p-Index From 2020 - 2025
6.492
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JOURNAL OF QUR'AN AND HADITH STUDIES Jurnal Diskursus Islam Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Medina-Te : Jurnal Studi Islam AJIS : Academic Journal of Islamic Studies Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Quran dan al-Hadits DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora TA'LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Tasfiyah CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Imtiyaz : Jurnal Ilmu Keislaman Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid El-Ghiroh : Jurnal Studi Keislaman Al-Bukhari: Jurnal Ilmu Hadis Riayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan Al-Fath Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam Nabawi: Journal of Hadith Studies Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam Pappasang Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam Al Hikmah : Jurnal Studi Keislaman Jurnal Riset Agama Taqaddumi: Journal of Quran and Hadith Studies el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Islamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin JAWAMIUL KALIM: Jurnal Kajian Hadis DIRAYAH : Jurnal Ilmu Hadis Jalsah: The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies UNIVERSUM : Jurnal KeIslaman dan Kebudayaan Kontemplasi : Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Spektra : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Al-Hasyimi : Jurnal Ilmu Hadis El Nubuwwah Jurnal Studi Hadis
Claim Missing Document
Check
Articles

Perkembangan Studi Hadis di India pada Masa Shah Waliyullah Al-Dihlawi Waffa, Moh. Faiqul; Al-Hamdany, Lyna Syahnuriyah; Muhid, Muhid
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : LPPM IIQ An Nur Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v5i1.1078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami kontribusi Shah Waliyullah al-Dihlawi dalam perkembangan studi hadis di India. Fokus penelitian mencakup biografi Shah Waliyullah, analisis kritis karya-karya terkait hadis, serta peran dan pengaruhnya dalam kajian hadis di India. Metode kualitatif dengan pendekatan historis digunakan, melalui telaah pustaka terhadap karya-karya Shah Waliyullah dan sumber-sumber sekunder relevan dengan konteks sosial-intelektual India saat itu. Analisis deskriptif-analitis dilakukan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang peran Shah Waliyullah. Sebagai ulama dan pembaharu, ia memperkaya tradisi keilmuan Islam di India melalui karya monumental seperti Hujjatullah al-Baligha yang memadukan ilmu agama, sosial, dan politik. Shah Waliyullah berperan penting dalam memurnikan ajaran Islam, mengajarkan metodologi hadis, serta mengintegrasikan ilmu hadis dengan fiqh, tasawuf, dan filsafat. Kontribusi shah waliyullah ialah menginspirasi ulama dunia, memperkuat fondasi studi hadis serta sebagai pembaru hukum dan tradisi bagi generasi mendatang. Melalui penelitian ini, pemahaman mengenai dampak intelektual Shah Waliyullah dalam studi hadis di India tentu semakin diperdalam, menunjukkan pentingnya peran beliau dalam sejarah perkembangan ilmu Islam.
Polemik Periwayatan Hadis bil Ma’na: Studi Komparasi Pemikiran Syuhudi Ismail dan Mahmud Abu Rayyah Hadiana, Shinta Nuriyah; Muhid, Muhid
Jurnal Riset Agama Vol. 4 No. 2 (2024): August
Publisher : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jra.v4i2.33750

Abstract

The narration of the hadith bil ma’na is a topic that gives rise to debate and differences of opinion among Muslim scholars and scholars. Some controversy has arisen regarding caution in interpreting the meaning of hadith outside the text, fearing that this could open the door to subjective interpretations or deviations from the original teachings. There are several figures who have an influence on the study of hadith, especially regarding the narration of bi al-ma'na, one of which is interesting to study is Syuhudi Ismail and Mahmud Abu Rayyah in understanding the narration of Hadith bi al-ma'na. This research aims to find out how Syuhudi Ismail and Mahmud Abu Rayyah think regarding the polemic of the narration of the hadith bi Al-Ma'na, then compare the thoughts of the two figures to find similarities and differences in their thoughts regarding the narration of the hadith bi al-ma'na. This research uses a qualitative approach with a review of literature studies. The research results show that Syuhudi Ismail tends to be more flexible in accepting the narration of the bil ma’na hadith, provided that the core meaning of the hadith is maintained. On the other hand, Mahmud Abu Rayyah showed a more cautious approach and tended not to allow the narration of bi al-ma'na, because he was worried about the possibility of changing the original meaning. Although both aim to maintain the validity of the meaning of the hadith.
Pemahaman Hadis tentang Kebolehan Membaca Tahlil bagi Pelaku Dosa Besar melalui Pendekatan Historis Muhid, Muhid; Hafizoh, Nurul; Suryani, Khotimah
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol. 27 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v27i1.31445

Abstract

This study examines the understanding of hadith regarding the permissibility of reciting tahlil (the declaration of “Laa ilaaha illallah”) for individuals who have committed major sins, using a historical approach. The research focuses on the analysis of authentic hadiths that emphasize the virtue of the tahlil phrase and the opportunity for forgiveness for anyone who sincerely repents, including those who have committed grave transgressions such as adultery or theft. The research method involves a comprehensive literature review, takhrij (critical examination) of hadiths, analysis of classical texts, and limited interviews with hadith experts. The findings indicate that the practice of tahlil is strongly supported by authentic hadiths and historical precedents from the Prophet Muhammad and his companions, demonstrating that this ritual can serve as a valid medium for repentance and supplication, even for those who have committed major sins. Besides its theological foundation, tahlil has also developed as a religious and social tradition among Indonesian Muslims, reinforcing values of inclusivity and spiritual reconciliation. This study affirms that Islam provides ample space for repentance and self-improvement, and establishes tahlil as a relevant and moderate practice for contemporary Muslim societies. Abstrak: Penelitian ini membahas pemahaman hadis tentang kebolehan membaca tahlil (pengucapan “Laa ilaaha illallah”) bagi individu yang pernah melakukan dosa besar, dengan menggunakan pendekatan historis. Fokus kajian diarahkan pada analisis hadis-hadis sahih yang menegaskan keutamaan kalimat tahlil dan peluang ampunan bagi siapa pun yang bertobat, termasuk mereka yang pernah terjerumus dalam dosa besar seperti zina atau pencurian. Metode penelitian ini meliputi studi pustaka secara komprehensif, takhrij (kritik sanad dan matan) hadis, analisis literatur klasik, serta wawancara terbatas dengan ahli hadis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik tahlil didukung oleh hadis-hadis sahih dan contoh nyata dari sejarah Nabi Muhammad serta para sahabat, yang membuktikan bahwa amalan ini dapat menjadi sarana taubat dan permohonan ampunan yang sah, bahkan bagi pelaku maksiat besar. Selain memiliki dasar teologis, tahlil juga berkembang menjadi tradisi sosial keagamaan di masyarakat Muslim Indonesia yang menegaskan nilai inklusivitas dan rekonsiliasi spiritual. Kajian ini menegaskan bahwa Islam membuka ruang luas untuk taubat dan perbaikan diri, serta menempatkan tahlil sebagai amalan yang relevan dan moderat dalam dinamika masyarakat Muslim kontemporer.  
Madzhab Kualitas Ashahhul Asanid Prespektif Imam al-Dhahabi fransiska, Nanda; Arianti, Vira Dindia; Muhid, Muhid; Nurita, Andris
AL-DZIKRA: JURNAL STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN AL-HADITS Vol 17 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Religious Study, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/002023171812100

Abstract

AbstractThis article is specifically for knowing hadith narrators in their capacity as narrators, so their study is included in the field of Rijal al-Hadith science. In further discussion, from this branch of knowledge emerged the science of al-Jarh wa al-Ta'dil and the science of Tarikh al-Ruwah. namely the sciences that discuss the credibility, personal integrity and intellectual capacity of the narrators as well as living history (biography). In collecting data, the library research method was used (library). And this research is included in descriptive qualitative research with a literature review approach. This study attempts to discuss more deeply the thoughts of Imam al-Dhahabi> on hadith critics.Keywords: Asanid Hadith; Hadith criticism; Imam al-Dhahabi.AbstrakArtikel ini khusus untuk memperoleh kajian ashahhul ashanid hadis yang membahas perawi hadis dalam kepasitasnya sebagai perawi, maka kajiannya termasuk dalam bidang ilmu Rijal al-Hadis. Dari cabang ilmu ini muncul al-Jarh wa al-Ta’dil dan ilmu Tarikh al-Ruwah yakni ilmu-ilmu yang membahas tentang kreadibilitasnya, integritas pribadi dan kapasitas intelektual para perawi serta sejarah hidup (biografi). Sehingga tujuan dari peneliti untuk menemukan kualitas ashahhul ashanid menurut prespektif imam al-Dhahabi>. Penelitian ini masuk ke dalam metode penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan kajian pustaka. Dalam pengumpulan data digunakan metode library reseach (kepustakaan). Penelitian ini lebih memfokuskan mengenai pemikiran imam al-Dhahabi> pada kualitas tingkatan kesahihan perawi hadis.Kata Kunci: Asanid Hadis; Imam al-Dhahabi>; Kritik Hadis
Karakter Hadis Sufistik Riwayat Al-Ḥasan Al-Baṣri dalam Ṣaḥīḥ Al-Bukhāri Dan Ṣaḥīḥ Muslim Syarif Mubarok, Fajar; Muhid, Muhid; Supriyadi, Imam
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol 11 No 1 (2025): Juli 2025
Publisher : IAIN Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/zawiyah.v11i1.10463

Abstract

Salah satu tabiin yang cukup dihormati adalah al-Ḥasan al-Baṣri. Selain terkenal dengan ajaran sufisme, ia tergolong perawi hadis yang dapat dipercaya. Idealnya, ajaran tasawufnya bersumber dari teks sakral, termasuk hadis. Penelitian ini diperlukan untuk melacak genealogi tasawuf al-Ḥasan yang bersumber dari hadis. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan menelusuri hadis al-Ḥasan dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim serta mengategorikan hadis-hadis yang bernilai sufistik. Walhasil, sejumlah riwayat al-Ḥasan memiliki nilai tasawuf yang berhubungan dengan iḥsān, tazkiyat al-nafs, dan zuhud. Ini menunjukkan bahwa ajaran tasawuf yang dibawa oleh al-Ḥasan bersumber dari Rasulullah saw.
Sejarah Perkembangan Kajian Hadis di Turki: History of the Development of Hadith Studies in Turkey Nayla Syifa'un Najmi; Musta'am, Zahrotal Kamilia; Samsuri, Samrotul Jannah; Muhid, Muhid
JAWAMI'UL KALIM: Jurnal Kajian Hadis Vol. 3 No. 1 (2025): JAWAMI'UL KALIM: Jurnal Kajian Hadis
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian masyarakat (P3M), Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36701/jawamiulkalim.v3i1.1860

Abstract

This research explores the development of Hadith studies in Turkey over time and analyzes the role of educational institutions in enhancing the quality of Hadith scholarship. It also aims to identify the unique characteristics of Hadith studies in Turkey compared to those in other countries. The focus of this study includes identifying significant events in the history of Islam in Turkey, analyzing the evolution of Hadith studies throughout different historical periods, and examining the distinct features of Hadith scholarship in Turkey compared to other regions, especially the Middle East. Data were collected through an analysis of relevant literature sources, including books, journal articles, academic papers, and theses that discuss the development of Hadith studies in Turkey. The findings reveal that Hadith studies in Turkey have evolved from the Ottoman era to the modern period, characterized by a blend of classical scholarly traditions and Sufism. Despite the influence of modernization and secularization in the 20th century, educational institutions in Turkey have successfully maintained the continuity of Hadith studies, making it distinct from Hadith scholarship in the Middle East. This research contributes by providing new insights into the development of Hadith studies in Turkey, which has been underexplored in Indonesia. Additionally, it enriches the literature on the history and tradition of Hadith scholarship beyond the Middle East and identifies factors that contribute to the unique characteristics of Hadith studies in Turkey.
The Implementation of Holistic Learning in Modern Education Context Based on Propethic Hadith Mukhtaroh, Ita; Muhid, Muhid
Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 3 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmat Islamiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56114/al-ulum.v6i3.12535

Abstract

Modern education often prioritizes cognitive achievement yet neglecting spiritual, moral, and emotional development. This article aims to analyze the application of holistic learning principles derived from the Prophetic hadith and their relevance to contemporary educational challenges. Employing a descriptive qualitative method with a library research approach, the study examines selected tarbawi hadiths alongside supporting literature. The findings reveal that the Prophet’s teachings emphasize character formation, spiritual growth, and a balance between intellectual and moral dimensions. These principles are universal and remain contextually relevant across time, providing a strong foundation for developing an Islamic holistic education model. In conclusion, integrating hadith-based values into modern educational systems can nurture learners who are not only intellectually competent but also morally upright, spiritually mature, and socially responsible.
The Implementation of Holistic Learning in Modern Education Context Based on Propethic Hadith Mukhtaroh, Ita; Muhid, Muhid
Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 6, No 3 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmat Islamiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56114/al-ulum.v6i3.12535

Abstract

Modern education often prioritizes cognitive achievement yet neglecting spiritual, moral, and emotional development. This article aims to analyze the application of holistic learning principles derived from the Prophetic hadith and their relevance to contemporary educational challenges. Employing a descriptive qualitative method with a library research approach, the study examines selected tarbawi hadiths alongside supporting literature. The findings reveal that the Prophet’s teachings emphasize character formation, spiritual growth, and a balance between intellectual and moral dimensions. These principles are universal and remain contextually relevant across time, providing a strong foundation for developing an Islamic holistic education model. In conclusion, integrating hadith-based values into modern educational systems can nurture learners who are not only intellectually competent but also morally upright, spiritually mature, and socially responsible.
Kontribusi Imām Al-Nawāwī Dalam Penulisan Kitab Hadis Pada Abad VII (Studi Kitab Riadlu Al-Shalihin) Roziqin, Muhammad Khoirur; Muhid, Muhid; Nurita, Andris
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 6 No 1 (2023): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v6i1.291

Abstract

The history of scientific journeys, especially in the writing of hadith, developed according to the demands of the times, several books of hadith that appeared in each period always brought the author's contribution in each of their respective books until in the VII century Imām al-Nawawi appeared with the book Riyadlu al-Salihin which became a book with the theme fadhail which is much in demand by all people at all times. Several books were found that preceded the writing of Riyadlu al-Shalihin such as the book Targhib Wa Tarhib by al-Mundziri, but in reality the book Riyadlu al-Shalihin is more in demand by various groups of people. After conducting qualitative research with a holistic approach, it was found that the background of Imam al-Nawawi's writing in writing Riyadlu as-Shalihin was based on the demands of the times and the social conditions of society which tended to prioritize worldly interests so that Imam al-Nawawi was moved to collect hadiths in a book to direct people -people of original purpose created, with a very systematic methodology of writing hadith by writing verses of the Koran at the beginning of the chapter and equipped with an explanation for each sentence at the end of the History became the major contribution of Imam al-Nawawi in writing hadith in the VII century so that the book with the theme Fadhail al -A`mal is more acceptable.
Kemerdekaan Indonesia Perspektif Hadist Dalam Pemikiran Kh. Hasyim Asy’ari Rosadi, Moh Iqbal; Muhid, Muhid; Nurita, Andris
Al-Bayan: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist Vol 7 No 1 (2024): Januari
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Wali Songo Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35132/albayan.v7i1.595

Abstract

Negara dan tanah air adalah unsur yang melindungi agama dari perpecahan, pertikaian, konflik dan permusuhan. Salah wujud kegagalan sebuah Negara ketika ia diatur dan hanya menjadi mainan pihak lain. Ketergantungan terhadap Negara lain menjadikan harga diri sebuah Negara jatuh terinjak-injak. Harga diri mereka dengan mudah dipermainkan dan darah mereka tak segan segan dikucurkan. Hingga denga terpaksa dan penuh rasa hina mau tak mau mereka mesti mengemis kebaikan Negara lain. Sebab kedaulatan Negara telah dirampas dan dipaksa untuk tunduk demi memenuhi keinginan Negara majikan. Hadirnya Negara memberikan ruang untuk melindungi agama dalam menjaga nilai nilai kemanusian, begitu juga seluruh agama yang dipeluk warganya. Salah satu nikmat dan anugerah besar yang diberikan tuhan adalah memiliki Negara yang aman dan nyaman yang jauh dari pertumpahan darah dan pertikaian. Oleh Sebab itu Negara merupakan alat yang sangat menentukan bagi tercapainya kemaslahatan, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Negara merupakan payung yang memberi rasa aman sekaligus kesejahteraan bagi warganya. Selanjutnya guna mencapai berbagai tujuan bersama, disusunlah dasar Negara, undang-undang dan perjanjian sebagai aturan bernegara untuk ditaati bersama. Bela Negara adalah salah satu bentuk usaha dan upaya untuk tunduk dan memenuhi sebuah perjanjian (al-wafa’ bi al-‘ahd) yang menjadi acuan moralitas sebuah bangsa. Jadi pihak yang bertanggung jawab menyelesaikan polemic ini adalah para intelektual dan ulama.. sebab merekalah yang dianugerahi kedalaman ilmu hingga mampu menjelaskan argument yang dapat diterima oleh akal sehat. Untuk merawat dan menjaga Indonesia mutlak membutuhkan kehadiran orang-orang berilmu yang perannya sudah dibuktikan oleh catatan sejarah. Salah satu diantaranya Pahlawan nasional dan seorang ulama yaitu KH. Hasyim Asy’ari.
Co-Authors A'rifah, Alda Nihayatul Akbar, Riko Al-Hamdany, Lyna Syahnuriyah Alfani, Mukhammad Amirudin, Helmi Andini, Musrifah Mei Andris Nurita Ardiansyah, M. Rafi Arianti, Vira Dindia Arifah, Afro' Anzali Nurizzati Atim Muthoharah, Isnaini Lulu' Atim Muthoharoh, Isnaini Lu'lu' Badi', Syamsul Badrut Tamam, Moh Hilmi Billah, Rodina Chovifah, Anisatul Darwati, Aan Fadllillah, Nurul Fatah, Muhammad Fatkhul Choiri, Mohamad Firmansyah, Muhamad Septa Aldian Firmansyah fransiska, Nanda Hadiana, Shinta Nuriyah Hafizoh, Nurul Hasbulloh, Moh Hasyim, Muhammad Sulaiman Hikmah, Siti Fatihatul Imam Supriyadi Imanto, Anggun Imron, Moh Imron Isnaini Lu'lu' Atim Muthoharoh Izzuddin, Faris Azhar Kasuwi Saiban Kharmain, Muhammad Miftah Kholilurrahman, As’ad Khoshyatulloh, Arfedin Hamas M. F, Achmadana Syachrizal Maghfiroh, Nikmatil Islamiyah Martiani, Shofia Maulana, Afif Maulida, Fristika Miladiyah, Faridatul Moh. Saifuddin Muhammad Briananda Ridiansyah Mukhtaroh, Ita Musta'am, Zahrotal Kamilia Muthaharoh, Isnaini Lu'Lu' Atim Muthoharoh, Isnaini Lu'lu' Atim Navisyah, Syahrotun Nayla Syifa'un Najmi Nurita, Adris Nurita, Andris Pratama, Ferdy Pratiwi, Hani Prayogi, Ananda Putri Salsabillah, Rosa Rizaka, Maghza Rodina Billah Rosadi, Moh Iqbal Rosyidah, Dinur Rosyidah Roziqin, Muhammad Khoirur Samsuri, Samrotul Jannah Shofa, Zumrotus Suryani, Khotimah Suswanto Suswanto, Suswanto Syabrowi, Syabrowi Syachrizal MF, Achmadana Syarif Mubarok, Fajar Tri Marsela, Ratih Verawati, Sellyana Waffa, Moh. Faiqul Wardatur Rohmah, Nur Maulidya Wulandari, Susi Zainnurrofiq, Muhammad