Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) Taufan P Daru; Odit F Kurniadinata; Yabel Noberto Patandean
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VII Nomor 1 Juni 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v7i1.181

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan jarak tanam yang berbeda terhadap komponen produksi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Percobaan dilaksanakan di desa Makroman, kecamatan Sambutan, kota Samarinda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dimana perlakuan dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 0 ton ha-1 (p0), 5 ton ha-1 (p1), 10 ton ha-1 (p2) dan 15 ton ha-1 (p3), sedangkan perlakuan jarak tanam terdiri atas 3 perlakuan, yaitu 50 x 100 cm (k1), 75 x 100 cm (k2), dan 100 x 100 cm (k3). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf 5%. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar, berat kering, dan imbangan daun/batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar dan berat kering, sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang daun, berat kering, dan imbangan daun/batang. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap seluruh komponen produksi rumput gajah mini yang diukur.
Kebijakan pengembangan peternakan berbasis kawasan: Studi kasus di Kalimantan Timur Hamdi Mayulu; Taufan Purwokusumaning Daru
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.2.2019.2583.49-60

Abstract

Pembangunan peternakan merupakan reorientasi kebijakan pertanian yang memiliki paradigma baru, yakni: secara makro berpihak kepada rakyat, pendelegasian tanggung jawab, perubahan struktur, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan usaha berkelanjutan, modern, serta profesional dengan memanfaatkan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi usaha. Pengembangan peternakan memerlukan sinergitas antara pemerintah, swasta, dan peternak skala kecil. Penetapan aturan, menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan produk merupakan peran pemerintah, sedangkan swasta, serta masyarakat berperan mewujudkan kecukupan produk peternakan, melaksanakan kegiatan produksi, perdagangan serta distribusi produk.  Kebijakan pembangunan peternakan difokuskan pada lokasi khusus untuk ternak spesifik, dan didukung oleh sumber daya alam. Pengembangan peternakan tidak serta-merta mengikuti kebijakan kawasan, perlu kajian mendalam dan mendekati parameter usaha peternakan, serta karakteristik kawasan, agar mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ternak.  Kebijakan peningkatan populasi, dan produktivitas ruminansia belum menghasilkan dampak maksimal. Penurunan populasi menjadi kecenderungan fakta di lapangan, dan menimbulkan problema utama. Produktivitas belum dapat dibuktikan secara nyata, pemotongan ternak ruminansia rata-rata berada di bawah bobot ideal merupakan indikator utama. Pengembangan peternakan memerlukan pengelompokan basis wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung sebagai model pengembangan ke depan. Strategi pendekatan wilayah dilakukan berdasarkan pertimbangan: 1) Pengembangan ternak tidak mungkin dilaksanakan di semua wilayah, karena keterbatasan sumber daya manusia, dan lahan; 2) Usaha peternakan berdasarkan kelayakan ekonomis ekonomis, tidak mungkin dipenuhi oleh semua wilayah; 3) Terbatasnya alokasi dana investasi, cenderung tidak optimal bila terbagi ke seluruh wilayah; dan 4) Pengembangan usaha peternakan pada wilayah potensial memberikan dampak pembangunan fasilitas yang tepat sasaran.
POTENSI HIJAUAN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Taufan P. Daru; Arliana Yulianti; Eko Widodo
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.93 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v03.i02.p09

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai potensi hijauan diantara tanaman perkebunan kelapa sawit ditinjau dari komposisi botani, produksi dan kandungan zat-zat makanannya untukmemperkirakan kapasitas tampung dari kebun kelapa sawit pada umur 3 tahun dan 6 tahun untuk sapi potong. Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi KalimantanTimur, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2013. Sampel tanaman diambil di bawah tanaman kelapa sawit yang telah berumur 3 tahun dan 6 tahun. Masing-masing umur tanaman diambil seluas 5 hektar,dan setiap hektar diambil sebanyak 10 titik dengan menggunakan kuadran ukuran 1 m × 1 m secara acak. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman yang tumbuh pada perkebunan kelapa sawit umur 3 tahundidominasi oleh Paspalum conjugatum (45,54%), diikuti oleh Mikania micrantha (9,93%), dan Ottochloa nodosa (7,89%). Sedangkan pada perkebunan umur 6 tahun didominasi oleh Ottochloa nodosa (33,89%), Melastom malabatrichum (28,23%), dan Paspalum urvillei (8,37%). Produksi berat kering tanaman pada perkebunan umur 3 tahun adalah 3.205,1 kg per ha menurun menjadi 1.165,4 kg per ha pada perkebunanumur 6 tahun. Kandungan zat-zat makanan terutama PK meningkat dari 8,25% pada umur tanaman 3 tahun menjadi 10,5% pada umur 6 tahun, sedangkan SK menurun dari 23,20% pada umur 3 tahun menjadi22,43% pada umur 6 tahun. Kapasitas tampung perkebunan kelapa sawit umur 3 tahun adalah 1,44 ST ha th-1 dan umur 6 tahun adalah 0,71 ST ha-1 th-1. Secara alami, perkebunan kelapa sawit di Kabupaten KutaiKartanegara, Kalimantan Timur memiliki potensi yang baik sebagai sumber hijauan pakan sapi potong.
UJI KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospital L) Riyo Wijaya; Julinda Romauli Manullang; Taufan Purwokusumaning Daru
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 2 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i2.13636

Abstract

Daging broiler sangat diminati oleh masyarakat luas pada saat ini, akan tetapi lemak pada broiler dapat menyebabkan kolesterol, tidak hanya itu lemak juga dapat menyebabkan sifat fisik dan organoleptik yang berbeda pada daging ayam. Tahongai merupakan tanaman khas kalimantan yang mengadung flavonoid, saponin dan tanin yang dapat berpengaruh pada kualitas fisik dan organoleptik daging ayam. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh daun tahongai (Kleinhovia hospita L) terhadap kualitas fisik dan organoleptik ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2019. Pengujian kualitas fisik dan pengujian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Produksi dan Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan pelakuan tanpa tahongai (T1) dan pemberian Tahongai (T2) terhadap kualitas fisik dan organoleptik daging ayam broiler segar, data yang didapat diuji lebih lanjut dengan uji T. Hasil yang didapat ditahui jika penambahan tahongai mempengaruhi tekstur dan aroma daging ayam (P<0,05) dengan nilai masing-masing 3,58 (agak suka) dan 3,6 (agak suka) uji mutu hedonik berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap semua parameter. 
PEMANFAATAN DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP KUALITAS TELUR KONSUMSI DI CV. ZAFA ANUGRAH MANDIRI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Hendra Rizki Hand; Julinda Romauli Manullang; Taufan Purwokusumaning Daru
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 2 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i2.13623

Abstract

Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkkan telur secara komersial. Seiring bertambahnya usia ayam kualitas telur yang dihasilkan mengalami penurunan. Telur merupakan bahan pangan hasil hewani yang mudah rusak dan mudah menurun kualitasnya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas telur adalah dengan menambahkan Feed additive dalam pakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun katuk terhadap kualitas eksterior dan kualitas interior pada telur ayam konsumsi. Penelitian dilaksanakan di peternakan ayam petelur CV. Zafa Anugrah Mandiri dan Laboratoriun Nutrisi Ternak pada bulan November sampai Desember 2020. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Faktor tunggal dalam penelitian ini adalah konsentrasi tepung daun katuk dalam pakan. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan uji beda nyata tekecil (BNT) pada taraf 5 %. Penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata pada bobot telur, indeks telur, berat jenis telur, indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh Unit akan tetapi berpengaruh nyata pada tebal kerabang dan pH telur. Nilai bobot telur yang dihasilkan memiliki rataan 62,36 – 63,85, nilai indeks telur memiliki rataan 74,21- 77,76, nilai berat jenis yang dihasilkan yaitu 1,09 – 1,15, indeks kuning telur meiliki nilai rataan 0,43 – 0,45, nilai indeks putih telur memiliki rata – rata 0,12 – 0,13 dan nilai Haugh Unit 92,90 – 95,59, adapun untuk nilai kerabang telur 0,38 – 0,44, untuk nilai pH dalam penelitian ini adalah 6,60 – 6,85. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penambahan tepung daun katuk dalam pakan memberikan pengaruh terhadap penambahan ketebalan kerabang dan nilai pH telur.  
Produksi Siratro (Macroptilium Atropurpureum) Bermikoriza Di Tanah Pasca Penambangan Batubara Taufan Purwokusumaning Daru; Roosena Yusuf
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 40, No 2 (2015)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v40i2.144

Abstract

The purpose of this study was to determine the production of siratro that inoculated with AMF through coating techniques then planted in overburden soil compared with top soil . The experiment was conducted in a polybag size of 10 kg. The results showed that the top soil fertility status used in this study was high content of C organic and phosphorus (P) , while the overburden soil (OB) was low, where a low content of C organic and P were very low. Shoot dry matter production of siratro seeds planted with AMF inoculated in the top soil was highest, while that was not coated with AMF was lower, but higher than the seed planted in OB soil. The average uptake of nitrogen and phosphorus have the same pattern, in which the seeds were planted in the form of AMF coating seed in top soil has a higher uptake, followed by AMF seed and non-AMF seed that planted in OB soil. The percentage of AMF colonization in the roots of siratro was no effect on dry matter production, N and P uptake
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK SAPI BALI (Bos sondaicus) DI P4S CAHAYA PURNAMA KABUPATEN KUTAI TIMUR Al Hibnu Abdillah; Juraemi Juraemi; Taufan Purwokusumaning Daru
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 44, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v44i2.1768

Abstract

Since it was established in 2010 until 2016, Bali cattle farming and its byproduct of the Agricultural and Rural Training Center (P4S = Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) had never been evaluated for its financial analysis. This research aimed to evaluate the financial analysis of Bali cattle farming and its byproduct in the P4S of Cahaya Purnama. This research was conducted from September to December 2016 in the P4S of Cahaya Purnama, Tepian Baru Village, Bengalon Sub-district, East Kutai District. The sample was taken by using purposive sampling method with the criterion that the cattle were 8 to 24 months old. The instruments used to analyze the data were Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost Ratio, Payback Period and Return of Investment (ROI). Bali cattle farming business consisted of the development of Bali beef cattle as the main business and manure processing as the byproduct. Manure processing business was the attempt of the manager to utilize the waste of cattle and it was expected that it was able to add income for the farmers. The model of Bali cattle development was the integration between oil palm plantation and Bali cattle farming. The research findings showed that the NPV was 9%, indicating that the business was minus with the amount of Rp. 19,393,858, so that the value of IRR was not known. The value of Net B/C Ratio was 0.97; the value of payback period was 0.83 or 9 years; and the value of ROI was minus with the percentage of 19%. Therefore, the Bali cattle farming business was not feasible to continue and there should be some improvements needed to make it better.
PEMANFAATAN LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA SEBAGAI USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG BERKELANJUTAN Taufan Purwokusumaning Daru; Henny Pagoray; Suhardi Suhardi
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 41, No 3 (2016)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v41i3.543

Abstract

The purpose of this study was to assess the sustainability of the system through the development of a sustainability index in beef cattle farm in coal post mining land. The study conducted in the coal mining company at Kutai regency. The method used was descriptive through case studies. The technique is done by purposive sampling based on the number of beef cattle reared in the post-mining land. Analysis of beef cattle cultivation used basis multidimensional scaling (MDS) based on the dimensions of the ecological, economic, social and cultural. Each attribute has a score. Furthermore, the score of each attribute dimensional analyzed to determine one or several points that reflect the position of the sustainability of the beef cattle farm systems. Through this MDS sustainability point position can be visualized. Sustainability index has a scale interval of 0 to 100. If the index value of more than 50 categorized sustainable and is less than 50 was not sustainable. The results of  ecological dimensions index was 55.56, economic dimension index was 66.67, and  sustainable index for social dimension was 72.73. If sustainability index value on the range of 50.00 – 75.00 was on the category of fair sustainable.  In order to utilization of coal post mining land can be cultivated by beef cattle.
The Addition Effectiveness of Sweat Potato Prebiotics on Digestibility and Bacteria In Vitro Servis Simanjuntak; Taufan Purwokusumaning Daru; Apdila Safitri; Rikardo Silaban
CELEBES Agricultural Vol. 1 No. 2 (2021): CELEBES Agricultural
Publisher : Faculty of Agriculture, Tompotika Luwuk University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.776 KB) | DOI: 10.52045/jca.v1i2.47

Abstract

Pakan merupakan biaya terbesar dalam produksi peternakan. Pakan yang mengandung antibiotik sudah dilarang penggunaanya karena menimbulkan residu pada ternak sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia. Solusi untuk mengganti penggunaan antibiotik adalah dengan penggunaan prebiotik. Salah satu sumber prebiotik adalah ubi jalar. Potensi ubi jalar sebagai sumber prebiotik karena adanya senyawa rafinosa dan meltotriosa. Oligosakarida berupa rafinosa pada ubi jalar merupakan sumber makanan bagi probiotik, karena di dalam usus rafinosa tidak diserap sehingga mikroba berperan dalam mencerna gugus gula rafinosa. Selain itu, produksi ubi jalar juga sangat melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian prebiotik ubi jalar merah, putih dan ungu dengan menggunakan cairan rumen untuk melihat kecernaan bahan kering, bahan organik, VFA total dan total bakteri secara in vitro. Metode penelitian dilakukan dengan cara in vitro dan koloni bakteri dihitung dengan metode pencacahan koloni bakteri hidup dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ubi putih merupakan sumber prebiotik yang paling baik digunakan, karena pada ubi putih jumlah koloni bakteri probiotik yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan ubi merah, ungu, dan ransum kontrol.
Strategi sukses belajar era digital di perguruan tinggi Hamdi Mayulu; Endang Sawitri; Taufan Purwakusumaning Daru; Irsan Tricahyadinata; Boyke Rorimpandey
INOVASI Vol 18, No 4 (2022): November
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jinv.v18i4.11741

Abstract

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era digital pada pendidikan tinggi tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi telah memberikan manfaat bagi sektor lain dari setiap ekonomi nasional sehingga diperlukan strategi-strategi agar dalam mengaplikasikannya dapat berjalan dengan efektif yang melibatkan peran pemerintah pusat, pengelola perguruan tinggi sampai seluruh civitas akademika perguruan tinggi dan tetap melakukan pengawasan serta pemantauan dalam pelaksanaannya. Bentuk-bentuk pembelajaran digital yang dapat diaplikasikan di era digital diantaranya e-learning, mobile learning, learning object repository, blended learning, learning management systems, blogs, game dan gamification.  Teknologi digital yang diaplikasikan ke dalam metode pembelajaran memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih fleksibel, terciptanya interaksi antar mahasiswa yang lebih aktif, suasana pembelajaran lebih nyaman, dan kesempatan mendapatkan pengetahuan yang beragam lebih terbuka luas, serta telah memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan pengajaran jarak jauh yang berdampak besar pada banyak bidang seperti perawatan kesehatan, hiburan, komunikasi, militer dan bisnis.