Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Komunikasi

Pseudo Power Tiga Periode pada Jaringan Komunikasi Islam Tradisional dan Modern di Media Sosial Twitter Irwan Dwi Arianto; Rachmah Ida; Kacung Marijan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 21, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v21i2.9932

Abstract

Isu tiga (3) periode digulirkan elit partai politik Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), memiliki kedekatan sejarah dengan dua ormas besar Islam di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Isu juga dibicarakan oleh follower Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Perkembangan isu tiga (3) periode dapat dipahami melalui media sosial yang selama ini sulit diukur melalui metode tradisional (survei). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perkembangan isu dan mengidentifikasi jaringan Islam Tradisional dan Modern di media sosial Twitter. Metode penelitian menggunakan metode riset sosial berbasis big data dengan analisis jaringan komunikasi. Menggunakan kata kunci “tiga (3) periode” melalui NodeXL dan ASIGTA teridentifikasi 12.818 pengguna membentuk 43.913 hubungan dalam sembilan (9) relasi percakapan. Hasil penelitian menemukan Top Influencer yaitu @jokowi, @fahmiagustian, @nephilaxmus, @andiarief__, @bachrum_achmadi, @jimlyas, @democrazymedia, @goel578, @cnnindonesia dan @_ekokuntadhi. Aktor Islam Tradisional 8,65%, Islam Modern 12,75%, Nusantara Berkemajuan 5,01%, dan Alternatif 73,59%. Pembicaraan Islam Tradisional 8,23%, Islam Modern 16,09%, Nusantara Berkemajuan 6,13%, dan Alternatif 69,55%. Sentimen percakapan negatif sebesar 44,05%, netral sebesar 25,49%, dan positif sebesar 30,46% menunjukkan mayoritas penolakan dan ketidaksetujuan. Penelitian ini memberi kontribusi terbentuknya isu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor pada ruang kontestasi media sosial Twitter.
Why We Should See YouTube From Digital Ecology Perspective Romdhi Fatkhur Rozi; Romdhi Fatkhur Rozi; Rachmah Ida; Budi Irawanto
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 22, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v22i1.9113

Abstract

This study is a critical perspective in exploring changes in social, cultural and political forms related to the development of contemporary communication technology. The main theme of this research is YouTube's digital space with the topic of utilizing the main features of geo-tagging, hashtags and live streaming. Researchers observed three content creators in utilizing the features of the digital platform to carry out social interactions and actions. The purpose of this study is to explain that the character of the users and the current use of digital platforms is a representation of the interaction and socio-cultural situation of contemporary society as a part of the digital ecosystem. This research is qualitative in nature with specific observations on micro phenomena, so the results are not generalizations, but in the form of data findings to support the hypothesis, namely the importance of a critical perspective of digital ecology to explain contemporary digital ecosystem phenomena. This article is supported by comparative descriptions and descriptions of the development of several theoretical models as well as social-technological changes that have occurred before. This research contributes to providing an important perspective that media and technology studies must move from discussions about human and technology interactions, to discussions about human interactions in technology. As a study of ongoing phenomena, the researcher places this research by opening up to the potential for the latest changes that can occur along with technological developments.
Digital Activism of Health Professional during Pandemic: a Lesson Learned from @Pandemictalks Wijaya, Gustaf; Wahyudi, Irfan; Ida, Rachmah
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 21 No 3 (2023): Desember 2023
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v21i3.9067

Abstract

Ketika pandemi COVID-19 menyebar, aktivisme digital muncul sebagai respons terhadap infodemik di Indonesia. Studi ini berfokus pada aktivisme digital Pandemictalks dan bertujuan untuk mengeksplorasi tujuan, strategi, dan dampaknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis. Penelitian ini menggunakan model Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough untuk mengkaji praktik linguistik dan sosiokultural yang digunakan oleh Pandemictalks selama periode penelitian. Temuan mengungkapkan bahwa Pandemictalks dilatarbelakangi oleh kegelisahan awal akibat pandemi di Indonesia, didorong oleh kurangnya kewaspadaan dan transparansi data pemerintah. Studi ini mengidentifikasi lima bidang fokus utama Pembicaraan Pandemi: protokol kesehatan, kebijakan pemerintah, pendidikan, vaksinasi, dan perubahan iklim. Melalui aktivisme digitalnya, Pandemictalks menyediakan saluran informasi alternatif dan jalur pengaduan, sekaligus melakukan kampanye positif bagi masyarakat. Tujuan utama dari Pandemictalks adalah untuk meningkatkan kesadaran akan COVID-19 di masyarakat, berkontribusi pada penyebaran informasi penting. Selain itu, aktivitas mereka memungkinkan mereka mengakumulasi modal sosial, terbukti dengan bertambahnya jumlah pengikut mereka. Dalam hal konstruksi bahasa, Pandemictalks menggunakan gaya bahasa diksi populer dan sindiran untuk menyelaraskan dengan suasana Instagram, sehingga secara efektif melibatkan audiens mereka. Penelitian ini menyoroti pentingnya aktivisme digital selama pandemi dan perannya sebagai sumber informasi alternatif dan platform bagi keprihatinan masyarakat di Indonesia. Studi ini merekomendasikan riset berikutnya untuk menggali lebih dalam upaya komunikasi sains dan komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh para aktivis, pendidik, dan petugas kesehatan selama dan pascapandemi di Indonesia.
Why We Should See YouTube From Digital Ecology Perspective Rozi, Romdhi Fatkhur; Ida, Rachmah; Irawanto, Budi
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 22 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v22i1.9113

Abstract

This study is a critical perspective in exploring changes in social, cultural and political forms related to the development of contemporary communication technology. The main theme of this research is YouTube's digital space with the topic of utilizing the main features of geo-tagging, hashtags and live streaming. Researchers observed three content creators in utilizing the features of the digital platform to carry out social interactions and actions. The purpose of this study is to explain that the character of the users and the current use of digital platforms is a representation of the interaction and socio-cultural situation of contemporary society as a part of the digital ecosystem. This research is qualitative in nature with specific observations on micro phenomena, so the results are not generalizations, but in the form of data findings to support the hypothesis, namely the importance of a critical perspective of digital ecology to explain contemporary digital ecosystem phenomena. This article is supported by comparative descriptions and descriptions of the development of several theoretical models as well as social-technological changes that have occurred before. This research contributes to providing an important perspective that media and technology studies must move from discussions about human and technology interactions, to discussions about human interactions in technology. As a study of ongoing phenomena, the researcher places this research by opening up to the potential for the latest changes that can occur along with technological developments.
Pseudo Power Tiga Periode pada Jaringan Komunikasi Islam Tradisional dan Modern di Media Sosial Twitter Arianto, Irwan Dwi; Ida, Rachmah; Marijan, Kacung
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 21 No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v21i2.9932

Abstract

Isu tiga (3) periode digulirkan elit partai politik Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), memiliki kedekatan sejarah dengan dua ormas besar Islam di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Isu juga dibicarakan oleh follower Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Perkembangan isu tiga (3) periode dapat dipahami melalui media sosial yang selama ini sulit diukur melalui metode tradisional (survei). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perkembangan isu dan mengidentifikasi jaringan Islam Tradisional dan Modern di media sosial Twitter. Metode penelitian menggunakan metode riset sosial berbasis big data dengan analisis jaringan komunikasi. Menggunakan kata kunci “tiga (3) periode” melalui NodeXL dan ASIGTA teridentifikasi 12.818 pengguna membentuk 43.913 hubungan dalam sembilan (9) relasi percakapan. Hasil penelitian menemukan Top Influencer yaitu @jokowi, @fahmiagustian, @nephilaxmus, @andiarief__, @bachrum_achmadi, @jimlyas, @democrazymedia, @goel578, @cnnindonesia dan @_ekokuntadhi. Aktor Islam Tradisional 8,65%, Islam Modern 12,75%, Nusantara Berkemajuan 5,01%, dan Alternatif 73,59%. Pembicaraan Islam Tradisional 8,23%, Islam Modern 16,09%, Nusantara Berkemajuan 6,13%, dan Alternatif 69,55%. Sentimen percakapan negatif sebesar 44,05%, netral sebesar 25,49%, dan positif sebesar 30,46% menunjukkan mayoritas penolakan dan ketidaksetujuan. Penelitian ini memberi kontribusi terbentuknya isu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor pada ruang kontestasi media sosial Twitter.