Praktik akuntansi lingkungan di Indonesia sampai saat ini belum efektif. Masih terdapat pencemaran lingkungan yang diakibatkan adanya limbah industri. Perusahaan teksil dan garmen termasuk perusahaan yang memiliki limbah yang dapat mencemari lingkungan, seperti zat kimia yang terkadung pada bahan tekstil atas limbah tersebut. Jika limbah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan merusak lingkungan sekitar bahkan merusak dunia. Seiring dengan kian seriusnya krisis sosial dan lingkungan, sejumlah pihak menuding akuntansi dan para akuntan adalah salah satu pihak pemicu terjadinya krisis tersebut. Hal ini disebabkan karena praktik akuntansi selama ini hanya berfokus pada transaksi-transaksi keuangan atau yang bersifat keuangan. Sementara transaksi atau peristiwa-peristiwa sosial dan lingkungan, yang sebenarnya menjadi pilar dasar bisnis, cenderung diabaikan dalam proses akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali dan memberikan bukti empiris tentang penelitian yang berkaitan dengan penerapan Green Accounting. Variabel independen dalam penelitin ini yaitu Green Accounting sebagai X1 dan Profitabilitas sebagai X2, sedangkan variable dependen dalam penelitian yaitu Harga Saham. Penelitian menggunakan data laporan keuangan perusahaan tesktil dan garmen yang sudah terdaftar di BEI. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 21 perusahaan. Dengan menggunakan teknik purposive sampling sebagai pemilihan sampelnya didapat 12 perusahaan. Data dari sampel perusahaan akan di uji menggunakan analisis regresi linier berganda yang diolah menggunakan eviews 10. Peneliti berharap penelitian yang telah dipublikasi ini dapat dibaca oleh peneliti lain dan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan dan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Selain itu, investor juga diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai refrensi untuk menentukan keputusan berinvestasi.