p-Index From 2020 - 2025
6.256
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH FUTSAL MALAM TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT DAN HITUNG JENIS LEUKOSIT PADA DEWASA MUDA Laeto, Arwan Bin; Natsir, Rosdiana; Arsyad, Muhammad Aryadi
Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017 Vol 1, No 1 (2017): Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.539 KB)

Abstract

Saat ini, karena aktivitas yang padat pada siang hari membuat masyarakat memilih untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan imunitas dengan melakukan olahraga malam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh futsal malam terhadap jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit pada dewasa muda. Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal dengan desain percobaan kuasi. Lokasi penelitian, yakni lapangan futsal Bexx Adipura, Makassar. Subjek penelitian sebanyak 10 orang yang berusia 18 – 25 tahun. Pengukuran jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit dilakukan sebelum dan setelah intervensi futsal selama 2 x 20 menit. Hasil pengukuran diuji secara statistik dengan menggunakan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan yang bermakna terhadap jumlah leukosit (p = 0,013); hitung neutrofil (p = 0,005); hitung eosinofil (p = 0,024); dan hitung limfosit (p = 0,002). Tidak ada perubahan yang bermakna terhadap hitung monosit (p = 0,928) dan hitung basofil (p = 0,493). Disimpulkan bahwa ada pengaruh futsal malam terhadap jumlah leukosit, hitung neutrofil, eosinofil dan limfosit pada dewasa muda.Kata kunci— Futsal Malam, Jumlah Leukosit, Hitung Jenis Leukosit.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAN SENYAWA AKTIF DAUN BENALU JERUK NIPIS (DENDROPHTOE PETANDRA (L.)MIQ.) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Masayu Farah Diba; Arwan bin Laeto; Septi Purnamasari; Rara Inggarsih
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/V8I2.13128

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara yang memanfaatkan tanaman sebagai obat alternatif untuk menangani penyakit yang diderita masyarakat. Daun benalu jeruk nipis banyak mengandung senyawa aktif yang dapat menjadi antibakteri. Tujuan penelitian adalah menguji aktivitas antibakteri fraksi dan senyawa aktif daun benalu jeruk nipis (Dendrophtoe petandra (L.)Miq.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan sel bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli sebagai objek dan menggunakan beberapa konsentrasi dari fraksi n-heksan benalu jeruk nipis. Penelitian menerapkan metode eksperimental laboratorium secara in vitro yang bersifat eksploratif analitik melalui teknik fraksinasi cair-cair (FCC) dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol yang diuapkan menggunakan Rotary evaporator dan teknik pengeringan menggunakan hair dryer. Skrining fitokimia bertahap dilakukan untuk mengidentifikasi flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, terpenoid, steroid, dan triterpenoid yang ditandai adanya busa dan terbentuknya cincin berwarna. Hasil menunjukkan bahwa berat fraksi yang diperoleh menggunakan pelarut n-Heksan = 1,32 gram (3,38%), etil asetat = 32,76 gram (83,94%), dan etanol air = 4,95 gram (12,68%). Hasil uji skrining fitokimia diperoleh pada ekstrak (4 senyawa kimia), fraksi n-heksan (2 senyawa), fraksi etil asetat (4 senyawa) dan fraksi etanol air (2 senyawa kimia). Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh diameter zona hambat fraksi n-Heksan pada E.coli (9,25±1,15) dan S.aureus (9,41±0,52); etil asetat pada E.coli (10,67±1,15) dan S.aureus (10,33±0,52). Hasil uji konsentrasi hambat minimum fraksi n-Heksan 80.000 ug/ml pada E.coli (12,33±0,95) dan S.aureus (12,75±0,52), dan 625 ug/ml pada E.coli (7,29±0,18) dan S.aureus (0,00±0,00).Kata kunci: antibakteri, senyawa aktif, daun benalu jeruk nipis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli 
APPEARANCE OF NEUTROPHIL-LYMPHOCYTE RATIO ON YOUNG ADULTS AFTER FUTSAL SPORT IN THE NIGHT Arwan Bin Laeto; La Jumadin; Haslinda DS
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 53, No 2 (2021): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/mks.v53i2.14470

Abstract

Exercise is the easy and cheapest effort that can be did to maintain health level and increase the immune system. The dense activity during the day makes people doing exercise at the night. Neutrophil-lymphocyte ratio (NLR) is a one of indicator that can be use to evaluate the inflammation process caused by exercise. This study aims to determine the appearance of neutrophil-lymphocyte ratio on young adult after futsal sport in the night. This research was a quasi experimental with the subjects were 10 young adults for intervention and control respectively that satisfy the inclusion criteria. Measurement of total leukocyte, count type of leukocyte and neutrophil-lymphocyte ratio were conducted before and after 2 x 20-minute futsal sport in the night. The data form each group were analysed statistically using the pair t-test. The results showed that there was significant change in the all indicators to intervention group, namely total leukocyte p = 0,01 (p<0,05), neutrophil p = 0,01 (p<0,05), lymphocyte p = 0,01 (p<0,05), and NLR p = 0,01 (p<0,05). The conclusion proved that exercise at the night can cause significant changes of neutrophil-lymphocyte ratio on young adult.
Dermatoglyphy in Breast Cancer Patients: A Systematic Review Rara Inggarsih; Akhyar Dyni Zakyah; Lusia Hayati; Joko Marwoto; Septi Purnamasari; Arwan Bin Laeto; Masayu Farah Diba
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 11 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i11.368

Abstract

Background. Breast cancer is one of the four types of cancer among women and is the most frequently diagnosed in most countries. Breast cancer occurs due to DNA damage and genetic mutations affected by exposure to estrogen, inheritance of damaged DNA, or pro-cancer genes such as BRCA1 and BRCA2. Therefore, a family history of ovarian cancer or breast cancer increases the risk of developing breast cancer. The embryo of the breast develops around the age of 6 weeks of pregnancy. Similar to breast development, fingerprint patterns also develop during the 6-13 weeks of pregnancy. Thus, the genetic message contained in the genome occurred during that period and was reflected in the dermatoglyphic pattern.Methods. The literature search was systematically used using PubMed, Cochran, Google scholar, and other Gray literature between 2010-2020. Of the 69 publications identified, 21 met the criteria and were included in the review. The review is carried out following the provisions of PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review).Results. This systematic review showed fairly consistent findings in breast cancer patients who tended to have more whorl fingerprint patterns and larger ATD angles. For radial loops, ulnar loops and arches were minor compared to the control group potential as an initial screening tool in at-risk groups.Conclusion. Long-term and follow-up studies with larger sample sizes in various ethnicities are needed to validate dermatoglyphics in anthropometric measurements as a promising marker of breast cancer.
PERBEDAAN TOTAL LEUKOSIT DAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DEWASA MUDA PASCA OLAHRAGA INTENSITAS SEDANG Arwan Bin Laeto; Rosdiana Natsir; Muhammad Aryadi Arsyad
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 5, No 1 (2019): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2019
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.742 KB)

Abstract

AbstrakOlahraga pada malam hari menjadi pilihan alternatif yang dilakukan untuk menjaga kesehatan danmempertahanan sistem kekebalan tubuh akibat kesibukan bekerja siang hari untuk memenuhi kebutuhanhidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan total leukosit dan hitung jenis leukositdewasa muda pasca olahraga intensitas sedang di Kota Makassar.Penelitian ini menggunakan desain kuasieksperimental tanpa kontrol. Penelitian dilakukan dilapangan futsal Bexx Adipura, Makassar.Sampelpenelitian dewasa muda sebanyak 20 orang yang memenuhi kriteria inklusi.Pengambilan sampel totalleukosit dan hitung jenis leukosit dilakukan setelah intervensi olahraga intensitas sedang selama 2 x 20menit. Analisis data menggunakan uji-T.Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan hitung jenis limfosit (p=0,043) pada dewasa muda pasca olahraga intensitas sedang. Namun,hasil juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan total leukosit (p=0,151), hitung leukosit(p=0,082), hitung eosinofil (p=0,123), hitung basofil (p=0,062), dan hitung monosit (p=0,652) padadewasa muda pasca olahraga intensitas sedang. Kesimpulannya, olahraga intensitas sedang menunjukkantotal leukosit dan hitung jenis leukosit yang berbeda pada dewasa muda.Kata kunci: olahraga intensitas sedang, total leukosit, hitung jenis leukositAbstractExercise at nigth becomes an alternative option which is conducted to maintain health and immunesystem due to solid activity during the day for meeting the needs of life. The objective of this researchis todetermine the differences of leukocyte amount and count type in young age after moderate intensityexercise. This research used a quasiexperimental without control design. It was conducted at BessAdipura Futsal Indoor in Makassar with 20 subjects that taken base on inclusion criteria.Sampling of theleukocyte amount and count type were conducted after moderate intensity exercise intervention for 2 x 20min. The datas were analysed using the T-test. The statistical test indicated that there was significantdifferences in the amount of lymfocyte (p=0.043). The results also showed that there was no significantdifferences of leukocyte (p=0.151); neutrophil (p=0.082); eosinophil (p=0.595);basophil (p=0.620) andmonocyte (p=0.652). It is concluded that moderate intensity exercise showedthe differences of leukocyteamount and count type in young age.Keywords: moderate intensity exercise, leukocyte amount, count type leukocyte
Analisis Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 2 Baubau Fahmil Ikhsan Taharu; Samritin Samritin; Nurwahida Nurwahida; Kusrini Kusrini; Arwan Bin Laeto
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 6 No 2 (2020): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.848 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v6i2.692

Abstract

Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada pembelajaran biologi menjadi fokus dari kurikulum. Hal ini menyaratkan agar setiap sekolah termasuk SMAN 2 Baubau untuk mengintegrasikan HOTS pada pembelajaran biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penerapan HOTS pada pembelajaran biologi di SMAN 2 Baubau. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar observasi dan angket respon siswa terhadap pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis data kualitatif yang terdiri atas tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa (1) Penerapan HOTS pada pembelajaran biologi di SMAN 2 Baubau dilakukan melalu proses pembelajaran intrakurikuler dengan dilaksanakan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta tahap tindak lanjut hasil pembelajaran, dan (2) Penerapan HOTS dilaksanakan melalui scenario pembuatan peta pikiran, kartu flash, praktikum dan praktikum lapangan, proyek lingkungan dan bioteknologi, dokter siswa menjelaskan, pembuatan video penyalahgunaan narkoba, duta ASI dan Keluarga Berencana, Penyusunan artikel, Tutor Sebaya, dan Pembuatan Timeline
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Berdasarkan Topografi di Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Lambusango Kabupaten Buton Arwan Bin Laeto; Fahmil Ikhsan Taharu
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 7 No 1 (2021): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.97 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v7i1.961

Abstract

Hutan merupakan bioma terestrial menjadi tempat hidup dan berkembangnya makhluk hidup serta mengalami perubahan karakteristik mengikuti fluktuasi kondisi alam, seperti pada tumbuhan paku. Tumbuhan paku memiliki struktur yang kompleks, mulai dari pepohonan hingga tumbuhan bawah yang menghuni lantai hutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis keanekaragaman tumbuhan paku (Pteridophyta) di Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Lambusango Desa Kakenauwe Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Penelitian indentifikasi dan keanekaragaman tumbuhan paku banyak dilakukan, namun khusus wilayah ini, keanekaragaman tumbuhan paku yang diteliti berdasarkan topografi belum ada yang mengungkapkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode transek dengan teknik plot kuadrat dan mempertimbangkan topografi dan kehadiran tumbuhan paku. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif, meliputi kerapatan, frekuensi, indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan 21 jenis yang termasuk ke dalam 14 marga dan terdiri atas 9 suku. Berdasarkan topografi, daerah datar memiliki jenis tumbuhan paku terbanyak, yaitu 16 jenis, sedangkan daerah lembah dan bukit, masing-masing memiliki 12 jenis tumbuhan paku. Indeks keanekaragaman (H’) jenis tumbuhan paku pada ketiga daerah yaitu daerah bukit (H’= 1,958), datar (H’= 2,269) dan lembah (H’= 1,866). Indeks keanekaragaman tumbuhan paku di kawasan Hutan Suaka Margasatwa Lambusango Kabupaten Buton adalah H’= 2,334 dengan kriteria sedang.
Analisis Profil Eritrosit Tikus Putih (Rattus norvegicus) Pasca Diet Vegetarian Arwan Bin Laeto; Rara Inggarsih; Septi Purnamasari; Masayu Farah Diba; Fahmil Ikhsan Taharu
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 1 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1118.91 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i1.1901

Abstract

Saat ini telah banyak penelitian yang menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus), namun informasi terkait profil eritrosit pada hewan coba tersebut masih sangat sedikit, khususnya pada tikus putih yang diberi diet vegetarian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil eritrosit tikus putih pasca diet vegetarian. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif analitik melalui ekperimental laboratorium invivo dengan desain posttest-only design with nonequivalent group. Total sampel tikus putih adalah 28 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok dan diberikan diet selama 6 minggu. Sampel darah tikus putih diambil melalui area sinus orbital dan dilakukan analisis jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, indeks MCV, MCH dan MCHC. Hasil menunjukkan jumlah sel darah putih, kadar indeks MCV, MCH dan MCHC tertinggi pada kelompok tikus putih diet vegetarian tipe quasi, yaitu masing-masing 7,58 x 106 sel/µL, 53,7 fL, 18,6 pg/sel dan 34,5 g/dL. Kadar hemoglobin dan persentase hematokrit tertinggi pada kelompok tikus putih diet vegetarian tipe lacto-ovo, yaitu masing-masing 15,84 g/dL dan 47,88 %. Nilai-nilai komponen profil eritrosit pada tikus putih dapat disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi usia, perilaku aktif, kondisi lingkungan pemeliharaan dan komposisi nutrisi dalam pakan yang diberikan.
Dermatoglyphy in Breast Cancer Patients: A Systematic Review Rara Inggarsih; Akhyar Dyni Zakyah; Lusia Hayati; Joko Marwoto; Septi Purnamasari; Arwan Bin Laeto; Masayu Farah Diba
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 11 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i11.368

Abstract

Background. Breast cancer is one of the four types of cancer among women and is the most frequently diagnosed in most countries. Breast cancer occurs due to DNA damage and genetic mutations affected by exposure to estrogen, inheritance of damaged DNA, or pro-cancer genes such as BRCA1 and BRCA2. Therefore, a family history of ovarian cancer or breast cancer increases the risk of developing breast cancer. The embryo of the breast develops around the age of 6 weeks of pregnancy. Similar to breast development, fingerprint patterns also develop during the 6-13 weeks of pregnancy. Thus, the genetic message contained in the genome occurred during that period and was reflected in the dermatoglyphic pattern.Methods. The literature search was systematically used using PubMed, Cochran, Google scholar, and other Gray literature between 2010-2020. Of the 69 publications identified, 21 met the criteria and were included in the review. The review is carried out following the provisions of PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review).Results. This systematic review showed fairly consistent findings in breast cancer patients who tended to have more whorl fingerprint patterns and larger ATD angles. For radial loops, ulnar loops and arches were minor compared to the control group potential as an initial screening tool in at-risk groups.Conclusion. Long-term and follow-up studies with larger sample sizes in various ethnicities are needed to validate dermatoglyphics in anthropometric measurements as a promising marker of breast cancer.
ACUTE RESPONSE OF LEUCOCYTE TOTAL OF WHITE RAT (RATTUS NORVEGICUS) WITH VARIATIONS VEGETARIAN DIETARY IN STRENUOUS EXERCISE Arwan Bin Laeto; Septi Purnamasari; Rara Inggarsih; Masayu Farah Diba
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 54, No 1 (2022): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/mks.v54i1.16139

Abstract

Gaya hidup sehat menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dan dijadikan prinsip dalam menjaga derajat kesehatan. Namun, kesibukan harian dalam memenuhi membuat masyarakat kurang memperhatikan diet dan pola aktivitas fisik yang baik dan benar, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit yang dapat dinilai salah satunya melalui total leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon akut total leukosit tikus putih (Rattus norvegicus) pada variasi diet vegetarian pada olahraga berat. Metode penelitian berupa eksperimental in vitro melalui pendekatan eksploratif analitik dengan menggunakan desian pre-posttest design with nonequivalent groups. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai sampel dengan pemberian tiga tipe diet vegetarian dan diet standar. Pengukuran total leukosit dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan olahraga berat berupa berenang hingga lelah. Data setiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan total leukosit pasca olahraga berat pada kelompok diet vegetarian tipe quasi p=0,028 (p<0,05), lacto-ovo p=0,007 (p<0,05) dan diet standar p=0,045 (p<0,05), sedangkan diet vegetraian tipe vegan tidak menunjukkan perubahan total leukosit yang signifikan pasca olahraga berat p=0,752 (p<0,05). Kesimpulannya, perubahan respon akut total leukosit tikus putih pasca olahraga berat terjadi pada diet vegetarian tipe quasi dan lacto-ovo.