Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS FORENSIK TERHADAP KASUS ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS Sunio, Safira Stepan; Burhanuddin, Ammar; Hane, Nuhalisa; Marzatillah, A. Nur Khalia; Khoirunnisa, Nur; Aziri, Muh Ahmad; Aziz, Fachrul Maulana; Mathius, Denny; Surdam, Zulfiyah; Dirgahayu, Andi Millaty Halifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46598

Abstract

Abortus provokatus kriminalis merupakan pengguguran kandungan secara sengaja tanpa indikasi medis yang sah dan dilakukan di luar ketentuan hukum. Studi ini bertujuan untuk menganalisis aspek medis forensik dan hukum dari kasus aborsi ilegal yang dilakukan oleh FK, perempuan 23 tahun yang melakukan aborsi di hotel dengan bantuan perawat tidak resmi menggunakanmetode pemberian obat dan suntikan. Berdasarkan hasil visum et repertum yang dilakukan di RS, ditemukan adanya cairan merah di sekitar vagina, sisa jaringan pada fundus uteri melalui pemeriksaan USG, serta robekan lama pada hymen. Temuan tersebut mengarah pada diagnosis abortus inkompletus akibat tindakan aborsi tidak aman. Dari aspek hukum, tindakan tersebut melanggar Pasal 346 dan 348 KUHP, sedangkan dari aspek etik medis, pelaku pembantu aborsi telah melanggar prinsip non-maleficence karena membahayakan keselamatan pasien. Visum et repertum dalam kasus ini berperan sebagai alat bukti penting dalam proses pembuktian hukum dan menunjukkan urgensi penegakan regulasi serta edukasi mengenai kesehatan reproduksi untuk mencegah praktik aborsi ilegal yang mengancam jiwa
Karakteristik Tindakan Asusila di Bawah Umur di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Tahun 2024 Mansyur, Mauluddin; Mathius, Denny; Assegaf, Zulfikar Gaffar; Paradise, Novia Paramita; Sahabuddin, Shafira; 97, Komando
CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Vol. 2 No. 7 (2025): CENDEKIA : Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah, Juli 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/cendekia.v2i7.1513

Abstract

Immoral behavior in children and adolescents includes actions that violate prevailing social and moral norms and demonstrate a disregard for ethical principles and societal rules. Complex interactions between genetic, environmental, and social factors influence the development of immoral behavior in children. This study has the main objective to obtain a comprehensive understanding of the characteristics of immoral acts experienced by underage victims who were recorded or treated at the Bhayangkara Hospital Makassar during one year, namely 2024. The approach taken in this study is a descriptive method with a retrospective design, where all data is collected systematically from cases that occurred and were recorded from January to December 2024. There were 192 victims of immoral acts involving children, 98.96% of whom were girls and 1.04% of whom were boys. Victims with an age group of <5 years were 5.73%, 5-12 years 33.33%, 13-17 years 60.94%. Victims of sexual violence in children 10.42% experienced physical violence, and 15.63% experienced verbal violence. The perpetrators were 81.77% of people known to the victim. There were more female victims of violence than male victims. The perpetrators of violence were often people known to the victim.
ANALISIS ASPEK MEDIKOLEGAL DAN PSIKOLOGIS PADA KASUS KEKERASAN SEKSUAL ANAK : LAPORAN KASUS ASUSILA ANAK RS BHAYANGKARA MAKASSAR Rahman, Andi Auliyah Anugrah; Rahayu, Besse Resky; Mudhoffar, Muhammad Rifky; Mathius, Denny; Surdam, Zulfiyah; Dirgahayu, Andi Millaty Haliah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48129

Abstract

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan hubungan atau interaksi antara seorang anak dan seorang yang lebih tua atau anak yang lebih banyak nalar atau orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak tersebut dipergunakan sebagai sebuah objek pemuas bagi kebutuhan seksual pelaku banyaknya kasus kekerasan terhadap anak, anak tidak dapat mencapai keadilan penuh bagi anak. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan fisik Dimana didapatkan adanya enam luka robek pada selaput dara (Hymen) masing masing tiga luka robek sampai dasar pada arah jam sepuluh, jam sebelas, dan dan jam tiga; tiga luka robek tidak sampai dasar pada arah jam dua belas jam dua dan jam delapan sesuai arah jarum jam. Temuan ini sesuai dengan laporan pasien dan mendukung dugaan adanya kekerasan seksual. Penanganan pasien dilakukan secara menyeluruh, meliputi perawatan medis, pemeriksaan penunjang, pengambilan sampel biologis, dan dukungan psikologis. Pendekatan multidisiplin menjadi kunci keberhasilan penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Laporan Kasus: Pemeriksaan Luar Jenazah (Gantung Diri) Natsir, Fanda Indiana Novita; Rizka, Rizka; Mansyur, Mauluddin; Mathius, Denny; Assegaf, S. Zulfikar
AKSIOMA : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi Vol. 2 No. 9 (2025): AKSIOMA : Jurnal Sains, Ekonomi dan Edukasi
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/aksioma.v2i9.1795

Abstract

Background: Suicide is the most common suicide method found in forensic medicine practice and is a significant cause of death, especially at productive age. Pathophysiologically, self-hanging causes mechanical asphyxia due to ligature pressure on the neck, which inhibits air and blood circulation. An external examination of the body (PLJ) plays an important role in assessing the cause and manner of death, especially if an autopsy is not performed. Case Description: A 36-year-old man was found dead in a hanging position with a blue rope and a dead knot on the right side of his neck. Examination of the outside of the body showed the presence of a circular snare measuring 31 × 0.5 cm, petekie on the eyelids and extremities, cyanosis on the nails and lips, bitten tongue, and discharge of fluid from the genitals. Stiffness of the corpse and bruises of the corpse indicate an estimated time of death in 24–36 hours. No signs of violence or other defensive injuries were found leading to the killing. Conclusions: The findings of the external examination show a typical picture of suicidal hanging. A thorough forensic examination of the body can provide sufficient evidence to support a medical-legal conclusion, even without an autopsy, and can be used as a basis for the preparation of a valid and accurate visum et repertum in the legal process.
LAPORAN KASUS FORENSIK : DUGAAN KEKERASAN PADA BAYI OLEH IBU DENGAN BABY BLUES SYNDROME Nursandi, Kurnia; As’ad, Andri; Salsabila, Lu’lu Luqyana Amirah; Khairun, Nadhifah Wasila; Asshidiq, Lutfillah; Mathius, Denny; Surdam, Zulfiyah; Dirgahayu, Andi Millaty Halifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.48556

Abstract

Baby blues syndrome merupakan gangguan emosional ringan yang umum terjadi pada ibu pascapersalinan, ditandai dengan gejala seperti mudah menangis, cemas, dan perubahan suasana hati. Meskipun bersifat sementara, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi gangguan yang lebih serius dan berdampak pada perilaku ibu terhadap bayinya. Laporan kasus ini menyajikan temuan forensik terhadap jenazah bayi laki-laki usia 1 bulan 27 hari yang mengalami berbagai luka akibat trauma tumpul. Pemeriksaan luar menunjukkan pola kekerasan non-aksidental yang konsisten dengan kekerasan fisik berulang. Diduga kuat tindakan kekerasan dilakukan oleh ibu dalam kondisi Baby blues syndrome yang tidak terdeteksi sebelumnya. Kurangnya edukasi, dukungan emosional, dan pemantauan psikologis postpartum menjadi faktor yang memperburuk situasi. Pencegahan dapat dilakukan melalui skrining psikologis (seperti Edinburgh Postnatal Depression Scale), pendidikan kesehatan mental perinatal, serta keterlibatan aktif tenaga kesehatan dan keluarga. Laporan ini menekankan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam menangani gangguan psikologis ibu pascapersalinan guna mencegah terjadinya kekerasan terhadap bayi. Penanganan yang cepat dan dukungan sosial yang memadai sangat penting dalam upaya melindungi kesehatan mental ibu dan keselamatan bayi.
ANALISIS FORENSIK TEMUAN LUKA PADA KORBAN ASUSILA ANAK : LAPORAN KASUS KORBAN LGBT Risal, Sri Rifca Redjeki; Hafid, Anugrah Dwitami; Nahdia, Syarifa Trya Nur; Rosdiana, Rosdiana; Andini, Putri; Mathius, Denny; Surdam, Zulfiyah; Dirgahayu, Andi Millaty Halifah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.49437

Abstract

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan permasalahan serius yang berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik dan mental korban. Penanganan kasus ini memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk aspek forensik medis sebagai komponen krusial dalam proses hukum. Laporan kasus ini membahas analisis temuan luka pada korban asusila anak yang tergolong kelompok LGBT, dengan fokus pada pemeriksaan forensik dan medikolegal. Korban mengalami dua kali kekerasan seksual dengan penetrasi anal paksa, yang dibuktikan oleh luka lecet geser, hilangnya lipatan anus, dan perubahan anatomi anus yang teridentifikasi melalui pemeriksaan fisik dan colok dubur. Temuan ini konsisten dengan keterangan korban dan didukung oleh rekaman video yang juga mengandung unsur pelanggaran hukum terkait pornografi anak. Aspek medikolegal ditekankan pada standar pemeriksaan, dokumentasi, dan penilaian fungsi otot sphincter anus untuk menentukan tingkat cedera dan prognosis. Selain itu, laporan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan penanganan yang inklusif dan sensitif terhadap korban LGBT untuk menghindari stigma dan diskriminasi. Pelaku dapat dijerat dengan berbagai pasal hukum terkait kekerasan seksual dan pornografi anak di Indonesia. Studi ini memberikan kontribusi pada pengembangan praktik pemeriksaan forensik yang lebih responsif dalam kasus kekerasan seksual anak dengan identitas gender dan orientasi seksual minoritas.
Gambaran Penyebab Kematian di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Bulan Januari-Februari Tahun 2024 Alfiani, Andi Nadila; Mauluddin, Mauluddin; Mathius, Denny; Assegaf, S. Zulfikar
ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 3 (2024): ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisplin, Maret 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/armada.v2i3.1245

Abstract

Penyelidikan penyebab kematian dalam bidang forensik merupakan aspek penting dalam mengungkap fakta terkait dengan kematian seseorang. Studi terbaru menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM), terutama penyakit kardiovaskular, tetap menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Kecelakaan juga merupakan penyebab kematian yang signifikan. Analisis data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji di Kota Makassar pada awal tahun 2024 menyoroti pentingnya pemahaman penyebab kematian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan mencegah kematian yang tidak perlu. Metode: Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif, berasal dari data sekunder dari database departemen forensic dan medicolegal RSUD Labuang Baji selama bulan Januari-Februari tahun 2024. Data dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran penyebab kematian di RSUD Labuang Baji Kota Makassar bulan Januari-Februari tahun 2024. Hasil: Dalam penelitian dengan 77 responden, distribusi frekuensi menunjukkan karakteristik seperti jenis kelamin, usia, dan penyebab kematian. Misalnya, dari 77 responden, 35 (45.5%) adalah laki-laki dan 42 (54.5%) perempuan. Usia responden bervariasi, dengan persentase tertinggi pada kelompok usia >64 tahun (20.8%). Penyebab kematian juga beragam, dengan beberapa yang paling umum adalah kegagalan pernapasan (64.9%) dan hipoksia (61%). Kesimpulan: Berdasarkan analisis data, mayoritas responden adalah perempuan (54.5%) dan laki-laki (45.5%). Mayoritas responden berusia di bawah 25 tahun (31.2%) dan di atas 64 tahun (20.8%), sementara persentase terendah berada pada kelompok usia 25-34 tahun (6.5%). Kegagalan pernapasan merupakan penyebab kematian paling umum (64.9%), diikuti oleh hipoksia (61%) dan rusaknya jaringan paru (53.2%). Beberapa penyebab kematian hanya ditemukan pada sedikit responden dengan persentase rendah (1.3% hingga 3.9%). Sebagian besar responden (35.1%) tidak memiliki keterangan penyebab kematian yang jelas.
Laporan Kasus: Penganiayaan Akibat Benda Tajam Ramadhan, Muh. Syahrir; Mauluddin, Mauluddin; Mathius, Denny; Assegaf, S. Zulfikar
ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2024): ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisplin, Mei 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/armada.v2i5.1302

Abstract

Latar Belakang: Sejalan dengan perkembangan zaman, permasalahan hukum yang timbul dimasyarakat semakin beragam dan semakin kompleks, salah satunya adalah kasus kekerasan. Tindakan kekerasan terhadap korban penganiyaan dapat terjadi dalam berbagai bentuk kekerasan/trauma yang lain, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Seorang korban tindak penganiyaan berhak mendapatkan keadilan dengan menjadikan VeR sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam peradilan, hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 184 ayat 1 KUHAP. Dalam VeR akan tercantum keterangan temuan seorang ahli yang akan menentukan tingkatan kategori dampak penganiyaan yang dialami pasien dalam hal ini kualifikasi luka yang terdiri dari 3 jenis yakni: luka ringan, luka sedang, dan luka berat. Sehingga hasil dari kualifikasi luka ini akan menetukan peradilan yang akan diterima oleh pelaku penganiyaan. Deskripsi Kasus: Seorang laki-laki berusia 25 tahun dengan inisial ATR dibawa ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji pada tanggal 29 Maret 2024 dalam keadaan sadar setelah mengalami penyerangan pada kedua bahu korban. Korban mengungkapkan bahwa kejadian ini diawali oleh dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh pacar korban. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan terdapat satu buah luka tajam di daerah punggung kanan, satu buah luka tusuk di daerah punggung kiri, satu buah luka iris didaerah siku kanan karena diakibatkan trauma tajam. Kesimpulan: luka tajam pada daerah punggung kanan pasien dan satu buah luka tusuk pada punggung kiri serta sebuah luka iris didaerah siku sebelah kanan yang diakibatkan oleh trauma tajam. Dalam dunia forensik, luka tajam, luka tusuk dan luka iris yang dialami seseorang dapat menunjukkan tindak kekerasan atau penganiyaan pada korban, yang memerlukan penganganan investigasi lebih lanjut guna mengungkap penyebab kejadiannya. Dalam proses pembuktian kasus tindak pidana penganiyaan kategori luka yang dialami korban dijelaskan dalam pasal 352, pasal 351 ayat 1, pasal 353 ayat 1 dan pasal 90 dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana. Dalam hal ini luka yang dialami pasien menimbulkan halangan untuk melakukan aktivitas untuk sementara waktu karena korban memerlukan perawatan dan tindakan medis.
Co-Authors 97, Komando Abdillah, Andi Rachmat Achmad, Djumadi Afdhaliyah, Nur Ahyar, Muammar Alfiani, Andi Nadila Amir, Nur Ainun Anugrah, Erza Assegaf, S. Zulfikar Assegaf, Zulfikar Assegaf, Zulfikar Gaffar Asshidiq, Lutfillah As’ad, Andri Auliyah, Ummy Rezqiyah Awalia, Magfira Aziri, Muh Ahmad Aziz, Fachrul Maulana Bachtiar, Aisya Nanda Burhanuddin, Ammar Cahyana, Vivi D., Nurul Tasya Amalia Darwis, Muhammad Dhani Dase, Jerny Dirgahayu, Andi Millaty Haliah Dirgahayu, Andi Millaty Halifah Dzulhy, Muh Farel Farhan, Baso Farihal Gani, Azis Beru Hadytiaz, Muhammad Farhan Hafid, Anugrah Dwitami Hane, Nuhalisa Hikmah, Dwi Indrifah, Nurul Izzah, Andi Nurul Farah Khairun, Hafiz Khairun, Nadhifah Wasila Khoirunnisa, Nur Kusfaida, Andi Reski Lidiana, Lidiana Madani, Nurul Hidayah Makmun, Armanto Mansyur, Mauluddin Marwah, Sry Marzatillah, A. Nur Khalia Mauluddin, Mauluddin Mudhoffar, Muhammad Rifky Mut’mainnah, A. Nabil, Muhammad Naufal Nafi’ah, St. Nur Ashilah Nahdia, Syarifa Trya Nur Natsir, Fanda Indiana Novita Nurfalah, Sasya Zulian Nursandi, Kurnia Paradise, Novia Paramita Purnama, Indah Dian Puspitasari S, A.Yulia Putri Andini, Putri Q., Maha Umami Putri Rahayu, Besse Resky Rahayu, Mika Rahmah R, Fauziah Rahman, Abdul Raqib Rahman, Andi Auliyah Anugrah Rahmat, Musdal Ramadhan, Muh. Syahrir Raniyati, Wa Ode Rasmin, Siti Anisah Azzahrah Reskia Putri, Ayu Rezkyana, Aining Risal, Sri Rifca Redjeki Rizka Rizka, Rizka Rosdiana Rosdiana Sahabuddin, Shafira Salsabila, Lu’lu Luqyana Amirah Sunio, Safira Stepan Surdam, Zulfiyah Surdam, Zuliyah Syarif, St. Khairunnisa Syatirah, Andi Bau Zakiyyah, Maghfirah Tara Zulfikar Assegaf, S.