Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidak Terlaksananya Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Sentani Kota Kabupaten Jayapura Tahun 2013 Agus Zainuri
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.36 KB) | DOI: 10.22146/jkki.36375

Abstract

Background: According to Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) year 2010, the infant mortality rate per 1,000 live births was 36-41 and under five mortality rate per 1,000 live births was amounted at 62-64 . Based on the profile of Jayapura District Health Office in 2009 , the infant mortality rate per 1,000 live births was 12.99 and the maternal mortality rate per 1,000 live births was 6 and the prevalence of malnutrition among children under five years was 3.20 % . Based on the data collected from the regular reports done by Provincial Health Offices throughout Indonesia in the National Summit of Child Health Programs in 2010 , the number of health centers implementing integrated management of childhood illness (IMCI) until the end of 2009 was amounted to 51.55 % , but not all health centers were able to implement IMCI approach for various reasons , among others : lack of health personnel having trained IMCI; the health personnel has been trained but the infrastructure was not yet ready; lack of commitment or policy of the leadership of the health center , and others. Objective: The objectives of the research were to analyze further the factors affecting the implementation failure of Integrated Management of Childhood Illness ( IMCI ) in Sentani Health Center, Jayapura. Method: The research was qualitative method. The research population were the DHO officers and health center staff who have been involved in IMCI service, while the samples taken were 5 informants . The sampling technique was non- random purposive sampling. Result: The results showed that IMCI was not implemented in Sentani health centers due to the unbalance number of officers who deal with infants / toddlers; due to double jobs done by IMCI-trained personnel, the trained personnel were moved to different health centers; or the trained personnel continued their education. IMCI failed to be implemented in the health center was also due to the termination of procuring IMCI supporting facilities at Sentani health center by Jayapura District Health Office, and lack of quality of the facilities for handling infants / toddlers provided by Jayapura District Health Office . IMCI was failed to be implemented in the health center which is also caused by the absence of Sentani policy (implementation guidance and technical advice) regarding the implementation of IMCI in health centers . Others factor for IMCI not being implemented in Sentani health center was due to the limited funds from the local budget which could not support all activities of the organization of IMCI such as training , supervision and evaluation to the officers . Conclusion: IMCI in health centers Sentani is not implemented due to the factors of human resources, infrastructure , policies , budgets , officers’ habits, patient satisfaction towards the conventional methods (non IMCI), as well as the lack of supervision by District Health Office on the IMCI implementation in the health center. Latar belakang: Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup adalah sebesar 36-41 dan angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup adalah sebesar 62-64. Berdasar profil Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura tahun 2009, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup adalah sebesar 12,99 dan angka kematian ibu per 1000 kelahiran hidup adalah sebesar 6 serta prevalensi gizi kurang pada anak balita adalah 3,20%. Menurut data laporan rutin yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia melalui pertemuan nasional program kesehatan anak tahun 2010, jumlah Puskesmas yang melaksanakan MTBS hingga akhir tahun 2009 sebesar 51,55%, namun belum seluruh Puskesmas mampu menerapkan pendekatan MTBS karena berbagai sebab, antara lain : belum adanya tenaga kesehatan yang sudah terlatih MTBS, sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum siap, belum adanya komitmen atau kebijakan dari pimpinan Puskesmas, dan lain-lain. Tujuan: untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terlaksananya Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Metode: adalah metode kualitatif. Populasi dalam penelitian adalah petugas Dinas Kesehatan Kabupaten dan petugas Puskesmas yang pernah terlibat dalam pelayanan MTBS, sedangkan sampel yang diambil adalah sebanyak 5 orang informan. Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Non random sampling dengan teknik purposive sample. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa tidak terlaksananya MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan tidak seimbangnya jumlah petugas yang menangani bayi/balita sakit dikarenakan petugas terlatih MTBS melaksanakan tugas rangkap, petugas terlatih pindah tugas dan atau petugas terlatih melanjutkan pendidikan. Tidak terlaksananya MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan terhentinya pengadaan sarana penunjang pelaksanaan MTBS dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura kepada Puskesmas Sentani dan tidak berkualitasnya sarana/fasilitas penanganan bayi/balita yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura. Tidak terlaksananya MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan tidak adanya kebijakan (petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis) mengenai pelaksanaan MTBS di Puskesmas. Tidak terlaksananya MTBS di Puskesmas Sentani dikarenakan dana yang bersumber dari dana APBD tidak dapat menunjang seluruh kegiatan MTBS berupa penyelenggaraan pelatihan, supervisi hingga evaluasi terhadap petugas. Kesimpulan: MTBS di Puskesmas Sentani tidak terlaksana dikarenakan faktor SDM, sarana prasarana, kebijakan, anggaran, kebiasaan petugas, kepuasan pasien terhadap metode konvensional, serta terhentinya supervisi dari Dinas Kesehatan Kabupaten terhadap pelaksanaan MTBS di Puskesmas.
Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Terapi Akupuntur Makaba, Sarce; Matturungan, Minhas; Hasmi, Hasmi; Zainuri, Agus; Tingginehe, Rosmin M.; Medyati, Novita
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 1 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i1.9217

Abstract

This study aims to determine the difference in patient weight before and after acupuncture therapy at Rajawali Clinic Jayapura. The method used is an analytical quantitative method with a survey approach. The results showed that respondents consisted of 67% women and came from non-Papuan tribes by 64%. The age of respondents is dominated by the age group of 25-64 years (96%) and education is dominated by college graduates by 78%. Respondents' jobs were dominated by civil servants at 62%. The results of the Wilcoxon test show that the value of sig. (2-tailed) of 0.000 < 0.05 which means that there is a significant difference in patient weight before and after acupuncture therapy at Rajawali Clinic Jayapura. Keywords: Acupuncture, Weight, Therapy.
Pola Kematian Berdasarkan Ras, Jenis Kelamin, Usia, dan Pekerjaan di RSUD Abepura, Jayapura Wonda, Yumin; Bouway, Dolfinus Y.; Zainuri, Agus; Irab, Semuel Piter; Togodly, Arius; Medyati, Novita; Ruru, Yacob
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 15, No 3 (2024): Juli-September 2024
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v15i3.4830

Abstract

Mortality is a key metric in evaluating the quality of health services. Therefore, a study was needed that aimed to analyze the characteristics of mortality based on race, gender, age, and occupation at Abepura Jayapura Regional Hospital during 2021-2022. This study was a quantitative descriptive study. Data for all variables were collected through documentation and observation studies, which were then analyzed using descriptive statistical methods in the form of frequencies with proportions. The results of the study showed that there was a significant change in the causes of death, from infectious diseases such as Covid-19 infection in 2021 to non-infectious diseases such as cerebral infarction in 2022. The highest deaths in 2021 occurred in non-Papuan residents (52.4%), men (60.4%), the 59-60 year age group (69%), and the non-worker group (40.9%). In 2022, the highest deaths shifted to the indigenous Papuan race (57.1%), remaining high in men (61.4%), the 59-60 year age group (72.2%), and private workers (44%). Cardiovascular diseases dominated the highest causes of death in both years. It could be concluded that overall, the death pattern experienced significant variation with a shift from infectious diseases to non-communicable diseases.Keywords: death pattern; infectious diseases, non-communicable diseases; hospitals ABSTRAK Kematian merupakan metrik utama dalam mengevaluasi kualitas layanan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis karakteristik kematian berdasarkan ras, jenis kelamin, usia, dan pekerjaan di RSUD Abepura Jayapura selama tahun 2021-2022. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif. Data untuk seluruh variabel dikumpulkan melalui studi dokumentasi dan observasi, yang selanjutnya dianalisis menggunakan metode statistika deskriptif berupa frekuensi dengan proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan signifikan dalam hal penyebab kematian, dari penyakit menular seperti infeksi Covid-19 pada tahun 2021 menjadi penyakit tidak menular seperti infark serebral pada tahun 2022. Kematian tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada penduduk non-Papua (52,4%), laki-laki (60,4%), kelompok usia 59-60 tahun (69%), dan kelompok bukan pekerja (40,9%). Pada tahun 2022, kematian tertinggi bergeser ke ras asli Papua (57,1%), tetap tinggi pada laki-laki (61,4%), kelompok usia 59-60 tahun (72,2%), dan pekerja swasta (44%). Penyakit kardiovaskular mendominasi penyebab kematian tertinggi di kedua tahun tersebut. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, pola kematian mengalami variasi signifikan dengan pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.Kata kunci: pola kematian; penyakit menular, penyakit tidak menular; rumah sakit 
Meningkatan Publikasi Bertema Olahraga: Pelatihan Menulis Pada Guru Olahraga Sutoro Sutoro; Grace Janice Martha Mantiri; Miftah Fariz Prima Putra; Carles Mulait; Ami Cristina Pigome; Ikhsan Ikhsan; Rita Watiningsih; Nanda Aprilia Gandinni; Gerdha Kristina Ivoni Numberi; Agus Zainuri
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 4 (2024): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v6i4.1244

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis pada guru olahraga tingkat SMP di Kota Jayapura. Terdapat empat tahapan kegiatan yaitu persiapan, pendidikan atau pelatihan, penguatan, dan evaluasi yang dilakukan mulai dari bulan Juni hingga Oktober. Sebanyak 21 guru olahraga tingkat SMP di Kota Jayapura mengikuti kegiatan ini. Hasil kegiatan PkM menemukan bahwa sebanyak 85.71% peserta PkM menyatakan belum pernah menulis artikel dan sebanyak 90.48% belum pernah menulis buku. Sebanyak 90.5% peserta menyebutkan belum pernah menggunakan aplikasi references tools. Sebanyak 85% peserta dapat memahami dengan baik materi penulisan yang diberikan. Dua artikel ilmiah berhasil dibuat dan dipublikasikan oleh peserta PkM dalam jurnal nasional.
Strategi peningkatan nutrisi bagi pesilat muda melalui pemberdayaan pelatih dan wali pesilat di Kota Jayapura Saharuddin Ita; Rodhi Rusdianto Hidayat; Agus Zainuri; Evi Sinaga; Miftah Fariz Prima Putra; Ermelinda Yersin Putri Larung; Yos Wandik; Yohanis Manfred Mandosir; Kurdi Kurdi; Junalia Muhammad; Nasruddin Nasruddin; I Putu Eka Wijaya Putra; Muhammad Fitrah Mubarak; Irfan Deny Oktavian; Meilani Paulina Lewier; Raihan Ramadhan Abdullah; Jems R. Awantano
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.28788

Abstract

AbstrakPencak Silat sebagai warisan budaya Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, termasuk melalui peningkatan kualitas nutrisi atlet muda. Namun, di Kota Jayapura, rendahnya pemahaman pelatih dan wali pesilat mengenai prinsip nutrisi olahraga menjadi hambatan bagi optimalisasi performa dan kesehatan atlet. Program pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan nutrisi pelatih dan wali pesilat muda di Perguruan Persinas ASAD Kota Jayapura. Dengan melibatkan 82 peserta yang terdiri dari 10 pelatih, 25 wali pesilat, dan 47 pesilat muda, program ini dilakukan selama enam bulan melalui lokakarya, pelatihan, pendampingan, serta penggunaan aplikasi Calorie Counter Easy Fit Pro. Hasil menunjukkan peningkatan rata-rata pengetahuan nutrisi sebesar 46,8% pada semua kelompok peserta berdasarkan skor pre-test dan post-test. Pelatih pria mencatat skor post-test tertinggi (87,1), sementara wali pesilat mencapai skor 76,3. Pendampingan aplikasi berhasil meningkatkan keterampilan peserta dalam merencanakan diet dan memantau kebutuhan gizi atlet. Hambatan utama berupa keterbatasan akses teknologi dan variasi tingkat pengetahuan awal berhasil diatasi dengan strategi pelatihan adaptif. Program ini memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesadaran nutrisi, kemandirian pelatih dan wali, serta kesehatan dan performa pesilat muda. Keberhasilan ini menunjukkan potensi replikasi program pada komunitas olahraga lain. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan pengembangan program ini. Kata kunci:  nutrisi olahraga; pencak silat ; pemberdayaan; aplikasi manajemen nutrisi; pesilat muda. AbstractPencak Silat, as Indonesian cultural heritage, holds significant potential for development, including through improving the nutritional quality of young athletes. However, in Jayapura City, the low understanding of coaches and parents of Pencak Silat athletes regarding sports nutrition principles hinders the optimization of athletes' performance and health. This community service program aimed to increase the nutrition knowledge of coaches and parents of young athletes at Persinas ASAD Pencak Silat School in Jayapura City. Involving 82 participants consisting of 10 coaches, 25 parents, and 47 young athletes, this program was conducted over six months through workshops, training, mentoring, and the use of the Calorie Counter Easy Fit Pro application. The results showed an average increase in nutrition knowledge of 46.8% across all participant groups based on pre-test and post-test scores. Male coaches recorded the highest post-test score (87.1), while parents of athletes achieved a score of 76.3. Application mentoring successfully improved participants' skills in planning diets and monitoring athletes' nutritional needs. The main obstacles in the form of limited access to technology and variations in initial knowledge levels were successfully overcome with adaptive training strategies. This program made a real contribution to increasing nutritional awareness, the independence of coaches and parents, as well as the health and performance of young athletes. This success demonstrates the potential for replicating the program in other sports communities. Further evaluation is needed to ensure the sustainability and development of this program. Keywords: sports nutrition; encak silat; empowerment; nutrition management application; young athletes.
Pelatihan Psychological First Aid (PFA) pada Siswi Kelas XI (Sebelas) SMA Negeri 3 Sentani (Indonesian Version) Yulius Mataputun; Agus Zainuri; Ansar CS; Ermelinda Yersin Putri Larung; Ibrahim Ibrahim; Baharuddin Hasan
Kesejahteraan Bersama : Jurnal Pengabdian dan Keberlanjutan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Januari : Kesejahteraan Bersama : Jurnal Pengabdian dan Keberlanjutan Masyaraka
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/bersama.v2i1.1144

Abstract

Students at the High School level often face various emotional and psychological challenges, such as academic stress, social pressure, and personal crises, which can negatively affect their mental well-being. To overcome this issue, community service aims to implement Psychological First Aid (PFA) training which provides students with understanding and skills in providing psychological support to colleagues. The focus of this service is to increase awareness of the importance of mental health support in the school environment. The method used involves pretest questionnaires, theory sessions, role plays, group discussions to help students master the basic principles of PFA through real situation simulations and ends with a post test. The results of PKM activities are (1) most participants gained an increased understanding of Psychological First Aid (PFA); (2) Most participants easily practiced Psychological First Aid (PFA) with their friends during role play sessions. The conclusions from this service are (1) increasing the knowledge and skills of female students at SMA Negeri 3 Sentani in applying Psychological First Aid (PFA) to their peers; (2) Collaboration between FIK UNCEN and SMA Negeri 3 Sentani; (3) carrying out community service activities as a lecturer's academic obligation.
Pelatihan Kader Olahraga Masyarakat tentang Penyelenggaraan Pertandingan yang Aman dan Sehat (Indonesian Version) Agus Zainuri; Lily Bauw; Syahruddin Syahruddin; Ansar CS; Ipa Sari Kardi; Muh Syaiful Syam; Marsuki Marsuki
Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/harmoni.v2i1.1145

Abstract

The training of Community Sports Cadres on Organizing Safe and Healthy Matches is motivated by the increasing number of sporting events which often ignore safety and health aspects. This activity involved 40 participants from the local community and the South Jayapura district youth organization. The aim of the activity is to increase understanding and skills in organizing matches in accordance with safe and healthy standards. The training method applied includes several steps, namely a pretest to measure participants' initial knowledge, followed by an education and training session that includes theory and practice, then ending with an evaluation. After the session, a posttest was carried out to assess the increase in participants' understanding. The evaluation results showed a significant increase in participants' knowledge; The percentage of participants who understood the material rose from 67% of participants who understood and 33% of participants who did not understand during the pretest to 93% of participants who understood and the remaining 7% who did not understand after education and training. The conclusion of this activity shows that the training succeeded in achieving its goal of increasing the capacity of safe and healthy sports cadres. The resulting suggestion is the need to carry out similar training on a regular basis to continue to educate and empower the public in the safety and health aspects of organizing sports.
Edukasi dan pelatihan cara mengukur mental toughness atlet pada guru olahraga di Jayapura Putra, Miftah Fariz Prima; Guntoro, Tri Setyo; Zainuri, Agus; Numberi, Gerdha Kristina Ivony; Jelita, Skolastika; Lewar, Markus Wahyu Moat Natin; Ikhsan, Ikhsan; Gandinni, Nanda Aprilia; Watiningsih, Rita
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27487

Abstract

Abstrak Mental atlet diyakini sebagai dimensi yang sangat menentukan prestasi atlet di lapangan. Namun sayangnya, belum banyak yang memahami bagaimana cara mengukur mental atlet. Oleh karena itu, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi dan pelatihan tentang cara mengukur mental toughness pada guru olahraga di Jayapura. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu: edukasi, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi. Sebanyak 21 guru olahraga mengikuti kegiatan ini. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebanyak 90.5% menjawab tidak mengetahui instrumen terstandar dalam mengungkap mental atlet dan hanya 9.5% yang menjawab mengetahui. Melalui kegiatan ini, guru olahraga di kota Jayapura mengetahui beberapa instrumen terstandar dalam mengungkap mental toughness pada atlet. Selain itu, guru olahraga juga melakukan pengukuran aspek mental toughness pada atletnya dengan baik. Kata kunci: instrument mental atlet; mental toughness; guru olahraga. Abstract An athlete's mentality is believed to be a dimension that determines an athlete's performance on the field. But unfortunately, not many people understand how to measure an athlete's mentality. Therefore, this community service activity aims to provide education and training on how to measure mental toughness in physical education teachers in Jayapura. This service activity is carried out through four stages, namely: education, training, mentoring, and evaluation. A total of 21 physical education teachers participated in this activity. The results of the activity showed that as many as 90.5% answered that they did not know about standardized instruments for revealing athletes' mental health and only 9.5% answered that they knew. Through this activity, physical education teachers in the city of Jayapura learned about several standardized instruments for revealing mental toughness in athletes. Apart from that, the teachers also measured aspects of mental toughness in their athletes well. Keywords: athlete's mental instrument; mental toughness; physical education teacher.
Edukasi Pentingnya Menulis pada Guru Olahraga di MGMP PJOK SMP Jayapura Putra, Miftah Fariz Prima; Guntoro, Tri Setyo; Sutoro, Sutoro; Mantiri, Grace Janice Martha; Zainuri, Agus; Sinaga, Evi; Numberi, Gerdha Kristina Ivony; Mulait, Carles Sari; Pigome, Ami Cristina; Ikhsan, Ikhsan; Watiningsih, Rita; Gandinni, Nanda Aprilia
Multilateral : Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 23, No 4 (2024): Special Issue National Conference: Mengembalikan Marwah PJOK dan Penerapan Tekn
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/multilateral.v23i4.21778

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah untuk mengedukasi pentingnya menulis dan cara menulis yang mudah pada guru olahraga di MGMP PJOK SMP Kota Jayapura. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu: persiapan, pendidikan atau pelatihan, penguatan, dan evaluasi. Hasil kegiatan PkM menunjukkan sebanyak 21 guru olahraga tingkat SMP di Kota Jayapura, Papua, mengikuti kegiatan tersebut. Sebanyak 80.95% atau 17 orang adalah guru olahraga laki-laki sedangkan 19.05% atau 4 orang adalah guru perempuan. Secara usia, rata-rata usia peserta PkM adalah 34.57 ± 10.62 tahun dengan usia guru yang termuda adalah 23 tahun sedangkan yang senior 57 tahun. Berdasarkan pengalaman, tampak bahwa rata-rata peserta memiliki pengalaman mengajar selama 8.95 tahun dan bahkan terdapat yang sudah mengajar 29 tahun. Sebanyak 85.71% peserta PkM menyatakan belum pernah menulis artikel dan sebanyak 90.48% belum pernah menulis buku. Sebanyak 90.5% peserta menyebutkan belum pernah menggunakan aplikasi references tools. Sebanyak 85% peserta dapat memahami dengan baik materi penulisan yang diberikan dan peserta sangat tertarik untuk membuat tulisan bertema olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, serta olahraga prestasi.
Case study of social marketing implementation in covid-19 promotion media and public knowledge of covid-19 in Jayapura city Zainuri, Agus; Putra, Mifta Fariz Prima; Irap, S. Piter; Indrayani, Ervina
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 12 No. 4 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1117800

Abstract

This research is based on the critical role of social marketing in raising awareness and promoting healthy behaviors during the COVID-19 pandemic, particularly in Jayapura City, where challenges persist in disseminating effective information and influencing public behavior regarding health protocol adherence. The study aims to analyze the implementation of social marketing through promotional media, such as posters and health protocols displayed in public areas, in enhancing knowledge and influencing behavioral changes among the residents of Jayapura City in COVID-19 prevention. A qualitative case study method was used to evaluate the implementation of social marketing in COVID-19 promotional media and its impact on public knowledge in Jayapura City. Data collection was conducted through semi-structured interviews with respondents from diverse social backgrounds, as well as direct observation of promotional media distributed throughout the city. The findings reveal that while promotional media, such as COVID-19 posters and health protocols displayed in public areas, succeeded in improving the public's basic understanding of the importance of health protocols, there were significant barriers to the consistent application of such behaviors. Factors such as limited access to information, a lack of in-depth understanding, and social resistance to behavioral changes posed considerable challenges to enhancing the effectiveness of the campaign. The research also found that while the campaign positively impacted awareness levels, a more integrated and contextual approach is needed to achieve comprehensive behavioral change among the community.