Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Strategi Usaha Peternakan Sapi Potong di Lahan Pasca Tambang Batubara Taufan Purwokusumaning Daru; Juraemi Juraemi; Roosena Yusuf
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid V nomor 1 Juni 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v5i1.118

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan tantangan (threat) dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong di lahan tambang pasca tambang batubara; 2) mengembangkan strategi teknis dalam mengembangkan usaha ternak sapi potong berkelanjutan di lahan setelah tambang batubara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT strength, weakness, opportunities, threats). Analisis didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun sekaligus meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threaths). Proses pengambilan keputusan yang strategis selalu dikaitkan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi potong dalam reklamasi lahan pasca tambang batu bara berada pada kuadran pertama (agresif), yang berarti dapat dikembangkan. Strategi SO, yang dipilih adalah membangun pengembangan agribisnis regional, revitalisasi angkatan kerja, meningkatkan skala usaha, membangun keragaman berbagai produk ternak, untuk membangun kemitraan dengan sektor swasta. Strategi ST, dipilih adalah terbentuk keamanan spontan dengan memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan membentuk pola pembangunan / bantuan modal. Strategi WO, yang dipilih adalah membangun integrasi dengan pabrik reklamasi dalam rangka penyediaan hijauan dan membangun kemitraan dengan sektor swasta. Strategi WT, yang dipilih adalah meminimalkan pengeluaran untuk pembelian hijauan menggunakan limbah pertanian dan membangun kandang dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
Lama Penyediaan Hijauan Pakan pada Pemeliharaan Sapi Potong di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Taufan Purwokusumaning Daru; Roosena Yusuf; Vera Rahmayanti
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VI Nomor 1 Juni 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v6i1.145

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh oleh petani dalam memperoleh hijauan pakan dan mengetahui waktu yang diperlukan dalam pemberian hijauan pakan. Penelitian menggunakan metode survei melalui pendekatan observasi dengan teknik wawancara langsung kepada peternak sapi potong dengan kuesioner. Lokasi penelitian ditentukan secara purpossive sampling dengan kriteria sistem pemeliharaan intensif. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak yang ditempuh oleh peternak di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara dalam menyediakan hijauan pakan untuk satu ekor sapi berkisar antara 113 m sampai dengan 1.000 m. Lama penyediaan pakan untuk satu ekor sapi berkisar antara 1.167 detik (19 menit 27 detik) sampai dengan 2.270 detik (37 menit 50 detik). Lama pemberian pakan yang berkisar antara 28 detik sampai dengan 126 detik (2 menit 6 detik). Faktor yang mempengaruhi lama penyediaan pakan adalah jarak tempuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi lama pemberian pakan adalah cara pemberian pakan dan frekuensi pemberian pakan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) Taufan P Daru; Odit F Kurniadinata; Yabel Noberto Patandean
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VII Nomor 1 Juni 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v7i1.181

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan jarak tanam yang berbeda terhadap komponen produksi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Percobaan dilaksanakan di desa Makroman, kecamatan Sambutan, kota Samarinda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dimana perlakuan dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 0 ton ha-1 (p0), 5 ton ha-1 (p1), 10 ton ha-1 (p2) dan 15 ton ha-1 (p3), sedangkan perlakuan jarak tanam terdiri atas 3 perlakuan, yaitu 50 x 100 cm (k1), 75 x 100 cm (k2), dan 100 x 100 cm (k3). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf 5%. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar, berat kering, dan imbangan daun/batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar dan berat kering, sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang daun, berat kering, dan imbangan daun/batang. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap seluruh komponen produksi rumput gajah mini yang diukur.
Identifikasi Produktivitas Pekarangan Berdasarkan Periode Panen Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kecamatan Sangatta Utara Bahar Bahar; Taufan Purwokusumaning Daru; Hadi Pranoto; Surya Darma; Suria Darma Idris
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VIII Nomor 2 Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v8i2.269

Abstract

Ketahanan pangan telah menjadi tantangan utama berbagai negara termasuk Indonesia. Permasalahan ketahanan pangan merupakan permasalahan lokal, nasional, dan global yang terus dicari solusinya. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi komposisi, pola pemanfaatan, produksi, produktivitas dan potensi pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat untuk mendukung ketahanan pangan keluarga di Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–Mei 2019 di Kabupaten Kutai Timur Kecamatan Sangatta Utara. Metode yang digunakan adalah metode survei. Sampel berasal dari rumah tangga petani sebanyak 30 sampel secara sengaja (purposive sampling) dengan luas lahan pekarangan yang dikelompokan menjadi tiga strata yaitu strata 1 (0,5–1.0 ha), strata 2 (>1–1,5 ha) dan strata 3 (>1,5–2,0 ha). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif (dikuantitatifkan) dengan Analysis of Data Regression by Excel Office 2010. Pemanfaatan lahan pekarangan di Kecamatan Sangatta Utara memberikan kontribusi cukup besar dalam peningkatan ekonomi rumah tangga dan menunjang ketahanan pangan keluarga. Tingkat produksi menunjukkan pendapatan dari lahan pekarangan rumah tangga tinggi, dengan rata-rata pendapatan diatas 75 kg beras bulan-1.
Potensi Tumbuhan di Lahan Reklamasi Pasca Tambang Batubara Sebagai Pakan Ternak Taufan Purwokusumaning Daru; Roosena Yusuf; Juraemi Juraemi
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VIII Nomor 2 Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v8i2.273

Abstract

Lahan reklamasi pasca tambang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan penggembalaan ternak. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu diketahui kondisi jenis vegetasi dan daya dukungnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis vegetasi sebagai hijauan dan produksi tumbuhan di lahan reklamasi pascatambang sehingga dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi pada lahan reklamasi pasca tambang batubara PT. Multi Harapan Utama (MHU), Jonggon, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuadran ukuran 1 m x 1 m yang dilemparkan secara acak sebanyak 50 kali lemparan dari lahan yang digunakan 1 ha. Pengukuran meliputi status kesuburan tanah, jenis tumbuhan, kandungan zat makanan, kandungan logam berat, dan kapasitas tampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lahan reklamasi pasca tambang batubara memiliki 16 spesies tumbuhan dari 12 famili yang didominasi oleh Paspalum conjugatum. Kandungan zat makanan relative di bawah kebutuhan hidup pokok sapi potong. Kandungan logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn dibawah dari maksimal yang diizinkan sebagai pakan. Potensi produksi tumbuhan segar di area reklamasi pasca tambang adalah 8.312 kg ha-1, dengan kapasitas tampung sebesar 2.2 ST ha-1 tahun-1.
Kebijakan pengembangan peternakan berbasis kawasan: Studi kasus di Kalimantan Timur Hamdi Mayulu; Taufan Purwokusumaning Daru
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.2.2019.2583.49-60

Abstract

Pembangunan peternakan merupakan reorientasi kebijakan pertanian yang memiliki paradigma baru, yakni: secara makro berpihak kepada rakyat, pendelegasian tanggung jawab, perubahan struktur, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan usaha berkelanjutan, modern, serta profesional dengan memanfaatkan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi usaha. Pengembangan peternakan memerlukan sinergitas antara pemerintah, swasta, dan peternak skala kecil. Penetapan aturan, menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan produk merupakan peran pemerintah, sedangkan swasta, serta masyarakat berperan mewujudkan kecukupan produk peternakan, melaksanakan kegiatan produksi, perdagangan serta distribusi produk.  Kebijakan pembangunan peternakan difokuskan pada lokasi khusus untuk ternak spesifik, dan didukung oleh sumber daya alam. Pengembangan peternakan tidak serta-merta mengikuti kebijakan kawasan, perlu kajian mendalam dan mendekati parameter usaha peternakan, serta karakteristik kawasan, agar mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ternak.  Kebijakan peningkatan populasi, dan produktivitas ruminansia belum menghasilkan dampak maksimal. Penurunan populasi menjadi kecenderungan fakta di lapangan, dan menimbulkan problema utama. Produktivitas belum dapat dibuktikan secara nyata, pemotongan ternak ruminansia rata-rata berada di bawah bobot ideal merupakan indikator utama. Pengembangan peternakan memerlukan pengelompokan basis wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung sebagai model pengembangan ke depan. Strategi pendekatan wilayah dilakukan berdasarkan pertimbangan: 1) Pengembangan ternak tidak mungkin dilaksanakan di semua wilayah, karena keterbatasan sumber daya manusia, dan lahan; 2) Usaha peternakan berdasarkan kelayakan ekonomis ekonomis, tidak mungkin dipenuhi oleh semua wilayah; 3) Terbatasnya alokasi dana investasi, cenderung tidak optimal bila terbagi ke seluruh wilayah; dan 4) Pengembangan usaha peternakan pada wilayah potensial memberikan dampak pembangunan fasilitas yang tepat sasaran.
POTENSI HIJAUAN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Taufan P. Daru; Arliana Yulianti; Eko Widodo
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.93 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v03.i02.p09

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai potensi hijauan diantara tanaman perkebunan kelapa sawit ditinjau dari komposisi botani, produksi dan kandungan zat-zat makanannya untukmemperkirakan kapasitas tampung dari kebun kelapa sawit pada umur 3 tahun dan 6 tahun untuk sapi potong. Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi KalimantanTimur, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2013. Sampel tanaman diambil di bawah tanaman kelapa sawit yang telah berumur 3 tahun dan 6 tahun. Masing-masing umur tanaman diambil seluas 5 hektar,dan setiap hektar diambil sebanyak 10 titik dengan menggunakan kuadran ukuran 1 m × 1 m secara acak. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tanaman yang tumbuh pada perkebunan kelapa sawit umur 3 tahundidominasi oleh Paspalum conjugatum (45,54%), diikuti oleh Mikania micrantha (9,93%), dan Ottochloa nodosa (7,89%). Sedangkan pada perkebunan umur 6 tahun didominasi oleh Ottochloa nodosa (33,89%), Melastom malabatrichum (28,23%), dan Paspalum urvillei (8,37%). Produksi berat kering tanaman pada perkebunan umur 3 tahun adalah 3.205,1 kg per ha menurun menjadi 1.165,4 kg per ha pada perkebunanumur 6 tahun. Kandungan zat-zat makanan terutama PK meningkat dari 8,25% pada umur tanaman 3 tahun menjadi 10,5% pada umur 6 tahun, sedangkan SK menurun dari 23,20% pada umur 3 tahun menjadi22,43% pada umur 6 tahun. Kapasitas tampung perkebunan kelapa sawit umur 3 tahun adalah 1,44 ST ha th-1 dan umur 6 tahun adalah 0,71 ST ha-1 th-1. Secara alami, perkebunan kelapa sawit di Kabupaten KutaiKartanegara, Kalimantan Timur memiliki potensi yang baik sebagai sumber hijauan pakan sapi potong.
UJI KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospital L) Riyo Wijaya; Julinda Romauli Manullang; Taufan Purwokusumaning Daru
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 2 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i2.13636

Abstract

Daging broiler sangat diminati oleh masyarakat luas pada saat ini, akan tetapi lemak pada broiler dapat menyebabkan kolesterol, tidak hanya itu lemak juga dapat menyebabkan sifat fisik dan organoleptik yang berbeda pada daging ayam. Tahongai merupakan tanaman khas kalimantan yang mengadung flavonoid, saponin dan tanin yang dapat berpengaruh pada kualitas fisik dan organoleptik daging ayam. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh daun tahongai (Kleinhovia hospita L) terhadap kualitas fisik dan organoleptik ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2019. Pengujian kualitas fisik dan pengujian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Produksi dan Nutrisi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan pelakuan tanpa tahongai (T1) dan pemberian Tahongai (T2) terhadap kualitas fisik dan organoleptik daging ayam broiler segar, data yang didapat diuji lebih lanjut dengan uji T. Hasil yang didapat ditahui jika penambahan tahongai mempengaruhi tekstur dan aroma daging ayam (P<0,05) dengan nilai masing-masing 3,58 (agak suka) dan 3,6 (agak suka) uji mutu hedonik berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap semua parameter. 
PEMANFAATAN DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP KUALITAS TELUR KONSUMSI DI CV. ZAFA ANUGRAH MANDIRI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Hendra Rizki Hand; Julinda Romauli Manullang; Taufan Purwokusumaning Daru
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 2 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i2.13623

Abstract

Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkkan telur secara komersial. Seiring bertambahnya usia ayam kualitas telur yang dihasilkan mengalami penurunan. Telur merupakan bahan pangan hasil hewani yang mudah rusak dan mudah menurun kualitasnya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas telur adalah dengan menambahkan Feed additive dalam pakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun katuk terhadap kualitas eksterior dan kualitas interior pada telur ayam konsumsi. Penelitian dilaksanakan di peternakan ayam petelur CV. Zafa Anugrah Mandiri dan Laboratoriun Nutrisi Ternak pada bulan November sampai Desember 2020. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Faktor tunggal dalam penelitian ini adalah konsentrasi tepung daun katuk dalam pakan. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan uji beda nyata tekecil (BNT) pada taraf 5 %. Penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata pada bobot telur, indeks telur, berat jenis telur, indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh Unit akan tetapi berpengaruh nyata pada tebal kerabang dan pH telur. Nilai bobot telur yang dihasilkan memiliki rataan 62,36 – 63,85, nilai indeks telur memiliki rataan 74,21- 77,76, nilai berat jenis yang dihasilkan yaitu 1,09 – 1,15, indeks kuning telur meiliki nilai rataan 0,43 – 0,45, nilai indeks putih telur memiliki rata – rata 0,12 – 0,13 dan nilai Haugh Unit 92,90 – 95,59, adapun untuk nilai kerabang telur 0,38 – 0,44, untuk nilai pH dalam penelitian ini adalah 6,60 – 6,85. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penambahan tepung daun katuk dalam pakan memberikan pengaruh terhadap penambahan ketebalan kerabang dan nilai pH telur.  
Produksi Siratro (Macroptilium Atropurpureum) Bermikoriza Di Tanah Pasca Penambangan Batubara Taufan Purwokusumaning Daru; Roosena Yusuf
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 40, No 2 (2015)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v40i2.144

Abstract

The purpose of this study was to determine the production of siratro that inoculated with AMF through coating techniques then planted in overburden soil compared with top soil . The experiment was conducted in a polybag size of 10 kg. The results showed that the top soil fertility status used in this study was high content of C organic and phosphorus (P) , while the overburden soil (OB) was low, where a low content of C organic and P were very low. Shoot dry matter production of siratro seeds planted with AMF inoculated in the top soil was highest, while that was not coated with AMF was lower, but higher than the seed planted in OB soil. The average uptake of nitrogen and phosphorus have the same pattern, in which the seeds were planted in the form of AMF coating seed in top soil has a higher uptake, followed by AMF seed and non-AMF seed that planted in OB soil. The percentage of AMF colonization in the roots of siratro was no effect on dry matter production, N and P uptake