Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat Fernandus Koresi Yoshihara; Taufan Purwokusumaning Daru; Fikri Ardhani
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v4i2.6056

Abstract

ABSTRACT FERNANDUS KORESI YOSHI HARA. The Effect of Temperature and Humidity on the Production of Swallow's Nests in Engkuni Pasek Village, West Kutai Regency. Mulawarman University Faculty of Agriculture, 2021. (under guidanceTaufan Purwokusimaning Daru and Fikri Ardhani).             The research aims to determine the effect of temperature and humidity on the production of swallow's nest in Engkuni Pasek village, West Kutai regency, East Kalimantan. The research was conducted in March 2020, in Engkuni Pasek Village, the parameters measured included temperature and humidity measurements to determine the production of swallow's nest.The results showed that the temperature and humidity swallow's nest to the production of swallow's nest, namely in building A the temperature ranges from 25-32 are known oC, building B 25-31 oC, building C 25-34 oC, building D 25-34 oC, building E 25-32 oC and building F 27-30 oC. building A has humidity ranging from 72-78%, building B 88-25%, building C 91-99%, building D 76-86%, building E 77-99% and building F 82-99%. The average yields of swallow nest production per year in building A are 327.5; building B, namely 195; building C, namely 285; building D, namely 165; building E is 637.5 and building F is 187.5. where it can be seen that the highest swallow production results are in building E, namely 637.5 which has a high enough humidity of ± 95% and a temperature of ± 32 oC while the lowest production is in building D which is 165 which has good humidity ± 86% and a temperature of ± 34 oC.From the research it can be concluded that temperature and humidity have no effect on the production of swallow's nest. Keywords : temperature, humidity, swallow's nest production, Engkuni Pasek.  ABSTRAK FERNANDUS KORESI YOSHI HARA. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2021. (dibawah bimbingan Taufan Purwokusimaning Daru dan Fikri Ardhani).             Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kelembaban Terhadap Produksi Sarang Burung Walet di Kampung Engkuni Pasek Kabupaten Kutai Barat Kalimatan Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020, di Kampung Engkuni Pasek, parameter yang diukur meliputi pengukuran suhu dan kelembaban untuk mengetahui produksi sarang burung walet.Hasil penelitian menujukan bahwa suhu dan kelembaban sarang burung walet terhadap produksi sarang walet yaitu pada gedung A diketahui suhu berkisar 25-32 oC, gedung B 25-31oC, gedung C 25-34oC, gedung D 25-34oC, gedung E 25-32oC dan gedg F 27-30oC.  gedung A memiliki kelembapan berkisar 72-78%, gedung B 88-25%, gedung C 91-99%, gedung D 76-86%, gedung E 77-99% dan gedung F 82-99%. Pada hasil rata-rata produksi sarang walet pertahun pada gedung A yaitu 327,5; gedung B yaitu 195; gedung C yaitu 285; gedung D yaitu 165; gedung E yaitu 637,5 dan gedung F 187,5. dimana terlihat hasil produksi walet yang tertinggi berada pada gedung E yaitu 637,5 yang memiliki kelembapan yang cukup tinggi ±95% dan suhu ±32 oC sedangkan hasil produksi terendah berada pada gedung D yaitu 165 yang memiliki kelembaban yang baik  ±86% dan suhu ±34 oC.Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan kelembaban tidak berpengaruh terhadap produksi sarang burung walet. Kata Kunci : suhu, kelembaban, produksi sarang burung walet, Engkuni Pasek.
Identifikasi Jenis Tanaman Pakan Ternak Kerbau Di Pulau Lanting Kabupaten Kutai Barat Ratih Widiyana; Taufan Purwokusumaning Daru; Apdila Safitri
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid XI Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v11i1.474

Abstract

Kerbau merupakan salah satu ternak penyedia kebutuhan daging setelah sapi di Indonesia. Di Pulau Lanting Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat terdapat ternak kerbau yang potensial. Populasi kerbau di Desa Pulau Lanting pada tahun 2022 adalah 166 ekor. Permasalahan utama pengembangan kerbau di Pulau Lanting adalah ketersediaan hijauan pakan. Hal ini berkaitan dengan pasang surutnya perairan di sekitar sungai Mahakam. Ketika pasang kerbau kekurangan hijauan akibat terendam, dan Ketika surut hijuan berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi tanaman pakan untuk kerbau yang dianalisis berdasarkan indeks nilai penting dan kapasitas tampungnya. Penelitian dilakukan melalui survey di lapangan. Berdasarkan hasil survey diperoleh 33 jenis tanaman yang berhasil diidentifikasi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan total individu berjumlah 1.709 yang dilakukan melalui cuplikan seluas 100 m2 menggunakan kuadran 1 m x 1 m. Vegetasi yang ditemukan berasal dari 16 famili dengan jenis vegetasi tertinggi yaitu famili Poaceae. Nilai indeks penting (INP) tertinggi dengan nilai 26,089% dimiliki oleh tumbuhan sapu manis (Scoparia dulcis). Kapasitas tampung padang penggembalaan di Desa Pulau Lanting sebesar 4,5 ST ha-1 tahun-1 dengan periode istirahat 240 hari dan periode merumput 120 hari. Berdasarkan hasil ini, Pulau Lanting masih bisa menampung ternak kerbau sebanyak 360,5 ST ha-1 tahun-1
The Development of an Ethnoscience-Based Mangrove Module in Improving Student’s Critical Thinking Abilities and Concern for the Environment at SMA IT Daarul Hikmah Bontang Sri Roma Yuliarta; Muhammad Amir Masruhim; Aloysius Hardoko; Krishna Purnawan Candra; Sukartiningsih; Taufan Purwokusumaning Daru; Elsje Theodore Massawet; Masitah; Yusak Hudiyono
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 7 (2024): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i7.7456

Abstract

A module is an educational material or learning tool that includes teaching materials, methods, and assessments that are developed in a systematic and structured manner to achieve expected competency goals. The aim of this study is to develop a valid, practical and effective mangrove module based on ethnoscience on biodiversity. The type of research is R&D which refers to the ADDIE method developed by Mayfield. Data collection techniques consist of expert verification, observations, tests, questionnaires, and interviews. The results of the study show that, this module was developed based on the manual previously used by SMA IT Darul Hikmah Bontang students to learn biology. The module validity result for the module is 99%, which is in the very valid category. The material validity result of the module was in the very reasonable category at 84.69%. The linguistic validity result of the module was 73.6% in the valid category. The results of the student survey regarding the practicality of the module were 88.65%, which fell into the very practical category. The effectiveness module in improving student’s critical thinking ability and environmental awareness have n-gain values ​​are 0.55 and 0.44. It can be concluded that the development of the ethnoscience-based mangrove module in the intermediate category has been effectively used to improve the critical thinking skills of the students of SMA IT Darul Hikmah Bontang.
Development of Learning Tools Social Emotional Defense to Improve Learning Outcomes and Critical Thinking Skills in Human Reproductive System Materials in SMP Negeri 2 Intu Lingau Raja Pagarlan Manurung; Didimus Tanah Boleng; Sonja V. T. Lumowa; Akhmad; Sukartiningsih; Taufan Purwokusumaning Daru; Elsje Theodora Maasawet; Vandalita Rambitan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 7 (2024): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i7.7505

Abstract

This study uses the type of development research by adapting the model designed by Borg and Gall (1983) by making modifications. This research developed a product in the form of a learning plan of the Human Reproductive System material with the application of social Emotional Competency (KSE) differentiation learning which was developed specifically with the hope of increasing learning outcomes and critical thinking skills of class IX students in the subject of the reproductive system at SMP Negeri 2 Intu Lingau, West Kutai Regency. The development procedure in this study includes seven stages, namely the preliminary stage, planning, developing the initial product form, initial field testing, main product revision, final product testing, and dissemination. The research instruments used in this study were: Questionnaire sheets validating the assessment of science learning tools, Questionnaire sheets for social emotional attitudes, observation sheets for the implementation of learning, and giving test questions. This development research used Aiken’s V data analysis technique to determine the validation value of learning tools and determine the student Gain to analyze students thinking skills. From the results of this study it was found that science learning tools with social emotional competence (KSE) which include syllabus, lesson plant, worksheets, assessment instruments, and teaching materials about the human reproductive system are appropriate based on the value of Aiken’s V validation coefficient. Development of learning Outcomes significantly in the experimental class based on the gain scores obtained.
JENIS HIJAUAN PAKAN YANG DIKONSUMSI OLEH KAMBING PERANAKAN ETAWA DI DESA LOK BAHU SAMARINDA Simanjuntak, Servis; Masruri, Ghufron; Daru, Taufan Purwokusumaning; Safitri, Apdila; Anindyasari, Dinar
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol. 4 No. 2 (2022): Rekasatwa : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v4i2.18977

Abstract

Kambing merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Faktor penentu keberhasilan usaha ternak kambing adalah pakan. Sekitar 60-70% dari total biaya produksi ternak adalah pakan. Memberi pakan dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan status fisiologis ternak akan berdampak positif terhadap produktivitasnya. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang jenis hijauan pakan yang dikonsumsi oleh kambing peranakan etawa (PE) serta hubungannya terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBH) di peternakan rakyat Lok Bahu, Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripsi kualitatif. Sebanyak 6 ekor kambing PE digunakan dalam penelitian ini dengan jenis kelamin jantan dan umur yang berbeda. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi.Kesimpulan penelitian ini adalahhijauan pakan ternak yang dikonsumsi oleh kambing PE di Kota Samarinda dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu: Rumput-rumputan (graminae), kacangkacangan (leguminosa) dan daun-daunan. Hijauan yang paling dominan dikonsumsi kambing PE adalah rayutan (Mikania micranta). Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) kambing PE dalam penelitian ini berkisar antara 143 g/hr hingga 571g/hr
KADAR LOGAM BERAT PADA LEGUM Calopogonium mucunoides YANG DITANAM PADA LAHAN REKLAMASI PASCA TAMBANG BATU BARA PT. KITADIN EMBALUT KUTAI KERTANEGARA Ardiansyah, Ardiansyah; Daru, Taufan Purwokusumaning
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v5i2.7771

Abstract

Penggunaan C. mucunoides di lahan reklamasi pasca tambang tambang PT. Kitadin Embalut terhampar di area reklamasi yang berusia 3 bulan dan 6 tahun yang mencakup lahan yang luas dan berdekatan dengan pemukiman maupun usaha peternakan sapi oleh masyarakat. Upaya  pemanfaatan lahan reklamasi pasca tambang batubara tersebut adalah sebagai tempat pengembalaan sapi potong, maka perlu memperhatikan keamanan pakan dari tanaman C. mucunoides sebagai pakan sapi potong, khususnya kandungan logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat legum pada C. mucunoides yang ditanam pada lahan reklamasi pasca tambang batubara lahan terbuka umur  3 bulan dan lahan naungan umur 6 tahun di PT. Kitadin Embalut Kutai Kartanegara.Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan reklamasi tambang batubara PT. Kitadin Embalut Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur sejak bulan Novemver 2019 sampai dengan Maret 2020.Penelitian ini disusun secara deskriptif dengan cara membandingkan rata-rata kandungan logam berat pada legum C. muconoides yang ditanam pada lahan reklamasi tambang batu bara lahan terbuka umur 3 bulan dengan lahan naungan umur 6 tahun.Hasil penelitian menujukkan bahwa kadar logam berat Cd, Zn, Pb dan Cu pada legum C. mucunoides yang ditanam pada lahan reklamasi pasca tambang batubara lahan terbuka umur 3 bulan dan pada lahan naungan umur 6 tahun masih berada di bawah maksimum toleransi yang diijinkan, sehingga aman untuk dijadikan sebagai pakan hewan ternak.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Jarak Tanam yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Rumput Gajah Varietas Pakchong (Pennisetum purpureum cv. pakchong) Stefanus, Stefanus; Purwokusumaning Daru, Taufan; Ibrahim, Ibrahim
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v6i2.8976

Abstract

Rumput gajah pakchong (Pennisetum purpureum cv. pakchong) merupakan hijauan pakan ternak yang saat ini banyak diusahakan secara intensif dalam usaha peternakan sapi, penggemukan dan pembibitan sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan. Peningkatan produksi Rumput gajah pakchong dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan perlakuan pemupukandan jarak tanam yang tepat. Penelitian dilaksanakanbulan Juli 2021 – September 2021di lahan sekolah SMKSPPNegeriSamarinda. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 4 Perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diamati Tinggi Tanaman, Lebar Daun, Jumlah Daun, Panjang Daun, Imbangan Berat Kering Daun dan Batang. Pemberian pupuk kandang feses sapi dengan dosis72 kg petak1 memiliki pengaruh yang lebih baik, Jarak tanam yang lebih baik yaitu 80 x 150 cm/perlakuan Terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang feses sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi Pennisetum purpureum cv. Pakchong. Pemberian pupuk 72 kg petak-1 dan jarak tanam 80 x 150 cm memberikan hasil terbaik.
PRODUKSI RUMPUT PAKCHONG DENGAN PERLAKUAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM BERBEDA Sudirman, Sudirman; Daru, Taufan Purwokusumaning; Ibrahim, Ibrahim
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v5i2.7363

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemberian dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi rumput pakchong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2021. Penelitian dilakukan di lahan SMK-SPP Negeri Samarinda, Kota Samarinda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, faktor pertama yaitu pupuk kandang sapi terdiri dari 4 perlakuan dan faktor kedua jarak tanam terdiri dari 3 perlakuan, dan dengan menggunakan 3 ulangan atau kelompok. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan pupuk kandang sapi pada perlakuan 72 kg petak-1total rata-rata jumlah anakan tertinggi yaitu 13,17 pols, rata-rata berat segar tertinggi 1,33 kg, rata-rata berat kering tertinggi 308,78 g, dan kandungan protein kasar paling baik sebesar 14,85%. Perlakuan dengan jarak tanam 80 x 150 cm pada rata-rata jumlah anakan menghasilkan 11,64 pols, serat kasar menghasilkan 28,85%, dan menghasilkan protein kasar sebesar 14,63%. Hasil analisis (Anova) pada perlakuan pupuk kandang sapi menunjukan perbedaan nyata terhadap jumlah anakan, berat segar, berat kering dan serat kasar, namun tidak terjadi interaksi, sedangkan perlakuan jarak tanam tidak menunjukan perbedaan nyata dan tidak terjadi interaksi.
Potensi Pengembangan Ternak Sapi Potong Berdasarkan Ketersediaan Hijauan Pakan di Kabupaten Berau Nurhidayati, Nurhidayati; Daru, Taufan Purwokusumaning; Ibrahim, Ibrahim; Safitri, Apdila
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v6i1.10013

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi pengembangan sapi potong, berdasarkan sumber hijauan pakan ternak yang berasal dari limbah pertanian, lahan tanaman pangan, dan perkebunan di Kabupaten Berau. Data yang digunakan dalam analisis adalah data sekunder dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau tahun 2021. Analisis daya dukung hijauan makan ternak dengan menggunakan metode kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) dan analisis Locotion Quotient (LQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijauan pakan ternak yang bersumber dari limbah hasil pertanian berasal dari galengan sawah, galengan ladang, sawah bera, ladang bera, jerami jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, perkebunan karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, dan kakao berdasarkan bahan keringnya adalah 298.075,45 Mg BK ha¯¹th¯¹. Kabupaten Berau berpotensi untuk meningkatkan kapasitas tampungnya sebanyak 113.593,30 ST. Berdasarkan hasil perhitungan KPPTR memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu sapi potong. Prioritas pengembangan diutamakan di Kecamatan Talisayan, Segah, Biatan, Sambaliung, Batu Putih, dan Tabalar. Analisis LQ menunjukkan bahwa wilayah yang menjadi basis dalam pengembangan sapi potong adalah Kecamatan Talisayan, Biatan, Batu Putih, Tabalar, Segah, dan Sambaliung.
Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Penajam Paser Utara Berdasarkan Potensi Hijauan Pakan Daru, Taufan Purwokusumaning; Mayulu, Hamdi; Suhardi, Suhardi; Safitri, Apdila; Ardiansyah, Ardiansyah
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jpltrop.v7i1.15045

Abstract

Sebagian wilayah Kabupaten PPU telah ditetapkan menjadi ibukota Republik Indonesia yang baru. Konsekuensi dari terbentuknya ibukota ini akan mengalami peningkatan penduduk yang sangat cepat, sehingga kebutuhan pangan di wilayah ini menjadi prioritas, termasuk bahan pangan asal ternak. Bahan pangan asal ternak yang kritis ketersediaannya di wilayah ini adalah yang berasal dari ternak ruminansia, oleh sebab itu perencanaan pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten PPU menjadi penting. Untuk menentukan wilayah pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten PPU perlu ditinjau keberadaan hijauan pakan di masing-masing kecamatan, diantaranya adalah sumber hijauan pakan beserta produksinya, kapasitas tampung hijauan pakan di setiap kecamatan, KPPTR, IDD hijauan pakan, IKT, dan LQ jenis ternak ruminansia yang dapat dikembangkan di amsing-masing kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten PPU memiliki potensi untuk mengembangkan ternak ruminansia. Hal ini ditinjau dari kapasitas tampung hijauan pakan, IDD hijauan pakan, dan KPPTR. Namun demikian, wilayah yang menjadi prioritas pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten PPU adalah Kecamatan Penajam dan Kecamatan Sepaku, karena IKT kedua kecamatan ini > 1.