Claim Missing Document
Check
Articles

Efektivitas low light emitting diode sebagai lampu pengumpul ikan untuk perikanan bagan tancap Adi Susanto; Sugeng Hari Wisudo; Mulyono Sumitro Baskoro; Mochammad Riyanto; Fis Purwangka
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.419 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.2.15582

Abstract

The effectiveness of the artificial lights on fishing activity with a fixed lift net is significant influences on the success of fishing operations. The used of color and intensity must be adjusted to the preferences, response and behavior of the target fish, due to the fish can be more quickly attracted and concentrated in the catchable area. The development of LED technology as an energy-saving lamp has a great opportunity to be applied as a fishing lamp for fixed lift net fisheries. The purpose of this study is to determine the effectiveness of low power LEDs as a fishing lamp based on fish behavioral response. The study was conducted on a research field laboratory that was built in the waters of the Banten Bay in July - August 2018. Test fish were collected from catches of the guiding barrier around the research vehicle. Data on response and behavior of fish to fluorescent lights, blue, green and white LEDs were recorded using 360 ° sonar and side imaging sonar. The results showed the green LEDs had better effectiveness in attracting, focusing and concentrating fish in the main zone than other types of lights. The fish gather more quickly, form groups and have a stable and consistent swimming pattern in the main lighting zone. Green LED is more appropriate to be used as a fishing lamp on fixed lift net fishing with an optimum intensity range of 4-20 μW cm².Keywords: Light, Intensity, Optimum, Response, BehaviorABSTRAKEfektivitas lampu yang digunakan pada proses penangkapan dengan bagan tancap sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan. Intensitas dan warna yang digunakan harus disesuaikan dengan preferensi, respons dan tingkah laku ikan target sehingga ikan lebih cepat terkumpul dan terkonsentrasi pada catchable area. Perkembangan teknologi LED sebagai lampu hemat energi berpeluang besar digunakan sebagai fishing lamp untuk perikanan bagan tancap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas low power LED sebagai lampu pemikat ikan berdasarkan aspek respons dan tingkah laku ikan. Penelitian dilakukan pada wahana penelitian yang dibangun di perairan Teluk Banten pada bulan Juli - Agustus 2018. Ikan uji diperoleh dari hasil tangkapan sero yang berada di sekitar wahana penelitian. Data respons dan tingkah laku ikan terhadap lampu neon, LED biru, hijau dan putih direkam menggunakan sonar 360° dan side imaging sonar. Hasil penelitian menunjukkan LED hijau memiliki efektivitas yang lebih baik dalam memikat, mengumpulkan dan mengkonsentrasikan ikan pada main zone dibandingkan jenis lampu lainnya. Ikan lebih cepat berkumpul, membentuk kelompok serta memiliki pola renang yang stabil dan konsistem di zona utama pencahayaan. LED hijau lebih tepat digunakan sebagai fishing lamp pada bagan tancap dibandingkan jenis lampu lainnya dengan intensitas optimum antara 4-20 μW/cm².Kata kunci: Cahaya, Intensitas, Optimum, Respons, Tingkah laku
KONSENTRASI EKSTRAK AKAR TUBA (Derris elliptica) SEBAGAI RACUN PATIN (Pangasius pangasius) Gondo Puspito; Mustaruddin; Hani Dwi Wijayanti; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 1 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.1.209-219

Abstract

Penelitian mencoba untuk menentukan konsentrasi ekstrak akar tuba yang efektif untuk meracuni patin (Pangasius pangasius) dan hubungan antara waktu pingsan dan pulih patin berdasarkan konsentrasi ekstrak racun tuba. Indikatornya didasarkan atas waktu pingsan tercepat dan waktu pulih terlama. Sebanyak 72 patin berukuran panjang total antara 13-37,5 cm dijadikan sebagai sampel penelitian. Konsentrasi ekstrak akar tuba minimal ditentukan 10 ppm, menengah 45 ppm, dan maksimal 80 ppm. Konsentrasi < 10 ppm tidak memberikan pengaruh apapun pada ikan, sedangkan konsentrasi > 90 ppm menyebabkan kematian ikan. Sementara kategori respon ikan disesuaikan dengan tabel McFarland (1959). Hasilnya adalah konsentrasi ekstrak akar tuba 80 ppm lebih baik dibandingkan dengan 45 ppm, dan 10 ppm. konsentrasi 80 ppm menyebabkan patin lebih cepat pingsan dan lebih lama pulih. Hubungan antara waktu pingsan tpn dan waktu pulih tpl untuk setiap konsentrasi ekstrak akar tuba dijelaskan oleh persamaan tpn dan waktu pulih tpl untuk setiap konsentrasi ekstrak akar tuba dijelaskan oleh persamaan tpl-80ppm = 9,4599 tpn--80ppm + 0,0553 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,996, tpl-45ppm = 8,4181 tpn-45ppm - 22,615 (r = 0,998), dan tpl-10ppm = 5,5104 tpn-10ppm - 56,115 (r = 0,997). Kata kunci: akar tuba, ekstrak, konsentrasi, patin, pingsan, pulih, racun
Analisis Risiko Pada Aktivitas Proses Penanganan Kerang Simping Di Cold Storage Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Achmad Bagus Solehudin; Mohammad Imron; Fis Purwangka; Didin Komarudin
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.42191

Abstract

Cold storage merupakan tempat yang biasa digunakan untuk penyimpanan barang sementara, terutama barang yang mudah busuk dan akan digunakan dalam jangka panjang. Pemanfaatan sistem refrigerasi pada cold storage menjadikan ruangan di area cold storage memiliki suhu yang rendah. Paparan suhu dingin yang dirasakan oleh para pekerja setiap hari, lama kelamaan akan mengakibatkan perubahan fisiologi, respon. kejiwaan, serta reaksi pelaku. Kondisi ini disebut dengan efek cold stress. Pekerja yang merasakan efek cold stress dapat meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Sehingga, perlu adanya analisis risiko untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di area cold storage. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan objek penelitian aktivitas proses penanganan kerang simping. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan wawancara, kemudian dianalisis dengan metode HTA (Hierarchy Task Analysis), IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), dan Analisis deskriptif. Hasil penelitian ini berupa informasi mengenai sumber bahaya dan nilai risiko kecelakaan kerja pada aktivitas proses penanganan kerang simping dalam bentuk bagan HTA dan juga Tabel IBPR. Berdasarkan data tersebut didapatkanlah persebaran tingkat risiko dan cara pengendalian potensi bahaya yang terjadi pada aktivitas proses penanganan kerang simping.
Efektivitas low light emitting diode sebagai lampu pengumpul ikan untuk perikanan bagan tancap Adi Susanto; Sugeng Hari Wisudo; Mulyono Sumitro Baskoro; Mochammad Riyanto; Fis Purwangka
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15582

Abstract

The effectiveness of the artificial lights on fishing activity with a fixed lift net is significant influences on the success of fishing operations. The used of color and intensity must be adjusted to the preferences, response and behavior of the target fish, due to the fish can be more quickly attracted and concentrated in the catchable area. The development of LED technology as an energy-saving lamp has a great opportunity to be applied as a fishing lamp for fixed lift net fisheries. The purpose of this study is to determine the effectiveness of low power LEDs as a fishing lamp based on fish behavioral response. The study was conducted on a research field laboratory that was built in the waters of the Banten Bay in July - August 2018. Test fish were collected from catches of the guiding barrier around the research vehicle. Data on response and behavior of fish to fluorescent lights, blue, green and white LEDs were recorded using 360 ° sonar and side imaging sonar. The results showed the green LEDs had better effectiveness in attracting, focusing and concentrating fish in the main zone than other types of lights. The fish gather more quickly, form groups and have a stable and consistent swimming pattern in the main lighting zone. Green LED is more appropriate to be used as a fishing lamp on fixed lift net fishing with an optimum intensity range of 4-20 μW cm².Keywords: Light, Intensity, Optimum, Response, BehaviorABSTRAKEfektivitas lampu yang digunakan pada proses penangkapan dengan bagan tancap sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan. Intensitas dan warna yang digunakan harus disesuaikan dengan preferensi, respons dan tingkah laku ikan target sehingga ikan lebih cepat terkumpul dan terkonsentrasi pada catchable area. Perkembangan teknologi LED sebagai lampu hemat energi berpeluang besar digunakan sebagai fishing lamp untuk perikanan bagan tancap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas low power LED sebagai lampu pemikat ikan berdasarkan aspek respons dan tingkah laku ikan. Penelitian dilakukan pada wahana penelitian yang dibangun di perairan Teluk Banten pada bulan Juli - Agustus 2018. Ikan uji diperoleh dari hasil tangkapan sero yang berada di sekitar wahana penelitian. Data respons dan tingkah laku ikan terhadap lampu neon, LED biru, hijau dan putih direkam menggunakan sonar 360° dan side imaging sonar. Hasil penelitian menunjukkan LED hijau memiliki efektivitas yang lebih baik dalam memikat, mengumpulkan dan mengkonsentrasikan ikan pada main zone dibandingkan jenis lampu lainnya. Ikan lebih cepat berkumpul, membentuk kelompok serta memiliki pola renang yang stabil dan konsistem di zona utama pencahayaan. LED hijau lebih tepat digunakan sebagai fishing lamp pada bagan tancap dibandingkan jenis lampu lainnya dengan intensitas optimum antara 4-20 μW/cm².Kata kunci: Cahaya, Intensitas, Optimum, Respons, Tingkah laku
Efektivitas low light emitting diode sebagai lampu pengumpul ikan untuk perikanan bagan tancap Adi Susanto; Sugeng Hari Wisudo; Mulyono Sumitro Baskoro; Mochammad Riyanto; Fis Purwangka
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15582

Abstract

The effectiveness of the artificial lights on fishing activity with a fixed lift net is significant influences on the success of fishing operations. The used of color and intensity must be adjusted to the preferences, response and behavior of the target fish, due to the fish can be more quickly attracted and concentrated in the catchable area. The development of LED technology as an energy-saving lamp has a great opportunity to be applied as a fishing lamp for fixed lift net fisheries. The purpose of this study is to determine the effectiveness of low power LEDs as a fishing lamp based on fish behavioral response. The study was conducted on a research field laboratory that was built in the waters of the Banten Bay in July - August 2018. Test fish were collected from catches of the guiding barrier around the research vehicle. Data on response and behavior of fish to fluorescent lights, blue, green and white LEDs were recorded using 360 ° sonar and side imaging sonar. The results showed the green LEDs had better effectiveness in attracting, focusing and concentrating fish in the main zone than other types of lights. The fish gather more quickly, form groups and have a stable and consistent swimming pattern in the main lighting zone. Green LED is more appropriate to be used as a fishing lamp on fixed lift net fishing with an optimum intensity range of 4-20 μW cm².Keywords: Light, Intensity, Optimum, Response, BehaviorABSTRAKEfektivitas lampu yang digunakan pada proses penangkapan dengan bagan tancap sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan. Intensitas dan warna yang digunakan harus disesuaikan dengan preferensi, respons dan tingkah laku ikan target sehingga ikan lebih cepat terkumpul dan terkonsentrasi pada catchable area. Perkembangan teknologi LED sebagai lampu hemat energi berpeluang besar digunakan sebagai fishing lamp untuk perikanan bagan tancap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas low power LED sebagai lampu pemikat ikan berdasarkan aspek respons dan tingkah laku ikan. Penelitian dilakukan pada wahana penelitian yang dibangun di perairan Teluk Banten pada bulan Juli - Agustus 2018. Ikan uji diperoleh dari hasil tangkapan sero yang berada di sekitar wahana penelitian. Data respons dan tingkah laku ikan terhadap lampu neon, LED biru, hijau dan putih direkam menggunakan sonar 360° dan side imaging sonar. Hasil penelitian menunjukkan LED hijau memiliki efektivitas yang lebih baik dalam memikat, mengumpulkan dan mengkonsentrasikan ikan pada main zone dibandingkan jenis lampu lainnya. Ikan lebih cepat berkumpul, membentuk kelompok serta memiliki pola renang yang stabil dan konsistem di zona utama pencahayaan. LED hijau lebih tepat digunakan sebagai fishing lamp pada bagan tancap dibandingkan jenis lampu lainnya dengan intensitas optimum antara 4-20 μW/cm².Kata kunci: Cahaya, Intensitas, Optimum, Respons, Tingkah laku
Design of Solar Powered Cooling Engine For Fishing Vessel ≤ 5 GT Didit Eko Setiawan; Budhi Hascaryo; Fis Purwangka; Vita Rumanti; Ari Purbayanto; Berbudi Wibowo
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i2.20314

Abstract

- The fishermen in Sendang Biru, Malang, East Java Province, Indonesia, using boat ≤5 GT, specifically an outrigger boat with 10,6 m Length of Overall (LoA), 1,3 m Breadth (B), and 0,7 m Depth (D), have experienced low priced fish catches for many years caused by low quality of fish handling on board. In this research, the researcher overcomes the problem by designing the solar powered cooling engine (SPCE) to maintain the caught fish quality on boat ≤5 GT, especially the boat with outrigger and size as previously mentioned. Meanwhile, the outrigger boat as mentioned above has limited in term of its space and its capacity on board. The research designed the SPCE that fitted to space and capacity of the outrigger boat. The stability of the boat had been analyzed by using IMO resolution on “IMO A.749 (18) Chapter 3”. The result of the analyses showed that the SPCE designed met the IMO criteria applicable to all ships, which has GZ Max 0,492 m at 25.5°, and as the general arrangement of the SPCE on the boat, the SPCE device put in the middle of the boat while in the back part of the boat is fisher working area.        
Estimation of Optimum Main Engine Power for a 14.5 m Wooden Purse Seine Vessel (Case Study of Motor Vessel (MV) Putra Abadi) Fis Purwangka; Daisy Rahma Rizal; Mohammad Imron; Sugeng Hari Wisudo
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i2.20476

Abstract

Small pelagic purse seine vessels in Jakarta are dominated by vessels with a length of 14.5 m. The vessel's hull construction was made by a traditional vesselyard using wood. The construction process only relies on the skills and habits of craftsmen. The choice of engine is only based on the size of the vessel and the price of the engine without calculating resistance. In general, the power of the purse seine main engine as the main mover is not suitable, causing wasteful fuel consumption. The fishing vessel engine used by MV Putra Abadi comes from a modified truck engine so that the fuel used does not comply with specifications. This research aims to determine the amount of power needed to move a Putra Abadi fishing vessel. The method used is direct observation by taking direct measurements of the dimensions of MV Putra Abadi. Next, the engine resistance and power are also calculated using the Holtrop resistance method in software. The Putra Abadi fishing vessel based on hydrostatic calculations showed that the block coefficient (Cb) is 0.425 at a speed of 7 knots, the resulting resistance is 2.5 kN. While at a maximum speed of 8 knots the BHP is 98.82. The power requirement of Putra Abadi fishing vessel according to this calculation is only 46% of the engine power currently used.
Assessment of Occupational Safety Risks in Ship Repairs at the Fisheries Service Employees Cooperative Shipyard (FSECS) Ilham Sudrajat; Fis Purwangka; Budhi Hascaryo Iskandar
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i1.20084

Abstract

Various activities at the FSEC shipyard found many potential dangers in each element of work activity. The FSEC shipyard requires risk assessments and critical points in each ship repair activity to overcome these problems. So, research is structured with the aim; a) identify and describe repair activities at FSEC yards; b) determine critical points along the repair, along with sources of danger and consequences. This research data analysis uses the FMEA method to identify each type of work and risk assessment. Based on the identification that are assumed to be crucial in the flow of ship repair activities, 26 activities were recorded including; a) preparation 10; b) process 10 and; c) post ship  docking 6. Based on 26 activities, a total of 40 ships were recorded as sources of danger from docking preparations, ship docking processes and post-ship docking. Based on the results of data processing and analysis, it was concluded that 6 activities were included in the critical risk category, including; holding the ship as it is being lowered, the ship entering the docking area, removing the remaining barnacles, turning on the grinder, grinding the upper and lower hull of the ship and getting on and off the ship.
Pengenalan Inovasi Teknologi Rumpon Booster Protein Hewani pada Perikanan Payang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Zulkarnain; Wahju, Ronny Irawan; Purwangka, Fis; Mawardi, Wazir; Maulana, Firman; Kasma, Ende; Budiman, Muhammad Syarif
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpim.6.1.28-39

Abstract

Pemberdayaan masyarakat nelayan payang di Palabuhanratu sangat dibutuhkan untuk mendapatkan solusi permasalahan terhadap produktivitas alat tangkap payang yang semakin rendah, terutama saat musim paceklik dan musim ikan sedang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi nelayan payang, mengukur faktor teknis perikanan payang dan memberikan rekomendasi strategi pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan dengan melakukan FGD, sosialisasi aspek IPTEKs dan uji coba penggunaan inovasi teknologi rumpon booster protein hewani pada kapal payang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November – Desember 2023 dengan teknik wawancara terhadap 20 nelayan pemilik kapal dan 20 nelayan ABK. Uji coba penangkapan ikan dilakukan sebanyak 10 trip dengan kapal payang perlakuan dan kontrol di Teluk Palabuhanratu. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa nilai skor faktor teknis yang diperoleh nelayan pemilik kapal sebesar 1,60 dan nelayan ABK sebesar 1,33 dengan rata-rata sebesar 1,50. Atribut yang paling rentan bagi nelayan pemilik kapal adalah alat bantu penangkapan sebesar 1,00. Hasil tangkapan ikan pelajis banyak diperoleh pada kapal payang perlakuan, karena pengaruh dari penggunaan rumpon booster protein hewani yang menyebabkan ikan-ikan berlimpah di permukaan air. Kapal-kapal payang kontrol bila tidak mendapatkan kemunculan ikan di permukaan air, maka kapal payang akan di arahkan ke perairan yang lebih dangkal untuk mendapatkan jenis ikan demersal, seperti eteman dan ikan layur. Pola berburu ikan pada operasi siang hari akan mengakibatkan penggunaan BBM yang cukup besar karena tidak ada kemunculan ikan di permukaan. Dengan demikian, penggunaan alat bantu penangkapan ikan yang disebut dengan rumpon booster protein hewani dibutuhkan oleh kapal payang operasi siang hari.
PRODUKTIVITAS DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN CAKALANG DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN 572 Simbolon, Domu; Wahju, Ronny Irawan; Purwangka, Fis
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.2.2024.99-109

Abstract

Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan ikan ekonomis penting di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572. Informasi mengenai produktivitas ikan cakalang penting sebagai dasar untuk meningkatkan efektivitas operasi penangkapan serta memperoleh keuntungan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas tangkapan atau catch per unit effort (CPUE) perikanan cakalang berdasarkan unit penangkapan ikan yang ada di Wilayah Pengelolaan Perikanan 572 yaitu handline, rawai tuna, purse seine, dan mini purse seine;  menghitung produktivitas penangkapan secara temporal; dan menghitung indeks musim penangkapan (IMP) perikanan cakalang di WPP 572. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder dengan menggunakan metode analisis CPUE. Hasil penelitian produktivitas hasil tangkapan ikan cakalang unit penangkapan handline, rawai tuna, purse seine, dan mini purse seine tiap bulannya yaitu 6,89 ton/trip, 5,81 ton/trip, 5,91 ton/trip, 4,85 ton/trip, 6,93 ton/trip, 6,52 ton/trip, 7,29 ton/trip, 6,41 ton/trip, 5,29 ton/trip, 6,50 ton/trip, 5,92 ton/trip,  dan 5,59 ton/trip. Produktivitas secara temporal 811,0563 ton pada musim barat; 665,75 ton pada musim peralihan bulan April-Mei; 885,3938 ton pada musim timur; dan 960,75 ton pada musim peralihan bulan Oktober-November. Nilai Indeks Musim Penangkapan (IMP) ikan cakalang di WPP 572 Musim penangkapan puncak terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, Oktober, Desember. Musim sedang terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Agustus, September, November.
Co-Authors . Fahmi Achmad Bagus Solehudin Achmad Tan'im Makky Gemilang Adi Adi Guna santara, Adi Adi Guna Santara Adi Guna Santara, Adi Guna Adi Purwandana Adi Purwandana Adi Susanto Adi Susanto Adi Susanto Agustian, Yoppie Akhmad Solihin Al Hafidz Maulana Aldanita, Ega Alfin Yuwana Putra Alhusna, Indra Sundara Alifah Fidela Andhika Prima Prasetyo Andri Prastyo Andri Pratama Anggraini Cahyaningtias Anjaya Purwa Wiyastra Ari Purbayanto Asriani, Ayu Ayu Asriani Bastian Putrayadi Silalahi Berbudi Wibowo Budhi H. Iskandar Budhi H. Iskandar Budhi Hascaryo Budhi Hascaryo Iskandar Budi Hascaryo Iskandar Budiman, M. Syarif Budiman, Muhamad Syarif Budiman, Muhammad Syarif Budy Wiryawan Bunga Mega Aprilia Daisy Rahma Rizal Darmawan Deni Achmad Soeboer Deta Oryzae Saputra Dewa Made Juli Santika Didit Eko Setiawan Dinda Ayu Lestari Domu Simbolon Dudi Firmansyah Dwi Putra Yuwandana Dwi Putra Yuwandana Efendi Yusuf Firmansyah Yulianto Eko Sulkhani Yulianto Elvanri Anggi Widianti Ende Kasma Erlin Nur Yustikaningsih Ernani Lubis Erwiantono Etika Ariyanti Hidayat Exist Saraswati Fahmi Fahmi Fidratul Ikhsan Firman Maulana, Firman Fuah, Ricky Winrison Furqan . Gondo Puspito Hamba Ainul Mubarok Hani Dwi Wijayanti Hutagalung, Bronx Andar Ignatius Viktor Deornay Ilham Sudrajat Indah Ainun Firdaus Ismajaya . Izza Mahdiana Apriliani Januar, Januar John Haluan John Haluan Jonh Haluan Jonson Lumban Julia Eka Astarini Khobir, Muhammad Latiful M Syarif Budiman M. Fedi A Sondita M. Riyanto Mahdi Amin Marbun, Ahmad Sadiqi Meilinda, Desi Mochammad Riyanto Mohammad Imron Mugi Nurhayati Muhamad Fahariman Yudiardi Muhamad Rizki Riantoro Muhammad Arif Muhammad Fatih Khairi Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Hafizh Adinugorho Muhammad Imron Muhammad Iqbal Muhammad Nur Iqbal Muhammad Romli dan Suprihatin Andes Ismayana Muhammad Setiawan Mulyono S. Baskoro Muna, Zakyatul Mustaruddin Namira Septiani Novita Virlydianty Nugraha, Ridwan Maulana Nur Atika Hasibuan Nuranisah, Reghina Yasmine Nurhayati, Mugi Nurtsani Liliana Nurul Faizatil Jannah Permana, Arik Pratama, Agung Budi Prayudha, Daffa Prihatin Ika Wahyuningrum Prori Vitaliano Latief Ramadhan, Muhammad Haykal Ressa S Syahlevi Resti Sir Hartini Retno Muninggar Reza Akhmad Syahbana Ridwan Maulana Nugraha Riris Nurkayah Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani Ryan Suryadi Putra Sakina, Nymas Sidratus Saputra, Deta Oryzae Saraswati, Exist Sayyid Sabiq Singgih Prihadi Aji Singgih Prihadi Aji Sudirman Aditia Nugraha Sugeng H. Wisudo Sugeng Hari Wisudo Sugertiani Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Sunedi Sunedi Suparman Sasmita Tiaraningtyas, Dyah Ayu Tigor Wahyudi Tri Wiji Nurani Vita Rumanti Wasir Mawardi Wazir Mawardi Widianti, Elvanri Anggi Widuri Putri Branenda Yadudin . Yohanes DBR Minggo Yopi Novita Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain . Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain