Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengembangan wakaf produktif guna memperkuat pendanaan pendidikan sebagai solusi alternatif yang berkelanjutan untuk membantu pendanaan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan responden yang memiliki pemahaman mendalam tentang wakaf dan dunia pendidikan, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Metode Analytic Network Process digunakan untuk mengidentifikasi kriteria prioritas yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan wakaf produktif, dengan fokus pada dimensi sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model wakaf produktif untuk pendanaan pendidikan tinggi dipengaruhi oleh elemen-elemen yang saling terkait. Tujuan utama pengembangan model ini adalah untuk mencapai kesejahteraan spiritual (0,359), Faktor dominan dalam pengembangan model ini adalah aset wakaf (0,469), dengan uang (0,408) menjadi jenis aset yang paling berpengaruh, diikuti oleh wakaf saham sebagai instrumen pembiayaan utama (0,303) serta Manfaat dari wakaf produktif meliputi profit (0,307). Lembaga yang paling potensial sebagai pengelola wakaf produktif adalah organisasi (0,304). Secara keseluruhan, wakaf uang (0,358) merupakan alternatif terbaik dalam mengoptimalkan wakaf produktif sebagai sumber pendanaan alternatif bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Pengembangan model wakaf produktif tidak hanya bentuk aktualisasi nilai maqashid syariah, tetapi juga strategi keuangan inklusif yang dapat memperkuat kapasitas pembiayaan sektor pendidikan di Indonesia. (This study aims to design a productive waqf development model to strengthen education funding as a sustainable alternative solution to assist in funding higher education. Research data was collected through questionnaires and in-depth interviews with respondents who have a deep understanding of waqf and the world of education, both from academics and practitioners. The Analytic Network Process method will be used to identify priority criteria that influence the success of productive endowment management, with a focus on social, economic, and institutional dimensions. The research results indicate that the development of a productive endowment model for higher education funding is influenced by interrelated elements. The main objective of developing this model is to achieve spiritual well-being (0.359). The dominant factor in the development of this model is waqf assets (0.469), with cash (0.408) being the most influential type of asset, followed by waqf shares as the main financing instrument (0.303) and the benefits of productive waqf include profit (0.307). The most potential institution as a manager of productive waqf is an organization (0.304). Overall, cash waqf (0.358) is the best alternative in optimizing productive waqf as an alternative funding source for higher education in Indonesia. The development of the productive waqf model is not only a form of actualizing the values of maqashid Syariah but also an inclusive financial strategy that can strengthen the financing capacity of the education sector in Indonesia.)