreatif Untuk Pengrajin Sasirangan Sei. Jingah Banjarmasin Kalimantan Selatan Tahun 2024 Perdana, Adithea Saputra; Albab, Ulul; Yusuf, Muhammad; F, M. Ersandi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 9 (2024): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i9.1615

Abstract

UMKM Sasirangan di Kampung Sei. Jingah, Banjarmasin, menghadapi tantangan dalam pemasaran digital. Program pengabdian ini bertujuan meningkatkan kemampuan para pengrajin melalui pelatihan dan pendampingan pemasaran digital berbasis konten kreatif dengan metode penyuluhan dan pendampingan door-to-door (D2D) yang melibatkan sosialisasi, pembuatan konten kreatif, serta konsultasi langsung di lokasi pengrajin. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan pengrajin dalam pemasaran digital, termasuk penggunaan platform jual-beli online, perancangan strategi pemasaran yang efektif, serta pembuatan konten promosi dalam bentuk video dan poster yang menarik. Pelatihan ini juga memberikan pemahaman kepada pengrajin tentang pentingnya waktu dalam strategi pemasaran digital dan meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pemasaran digital untuk memperluas jangkauan konsumen. Secara keseluruhan, pelatihan ini berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kemampuan pemasaran digital pengrajin kain Sasirangan di Kampung Sei. Jingah.
Transformation of Education Management in Supporting The Implementation of The Independent Curriculum in Indonesia Albab, Ulul; Sunarni, Sunarni
Proceedings Series of Educational Studies 2025: Seminar Nasional Departemen Administrasi Pendidikan-Prodi S3 Manajemen Pendidikan Tahun 2024
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transformation of education management is an urgent need in facing global changes and internal challenges of the education system in Indonesia. The Independent Curriculum initiated by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology aims to provide flexibility in the learning process, emphasize competency, and accommodate technological developments and community needs. This article discusses the transformation of education management in supporting the implementation of the Independent Curriculum in Indonesia. The main focus of the discussion includes changes in the paradigm of school management, strengthening the role of the principal, and strategies for managing human resources and educational infrastructure. This study uses a qualitative approach with a case study method in several schools in Indonesia that have implemented the Independent Curriculum. The results of the study show that the transformation of education management has a crucial role in the successful implementation of the Independent Curriculum, especially in terms of principal leadership, teacher competency development, technology utilization, and competency-based learning evaluation