Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

FAKTOR RESIKO RETINOPATI DIABETIKA : A CASE – CONTROL Noventi, Iis; Damawiyah, Siti
The Indonesian Journal of Health Science Vol 10, No 2 (2018): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.525 KB) | DOI: 10.32528/ijhs.v10i2.1851

Abstract

Retinopati Diabetika adalah komplikasi okular umum Diabetes Mellitus dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan. Tujuan penelitian menentukan faktor ?faktor resiko pengembangan DR di RSMM Jawa Timur Surabaya. Metode yang digunakan studi kasus-kontrol pengumpulan data dilakukan ada atau tidaknya DR ditentukan oleh dokter mata. Hasil menunjukkan DR NPDR pasien perempuan dominan (60%), pada PDR pasien laki-laki dominan (60%). DR NPDR pasien dengan tidak mempunyai hipertensi dominan (53,3%), pada PDR pasien dengan hipertensi dominan (73,3%). DR NPDR pasien dengan dislipidemia dominan (60%), pada PDR pasien dengan dislipidemia dominan (63,3%). Umur terendah pasien DR NPDR ditemukan adalah 39 tahun, dan tertinggi 82 tahun. Pada PDR umur terendah adalah 40 tahun dan umur tertinggi adalah 63 tahun. Gula darah terendah pada pasien NPDR adalah 94 mg/dl, dan tertinggi 571 mg/dl. Pada PDR gula darah terendah adalah 108 mg/dl, dan tertinggi 453 mg/dl. Lama menderita DM terendah pada NPDR adalah 1 tahun, dan terlama 50 tahun. Pada PDR terendah 1 tahun dan terlama 20 tahun. Dengan demikian pasien diabetes perempuan, dengan dislipidemia, umur > 30 s.d < 85 tahun, dengan lama menderita 1 s.d ? 50 tahun mempunyai resiko NPDR. Sedangkan pasien diabetes laki-laki, hipertensi dan dislipidemia, umur ? 40 s.d <65 tahun, dengan lama menderita 1 s.d ? 20 tahun mempunyai resiko PDR.Kata Kunci: Retinopati Diabetes, faktor resiko, NPDR, PDR
MENGELOLA KECEMASAN REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN “BERAKSI” Siti Nur Hasina; Ima Nadatien; Iis Noventi; Priyagung Gusmantara; Mohamad Rusdiansyah; Kholidatul Muawanah; Hotijah Hotijah
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i2.2010

Abstract

COVID-19 merupakan wabah dunia yang berkembang menjadi pandemi global yang mengancam kesehatan fisik dan berdampak luas pada kesehatan mental dan mempengaruhi semua kelompok usia khususnya remaja. Remaja mengalami kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan yang berlebih dengan terinfeksi COVID-19. Pandemi COVID-19 berlarut-larut, sehingga menyebabkan remaja di RW. 03 Manukan Kulon mulai bosan hingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu kebijakan pemerintah untuk physical distancing atau sosial distancing membuat remaja merasa cemas dan jarak fisik telah menyebabkan individu memutuskan interaksi sosial secara tidak sengaja karena individu memiliki kecenderungan untuk menghindari percakapan, membatasi pertemuan, dan melakukan karantina dirumah. Kecemasan yang dialami remaja seperti sering berkeringat, nafsu makan menurun, sering merasa sedih sendiri, ketakutan tanpa alsan, sering gemetar, sering takut tertular, merasa panik jika ada yang terkonfirmasi positif atau ada tetangga yang meninggal akibat COVID-19. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menberikan pengetahuan tentang COVID-19 dan pelatihan tata cara pengelolahan kecemasan di masa pandemic COVID-19 dengan model BERAKSI: berpikir positif, expressive writing therapy, relaksasi, adapatasi kebiasaan baru dan selektif terhadap informasi. Model BERAKSI adalah tata cara yang mudah dilakukan remaja dan tidak memerlukan biaya. Kegiatan ini dilakukan melalui zoom meeting dengan remaja dalam jangka waktu 1 bulan (Mei-Juni 2021) dengan metode ceramah dan pelatihan. Dari kegiatan ini didapatkan hasil pre test peserta berpengetahuan baik sebesar 15(14.5%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden berpengetahuan baik menjadi 99(96.1%). Model ini sangat bagus dalam mengelola kecemasan remaja sehingga bisa digunakan sebagai tindakan nonfarmakologis perawat dalam menurunkan kecemasan remaja.
QUALITY OF LIFE PADA LANSIA: Quality of Life in The Elderly Chilyatiz Zahroh; Lina Ekawati; Annif Munjidah; Wiwik Afridah; Iis Noventi; Priyo Mukti Pribadi Winoto
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 6 No. 2 (2020): JIKep | September 2020
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.426 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v6i2.648

Abstract

Masalah. Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap kehidupannya dimasyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada terkait dengan tujuan, standar, dan perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas hidup pada Lansia di Desa Paseseh Jl. Melati Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah lansia di Desa Paseseh Jl. Melati Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan yang berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik Total sampling dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Quality of Life Yang diukur menggunakan kuesioner dari Word Health Organization Quality Of Life (WHQOL)-BREF. Analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dijelaskan secara deskriptif. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lansia di Desa Pasese Bangkalan 53.2% memiliki kualitas hidup baik, 28.1% kualitas hidup biasa-biasa saja, 15.6% sangat baik, dan 3.1% buruk. Simpulan. Upaya untuk meningkatkan quality of life pada lansia dengan memberikan perhatian dan perawatan yang baik sehingga lansia hidup dalam keadaan sehat, aktif serta menikmati masa tua dengan bahagia.
PERBEDAAN KEJADIAN DEPRESI PADA PRIA DAN WANITA PADA LANSIA YANG MENDERITA DIABETES MELLITUS: The Diferences of Depression in Man and Women Elderly who Have Diabetes Mellitus Nur Ainiyah; Iis Noventi; Chilyatiz Zahroh
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 7 No. 1 (2021): JIKep | Maret 2021
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.048 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v7i1.668

Abstract

Elderly is the final stage of the human life cycle. The process of aging is a process that shows a decline in human physical function, emotional changes, as well as social interactions that will change gradually. Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease that occurs chronically due to interference with insulin and has various complications for sufferers, both acute and chronic. Decreased physical, unstable emotional, interaction of social abilities decrease, anda also metabolic disorders and its complications make the elderly had depression which is manifested in the quality of sleep of the elderly. The purpose of this study was to determine the differences in the incidence of depression in men and women in the elderly who suffer from diabetes mellitus. The method in this research was comparative. The population of this study were all elderly in Region X as many as 60 elderly consisting of 27 elderly men and 33 elderly women. The sample in this study was a research of 60 members, using total sampling / depression data collection was done by giving a questionnaire based on the Beck depression scale. Data analysis used elderly depression scores in men and elderly women collected from the results of data collection will be measured the difference with a two-mean difference test (T-test). The results showed the mean depression score for men = 1.59 and the standard deviation = 1.575 and the mean depression score for women = 3.54 the standard deviation was 1.96, the level of significance (p = 0.001; p <0.05). Its shows a significant difference between depression in elderly men and women who suffer from DM. Therefore, it is expected that all members of the elderly family as one of the support systems for the elderly can provide support so that the elderly do not experience depression.
EFFEKTIFITAS YOGA STICK TERHADAP PENGURANGAN NYERI PUNGGUNG DAN LEHER PADA ORANG DEWASA: The Effectiveness of Yoga Stick on The Reduction of Back and Neck Pain in Adults Iis Noventi; Nur Ainiyah
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 7 No. 1 (2021): JIKep | Maret 2021
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.827 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v7i1.701

Abstract

Pendahuluan : Nyeri punggung adalah nyeri, kekakuan dan perasaan tidak nyaman  yang dirasakan oleh seseorang di sepanjang tulang belakang dari dasar leher hingga ke tulang ekor.  Nyeri punggung dan leher banyak terjadi pada usia produktif, lansia bahkan anak – anak. Setidaknya nyeri punggung hampir dialami banyak orang, minimal sekali dalam hidupnya. Stick Yoga adalah teknik peregangan dengan menggunakan tongkat dengan panjang kurang lebih 4 kaki atau 6 kaki untuk pengungkitan, dukungan, dan keseimbangan. Tujuan: Untuk mengetahui effektifitas Yoga Stick terhadap pengurangan nyeri punggung dan leher pada orang dewasa. Metode: penelitian ini menggunakan jenis quasy eksperiment dengan rancangan penelitian pre test post test Non – equivalen control group. Penilaian nyeri punggung dan leher menggunakan BackPEI (Posture Evaluation Instrument) versi Noll (2012).  Hasil: nyeri punggung bawah sebelum dan setelah perlakuan yoga stick menggunakan uji statistic  Paired Samples Test yang menunujukkan penurunan nyeri punggung dan leher di buktikan dengan nilai p value 0,000. Kesimpulan: Latihan Yoga Stick secara teratur dapat mengurangi nyeri punggung dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN MATA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 10 DESA KRAMAT JEGU TAMAN SIDOARJO: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN MATA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 10 DESA KRAMAT JEGU TAMAN SIDOARJO siti damawiyah; Iis Noventi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 02 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.363 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v12i02.576

Abstract

ABSTRACT: At present there is very little attention regarding visual impairment, especially in school children, whereas a poor learning environment is one of the triggers for a decrease in visual acuity in children. Myopia is one of the causes of decreased visual acuity in children, while good vision is very important in the teaching and learning process. This study aims to determine the relationship of family support in maintaining eye health with visual acuity in primary school-aged children in RW 10 Desa Kramat Jegu Taman Sidoarjo. The design of this research using a cros-sectional approach. The sample in this study were 22 elementary and sixth grade elementary school children and their mothers as many as 22 pairs. Sampling by total sampling method. Data analysis using Rank Spearman statistical test with a significance level of 5% (0.05). The results showed that of the 22 respondents most (61.18%) had good family support and from 22 respondents most (63.63%) had normal visual acuity. Spearman rank correlation test results, obtained ρ = 0.032 <α = 0.05 so that H0 is rejected which means that there is a relationship between family support about maintaining eye health with visual acuity in primary school-aged children. Good family support for maintaining eye health can improve children's visual acuity. It is expected that nurses can use the results of this study as a guide in providing nursing services for patients with eye refraction disorders. Keywords: family support, visual acuity
THE RELATIONSHIP OF HEALTHY LIFESTYLE INDEX (HLI) TO THE OCCURRENCE OF HYPERTENSION IN MOUNTAINS, COASTAL AND URBAN COMMUNITIES Iis Noventi; Yanis Kartini
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.642 KB) | DOI: 10.36720/nhjk.v8i2.119

Abstract

Background: Epidemiological transitions cause changes in disease trends from transmitted diseases to non-communicable diseases. One disease that continues to increase in prevalence and have a high-risk complication, namely hypertension. This disease has key risk factor namely lifestyle. The role of lifestyle on the incidence of hypertension is very close, especially in the community city. Surabaya has the highest prevalence of hypertension in Indonesia but has a prevalence and the role of lifestyle to the coastal and mountainous regions has not been studied so has not it is known whether hypertension is only concentrated in urban areas or also has an impact for coastal and mountainous regions.Objective: The purpose of this study was to examine relationship between the Healthy Lifestyle Index score to the occurrence of hypertension in mountainous, coastal, and urban communities.Method: This study was a cross sectional observational study. The samples in this study were 30 people in the coastal community, 30 people in the mountain community and 30 people in the urban community. All of respondents visiting the Supporting Public Health Center of Gili Ketapang, Supporting Public Health Center of Wonotoro, and Public Health Center of Kebonsari. Lifestyle assessment use the Tube version of Healthy Lifestyle Index (HLI) (2015) which consists of domains quality of the diet, physical activity, smoking behavior, and BMI. Data analysis uses statistical tests chi square test to determine the relationship HLI scores with the incidence of hypertension.Result: The relationship of HLI scores with the incidence of hypertension in mountainous communities, hypertension caused by smoking, while hypertension in coastal communities is caused because of eating patterns and lack of activity, hypertension in urban communities is caused due to unhealthy eating patterns, smoking, lack of activity and obesity.Conclusion: There is a significant relationship between the Healthy Lifestyle Index score with the incidence of hypertension in mountainous, coastal and urban areas. Key words: Lifestyle, Hypertension, Mountains, Urban, Coastal.
FAKTOR RESIKO RETINOPATI DIABETIKA : A CASE – CONTROL Iis Noventi; Siti Damawiyah
The Indonesian Journal of Health Science Vol 10, No 2 (2018): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v10i2.1851

Abstract

Retinopati Diabetika adalah komplikasi okular umum Diabetes Mellitus dan dianggap sebagai salah satu penyebab utama kehilangan penglihatan. Tujuan penelitian menentukan faktor –faktor resiko pengembangan DR di RSMM Jawa Timur Surabaya. Metode yang digunakan studi kasus-kontrol pengumpulan data dilakukan ada atau tidaknya DR ditentukan oleh dokter mata. Hasil menunjukkan DR NPDR pasien perempuan dominan (60%), pada PDR pasien laki-laki dominan (60%). DR NPDR pasien dengan tidak mempunyai hipertensi dominan (53,3%), pada PDR pasien dengan hipertensi dominan (73,3%). DR NPDR pasien dengan dislipidemia dominan (60%), pada PDR pasien dengan dislipidemia dominan (63,3%). Umur terendah pasien DR NPDR ditemukan adalah 39 tahun, dan tertinggi 82 tahun. Pada PDR umur terendah adalah 40 tahun dan umur tertinggi adalah 63 tahun. Gula darah terendah pada pasien NPDR adalah 94 mg/dl, dan tertinggi 571 mg/dl. Pada PDR gula darah terendah adalah 108 mg/dl, dan tertinggi 453 mg/dl. Lama menderita DM terendah pada NPDR adalah 1 tahun, dan terlama 50 tahun. Pada PDR terendah 1 tahun dan terlama 20 tahun. Dengan demikian pasien diabetes perempuan, dengan dislipidemia, umur 30 s.d 85 tahun, dengan lama menderita 1 s.d ≤ 50 tahun mempunyai resiko NPDR. Sedangkan pasien diabetes laki-laki, hipertensi dan dislipidemia, umur ≥ 40 s.d 65 tahun, dengan lama menderita 1 s.d ≤ 20 tahun mempunyai resiko PDR.Kata Kunci: Retinopati Diabetes, faktor resiko, NPDR, PDR
Spiritual-Based Motivational Self-Diabetic Management terhadap Kepatuhan Medikasi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rahmadaniar Aditya Putri; Nurul Kamariyah; Siti Nur Hasina; Iis Noventi
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 10, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.10.3.2022.551-556

Abstract

Kepatuhan medikasi memiliki peranan penting dalam manajemen terapi pada seseorang yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritual-based motivational self-diabetic management terhadap kepatuhan medikasi pada diabetes mellitus tipe 2. Desain penelitian yang digunakan quasi experimental dengan pendekatan pre post test control group design. Populasi dalam penelitian ini seluruh penderita diabetes mellitus yang tinggal di lingkungan RW V Tambak Sawah Waru Sidoarjo sejumlah 65 responden. Teknik non probability sampling dengan consecutive sampling untuk penetapan sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi, didapatkan sampel sejumlah 60 responden yang dibagi dalam kelompok intervensi sejumlah 30 responden dan kelompok kontrol 30 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah spiritual-based motivational self-diabetic management. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan medikasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah modul dan lembar kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale) yang telah dimodifikasi. Analisa data dengan menggunakan paired sample t-test dan independent test dengan signifikan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mean perbaikan kepatuhan medikasi pada kelompok intervensi 8.36 dan kelompok kontrol 17.47. dapat disimpulkan bahwa spiritual-based motivational self-diabetic management berpengaruh terhadap kepatuhan medikasi dengan p=0,000. Spiritual-based motivational self-diabetic management merupakan salah satu bentuk edukasi yang komprehensif mampu meningkatkan motivasi seseorang dalam menjalankan perawatan medis terutama kepatuhan medikasi penderita diabetes mellitus tipe 2.
Pengaruh Edukasi Kesehatan Terapi Buerger Allen Exercise Terhadap Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dalam Upaya Menurunkan Resiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Siti Nur Hasina; M. Shodiq; Mochamad Ikwan; Rahmadaniar Aditya Putri; Iis Noventi; Dewi Masithah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.565 KB)

Abstract

Penderita Diabetes Mellitus memiliki kerentanan mengalami gangguan vaskular sehingga aliran sirkulasi darah tidak lancar, rentan mengalami gangguan ekstremitas kaki yang bermanifestasi menjadi sumbatan pada pembuluh darah atau gangguan perfusi jaringan perifer,  ulkus  bahkan  amputasi sehingga perlu adanya pendidikan kesehatan dalam upaya pencegahan resiko gangguan perfusi jaringan perifer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan Terapi buerger allen exercise terhadap peningkatan pengetahuan penderita diabetes mellitus dalam upaya menurunkan resiko gangguan perfusi perifer. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis pre-eksperimental tipe one-group pretest-posttest dengan jumlah sampel sebanyak 68 orang yang diambil menggunakan Teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian ini Tmenunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden pada penelitian ini sebelum diberikan intervensi didapatkan Sebagian besar 51,6% berpengetahuan kurang. Dan setelah diberikan Pendidikan Kesehatan didapatkan Sebagian besar 69,1% berpengetahuan baik. Hasil uji analisis Wilcoxon sign rank test didapatkan nilai p adalah 0,001. Terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan terapi Buerger Allen exercise terhadap peningkatan pengetahuan penderita Diabetes mellitus dalam upaya menurunkan resiko gangguan perfusi jaringan perifer. Pemberian Pendidikan Kesehatan sangat efektif diberikan bagi penderita Diabetes Mellitus terutama berkaitan dengan pencegahan komplikasi.