cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
pendekar.ummat@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram Jln. KH. Ahmad Dahlan, No. 1, Pagesangan, Kota Mataram, NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter
ISSN : -     EISSN : 26151421     DOI : 10.31764/pendekar
Core Subject : Education,
Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter adalah jurnal yang dikelola oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang secara khusus menerbitkan hasil penelitian dosen, mahasiswa semester akhir termasuk guru sekolah maupun kegiatan penelitian ilmiah lainnya di bidang pendidikan. Adapun cakupannya meliputi hasil penelitian di bidang matematika dan ilmu alam, teknologi informasi dalam pembelajaran, sosio geografis, agama dan budaya, bahasa dan sastra, serta humaniora. Terbit dua kali setahun yakni bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 293 Documents
Analisis Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja, dan Budaya Kerja terhadap Pelaksanaan Absensi Digital di Sekolah Mistam, Mistam; Citriadin, Yudin; Syatriadin, Syatriadin
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31343

Abstract

Abstract: This study aims to analyze the influence of discipline, work environment, and work culture on the implementation of digital attendance via mobile phones in Central Lombok, as technology plays an increasing role in the efficiency of school administration. This study used a correlational quantitative approach with multiple linear regression analysis, involving 39 respondents consisting of teachers and principals. The results of the analysis show that the regression model simultaneously has a significant effect on the implementation of digital attendance, with a coefficient of determination (R²) of 0.227, which means that the three variables contribute 22.7% to the variation in the implementation of digital attendance. Partially, only work culture showed a statistically significant effect (p < 0.05), while discipline and work environment were not significant. Work culture contributes through the formation of values of professionalism, openness to technology, and collective commitment in carrying out tasks accountably, which supports the consistent use of digital attendance systems. The implications of these findings suggest that strengthening the technology-based work culture is a key factor in the successful implementation of digital systems in the school environment. Further research is recommended to explore additional variables such as digital literacy and leadership style to expand the understanding of the factors that influence the effectiveness of digital attendance.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan, lingkungan kerja, dan budaya kerja terhadap pelaksanaan absensi digital melalui HP di Lombok Tengah, seiring meningkatnya peran teknologi dalam efisiensi administrasi sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan analisis regresi linier berganda, melibatkan 39 responden yang terdiri dari guru dan kepala sekolah. Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan absensi digital, dengan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,227, yang berarti ketiga variabel menyumbang 22,7% terhadap variasi pelaksanaan absensi digital. Secara parsial, hanya budaya kerja yang menunjukkan pengaruh signifikan secara statistik (p < 0,05), sedangkan kedisiplinan dan lingkungan kerja tidak signifikan. Budaya kerja berkontribusi melalui pembentukan nilai-nilai profesionalisme, keterbukaan terhadap teknologi, dan komitmen kolektif dalam menjalankan tugas secara akuntabel, yang mendukung konsistensi penggunaan sistem absensi digital. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa penguatan budaya kerja berbasis teknologi menjadi faktor kunci dalam keberhasilan implementasi sistem digital di lingkungan sekolah. Penelitian lanjutan disarankan untuk mengeksplorasi variabel tambahan seperti literasi digital dan gaya kepemimpinan untuk memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas absensi digital.
Peran Evaluasi Diri Guru dalam Supervisi Akademik sebagai Upaya Meningkatkan Inovasi Pembelajaran Ripki, Ahmad Jauhari Hamid; Nurhattati, Nurhattati
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31067

Abstract

Abstract: Self-evaluation plays a strategic role in academic supervision, particularly in fostering improvements in learning quality. In the context of private elementary madrasahs in Karawang Regency, teachers' ability to conduct self-evaluation serves as a vital foundation for developing instructional innovations. This study aims to explore how academic supervision is implemented through teacher self-evaluation as a means to encourage innovation in teaching practices. The concept of innovation in this research refers specifically to teachers’ readiness to reflect on their instructional methods and the extent to which such reflections are applied to enhance the learning process. A qualitative approach was employed using purposive sampling, as participants were selected based on specific characteristics aligned with the study's objectives. Data were collected through in-depth interviews, direct observations, and document analysis. The study was conducted between April and September 2024, involving teachers from the Klari District, Karawang Regency. The findings indicate that self-evaluation has a positive impact on the development of learning innovations. This is evident in the implementation of collaborative strategies, the creative integration of digital media, and the refinement of assessment techniques. The reflective process enables teachers to identify both their strengths and areas for improvement, ultimately contributing to the enhancement of classroom learning quality.Abstrak: Evaluasi diri memiliki peran strategis dalam supervisi akademik, terutama dalam mendorong peningkatan mutu pembelajaran. Di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Kabupaten Karawang, kemampuan guru dalam melakukan evaluasi diri menjadi landasan penting dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pelaksanaan supervisi akademik melalui evaluasi diri guru sebagai upaya untuk mendorong pembaruan dalam praktik mengajar. Inovasi yang dimaksud dibatasi pada kesiapan guru dalam merefleksikan praktik pembelajaran serta bagaimana refleksi tersebut diterapkan untuk memperbaiki proses mengajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling, mengingat karakteristik subjek harus sesuai dengan tujuan studi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan telaah dokumen. Penelitian dilakukan pada April hingga September 2024 dengan partisipan guru-guru dari Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Hasil kajian menunjukkan bahwa evaluasi diri berkontribusi positif terhadap pengembangan inovasi pembelajaran, yang tampak melalui penerapan strategi kolaboratif, pemanfaatan media digital secara kreatif, serta peningkatan metode asesmen yang beragam. Proses refleksi yang mendalam membantu guru mengenali kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan, sehingga berdampak pada perbaikan kualitas proses pembelajaran di kelas.
Peran Pesantren dalam Membentuk Karakter Anak dengan Pola Asuh Kurang Ideal Rahmawati, Alfi Nurlaili
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31364

Abstract

Abstract: The practice of placing young children in Islamic boarding schools (pesantren) is becoming increasingly common, particularly among families experiencing dysfunction, such as divorce, the loss of a parent, or limited parental availability due to work demands. Unfortunately, such decisions are often made without fully considering the child's psychosocial readiness. This study aims to explore the role of substitute caregivers in shaping children's character within the pesantren environment. The research is grounded in the diverse family conditions that lead to early placement of children in boarding schools—such as parental death, divorce, or absence due to occupational responsibilities. The study employs a qualitative case study approach, with data collected through observation and interviews. To ensure data validity, the researcher used source triangulation, supported by the Nvivo 14 application. The findings reveal that pesantren assume a caregiving role that goes beyond formal education and religious instruction. Caregivers at pesantren play a central role in character development, including fostering responsibility, honesty, discipline, and religiosity through authoritative approaches, structured routines, exemplary behavior, and supportive interactions. Caregivers' understanding of children's psychosocial conditions forms the foundation for creating a humane caregiving climate. Strategies such as positive affirmation, a guardian system (wali asuh), regular communication with families, and a culture of solidarity among students have been shown to support psychosocial development. The study concludes that adaptive, warm, and consistent psychosocial support management in pesantren can compensate for the lack of parenting in the child's original family and effectively foster the holistic development of character and independence in students.Abstrak: Praktik menitipkan anak usia dini ke pesantren semakin marak terjadi utamanya bagi keluarga yang mengalami disfungsi seperti perceraian, kehilangan salah satu orang tua atau keterbatasan waktu pengasuhan akibat tuntutan pekerjaan. Namun sayangnya keputusan ini sering kali tidak disertai dengan pertimbangan terhadap kesiapan psikososial anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran figur pengganti dalam membentuk karakter anak di lingkungan pesantren. Studi ini dilatarbelakangi oleh beragam kondisi keluarga yang menyebabkan anak-anak sedari dini harus diasuh di pesantren, seperti kematian orang tua, perceraian, atau ketidakhadiran orang tua akibat tuntutan pekerjaan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif studi kasus. Adapun data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Guna memastikan validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dengan bantuan aplikasi Nvivo 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesantren menjalankan fungsi pengasuhan yang melampaui peran pendidikan formal dan keagamaan. Para pengasuh di pesantren memainkan peran sentral dalam membentuk karakter anak, termasuk tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, dan religiusitas, melalui pendekatan otoritatif, rutinitas yang terstruktur, serta teladan dan interaksi yang suportif. Pemahaman pengasuh terhadap kondisi psikososial anak menjadi fondasi dalam menciptakan iklim pengasuhan yang humanis. Strategi seperti pemberian afirmasi positif, sistem wali asuh, komunikasi berkala dengan keluarga, dan budaya solidaritas antar santri terbukti mendukung perkembangan psikososial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen pendampingan psikososial yang adaptif, hangat, dan konsisten di lingkungan pesantren mampu mengompensasi kekurangan pola asuh dalam keluarga asal serta membentuk karakter dan kemandirian santri secara holistik.
Penerapan Strategi Guru dalam Menanamkan Nilai Kejujuran pada Peserta Didik Sekolah Dasar Lebao, Yohana Antonia Nini; Toron, Vinsensius Bawa; Tukan, Petrus
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31719

Abstract

Abstract: This study aims to describe the strategy of Catholic Religious Education (PAK) teachers in shaping the honest character of students at Penikenek Elementary School. This research is important to do because the value of honesty is the main foundation in the formation of the character of students with integrity, but in practice it is often ignored in everyday life at school. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through interviews, observations, and documentation. the data analysis technique used in this research is the Miles and Huberman model, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that honest character is instilled through value learning, habituation, exemplary, and educational sanctions. Teachers act as role models and moral facilitators who instill the value of honesty consistently according to the teachings of the Catholic faith. Despite challenges such as cheating behavior and minor dishonesty, a reflective and humanist approach helps students develop moral awareness. This study recommends strengthening school and parent cooperation, continuous teacher training, and integration of honesty values in all learning processes to form a school culture with character.Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) dalam membentuk karakter jujur peserta didik di SDN Penikenek. Penelitian ini penting dilakukan karena nilai kejujuran merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter peserta didik yang berintegritas, namun dalam praktiknya sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman, yaitu redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter jujur ditanamkan melalui pembelajaran nilai, pembiasaan, keteladanan, dan pemberian sanksi edukatif. Guru berperan sebagai teladan dan fasilitator moral yang menanamkan nilai kejujuran secara konsisten sesuai ajaran iman Katolik. Meskipun ditemukan tantangan seperti perilaku mencontek dan ketidakjujuran kecil, pendekatan yang reflektif dan humanis membantu siswa mengembangkan kesadaran moral. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kerja sama sekolah dan orang tua, pelatihan guru secara berkelanjutan, serta integrasi nilai kejujuran dalam seluruh proses pembelajaran untuk membentuk budaya sekolah yang berkarakter.
Hubungan Kemampuan Berpikir Analisis dengan Kemampuan Pengambilan Keputusan Aini, Putri; Safahi, Luthpi; Suciati, Rizkia; Nisaa, Ranti An
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.30876

Abstract

Abstract: This study aims to determine the relationship between analytical thinking skills and decision-making abilities. The sampling technique uses Cluster Random Sampling, and the sample used is as many as 62 students. The research method used is quantitative with correlational analysis. Test instruments are used to measure analytical thinking skills and decision-making skills of 25 questions each. In the validity test with the Point Biserial Correlation formula, 22 valid questions and 3 invalid questions were produced on the analytical thinking ability test, while on the decision-making ability test, a total of 24 valid questions and 1 invalid question was produced. In the reliability test, the Kuder-Richardson Reliability Coefficient (KR-20) formula was used to obtain a reliability value of 0.824 on the analytical thinking ability test instrument. In contrast, the decision-making ability test instrument obtained a reliability value of 0.878. Furthermore, testing of the analysis requirements, namely the regression linearity test, obtained regression equation = 43.227 + 0.499X and significance value 0.404 > 0.05, it can be concluded that the data has a linear relationship. In hypothesis testing with the Product Moment Correlation test, a significance value of 0.000 < 0.05 was obtained. Thus, H0 is rejected, and H1 is accepted. So, there is a relationship between analytical thinking skills and decision-making skills.Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir analisis dengan kemampuan pengambilan keputusan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling agar populasi yang digunakan berpeluang sama untuk terpilih sebagai sampel yaitu sebanyak 62 peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis korelasional. Instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir analisis dan kemampuan pengambilan keputusan masing-masingnya 25 butir soal. Pada uji validitas dengan rumus Korelasi Point Biserial dihasilkan 22 soal valid dan 3 soal tidak valid pada tes kemampuan berpikir analisis, sedangkan pada tes kemampuan pengambilan keputusan terdapat 24 soal valid dan 1 soal tidak valid. Pada uji reliabilitas dengan rumus Koefisien Reliabilitas Kuder-Richardson (KR-20), diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,824 pada instrumen tes kemampuan berpikir analisis, sedangkan pada instrumen tes kemampuan pengambilan keputusan nilai reliabilitasnya sebesar 0,878. Pada uji linieritas regresi, diperoleh persamaan regresi Ŷ = 43,227 + 0,499X dan nilai signifikansi 0,404 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki hubungan yang linier. Pada pengujian hipotesis dengan uji Korelasi Product Moment diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi (r) 0,762 menunjukkan keeratan hubungan antara kemampuan berpikir analisis dan kemampuan pengambilan keputusan berada pada katergori kuat. Dengan demikian, maka terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan berpikir analisis dengan kemampuan pengambilan keputusan pada siswa dalam pembelajaran biologi.
Analysis of School Innovation Program at SDN 23 Ampenan Anwar, Khairil; Nisya, Auliya Khaerun; Jayanti, Al Fina Dwi; Zahrani, Febrianti; Adriansah, Rangga; Bulandari, Siti; Sari, Hatika; Jannah, Hilda Raodatul; Ilham, M. Adi
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31386

Abstract

Abstract: This article aims to analyze the implementation of school programs that occur at SDN 23 Ampenan. This research is important because school innovation programs are the main indicator of education quality. This type of research is descriptive qualitative, with data collection instruments in the form of observation sheets, open questionnaires, and field notes developed based on indicators of the implementation of the school's superior programs. The data collection method was carried out by means of a survey through the school environment introduction program (PLP-1). The data analysis technique used is qualitative analysis with the steps of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This article shows that the innovation program that was carried out can be implemented very well, the challenges faced during its implementation were the uncertain weather conditions that affected the school program implemented outside the classroom. The school programs of SDN 23 Ampenan have a positive impact on the quality of learning and character of students so that they can improve the quality of education at SDN 23 Ampenan.Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program-program persekolahan yang terjadi di SDN 23 Ampenan. Penelitian ini penting dilakukan karena program inovasi persekolahan menjadi indikator utama mutu pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, angket terbuka, dan catatan lapangan yang dikembangkan berdasarkan indikator pelaksanaan program unggulan sekolah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survei melalui kegiatan program pengenalan lingkungan persekolahan (PLP-1). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Artikel ini menunjukkan bahwa program inovasi yang dilakukan dapat diterapkan dengan sangat baik, tantangan yang dihadapi selama pelaksanaannya yaitu adanya kondisi cuaca yang tidak menentu yang mempengaruhi program sekolah yang dilaksanakan di luar kelas. Program-program sekolah SDN 23 Ampenan memberikan dampak positif terhadap kualitas pembelajaran dan karakter peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 23 Ampenan. 
Written Corrective Feedback in EFL Writing: A Human-Machine Comparison Susilawati, Susilawati; Ramadhan, Arrizqi; Halim, Nurhasanah; Dwigustini, Retno; Efendi, Ali Satri
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31437

Abstract

Abstract: Human-written corrective feedback (HWCF) and automated written corrective feedback (AWCF) are trusted to benefit students’ writing in English as a Foreign Language (EFL) course in higher education. This study analyzed the different impacts offered by both types of feedback on students' EFL writing. A systematic literature review with a PSALSAR framework was employed, involving 11 articles with the following inclusion criteria: the articles are taken from the Scopus database; the focus is on the EFL courses in higher education institutions setting; published between 2020-2025, and can be openly accessed. The findings reveal that both types have a positive and negative impact on students’ writing. Positively, HWCF mostly impacts students’ writing accuracy on revising their composition, including grammar mastery, learning engagement, and conditional metacognitive awareness. However, students’ engagement on HWCF depends on their individual proficiency and the types of feedback delivered (direct or indirect). AWCF is positively beneficial due to its influence on students’ writing accuracy and time efficiency. Nevertheless, AWCF does not have any significant impact on students’ writing quality, and it offers decontextualized feedback. To conclude this research, practical implications for lecturers, university management, and future research are presented.Abstrak: Umpan balik korektif yang ditulis oleh manusia (HWCF) dan umpan balik korektif yang ditulis secara otomatis (AWCF) dipercaya dapat memberikan manfaat bagi penulisan siswa dalam kursus Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL) di perguruan tinggi. Penelitian ini menganalisis dampak yang berbeda yang ditawarkan oleh kedua jenis umpan balik tersebut terhadap penulisan EFL siswa. Sebuah tinjauan literatur sistematis dengan kerangka PSALSAR digunakan dalam penelitian ini, dengan melibatkan 11 artikel yang memenuhi kriteria berikut: artikel diambil dari database Scopus; fokus pada kursus EFL di lingkungan pendidikan tinggi; diterbitkan antara tahun 2020-2025, dan dapat diakses secara terbuka. Temuan menunjukkan bahwa kedua tipe tersebut memiliki dampak positif dan negatif terhadap tulisan siswa. Secara positif, HWCF sebagian besar berdampak pada ketepatan siswa dalam merevisi komposisi mereka, termasuk penguasaan tata bahasa, keterlibatan belajar, dan kesadaran metakognitif bersyarat. Namun, keterlibatan siswa dalam HWCF bergantung pada kemampuan individu dan jenis umpan balik yang disampaikan (langsung atau tidak langsung). AWCF bermanfaat secara positif karena pengaruhnya terhadap akurasi penulisan dan efisiensi waktu siswa. Namun demikian, AWCF tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas tulisan siswa, dan memberikan umpan balik yang tidak kontekstual. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini, disajikan implikasi praktis untuk dosen, manajemen universitas dan penelitian selanjutnya.
Revitalizing Character Education Through Local Culture using Project-Based History Learning in Lampung Khotimah, Pariska Husnul; Nisa, Windi Khoirun; Apriyani, Amelia; Rani, Mia Asma; Arrahman, Rian Dwi
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 7, No 4 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v7i4.32990

Abstract

Abstract: This study explores the integration of Project Based Learning with indigenous Lampung cultural values, namely piil pesenggiri (honor), nemui nyimah (hospitality), and sakai sambayan (cooperation), as a strategic approach to strengthen character education in Indonesian senior high schools. Employing a qualitative literature review and thematic analysis of scholarly publications, policy frameworks, and ethnographic research from 2010 to 2024, the study synthesizes culturally responsive pedagogical practices that foster integrity, empathy, responsibility, and civic mindedness. The findings suggest that embedding local cultural wisdom within project-based learning enhances student engagement, facilitates the internalization of moral values, and promotes the development of twenty first century competencies alongside a strong sense of community belonging. A conceptual framework is proposed that maps Lampung cultural values onto the core phases of project-based learning to provide educators with practical and contextually relevant guidance. The study emphasizes the importance of teacher preparation, collaboration with local communities, and culturally grounded curriculum design. This model contributes to national character education objectives while supporting the preservation and relevance of local cultural traditions within formal educational systems.Abstrak: Penelitian ini mengkaji integrasi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan nilai-nilai budaya lokal Lampung, yaitu piil pesenggiri (kehormatan), nemui nyimah (keramahtamahan), dan sakai sambayan (gotong royong), sebagai pendekatan strategis untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah menengah atas di Indonesia. Dengan menggunakan kajian literatur kualitatif dan analisis tematik terhadap publikasi ilmiah, kerangka kebijakan, dan penelitian etnografis dari tahun 2010 hingga 2024, studi ini mensintesis praktik pedagogis yang responsif secara budaya yang mendorong integritas, empati, tanggung jawab, dan kesadaran berwarga negara. Temuan menunjukkan bahwa mengintegrasikan kearifan budaya lokal dalam pembelajaran berbasis proyek meningkatkan keterlibatan siswa, memfasilitasi internalisasi nilai-nilai moral, dan mendorong pengembangan kompetensi abad ke-21 bersamaan dengan penguatan rasa kebersamaan dalam komunitas. Sebuah kerangka konseptual diusulkan untuk memetakan nilai-nilai budaya Lampung ke dalam tahapan inti pembelajaran berbasis proyek guna memberikan panduan praktis dan kontekstual bagi para pendidik. Studi ini menekankan pentingnya persiapan guru, kolaborasi dengan komunitas lokal, dan perancangan kurikulum yang berakar pada budaya. Model ini berkontribusi pada tujuan pendidikan karakter nasional sekaligus mendukung pelestarian dan relevansi tradisi budaya lokal dalam sistem pendidikan formal. 
Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidik Huda, Hairul; Citriadin, Yudin; Yakin, Nurul; Miskan, Miskan
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.31923

Abstract

Abstract: School principals play a strategic role in determining the direction and quality of education in schools, including efforts to improve the quality of educators. This study aims to analyze the strategies implemented by school principals to enhance the quality of teaching staff. A qualitative approach with a case study design was employed. The primary data sources consisted of the principal, vice principals, and teachers, totaling 23 informants. Data were collected through interviews, observations, and documentation. The data were analyzed using the theories of Miles, Huberman, and Saldaña. The validity of the data was ensured through credibility, dependability, confirmability, and transferability checks. The study results indicate that the main strategies implemented involve visionary leadership, human resource development, improvement of infrastructure and facilities, effective curriculum management, building a positive school culture, stakeholder engagement, as well as continuous evaluation and development. Specifically, the principal’s strategic implementation to improve educator quality was carried out through professional training and development programs, mentoring and supervision, teacher collaboration, provision of learning resources and technology, providing motivation and recognition, and encouraging continuous education. The consistent and adaptive application of these strategies in response to global dynamics is considered capable of creating a productive learning environment, producing professional educators, and graduating competitive students in the era of globalization.Abstrak: Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam menentukan arah dan mutu pendidikan di sekolah, termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidik. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data primer adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru-guru dengan jumlah informan sebanyak 23 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dianalisis menggunakan teori Milles, Huberman dan Saldana. Pengecekan keabsahan dengan credibility, dependability, confirmability, transferability. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi utama yang diterapkan meliputi kepemimpinan visioner, pengembangan sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana, pengelolaan kurikulum yang efektif, pembangunan budaya sekolah yang positif, pelibatan stakeholder, serta evaluasi dan pengembangan berkelanjutan. Secara khusus, implementasi strategis kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidik dilakukan melalui program pelatihan dan pengembangan profesional, pendampingan dan supervisi, kolaborasi antar guru, penyediaan sumber belajar dan teknologi, pemberian motivasi dan penghargaan, serta mendorong pendidikan berkelanjutan. Penerapan strategi-strategi tersebut secara konsisten dan adaptif terhadap dinamika global dinilai mampu menciptakan lingkungan belajar yang produktif, menghasilkan tenaga pendidik yang profesional, serta lulusan yang kompetitif di era globalisasi.
Literasi Digital Keluarga dan Prestasi Akademik Anak: Peran Mediasi Pengawasan Orang Tua di Candirejo, Gunungkidul Prameswari, Andin; Hakim, Lukman
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 8, No 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v8i2.32001

Abstract

Abstract: Digital literacy is a critical component in children's education, yet its correlation with academic achievement in rural family settings like Candirejo Village, Gunungkidul, remains underexplored. The mediating role of family education in this relationship is particularly significant. This study investigates the correlation between family digital literacy and children's academic achievement, emphasizing parental supervision as a key mediator in Candirejo. A descriptive qualitative approach grounded in Husserl's phenomenology was employed. In-depth interviews and participatory observations were conducted with seven children (aged 6-12) and their parents (July-August 2024), data were analyzed using thematic analysis. Digital literacy positively correlates with academic achievement when supported by structured family supervision. However, excessive dependence on smartphones without parental guidance reduces learning motivation in four out of seven children. Children under high supervision demonstrated improved independent learning, while unsupervised use led to distractions from games/social media. Parental digital literacy levels directly influenced supervision efficacy. Families actively mediating digital literacy significantly enhance technology's educational benefits. Collaborative digital literacy training for parents/children and tripartite school-family-community strategies are recommended. Future research should expand to broader populations.Abstrak: Literasi digital merupakan komponen krusial dalam pendidikan anak, namun korelasinya dengan prestasi akademik di lingkungan keluarga pedesaan seperti Kalurahan Candirejo, Gunungkidul, masih terbatas. Peran mediasi pendidikan keluarga dalam relasi ini perlu dikaji mendalam. Menyelidiki korelasi literasi digital keluarga dengan prestasi akademik anak, dengan menekankan pengawasan orang tua sebagai mediator kunci di Candirejo. Pendekatan kualitatif deskriptif berbasis fenomenologi Husserl diterapkan. Wawancara mendalam dan observasi partisipatif dilakukan terhadap tujuh anak (usia 6-12 tahun) dan orang tua (Juli-Agustus 2024), data dianalisis secara tematik. Literasi digital berkorelasi positif dengan prestasi akademik ketika didukung pengawasan keluarga terstruktur. Namun, ketergantungan berlebihan pada ponsel pintar tanpa bimbingan orang tua menurunkan motivasi belajar pada empat dari tujuh anak. Anak dengan pengawasan tinggi menunjukkan peningkatan pembelajaran mandiri, sementara penggunaan tanpa pengawasan mengakibatkan distraksi (game/media sosial). Tingkat literasi digital orang tua berpengaruh langsung pada efektivitas pengawasan. Keluarga yang aktif memediasi literasi digital berperan signifikan dalam memaksimalkan manfaat teknologi. Pelatihan literasi digital kolaboratif (orang tua anak) dan strategi tripartit (sekolah-keluarga-masyarakat) direkomendasikan. Penelitian lanjutan perlu memperluas cakupan populasi.