Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA TERHADAP MATA KULIAH KEMUHAMMADIYAHAN HADI, WINDIA; FARADILLAH, AYU
Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to analyze the ability of understanding concept among students in Mathematics Education Study Program to the course of keMuhammadiyahan. The indicators used in this study is to re-state a concept, to clarify the object according to certain traits in accordance with the concept, give examples and non examples, express the concept in various forms of representation. The method used in this research is a descriptive qualitative, where the researcher tries to describe the exposure analysis of the ability of concept comprehension based on the ability of understanding concept Mathematics’ students. Based on the results obtained; one student has a good understanding of the concept in the re-state of a concept, one student has a good understanding of the concept in the example and non-example and one student has the ability to comprehend good concept in indicator express the concept in various forms of representation to the course kemuhammadiyahan.
Pelatihan Pembelajaran Matematika yang Efektif melalui Metode Hypnoteaching Faradillah, Ayu; Hadi, Windia; Miatun, Asih; Khusna, Hikmatul
Jurnal SOLMA Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v7i1.662

Abstract

Proses pembelajaran  matematika di kelas merupakan salah satu  penentu keberhasilan peserta didik. Guru dituntut untuk memberikan inovasi baru dalam proses belajar mengajar, misalnya dalam memilih model, metode atau strategi pembelajaran yang tepat digunakan. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah hypnoteaching. Hypnoteaching berasal dari dua kata hypno dan teaching. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang kreatif , unik dan imajinatif. Sebeum pelaksanaan pembelajaran peserta didik sudah dikondidikan untuk belajar. Dengan demikian, peeserta didik mengikuti proses belajar dalam kondidi segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru itu sendiri dituntut untuk stabil baik secara psikis maupun psikologis. Pelatihan metode hypnoteaching ini bertujuan agar guru lebih mengenal apa itu hypnoteaching sehingga guru dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika di kelas. Dari hasil pelaksanaan secara umum pelatihan pembelajaran matematika yang efektif melalui metode Hypnoteaching empat tahap: 1) Matematika itu mudah, 2) Matematika dengan Benda Konkrit Sederhana, 3) Matematika Itu Menyenangkan, 4) Operasi Hitung Matematika, 5) Menjadi Guru Inspiratif Berbasis Hipnosis.
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS BERDASARKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS Dinda Amalia; Windia Hadi
TRANSFORMASI Vol 4 No 1 (2020): TRANSFORMASI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Pendidikan Matematika FMIPA Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/tr.v4i1.904

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa yang mempunyai kemampuan penalaran tinggi dan rendah dalam menyelesaikan soal HOTS berdasarkan teori Newman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 36 siswa kelas VIII di salah satu SMP Jakarta semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 untuk menentukan kategori kemampuan penalaran matematis. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan wawancara. Kerangka analisis dikembangkan berdasarkan kategori kesalahan Newman. Hasil penelitian menunjukkan siswa kemampuan penalaran tinggi matematis (SKPT) memiliki kesalahan dalam memahami soal dan kesalahan keterampilan proses serta mampu menyelesaikan soal HOTS dengan benar tanpa ada kesalahan, sedangkan siswa kemampuan penalaran rendah (SKPR) rendah memiliki kesalahan memahami soal HOTS dan kesalahan dalam keterampilan proses. Faktor yang menyebabkan kesalahan SKPT adalah kekeliruan dalam melakukan perhitungan dalam menyelesaikan soal HOTS sedangkan, faktor penyebab kesalahan SKPR adalah pada segi kognitif yaitu kurang memahami soal dengan baik.
KECEMASAN SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI TINGKATAN SEKOLAH DAN GENDER Luthfiyah; Hadi, Windia
TRANSFORMASI Vol 5 No 1 (2021): TRANSFORMASI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Pendidikan Matematika FMIPA Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/tr.v5i1.1149

Abstract

Kecemasan matematika merupakan kondisi mental siswa dalam kegiatan proses belajar matematika. Studi ini menganalisis kecemasan siswa terhadap matematika dalam pembelajaran online di masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 15 pernyataan kuesioner. Sampel penelitian adalah 323 siswa terdiri dari 153 siswa SMP dan 170 siswa SMA yang merupakan perwakilan siswa di Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan Winsteps. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan siswa belajar matematika dalam pembelajaran online terbagi menjadi kecemasan tinggi, kecemasan sedang, dan kecemasan rendah. Siswa SMP memiliki tingkat kecemasan belajar tinggi sebesar 3,92% dan Siswa SMA memiliki tingkat kecemasan belajar tinggi sebesar 1,17%. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan belajar matematika lebih banyak dialami oleh siswa SMP daripada siswa SMA, khususnya pada Kelas 7 dan 8. Sedangkan berdasarkan gender, siswa Laki-laki memiliki kecemasan tinggi sebesar 4%, dan siswa perempuan 1,8%. Siswa yang memiliki kecemasan tinggi lebih cenderung tidak menyukai matematika dan menganggap matematika pelajaran yang sulit.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BERMUATAN HIGHER-ORDER THINKING SKILLS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA Amalia, Rifda Zahra; Hadi, Windia
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.578 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i3.3743

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika memiliki peran penting pada  pembelajaran matematika pada kurikulum 2013 yang membuat pendidikan harus mempersiapkan generasi baru yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan suatu masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis bermuatan higher-order thinking skills ditinjau dari gaya belajar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif  dengan instrumen angket gaya belajar, tes tertulis dan wawancara dengan indikator kemampuan pemecahan masalah. Subyek penelitian ini adalah 36 siswa kelas 8 di kota Tangerang. Siswa diberikan angket terlebih dahulu untuk nantinya diperoleh 3 siswa secara acak melakukan tes tertulis dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematis bermuatan higher oerder thinking skills pada siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu memenuhi dengan baik semua indikator pemecahan masalah baik dalam soal menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Siswa dengan gaya belajar auditorial mampu memenuhi semua indikator pemecahan masalah pada soal mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6), kurang mampu dalam memenuhi indikator membuat rencana pemecahan masalah dalam soal menganalisis (C4). Dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mampu memenuhi semua indikator pemecahan masalah pada soal menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5), kurang mampu dalam memenuhi indikator menyelesaikan masalah dalam soal mencipta (C6).
PROFILE OF MATHEMATICAL COMMUNICATION’S ABILITY BASED ON LEVEL OF PROBLEM SOLVING’S ABILITY Krisna Satrio Perbowo; Windia Hadi; Tuti Haryati
SIGMA Vol 5, No 2 (2020): SIGMA
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36513/sigma.v5i2.647

Abstract

Abstract : This study was aimed to define profile of mathematical communication based on the level of problem solving ability on secondary students. This study used mixed methods model with explanatory type. This sample used 30 secondary school students who was chosen based on teachers’ recommendation. The result shown that there are 16,67% students whose problem solving’s ability  were placed on low level If we look on mathematical communication ability’s side, most of students faced on the diffulties of projecting figures into mathematical ideas. Students still made mistakes on calculating and the indicators was difficult when it stated to project any figures into mathematical ideas while the indicator that appear frequently was stated events or ideas in mathematical laguage. There are 70% students that whose problem solving ability were placed on medium level. If we look on mathematical conection ability most of information as shown unclearly and faced on difficulties when they summarize conclusion, they stated it into mathematical symbol. There are 13,33% students whose problem solving ability were pleced on high level and unclear to every single information that was told within solving strategy which directly on solving essentials. Keywords: Profile of mathematical Ability, Mathematical Communication, Problem Solving  
Pelatihan Pembelajaran Matematika yang Efektif melalui Metode Hypnoteaching: - Ayu Faradillah; Windia Hadi; Asih Miatun; Hikmatul Khusna
Jurnal SOLMA Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.237 KB) | DOI: 10.29405/solma.v7i1.662

Abstract

Proses pembelajaran matematika di kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan peserta didik. Guru dituntut untuk memberikan inovasi baru dalam proses belajar mengajar, misalnya dalam memilih model, metode atau strategi pembelajaran yang tepat digunakan. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah hypnoteaching. Hypnoteaching berasal dari dua kata hypno dan teaching. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang kreatif , unik dan imajinatif. Sebeum pelaksanaan pembelajaran peserta didik sudah dikondidikan untuk belajar. Dengan demikian, peeserta didik mengikuti proses belajar dalam kondidi segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru itu sendiri dituntut untuk stabil baik secara psikis maupun psikologis. Pelatihan metode hypnoteaching ini bertujuan agar guru lebih mengenal apa itu hypnoteaching sehingga guru dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika di kelas. Dari hasil pelaksanaan secara umum pelatihan pembelajaran matematika yang efektif melalui metode Hypnoteaching empat tahap: 1) Matematika itu mudah, 2) Matematika dengan Benda Konkrit Sederhana, 3) Matematika Itu Menyenangkan, 4) Operasi Hitung Matematika, 5) Menjadi Guru Inspiratif Berbasis Hipnosis.
Pelatihan Pemahaman Soal Matematika Bertipe Hots Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama di Jakarta Windia Hadi; Ayu Faradillah; Fitri Alyani; Hella Jusra
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1s (2021): Spesial Issue
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1s.5489

Abstract

Faktor yang sangat berdampak dari pandemic covid-19 adalah pendidikan. Sampai saat ini, siswa masih belum bisa kesekolah bertatatapan langsung dengan guru ataupun teman, hal ini membuat kejenuhan yang mendalam bagi siswa yang setiap hari harus belajar secara online (daring). Dalam pembelajaran daring guru selalu memberika tugas kepada siswa sehingga menjadikan siswa frustasi dalam mengerjakannya, terlebih lagi tidak ada yang bisa diajak diskusi secara langsung seperti guru atau teman lainnya, hal ini membuat kami selaku tim pengabdian kepada masyarakat ingin menghibur siswa dan memberikan penjelasan dalam memahami soal HOTS, HOTS yang memiliki arti kemampuan tingkat tinggi, dimana soal HOTS yang diberikan kepada siswa adalah soal-soal yang tidak rutin dan tidak biasa dikerjakan oleh siswa, sehingga kami ingin memberikan triks dalam menyelesaikan soal HOTS. Pelatihan ini dilaksanakan 3 hari, dimana pada hari rabu, sabtu dan senin pada tanggal 19, 22 dan 24 Agustus 2020. Pelaksanaan hari pertama dilakukan pemberian pretes soal HOTS untuk siswa SMP Negeri 81 Jakarta, selanjutnya hari kedua yaitu pada tanggal 22 Agustus 2020 acara inti yaitu pembukaan sekaligus pembahasan tentang pemahaman soal matematika bertipe HOTS, ada 20 soal dalam pengerjaannya, dan 20 soal tersebut dibahas tuntas oleh anggota tim PKM. Acara ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2020 yaitu pemberian soal Postes kepada siswa SMP Negeri 81 Jakarta. Tujuan diberikan postes ini adalah tim PKM kami ingin mengukur sejauh mana pelatihan yang telah kami buat sebelumnya, sehingga ada peningkatan dari yang sebelum diberikan pelatihan sampai sesudah diberikan pelatihan
ANALYSIS OF STUDENT ERRORS IN WORKING ON HOTS QUESTIONS FOR ALGEBRA MATERIALS ON WATSON"™S CRITERIA BASED ON GENDER Wulandari, Ayu; Hadi, Windia
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 14, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.526 KB) | DOI: 10.26418/jpmipa.v14i1.55745

Abstract

This study aims to determine what errors students made in working on algebraic Higher Order Thinking Skill (HOTS) questions based on gender. This type of research method uses qualitative research methods. Data collection techniques in the form of essay test instruments, student interviews, and triangulation were used to test the validity of the data. This research was conducted on tenth-grade high school students in Jakarta by taking research subjects, namely those with high and low abilities. The results showed that the indicators of errors made by high-ability male students occurred in indicators of inaropriate procedures, errors other than the 7 criteria (not solving the problem), missing conclusions, and indirect manipulation. Meanwhile, women made mistakes on error indicators other than the 7 criteria (not solving the problem), incorrect procedures, and missing conclusions. As for the error indicator, the male student with low ability made an error on the error indicator other than the 7 criteria (not solving the problem), but the procedure indicator did not. Meanwhile, female students made mistakes on indicators other than the 7 criteria (not solving the problem), incorrect data, incorrect procedures, missing conclusions, indirect manipulation, and hierarchical problems.
The Effect of The GeoGebra-Based Project Based Learning (PjBL) Model on the Creative Thinking Ability of Junior High School Students Adella Irma Wiyanti; Windia Hadi
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 11, No 3: July 2023
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v11i3.7992

Abstract

The PjBL model provides opportunities for individuals to work freely, which fosters genuine individual creativity and the ability to think creatively using media such as GeoGebra. GeoGebra media is able to visualize in a realistic manner, allowing individuals to understand it effectively. This study aims to determine the effect of the GeoGebra-based Project Based Learning (PjBL) model on the creative thinking skills of junior high school students. This is quantitative research using a quasi-experimental approach with a posttest-only control design. The sample of this study are 70 seventh-grade students, particularly 35 students for the ability to think creatively in the GeoGebra-based PjBL model and 35 for the Non-GeoGebra-based PjBL model. The instrument employed consisted of a 5-question essay test on the ability to think creatively, with earlier phases of the validation of expert and from the eighth-grade students in various schools. The results of data analysis using the Mann Whitey Non-Parametric test were obtained at 0.118 (P Value > 0.05 significant level). According to the findings of the analysis, the GeoGebra-based PjBL model does not significantly convert the creative thinking abilities of the students, despite it gives an impact of the influence of junior high school students' abilities.