Claim Missing Document
Check
Articles

Soil Improvement With Vacuum Preloading System Pada Proyek Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Hanaf Qowiyyul Adib; Ratna Widyawati; Dikpride Despa; Dedi Pria Armada
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i1.360

Abstract

Dewasa ini, pemerataan infrastruktur menjadi pusat perhatian bagi pemerintah. Pemerintah saat ini tengah gencar mensosialisasikan pembangunan infrastruktur Indonesia sentris. Pembangunan yang bersifat menyeluruh dan menyentuh setiap pelosok negeri. Pembangunan yang diharapkan dapat membuka potensi lokal menuju kemandirian daerah sekaligus turut mendukung kemajuan perekonomian nasional. Daerah Sumatera Selatan juga menjadi salah satu sasaran pembangunan infrastruktur. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818km di Indonesia yang direncanakan menghubungkan kota-kota di pulau Sumatera, dari Lampung hingga Aceh. Pembangunan jalan bebas hambatan kemudian berlanjut pada pembangunan proyek Jalan Tol Ruas Kayu Agung-Palembang Betung Paket I seksi 1A. Ruas Jalan Tol Ruas Kayu Agung-Palembang Betung Paket I seksi 1A memiliki panjang ±13,4km. Kondisi area proyek tol Kayu Agung – Palembang– Betung yang merupakan mayoritas adalah rawa yang menjadikan infrastruktur jalan dibangun pada tanah area lunak, sehingga masalah penurunan berlebihan menjadi faktor yang penting dan harus dicari solusinya. Pada lokasi tanah yang bersifat lunak, sebelum dilakukan pembangunan infrastruktur umumnya perbaikan tanah harus dilakukan lebih dulu guna menjamin stabilitas jangka pendek maupun jangka panjangnya. Seperti halnya pada bangunan infrstruktur jalan area proyek tol Kayu Agung – Palembang– Betung untuk rentang penanganan awal antara Sta 5+000- 5+360. Di antara rentang tersebut, hasil sondir yang dilakukan terdapat tanah lunak dengan kedalaman yang bervariasi. Dengan adanya kedalaman tanah lunak tersebut, maka penurunan yang terjadi cukup besar. Untuk menangani penurunan yang terjadi tersebut, salah satu solusinya dengan mempercepat penurunan konsolidasi. Percepatan konsolidasi yang dimaksud adalah dengan menambahkan material Prefabricated Vertical Drain (PVD). Vertical drain ini sendiri dibedakan menjadi dua metode, yaitu metode PVD Preload dan metode PVD Vacuum. Penurunan yang terjadi terhadap tanah dasar akan menyebabkan pemampatan serta kuat geser akan meningkat, sehingga kapasitas daya dukung tanah dasar juga akan meningkat.
Evaluasi Supply By Owner (SBO) Raw Material Beton Readymix Pada Proyek Jalan Tol Kayu Agung – Palembang - Betung Paket II Seksi 3 Willy Young; Dikpride Despa; Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i1.388

Abstract

Penyertaan Modal Negara (PMN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas PP Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara Dan Perseroan Terbatas adalah pemisahan kekayaan Negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau Perseroan Terbatas lainnya. Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung Palembang Betung Tahap 2 Paket II Seksi 3 merupakan bagian dari Ruas Tol Trans Sumatera yang ditargetkan untuk dapat melakukan penyerapan dana PMN Tahap 1 100% sampai dengan bulan November 2022. Dalam proses nya pekerjaan pengecoran di Proyek KAPB Paket II Seksi 3 memiliki beberapa kendala, salah satu yang sangat berdampak bagi progres pengecoran adalah suplai raw material yang masih belum memenuhi target minimum, sehingga diharapkan malalui sistem supply by owner (SBO) dapat meningkatkan produksi beton harian. Adapun metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan mengumpulkan semua data produksi beton, data penerimaan material per masing-masing jenis kemudian dilakukan analisa perbandingan atas kebutuhan material secara menyeluruh dan jumlah realisasi ketersediaan raw material di batching plant. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa ditengah keterbatasan suplai material dari PT Waskita Beton Precast, Tbk sistem SBO ini sudah dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan terhadap ketersediaan raw material untuk produksi beton harian dan juga kewajiban dalam penyelesaian PMN Tahap 1, walaupun dalam analisa perhitungan perbandingan biaya ada deviasi harga dimana apabila produksi dilakukan dengan metode full service lebih murah secara total dibandingkan dengan metode supply by owner (SBO).
Perencanaan DED Jalan SMI Ruas BK. 1 Suka Agung Kabupaten OKU Timur Melwi Melwi; Ratna Widyawati; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i1.410

Abstract

Penyusunan Detail Enginering Desain (DED) merupakan tahapan perencanaan dari suatu pekerjaan kontruksi yang merupakan upaya menyediakan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Detail Enginering Desain (DED) yang disusun dipergunakan untuk menetukan Harga Perhitungan Sendiri (HPS), gambar desain teknis serta Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang diperlukan pada saat persiapan pengadaan barang dan jasa. Penyusunan Detail Enginering Desain (DED) pekerjaan peningkatan jalan SMI Ruas BK. 1 Suka Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur meliputi perencanaan pembentukan badan jalan, perencanaan perkerasan dan sistim penghamparan, perencanaan beton dan perencanaan drainase. Pelaksanaan Penyusunan Detail Engineering Desain (DED) ini sangat penting untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan pada saat proses kontruksi memiliki acuan dan dasar pelaksanaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Metode pelaksanaan yang dipergunakan dalam pelaksanaan Penyusunan Detail Engineering Desain (DED) adalah meliputi studi literatur, survey lapangan dan analisis. Studi literatur dilaksanakan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen seperti terkait tata cara dan mekanisme penyusunan Detail Engineering Desain (DED), perhitungan serta spesifikasi teknis yang disyaratkan oleh masing-masing item pekerjaan. Survey lapangan dilaksanakan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya sehingga dapat dijadikan acuan dalam pemilihan jenis dan tata cara penanganan serta kemungkinan kendala kendala yang nanti akan dihadapi. Hasil penyusunan Detail Engineering Desain (DED) Jalan SMI BK. 1 Suka Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur ini telah dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan pada Tahun Anggaran 2019 yang lalu dan pada saat pelaksanaan tidak ada kendala yang berarti karena selelu mengacu pada Detail Engineering Desain (DED) yang telah disusun.
Kajian Produksi Kontrol sebagai Pengendalian dengan Sistem Swakelola dan Harga Distribusi (Studi Kasus: Pengadaan Material Aggregat di Proyek Preservasi Sp. Blusuh – Batas Kalteng, Kalimantan Timur ) Fachrial Ikram Ayusar; Ratna Widyawati; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i1.412

Abstract

Preservasi infrastruktur pekerjaan umum seperti preservasi jalan nasional yang menghubungi provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah menjadi prioritas untuk menghubungkan transportasi dan penunjang alur distribusi kedua provinsi. Salah satu rute yang menjadi jalur penting yaitu jalur Sp. Blusuh – Batas Kalteng yang berada di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, sepanjang 89.44 kilometer. Proyek Preservasi ini diadakan dengan prioritas untuk pelaksanaan pekerjaan pavement dan struktur beton yang memerlukan material batu aggregat 89.600 m3. Material aggregat umumnya di proyek Kalimantan Timur disupplai dari Palu, Sulawesi Tengah melalu jalur laut dan sungai dengan pontoon, tetapi, ada quarry material terdekat dari proyek (± 380 km) yang dapat menyuplai material aggregat dengan cost transportasi yang tinggi. Sehingga rantai pasok adalah salah satu masalah yang sangat penting dalam pengadaan material aggregat ini. Maka, Tim proyek membuat alternatif pengdaan swakelola dengan quarry material aggregat disekitar proyek mengakibatkan seluruh proses produksi dilakukan tim proyek. Alternatif ini dapat mengurangi biaya konstruksi yang dikeluarkan dan menjadi solusi dari rantai pasok pengadaan agregat. Pengadaan dengan swakelola juga memiliki risiko-risiko yang harus dimitigasi untuk menjadi peluang di kemudian hari dengan pengadaan aggregat ini
Work Method Statement Spesific Pekerjaan Soil Improvement PVD + PHD + Vacuum Preloading pada Sta. 48+450 – 48+850 Proyek Kayu Agung – Palembang – Betung Paket II Seksi 2 Iqbal Attaqi Abel; Aleksander Purba; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i1.413

Abstract

Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelengaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Jalan tol Kayu Agung – Palembang – Betung merupakan investasi dari PT. Waskita Sriwijaya Tol sepanjang 111 Km sebagai konektivitas Tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh. Konstruksi Jalan Tol Kayu Agung - Palembang – Betung melintasi sungai Ogan, Kramasan, dan Musi dimana konstruksi dilaksanakan di atas tanah rawa yang berdasarkan hasil soil investigation didapatkan hasil kedalaman tanah lunak bervariatif dari 20 – 40 m. Dengan kondisi tersebut dan berbagai macam pertimbangan dari segi biaya, mutu, dan waktu dipilihlah metode pelaksanaan soil improvement dengan menggunakan PVD + PHD + Vacuum Preloading. Metode pelaksanaan dibagi menjadi 4 flow antara lain : persiapan teknis, install PVD + PHD, vacuum system, dan final report. Setiap tahapan pelaksanaan harus mengacu pada code standard yang berlaku di Indonesia dan juga harus memperhatikan unsur HSE atau K3 guna tercapainya fungsi investasi yang berorientasi pada biaya, mutu, dan waktu.
Strategi Manajemen Pemeliharaan Rumah Susun pada Masa Pemanfaatan dan Pengelolaan Sementara ZUBAIDI ZUBAIDI1; Ratna Widyawati; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i2.422

Abstract

Permasalahan perumahan yang terkait dengan Masyarakat Berpenghasil Rendah (MBR) seperti backlog, rumah tidak layak huni dan permukiman kumuh merupakan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011. Salah satu penyediaan perumahan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah bantuan pembangunan rumah susun yang meliputi Rumah Susun Umum, Rumah Susun Khusus dan Rumah Susun Negara. Namun dalam pasca terbangunnya, Rumah Susun yang dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) masih memiliki permasalahan pada sistem manajemen pemeliharaan rumah susun. Ditambah dengan belum selesainya proses serah terima aset untuk dihibahkan/dialih-statuskan ke Pengusul mengakibatkan perawatan kerusakan tersebut masih dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Penelitian ini mengidentifikasi aspek-aspek dalam manajemen pemeliharaan rumah susun melalui 17 rumah susun yang sedang dilakukan perawatan di Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau di aplikasi SUAPOR. Dari lima aspek dengan 22 faktor yang diidentifikasi, didapatkan tidak seluruh faktor dilaksanakan. Atas hasil analisis disimpulkan untuk meminimalisir jumlah perawatan rumah susun, perlu diimplementasikan strategi manajemen pemeliharaan rumah susun berdasarkan klasifikasi pengusul.
Pekerjaan Kurang Volume Dan Tidak Sesuai Spesifikasi Kontrak Pada Belanja Modal Jalan di Kabupaten MS dan Kabupaten PS di Provinsi LM Apriansyah KM; Dikpride Despa; Ratna Widyawati
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i2.437

Abstract

Pemerintah Daerah (Pemda) menganggarkan pembangunan jalan pada Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan setiap tahunnya. Belanja modal merupakan salah satu porsi terbesar dalam APBD suatu daerah. BPK selaku Lembaga tinggi yang bertindak sebagai auditor eksternal pemerintah bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan atas belanja modal jalan. Pemeriksaan belanja modal jalan pada Kabupaten MS dan PS dilakukan pada 12 paket pekerjaan jalan dengan total belanja sebesar Rp39.963.570.500,00. Pemeriksaan dilakukan pada item pekerjaan Laston AC-WC, Laston AC-BC, Lapis Pondasi Agregat A (LPA A), dan Pasangan Batu Talud. Pemeriksaan dilakukan dengan menguji volume dan spesifikasi item pekerjaan berdasarkan kontrak. Hasil pengujian item pekerjaan Laston AC-WC dan AC-BC pada 12 paket pekerjaan menunjukkan pekerjaan ketebalan Laston AC-WC berkisar antara 1,45 - 4,00cm dengan kepadatan 85% - 101,75% dan ketebalan Laston AC-BC berkisar antara 2,86 – 5,56 cm dengan kepadatan 88,65% - 102,17%. Hasil tersebut menunjukkan hanya 21,05% ketebalan Laston AC-WC dan 5,26% kepadatan dari total benda uji Laston AC-WC yang tercapai atau sesuai kontrak, sedangkan untuk Laston AC-BC semua benda uji tidak memenuhi ketebalan kontrak dan hanya 5,41% kepadatan yang sesuai kontrak. Hasil pengujian volume LPA A pada 4 paket pekerjaan menunjukkan Volume yang terpasang di lapangan hanya 54,92% - 80,96% dari volume kontrak. Hasil pengujian pasangan batu talud pada 4 paket pekerjaan menunjukkan volume yang terpasang hanya 71,25% - 87,55% dari volume kontrak ataupun volume yang dibayarkan. Selain itu terdapat permasalahan kerusakan jalan yang baru diserahterimakan seperti keretakan, amblas, bergelombang, dan berlubang Lemahnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh PPK, Pengawas Lapangan, dan Tim PHO menyebabkan permasalahan kurang volume sering terjadi, Selain itu permasalahan ini terjadi karena ketidak jujuran dari penyedia jasa yang hanya mengejar keuntungan tanpa bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Permasalahan tersebut menyebabkan kelebihan pembayaran kepada penyedia jasa konstruksi sebesar Rp6.141.076.413,70 dan berkurangnya masa manfaat jalan yang disebabkan oleh kekurangan volume dan ketidak sesuaian spesifikasi pembangunan jalan.
ANALISA PENATAAN PARKIR DI PASAR BARU KOTA BATURAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Imron HS; Dikpride Despa; Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i2.443

Abstract

Kondisi fasilitas parkir pada bangunan pelayanan umum seperti pasar memang sering mengalami kendala, hal ini terjadi pada Pasar Baru di Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, sehingga perlu dilakukan penataan ruang parkir. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk merencanakan penataan parkirnya. Teknik survey dilakukan pada 6 titik pengamatan ruang parkir yang tersedia di lokasi. Lokasi tersebut merupakan parkir untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Dengan mengabaikan semua hambatan samping dilokasi seperti pedagang kaki lima didapat hasil bahwa volume parkir yang maksimum terjadi pada hari Sabtu baik untuk kendaran roda dua maupun roda 4, kapasitas parkir maksimal untuk roda dua sebesar 306,06 fasilitas parkir ( pada titik 2), sedangkan untuk roda empat sebesar 66 fasilitas parkir ( pada titik 4 ).Kebutuhan parkir pada dasar nya masih memadai / mecukupi. Hubungan kapasitas parkir dengan kebutuhan parkir yang paling maksimal untuk kendaraan roda 2 terjadi pada titik 2 yaitu sebesar 293,38, sedangkan untuk kendaraan roda 4 terjadi pada titik 4 yaitu sebesar57,58. Hal ini meunjukkan bahwa pada titik titik maksimum tersebut fasilitas parkir masih sangat memadai. Selain itu perlu di ubah pola parkir agar kapasitas parkir mampu menampung lebih maksimal, yaitu pola parkir 900 dan pola parkir dua sis serta pengaturan dengan memberlakukan satu jalur lalu lintas. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten sebaiknya mengeluarkan anturan tentang ruang parkir resmi yang tidak boleh dipergunakan oleh Pedagang Kaki Lima ( PKL ) yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah agar aktivitas parkir lancar dan tertata rapi.
PERENCANAAN PERKUATAN LERENG DENGAN PEMAKUAN TANAH (SOIL NAILING) SEBAGAI SOLUSI DALAM PENANGANAN TANAH LONGSOR Ikhtiyan Hermansyah; Dikpride Despa; Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i2.447

Abstract

Pelaksanaan pembangunan suatu proyek membutuhkan penggunaan metode pelaksanaan yang tepat, praktis, dan aman agar penyelesaian pekerjaan proyek dapat berjalan sesuai dengan target waktu, biaya dan mutu yang telah direncanakan. Konstruksi lereng yang mantap dan sesuai dengan syarat keamanan memegang peran penting dalam suatu pembangunan. Dalam proyek ini proses perbaikan lereng perlu diperhatikan pemilihan metodenya. Jika metode pelaksanaan yang baik sesuai dengan kondisi lapangan berhasil diterapkan, akan menguntungkan proyek itu sendiri (Debora dkk, 2022). Analisis stabilitas lereng dan kecocokan terhadap metode perkuatan lereng agar tidak terjadi longsor mempunyai peran yang sangat penting pada perencanaan konstruksi-konstruksi sipil. Soil Nailing adalah teknik konstruksi yang dapat digunakan sebagai ukuran perbaikan untuk mengobati lereng tanah alami tidak stabil atau yang memungkinkan aman dari keruntuhan lereng. Untuk kondisi tertentu, soil nailing menawarkan alternatif dari sudut pandang kelayakan teknis, biaya konstruksi, dan durasi konstruksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menjadikan suatu tebing lebih stabil terhadap tekanan tanah adalah dengan pemakuan tanah “soil nailing”. Soil nailing termasuk kategori perkuatan kaku (rigid) yang dapat memikul gaya normal, gaya lintang dan gaya momen. Kontrol utama terhadap pemakuan tanah adalah hasil dari pull out Soil Nailing merupakan solusi potensial dari masalah longsor karena ekonomis dan juga berlaku di zona seismik. Pemakuan tanah dapat memecahkan masalah lereng terjal, pada daerah yang sebagian besar perumahan, akibat pemasangan tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah (I Nengah Sinarta, 2014). Soil nailing merupakan solusi potensial dari masalah longsor karena ekonomis dan juga berlaku di zona seismik. Hal ini dapat memecahkan masalah daerah yang sebagian besar perumahan, akibat pemasangan tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah. Namun dari hasil penelitian penulis menyarankan agar menggunakan sistem soil nailing pada suatu lokasi digunakan dengan jumlah yang banyak agar setiap titik tekan terwakilkan dan juga harus disertakan sistem drainase.
POLA OPERASI PERENCANAAN LAYANAN LUMPUR TINJA DAN AIR LIMBAH DOMESTIK (STUDI KASUS PADA KOTA TANGERANG SELATAN) Budi Firmansyah; r Widyawati; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 3 No. 2 (2023): Prosiding SNIP Vol.3 No.2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/snip.v3i2.451

Abstract

Layanan Lumpur Tinja dan Air Limbah Terjadwal adalah suatu mekanisme pelayanan penyedotan lumpur tinjadan air limbah domestik yang dilakukan secara periodik atau terjadwal yang diterapkan pada sistem pengelolaan air limbah domestik setempat yang kemudian diolah pada instalasi yang ditetapkan serta terkait dengan metode pembayaran yang telah ditetapkan (IUWASH, 2020). Dalam pelaksanaan pelayanan lumpur tinja dan air limbah domestik, suatu kota harus memiliki pola operasi yang sesuai dengan kondisi wilayah dan target layanan khususnya menyangkut; Periode penyedotan, Pembagian zona layanan, Pola penjadwalan dan Pola pengangkutan. Studi ini diharapkan mampu mengidentifikasi pola hingga skenario yang dapat diterapkan Kota Tangerang Selatan sehingga pelaksanaan dan terpenuhi pula pelayanan dasar terkait pelayanan layanan lumpur tinja dan air limbah domestik secara maksimal bagi masyarakat serta mampu menjaga lingkungan dari pencemaran air limbah domestik yang menjadi kewajiban bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memenuhi pelayanan dasar tersebut. Tangki septik dapat dikategorikan tidak aman berdasarkan perbandingan terhadap standar SNI yang berlaku (SNI 2398:2017) ataupun berdasarkan periode penyedotan (setiap 3 – 5 tahun) dari tangki septik tersebut. Kota Tangerang Selatan pada saat ini masih berada pada tahapan perencanaan dimana terkait pola operasi sudah ada pembagian zona pelayanan SPALD (Perwal RISPALD Kota Tangerang Selatan, 2019). Penetapan pola penjadwalan untuk penentuan urutan penyedotan tangki septik. Pembagian Zona pelayanan SPALD-S Kota Tangerang Selatan menjadi 2 Zona dengan Zona pelayanan 1 terdapat 25 Kelurahan dan Zona pelayanan 2 terdapat 29 Kelurahan dimana semua kelurahan berada di wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan. Pola penjadwalan dapat berdasarkan: - Kawasan (misalnya: kelurahan A pada bulan ke-1, kelurahan B pada bulan ke-2, dst) - Jarak radius (berdasarkan jarak radius pelanggan ke IPLT) - Klasifikasi Pelanggan Kota Tangerang Selatan dapat menggunakan satu atau menggabungkan beberapa pola penjadwalan. Pola penjadwalan akan menjadi dasar penentuan pelanggan yang akan mendapat giliran penyedotan tangki septik. Menurut Buku E IPLT Kementerian PUPR (2017), beberapa pola penjadwalan yang dapat diterapkan adalah berdasarkan kawasan, klasifikasi pelanggan ataupunjarak radius. Pada perhitungan yang dilakukan studi kasus Kota Tangerang Selatan, diasumsikan bahwa kategori pola penjadwalan yang digunakan adalah berdasarkan kawasan. Skenario – skenario yang digunakan terkait persentase kawasan yang dilayani pada setiap siklusnya (3 tahun sekali) dengan studi kasus pada Kota Tangerang Selatan didapatkan 3 skenario dengan masing-masing memerlukan jumlah truk yaitu skenario minimum pola penjadwalan layanan; 29 truk, skenario normal pola penjadwalan layanan: 39 truk dan skenario maksimum pola penjadwalan layanan: 60 truk.
Co-Authors A Purba Abdul Haris Abdul Khoir Ade Suprizal Aditama, Rendy Ady Kurniawan afrisol putra Agus Setiawan Ahmad Rahmadi Ahmad Saudi Samosir Aleksander Purba Alexander Purba Ali Rahmat Ali Rahmat Andi Fiardi Andika Wiratama Suparto Andriati, Lika Anik Suryani Anisa Ulya Darajat Annisa Ulya Anwar Solihin Apriansyah KM Ardhi Muhammad, Meizano Ardinal Saputra Ari Widiastuti Arif Rohman Arlinsyah Arlinsyah Arya Wiguna B Benedictus Adi Oktawidyanto Besma Nugraha AP Budi Firmansyah Budi Rachmat Hidayat Budi Setya Dedi Pria Armada Deka Syahputra Deni Danial Derry Ferdiansyah Diah Permata Doddy Irawansyah Efendi, R Efransyah Eka Kurniawan Endah Komalasari F X Arinto Fachrial Ikram Ayusar Faradina Utami Fetty Z Firdy Hamzah Ghalih Huriarto Gigih Forda Nama Giri Woryanto Gunawan Wibisono Habibi Nur Arifin Habibi, Budi Haidi, F Hakim, Lukmanul Hamonangan, Indra Hanaf Qowiyyul Adib Harahap, Charles Helmy Fitriawan Herianto Herlian Ardia Herri Gusmedi Herry Wardono Huda, Zulmiftah Ibnu P Ihtiyan Hermansyah Ika Kustiani Ikhtiyan Hermansyah Imam Ghozali Fernanda Imron HS Iqbal Attaqi Abel Irza Sukmana, Irza Ivan Sukastian Jannus Maurits Nainggolan Jofanda Delano Juarsyah, Muhammad Julisman, Iwan Khairudin Lanosin Lely Fajriyati LIKA ANDRIATI Lorenza, Tiara Ayu Lusmeilia Afriani Lusmeilia Afriani M. Al Rasyid Syidiq M. Ichfan Zulfi M. Kendy Lenggana M. Komarudin M. Syafruddin Mardalenna IF MARDIANA Mardiana Mardiana Mardiana Mardiana Marwansyah Marwansyah Marwansyah, Marwansyah Medriansyah Meizano Ardhi Muhammad Meizano Ardhi Muhammad Melwi Melwi Muhammad Akib Muhammad Hanif Muhammad Irfan S Muhlisin Muhlisin Mulawarman Mundir Najib Amaro Nandi Haerudin Nining Purwasih Noer Soedjarwanto Noer Sudjarwanto Noer Sudjarwanto Notonegoro, Agung Novalia, Astri Nugraha, Perdana Agung Ocazy Harun Oman Jaya Pahlupi, Belli Pelayer, Meijon Petrus Prasetyo Purne, K R Widyawati Ratna Widyawati Remy Martin Retno Wulandari Retno Wulandari Riza Ariesta RM Haromie Aqsho Sari, Ratna Kurnia Setyawan, FX Arinto Sevi Susanti Sibuea, Lungguk Sugiyanto Sugiyanto Suharno Suharno Suharno Sukamto Sultan, M N Susy Hariany Toman Hendra Lumban Gaol Trisya Septiana Ubaidah ubaidah ubaidah Ulya, Annisa Vina Aprilia Wan Novri Saputra Widyawati Ratna Willy Young Yanuar Aulia Kamal Yoriska Indah Sari Yuda Marianza Yul Martin Yul Martin Yul Martin Yuli Ermawati YULI TRIAWATI YULIA RAHMAWATI Yusniati Eka Saputri Yusuf Yoekie Permadi ZUBAIDI ZUBAIDI1