Claim Missing Document
Check
Articles

TINGKAT KONSEKUENSI BAHAYA PADA AKTIVITAS PENGAWASAN KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PERIKANAN DI POS PELAYANAN JAKARTA Ismajaya .; Fis Purwangka; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.789 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.35-45

Abstract

Kegiatan pengawasan penangkapan ikan di Pelabuhan dianggap kegiatan rutin tanpa memperhitungkan konsekuensi bahaya akibat kerja bagi pengawas perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai besarnya konsekuensi bahaya kegiatan pengawasan kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan. Metode Hazard Analysis and Risk Assessment (HIRA) digunakan dalam analisis data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kegiatan pengawasan kedatangan dan keberangkatan kapal terdiri dari enam kegiatan utama. Hasil analisis dengan metode HIRA menunjukkan bahwa keenam kegiatan utama berdampak pada delapan jenis konsekuensi yaitu  fatalities, injuries, evaquation, property damage, critical infrastructure, enviromental damage, bussiness financial impact dan psicosocial impact. Nilai terbesar konsekuensi dari kegiatan pengawasan kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan berada pada kegiatan pra-pengawasan dan pasca-pengawasan  dalam aktivitas perjalanan dari dan menuju pos pelayanan. Nilai total konsekuensi adalah 12 termasuk kedalam kriteria konsekuensi 5 yaitu very severe (sangat parah). Kegiatan pengawasan kedatangan dan keberangkatan kapal penangkap dan kapal pengangkut ikan masing-masing memberikan nilai total konsekuensi terbesar adalah 10 termasuk kriteria konsekuensi 4 severe (parah) dalam aktivitas perjalanan dari dan menuju objek pengawasan, pemeriksaan VMS dan pemeriksaan CCTV. Kegiatan pengawasan kedatangan dan keberangkatan kapal secara keseluruhan memberikan konsekuensi bahaya terbesar terhadap injuries dan property damage.Kata kunci : Pengawas Perikanan, Kedatangan kapal, Keberangkatan kapal, HIRA
POLA PENGGUNAAN PELUMAS PADA MESIN KAPAL NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KOTA KENDARI Etika Ariyanti Hidayat; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka; Deni Achmad Soeboer
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.189 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.85-93

Abstract

Penambahan pelumas sering dilakukan oleh nelayan tanpa memperhatikan dampak terhadap mesin.  Nelayan menduga dengan melakukan penambahan pelumas akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus melakukan penggantian secara berkala. Secara umum mereka melakukan penambahan jika merasa volume dalam tangki mengalami pengurangan setelah melakukan pengecekan dan melakukan penggantian pelumas tanpa mempertimbangkan jangka waktu penggunaan pelumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner. Total responden 12 kapal, dan 2 dari 12 kapal dijadikan objek dalam perlakuan pengambilan sampel. Kapal 1 dengan mesin Mitsubishi 6D22 dan Kapal 2 dengan Mitsubishi 6D16. Konsumsi pelumas kedua kapal yaitu 20 liter per bulan. Kapal 1 melakukan penambahan pelumas setiap (6 jam, 13 jam, dan 20 jam), sedangkan kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip (12 jam, 24 jam, 36 jam). Pola penggunaan pelumas yang digambarkan dari total responden memperlihatkan  tingkat kecenderungan nelayan di PPI Kota Kendari dalam penambahan dan penggantian. Nelayan dengan frekuensi penambahan lebih banyak memiliki jangka waku penggantian pelumas lebih lama dengan kecenderungan 57 persen dibanding penggantian dengan angka 43 persen. Pola penambahan dan penggantian pelumas yang digambarkan dipengaruhi oleh jumlah trip dan durasi trip. Waktu penambahan dan penggantian pelumas di PPI Kendari berdasarkan prediksi dan kebutuhan mesin kapal.Kata Kunci : kapal, konsumsi pelumas, mesin, pelumas
PENENTUAN LOKASI PENANGKAPAN IKAN KARANG DI PERAIRAN PESISIR TIMUR PULAU KEI BESAR MALUKU TENGGARA Exist Saraswati; Fis Purwangka; Wazir Mawardi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 1 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.722 KB) | DOI: 10.29244/core.3.1.105-124

Abstract

Ikan karang merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi dan sering dimanfaatkan sebagai target tangkapan oleh nelayan. Keberhasilan pemanfaatan ikan karang agar optimal didukung oleh beberapa faktor, salah satunya daerah penangkapan ikan. Namun kondisi yang terjadi di masyarakat Pulau Kei Besar adalah bahwa mereka belum mengetahui daerah penangkapan ikan yang potensial. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kekayaan jenis dan indeks ekologi ikan karang di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar, mengidentifikasi kelimpahan ikan karang yang layak tangkap di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar, serta menentukan daerah potensial penangkapan ikan karang di perairan pesisir timur Pulau Kei Besar. Penelitian ini berlangsung dari Oktober 2018 hingga Februari 2019 dimana pengambilan data lapangnya mengambil 9 titik lokasi pada tanggal 3–18 November 2018 dengan menerapkan metode Underwater Visual Census. Analisis yang dilakukan adalah menghitung kelimpahan ikan, biomassa, komposisi jenis, indeks ekologi, ukuran layak tangkap dan pembobotan untuk menentukan daerah penangkapan ikan potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan dan biomassa ikan paling tinggi terdapat di lokasi Fako dengan 4 dari 9 lokasi pengamatan memiliki persentase jenis ikan yang sudah layak tangkap lebih besar daripada yang belum layak tangkap. Lokasi perairan Kilwait, Ohoirenan, Ngufit Bawah, dan Yamtel bukan daerah yang potensial untuk menangkap ikan karang. Perairan Weduar, Hollat, dan Ohoifau merupakan perairan yang cukup potensial untuk menangkap ikan karang serta perairan Ohoiwait dan Fako merupakan perairan yang potensial untuk menangkap ikan karang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada nelayan terkait daerah penangkapan ikan agar kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan lebih optimal. Kata Kunci: ikan karang, lokasi penangkapan ikan, pulau Kei Besar, underwater visual census
Measurement of Intensity and Penetration of Light Underwater and TL (Turbular Lamp) LED (Light Emitting Diode) Lamp in Floating Bag Ronny I Wahju; M. Riyanto; Suparman Sasmita; Ressa S Syahlevi; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 2 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.824 KB) | DOI: 10.29244/core.3.2.145-153

Abstract

Penelitian pengukuran sebaran intensitas pada lampu TL dan lampu LED bawah air pada bagan rakit telah dilakukan di perairan Palabuhanratu. Tujuan penelitian mengukur iluminasi dan sebaran cahaya lampu LED 60 watt, TL 390 dan 585 watt serta mengidentifikasi hasil tangkapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan mengikuti kegiatan langsung operasi penangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetrasi cahaya lampu LED 60 watt mampu menembus perairan hingga kedalaman 9 meter. Nilai tertinggi terdapat pada titik 0, kedalaman 1 meter dengan nilai 2,5x10-4 watt/cm2 dan titik terendah terdapat pada titik 1 pada kedalaman 9 meter dengan nilai 3E-005 watt/cm2. Penetrasi cahaya kedua lampu TL yaitu TL 390 dan 585 watt hanya mampu menembus air hingga kedalaman 3-4 meter. Pengukuran lampu TL 390 watt didapatkan nilai tertinggi pada titik 0 di kedalaman 0 meter dengan nilai 0,358 watt/cm2. Pengukuran lampu TL 585 watt didapatkan nilai tertinggi pada titik 0 di kedalaman 1 meter dengan nilai 0.819 watt/cm2. Hasil tangkapan LED didominasi oleh ikan petek sebesar 94%, lampu TL 390 dan TL 585 watt didominasi ikan teri (Stolephorus sp) sebesar 55% dan 49%. Kata kunci: bagan rakit, lampu LED, lampu TL
Modification Collapsible Pot on Blue Swimming Crab (Portunus sp.) Fisheries in Northern Pemalang Waters, Central Java Zulkarnain Zulkarnain; Ronny Irawan Wahju; Tigor Wahyudi; Fis Purwangka; Dwi Putra Yuwandana
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 2 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.733 KB) | DOI: 10.29244/core.3.2.155-167

Abstract

This research uses collapsible pots from the modified of collapsible pots belong local fishermen who have two doors becomes single door (as treatments), but its have measure four times bigger than fisherman’s collapsible pot. The aim of this study is to compare the catch composition of blue swimming crab such as the quantity, carapace length and weight, catch worthiness and productivity of modification collapsible pots compare with the fisherman's collapsible pot as a control. This study used 2 treatments, 15 pairs of collapsible pots in each treatment and 20 repetitions. The results showed that the control collapsible pots have caught of blue swimming crab 159 individuals and weighing 19.1 kg, while the modification collapsible pots have 128 individuals and weighing 15.06 kg. Modification collapsible pots have catch worthiness 97% more catchability compared to 84% of control collapsible pot. Results of the statistical tests shows that the blue swimming crabs catch have no significant effect in weight (kg) but its have a significant effect on the number (individual). The total value of productivity that control collapsible pot is greater than modification collapsible pot. Key words: blue swimming crab, modification collapsible pot, productivity
POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichiurus spp) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT Widuri Putri Branenda; Zulkarnain; Retno Muninggar; Fis Purwangka; Izza Mahdiana Apriliani
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 3 No. 3 (2019): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8051.204 KB) | DOI: 10.29244/core.3.3.297-310

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan layur di perairan Teluk Palabuhanratu umumnya menggunakan pancing layur dan ikan layur merupakan salah satu komoditas ekspor penting dan dominan tertangkap. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan penangkapan yaitu pengetahuan mengenai musim penangkapan ikan layur. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola musim penangkapan ikan layur, hubungan panjang dan berat ikan layur, mengetahui Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan layur, dan hubungan panjang total dengan panjang mulut dan lebar bukaan mulut ikan layur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah metode rata-rata bergerak, metode hubungan panjang dan berat, analisis CPUE dan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indeks musim penangkapan diketahui pola musim ikan layur terdapat pada bulan Desember, Februari, Maret, April, Oktober dan November. Hubungan panjang dan berat ikan layur bersifat alometrik negatif yang berarti pola pertumbuhan panjang ikan layur lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Hubungan CPUE dengan effort merupakan hubungan yang positif dengan y = 0,0016x + 12,337. Pertambahan panjang ikan layur akan mempengaruhi panjang mulut dan lebar bukaan mulut ikan layur. Kata kunci: CPUE, musim penangkapan, Palabuhanratu, pancing layur
KESELAMATAN KERJA AKTIVITAS BONGKAR KAPAL BOUKE AMI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA MUARA ANGKE Erlin Nur Yustikaningsih; Budhi Hascaryo Iskandar; Fis Purwangka
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.047-057

Abstract

Salah satu lingkup keselamatan kerja pada nelayan yaitu pada aktivitas bongkar hasil tangkapan. Aktivitas bongkar merupakan proses penurunan hasil tangkapan ke dermaga sampai ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kegiatan bongkar memiliki potensi kecelakaan kerja paling tinggi, karena pada kegiatan tersebut banyak melibatkan orang dalam aktivitasnya serta terdapat konsekuensi bahaya yang dikategorikan dalam bahaya besar. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi aktivitas bongkar kapal bouke ami di PPN Muara Angke, menghitung tingkat risiko aktivitas bongkar anak buah kapal bouke ami, serta memberikan rekomendasi agar keselamatan kerja ABK pada aktivitas bongkar lebih terjamin. Metode dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara kepada nelayan dan ABK mengenai aktivitas kegiatan bongkar dan potensi bahaya yang ada. Analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif, analisis Hierarchical Task Analysis, dan metode Job Safety Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 42 aktivitas pada kegiatan bongkar. Analisis HTA dan JSA menunjukkan dari 42 aktivitas tersebut terdapat 10 (18.18%) aktivitas yang termasuk kategori ringan, 29 (52.73%) aktivitas yang termasuk kategori menengah, 9 (16.36%) aktivitas yang termasuk kategori berat, dan 7 (12.73%) aktivitas yang termasuk kategori fatal. Terdapat beberapa aktivitas yang mempunyai lebih dari satu kategori. Penerapan pengendalian risiko dapat menurunkan tingkat risiko ke kategori yang lebih rendah. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kelengkapan fasilitas berupa life vest terutama pada persiapan operasi serta dibutuhkan pengemudi transportasi hasil tangkapan yang bersertifikat guna mencegah terjadinya kecelakaan yang bersertifikat guna mencegah terjadinya kecelakaan yang bersifat fatal. Kata kunci: aktivitas bongkar, kapal bouke ami, keselamatan kerja
PEMUTAKHIRAN KURIKULUM SERTIFIKASI ANKAPIN I BERDASARKAN STCW-F 1995 Nur Atika Hasibuan; Fis Purwangka; Domu Simbolon
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.241-256

Abstract

Sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan tingkat 1 (ANKAPIN-I) adalah sertifikat yang wajib dimiliki oleh nakhoda dan perwira jaga navigasi sebagai bukti keterampilan dan keahlian yang dimiliki untuk bekerja di atas kapal ikan penangkapan ikan yang berukuran 24 meter atau lebih. Kurikulum sertifikasi ANKAPIN-I di Indonesia harus sesuai konvensi STCW-F 1995 dengan harapan nakhoda dan perwira jaga navigasi yang bekerja di atas kapal asing diperlakukan sesuai peraturan yang berlaku. Penelitian bertujuan (1) Menentukan kesesuaian kurikulum kompetensi STCW-F 1995 dengan kurikulum sertifikasi di Indonesia melalui jalur pendidikan, (2) Menentukan pencapaian kompetensi STCW-F 1995 di lembaga pendidikan di Indonesia. Metode penelitian dilakukan dengan studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif dan analisis konten kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum maupun elemen dalam pengambilan sertifikasi ANKAPIN-I di lembaga pendidikan Indonesia belum sesuai dengan konvensi STCW-F 1995. Untuk mempersamakan kurikulum ANKAPIN I diperlukan pemutahiran kurikulum dan elemen terkait tata laksana keselamatan FAO/ILO/IMO untuk awak kapal ikan 24 meter ke atas, pencegahan kebakaran, alat-alat pemadam kebakaran, penyelamatan, pencarian dan pertolongan, pelayanan medis, metode untuk mendemonstrasikan keterampilan serta memberikan sanksi kepada lembaga pendidikan yang melanggar konvensi STCW-F 1995. Kata kunci: konvensi STCW-F 1995, lembaga pendidikan, sertifikat ANKAPIN-I
TURBIN ANGIN MINI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PENANGKAP IKAN Dudi Firmansyah; Fis Purwangka; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 2 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.2.149-158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu (siang dan malam) terhadap besarnya kecepatan angin (km/jam) di daerah penelitian, mengetahui tipe angin berdasarkan kecepatan angin (km/jam) rata-rata di daerah penelitian menurut tabel skala Beaufort, mengetahui pengaruh jumlah 3 sudu dan 6 sudu pada turbin angin terhadap kecepatan putaran per menit (rpm) alternator, mengetahui perbandingan lama waktu pengisian baterai oleh turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu, mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menghidupkan rangkaian lampu LED. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan, yaitu melakukan uji coba turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan analisis lanjut. Waktu (siang dan malam) memberikan pengaruh terhadap besarnya kecepatan angin. Turbin angin dengan 6 sudu menghasilkan kecepatan (rpm) alternator lebih besar dibandingkan dengan 3 sudu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ampere baterai sampai penuh dengan 3 sudu yaitu 1 jam 45 menit, sedangkan dengan 6 sudu waktu yang dibutuhkan hanya 1 jam 30 menit. Energi yang dihasilkan turbin angin mini dengan 6 sudu mampu untuk menghidupkan tiga buah rangkaian lampu LED (putih, merah, dan hijau) selama 125,6 jam atau sama dengan ± 5 hari. Kata kunci: turbin angin mini
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MINYAK PADA KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Daisy Rahma Rizal; Fis Purwangka; Mohammad Imron; Sugeng Hari Wisudo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.029-042

Abstract

Fasilitas penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Instalasi Bahan Bakar Minyak merupakan salah satu fasilitas fungsional pelabuhan perikanan. Namun nelayan masih kesulitan dalam mengakses BBM dengan harga normal dan stok yang tersedia tidak pasti. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah BBM yang dibutuhkan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, mengidentifikasi jenis dan menghitung jumlah BBM yang disediakan penyalur BBM resmi, serta menentukan persediaan kebutuhan BBM dan merekomendasikan distribusi BBM yang baik bagi nelayan di PPN Palabuhanratu. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis matematika sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan PPN Palabuhanratu membutuhkan BBM jenis solar dan bensin. Kebutuhan solar subsidi oleh kapal ≤30 GT sebesar 568.041 liter selama satu tahun. Kebutuhan solar industri sebanyak 2.556.000 liter dalam setahun. BBM jenis bensin yang dibutuhkan sebesar 676.202 liter dalam setahun. Rekomendasi untuk pendistribusian BBM yang lebih baik adalah melakukan penyederhanaan administasi perikanan agar mudah dalam mengakses BBM subsidi (satu identitas multifungsi), menggunakan perhitungan hasil penelitian untuk referensi kuota BBM dan membuka informasi akses kuota ketersediaan BBM untuk sektor perikanan pada setiap tempat pengisian BBM di sekitar PPN Palabuhanratu, dan membuat mekanisme terstruktur dan pengawasan ketat untuk pembelian BBM subsidi dan non-subsidi. Kata kunci: BBM, bensin, kapal perikanan, PPN Palabuhanratu, solar
Co-Authors . Fahmi Achmad Bagus Solehudin Achmad Tan'im Makky Gemilang Adi Adi Guna santara, Adi Adi Guna Santara Adi Guna Santara, Adi Guna Adi Purwandana Adi Purwandana Adi Susanto Adi Susanto Adi Susanto Agustian, Yoppie Akhmad Solihin Al Hafidz Maulana Aldanita, Ega Alfin Yuwana Putra Alhusna, Indra Sundara Alifah Fidela Andhika Prima Prasetyo Andri Prastyo Andri Pratama Anggraini Cahyaningtias Anjaya Purwa Wiyastra Ari Purbayanto Asriani, Ayu Ayu Asriani Bastian Putrayadi Silalahi Berbudi Wibowo Budhi H. Iskandar Budhi H. Iskandar Budhi Hascaryo Budhi Hascaryo Iskandar Budi Hascaryo Iskandar Budiman, M. Syarif Budiman, Muhamad Syarif Budiman, Muhammad Syarif Budy Wiryawan Bunga Mega Aprilia Daisy Rahma Rizal Darmawan Deni Achmad Soeboer Deta Oryzae Saputra Dewa Made Juli Santika Didit Eko Setiawan Dinda Ayu Lestari Domu Simbolon Dudi Firmansyah Dwi Putra Yuwandana Dwi Putra Yuwandana Efendi Yusuf Firmansyah Yulianto Eko Sulkhani Yulianto Elvanri Anggi Widianti Ende Kasma Erlin Nur Yustikaningsih Ernani Lubis Erwiantono Etika Ariyanti Hidayat Exist Saraswati Fahmi Fahmi Fidratul Ikhsan Firman Maulana, Firman Fuah, Ricky Winrison Furqan . Gondo Puspito Hamba Ainul Mubarok Hani Dwi Wijayanti Hutagalung, Bronx Andar Ignatius Viktor Deornay Ilham Sudrajat Indah Ainun Firdaus Ismajaya . Izza Mahdiana Apriliani Januar, Januar John Haluan John Haluan Jonh Haluan Jonson Lumban Julia Eka Astarini Khobir, Muhammad Latiful M Syarif Budiman M. Fedi A Sondita M. Riyanto Mahdi Amin Marbun, Ahmad Sadiqi Meilinda, Desi Mochammad Riyanto Mohammad Imron Mugi Nurhayati Muhamad Fahariman Yudiardi Muhamad Rizki Riantoro Muhammad Arif Muhammad Fatih Khairi Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Hafizh Adinugorho Muhammad Imron Muhammad Iqbal Muhammad Nur Iqbal Muhammad Romli dan Suprihatin Andes Ismayana Muhammad Setiawan Mulyono S. Baskoro Muna, Zakyatul Mustaruddin Namira Septiani Novita Virlydianty Nugraha, Ridwan Maulana Nur Atika Hasibuan Nuranisah, Reghina Yasmine Nurhayati, Mugi Nurtsani Liliana Nurul Faizatil Jannah Permana, Arik Pratama, Agung Budi Prayudha, Daffa Prihatin Ika Wahyuningrum Prori Vitaliano Latief Ramadhan, Muhammad Haykal Ressa S Syahlevi Resti Sir Hartini Retno Muninggar Reza Akhmad Syahbana Ridwan Maulana Nugraha Riris Nurkayah Ronny I. Wahju Roza Yusfiandayani Ryan Suryadi Putra Sakina, Nymas Sidratus Saputra, Deta Oryzae Saraswati, Exist Sayyid Sabiq Singgih Prihadi Aji Singgih Prihadi Aji Sudirman Aditia Nugraha Sugeng H. Wisudo Sugeng Hari Wisudo Sugertiani Sulaeman Martasuganda Sulaeman Martasuganda Sunedi Sunedi Suparman Sasmita Tiaraningtyas, Dyah Ayu Tigor Wahyudi Tri Wiji Nurani Vita Rumanti Wasir Mawardi Wazir Mawardi Widianti, Elvanri Anggi Widuri Putri Branenda Yadudin . Yohanes DBR Minggo Yopi Novita Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain . Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain