Claim Missing Document
Check
Articles

VISUALISASI 3D PETA KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) BANDARA NGURAH RAI BALI Elceria Susanti; Arief Laila Nugraha; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.573 KB)

Abstract

Abstrak Bandara Ngurah Rai adalah bandara yang berada di Bali tepatnya di Kabupaten Badung Kecamatan Kuta yang secara geografis terletak pada koordinat 8°44′53″LU 115°10′3″BT. Lokasi Bandara Ngurah Rai berada di tengah jalur antara Kuta Utara dan Kuta selatan di mana banyak obyek pariwisata sehingga menunjang pembangunan baik hotel, villa, BTS, menara maupun antena yang berpotensi menimbulkan gangguan pada aktivitas penerbangan (obstacle) yang berada di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) terutama kawasan sekitar bandara agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan pesawat udara (Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 27 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan).Metode yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah metode overlay identity dengan menggunakan software ArcGIS 10. Pembuatan peta menggunakan software ArcGIS 10 selesai, kemudian peta ditampilkan pada Google Earth namun sebelumnya dibuat versi 3D pada software Google SketchUp Pro 2014.Dari hasil pengolahan data menggunakan metode tersebut, maka didapat informasi mengenai wilayah yang termasuk ke dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Ngurah Rai dan zona ketinggian di setiap pembagian kawasan. Dengan demikian, dapat diketahui persebaran obstacle menurut wilayah dan zona ketinggian pada KKOP Bandara Ngurah Rai yaitu sebagian besar berada di Kecamatan Kuta Selatan (Desa Ungasan, Pecatu, Benoa dan Kutuh). Penelitian ini bermanfaat untuk membuat perencanaan pembangunan, pemantauan obstacle, dan pembaharuan dari peta sebelumnya. Kata Kunci : Bandara Ngurah Rai, KKOP, ketinggian, obstacle. Abstract Ngurah Rai airportis  located on Bali, Badung. Geographically, it is located in coordinate 8°44′53″ S 115°10′3″ E. Ngurah Rai airport is in between of North Kuta and South Kuta near with tourism places that will improving building development like hotel, villa, BTS, tower althought antenna that have potensials to make disturbance to flight activity (obstacle) in Safety of Flight Operations Area (KKOP) especially near airport area in order to have no disturbance the flight activity (Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 27 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan).The method that used in this final task research is overlay identity  method by using ArcGIS's software 10. Cartography utilizes ArcGIS's software 10 all through, then map is featured on Google Earth yet 3D versions are made with Google SketchUp Software Pro 2014.The result of data processing are information about region which most turns in at Safety of Flight Operations Area (KKOP) of  Ngurah Rai Airport and height zone at any given area division. Thus, can be known about obstacle’s spread is according to region and height zone on KKOP Ngurah Rai Airport which is dominated in Kuta Selatan (Desa Ungasan, Pecatu, Benoa dan Kutuh). This research utilitarian to make urban planning development, monitoring the obstacles, and update of previous map.  Key word: Ngurah Rai Airport, KKOP, elevation, obstacle.
ANALISIS ANCAMAN BENCANA EROSI PADA KAWASAN DAS BERINGIN KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Avianta Anggoro Santoso; Arief Laila Nugraha; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.245 KB)

Abstract

ABSTRAK Daerah Aliran Sungai Beringin merupakan salah satu daerah aliran sungai terbesar di Kota Semarang dengan curah hujan tertinggi. Wilayah hulu adalah daerah yang berfungsi sebagai daerah konservasi, tangkapan  hujan, dan pengelolaan  lingkungan DAS. Tujuan pengelolaan DAS antara lain mengendalikan dan mencegah erosi tanah, mengoptimalkan air tanah, dan menjaga lingkungan hidup. Faktanya lahan konservasi  pada wilayah hulu telah banyak yang beralih fungsi. Hal itu akan memicu kejadian bencana salah satunya disebut erosi.Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi pada wilayah DAS Beringin pada tahun 2013 dan mengkaji parameter yang mempengaruhi besarnya tingkat erosi. Perhitungan erosi menggunakan metode RUSLE (Revised Soil Lost Equation) dan indeks topografi dihasilkan dengan menghitung faktor kemiringan dan panjang lereng. Tutupan  lahan terbaru dihasilkan dari digitasi on screen citra google earth  tahun  perekaman 2012. Perhitungan erosi dan pengolahan parameter erosi dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis.Hasil dari penelitian ini berupa peta tingkat bahaya erosi yang dibagi menjadi 5 kelas, yaitu : sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Dari hasil perhitungan dihasilkan tingkat bahaya erosi dengan tingkat sangat ringan sebesar 20,39 km2 (68%), ringan sebesar 3,83 km2 (13%), sedang sebesar 3,77 km2 (12%), berat sebesar 1,68 km2 (6%), sangat berat sebesar 0.19 km2 (0,6%).Kata kunci : Erosi, RUSLE, DAS Beringin, SIG ABSTRACTBeringin watershed is one of the largest watersheds in the Semarang City with the highest rainfall in Semarang City. The upstream area is an area that served as conservation area, rain catchment, and watershed environmental management. The purposes of watershed management is controling and preventing soil erosion, optimizing groundwater, and  protecting  the environment. The fact is land conservation in the upstream area has switched into others function. It will trigger one of catastrophic incident which is called erosion.The purpose of this study is  to determine the danger level of erosion in Beringin watershed area in 2013 and to  review the parameters that affect the level of erosion. Erosion calculation is using RUSLE (Revised Soil Lost Equation) method and  the topography index was  generated from  the slope value and slope length factors. Latest land  cover was generated from  on-screen digitized image from 2012 google earth image. The erosion level calculation and  the erosion parameter  are using  Geographic Information System technology.The results of this study is erosion potential maps that  is divided into five classes, namely: very mild, mild, moderate, severe, and highly severe. From the calculation result of erosion hazard  potential, as a very mild level at 20,39 km2 (68%), mild at 3,83 km2 (13%), moderate at 3,77 km2 (12%), severe at 1,68 km2 (6%), very severe at 1,9 km2 (0,6%).Keywords : Erosion , RUSLE, Beringin Watershed, GIS
PENENTUAN DAN PEMILIHAN LOKASI BANDARA DENGAN MENGGUNAKAN SIG DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Rencana Bandara Di Kabupaten Kendal) Inessia Umi Putri; Arief Laila Nugraha; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.789 KB)

Abstract

Abstrak Lokasi bandara di Indonesia kerap mengalami permasalahan dalam perencanaan lokasi. Letak bandara yang berada di pusat kota sering menjadi penghambat laju pertumbuhan kota, seperti Bandara Ahmad Yani yang terletak di pusat Kota semarang. Akibatnya, kawasan pemukiman dan perkantoran yang berada di sekitar Bandara Ahmad Yani terganggu dengan suara bising yang berasal aktivitas penerbangan, belum lagi ancaman akan kecelakaan penerbangan yang kapan saja dapat terjadi. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan langkah yang tepat dalam menyajikan aspek spasial (keruangan). Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk menganalisis dalam proses penentuan lokasi bandara yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu tata guna lahan, kemiringan lahan, curah hujan, kepadatan penduduk, jarak dari jalan utam, jarak dari sungai utama, arah dan kecepatan angin.Dari analisis dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) menunjukkan besar bobot yang mempengaruhi untuk masing-masing parameter sebesar 39.588 % untuk arah dan kecepatan angin, 24.1%  untuk kemiringan lereng, 17.196%. ntuk curah hujan, 8.67%  untuk tata guna lahan, masing-masing 4.097% untuk parameter jarak dari jalan utama dan jarak dari sungai utama, dan 2.23% untuk kepadatan penduduk. Dari hasil overlay peta hasil skoring dengan prasyarat lokasi bandara, didapatkan tiga alternatif daerah yang sesuai untuk menjadi lokasi bandara baru di Kabupaten Kendal, yaitu, Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu, Desa Wonosari Kecamatan Patebon, dan Desa Kalirejo Kecamatan Kangkung.Kata kunci: Lokasi Bandara; AHP; SIG Abstract Airports location often  have problems in site planning. The airport which is located in the city center become a resistor the rate growth of the city, such as Ahmad Yani Airport which is located in the center of Semarang City. As a result, residential areas and offices located around the Ahmad Yani Airport disturbed by noise of flight activity, and also the threat of aviation accidents can happen anytime. Geographic Information System (GIS) is a right step in presenting the spatial aspects (spatial). In this case the GIS has the benefit that can be used to analyze the process of determining the location of the airport in accordance with predetermined parameters, namely land use, slope, rainfall, population density, distance from  main roads, the distance from the main river, direction and speed wind. By the analysis using AHP method (Analytical Hierarchy Process) shows that the weighted score which affected each of parameter is 39 588% for direction and speed wind, , 24.1% terrain slope, , 17,196% rainfall, 8.67% for land use, respectively 4,097% for the parameter distance from the main road and the distance from the main river, and 2,23% to population density. According to overlay results scoring maps with precondition of airport location that have obtained three areas which is  suitable to be alternative location of a new airport in Kendal, namely Wonorejo village from Kaliwungu District, Wonosari village from Patebon District, village Kalirejo from Kangkung DistrictKeywords: Airport Location, AHP, GIS
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI STASIUN KERETA API JALUR SEMARANG - BANDUNG BERBASIS ANDROID Handoko Dwi Julian; Bambang Sudarsono; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.873 KB)

Abstract

Abstrak Kereta Api merupakan salah satu jenis moda transportasi massal yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi. Pada era sekarang ini, peranan Transportasi Kereta Api sangatlah penting bagi masyarakat luas dan pengaplikasian Sistem Informasi Geografis semakin populer dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan analisis spasial. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran koordinat lapangan menggunakan Global Positioning System (GPS) sebagai data utama dan data atribut sebagai data pendukung serta Google Maps yang berguna untuk menampilkan jalur kereta api Semarang-Bandung. Pada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi yang dibangun dengan bahasa pemrograman java menggunakan software Eclipse dan ADT ( Android Development Tool). Hasil akhir dari penelitian ini berupa Aplikasi Harina Train Online berbasis mobile GIS yang dioperasikan dengan sistem Android dan memiliki beberapa fitur utama seperti visualisasi jalur kereta api Semarang-Bandung, informasi setiap stasiun kereta yang dilewati, tarif tiket kereta api, jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api, serta informasi alternatif transportasi. Kata Kunci : Jalur Kereta Api, GPS, Mobile GIS, Aplikasi, Android. Abstract Train is one kind of efficient mass transportation for the high number of passengers. In this era, the role of transport is very important for the society and the Application of geographic information system utilized increasingly popular for various interest of spatial. In this research, the coordinates of the field were taken by Global Positioning System (GPS) as the main data and attribute data as supporting data and visualize railway on Google Maps. In this study who later became an application built with the Java programming language using the Eclipse software and ADT ( Android Development Tool). The end result of this research is Harina Train Online Application based mobile GIS that operate on the android system has several key features such as visualization of railroad Semarang-Bandung, any information that is passed the train station, train ticket fares, schedules train departure and arrival, as well as alternative transportation information. Keyword: Railway, GPS, Mobile GIS, Applications, Android.
PEMANFAATAN WEBGIS UNTUK PEMETAAN PERSEBARAN SPBU DI KOTA SEMARANG Shindy Mariska Zulkarnain; Bambang Sudarsono; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.842 KB)

Abstract

ABSTRACT Semarang is the fifth largest city after Jakarta, Medan, Surabaya, and Bandung, with a population of nearly two million people. With a dense population, then the distribution of fuel oil (BBM) in the city of Semarang is getting bigger. Therefore, PT. Pertamina as the official agent of the fuel oil supplier is also growing rapidly, thus causing a lot of Gas Station (SPBU) establishment, especially in Semarang.With the development of today’s technology, the maps can be created in digital form with the use of Geographic Information Systems (GIS). In order to be more efficient in its use, then the map is integrated into a web, so users can access them anywhere and anytime. This research was developed using an HTML website framework, the java programming language, PHP, and MySQL with phpMyAdmin features as base data, and GPS handheld as the determinant position coordinate.The final result of this research is GIS application in distribution of Gas Station (SPBU) in Semarang based website which can be accessed on the spbu-semarang.com situs. This website shows the location and the facilities at the Gas Station (SPBU) and served through the google Maps, so can make it easy to find the location of Gas Station (SPBU) in Semarang.  Keywords : GIS, SPBU, Semarang City  ABSTRAKKota Semarang merupakan Kota ke lima terbesar setelah Jakarta, Medan, Surabaya dan Bandung dengan jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa. Seiring dengan perkembangan kepadatan penduduk dan  jumlah kendaraan bermotor  juga  semakin meningkat,  maka pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Semarang semakin besar dan berkembang  pesat, oleh karena itu PT.Pertamina sebagai agent resmi penyalur BBM juga kian berkembang  pesat sehingga menyebabkan banyaknya pendirian SPBU di wilayah Kota Semarang.Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini peta dapat dibuat secara digital yakni dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), untuk lebih dapat efisien lagi peta tersebut diintergrasikan kedalam sebuah web agar bisa diakses oleh pengguna di mana saja dan kapan saja.Penelitian ini dikembangkan menggunakan Kerangka website HTML, bahasa pemrograman java, PHP dan MySQL dengan fitur phpMyAdmin sebagai basis data, dan GPS handheld sebagai penentuan posisi koordinat.Hasil akhir penelitian ini berupa aplikasi SIG Persebaran SPBU di Kota Semarang berbasis website yang dapat di akses pada situs spbu-semarang.com dengan menampilkan lokasi dan fasilitas yang ada di SPBU yang disajikan melalui Google Maps sehingga bisa dengan  mudah menemukan lokasi SPBU yang ada di Kota Semarang  Kata Kunci : SIG,SPBU,Kota Semarang      *) Penulis PenanggungJawab
PEMANFAATAN SIG UNTUK MENENTUKAN LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (Studi Kasus Kabupaten Boyolali) Yoga Kencana Nugraha; Arief Laila Nugraha; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2725.654 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Boyolali yang berada pada jalur strategis Semarang - Surakarta menyebabkan terjadinya perkembangan kota yang dapat memicu konversi lahan non-mukim menjadi permukiman. Penggunaan lahan yang tidak terencana akan menimbulkan kerusakan lahan dan lingkungan. Dalam hal tersebut SIG (Sistem Informasi Geografis) mempunyai peran yang cukup strategis, karena SIG mampu menyajikan aspek spasial (keruangan). Dalam rangka perwujudan manfaat SIG tersebut, yang kemudian dapat digunakan untuk mengetahui tingkat potensi lahan di Kabupaten Boyolali untuk pengembangan kawasan perumahan dan permukiman. Penelitian ini mempertimbangkan tujuh parameter untuk menentukan lokasi potensial pengembangan perumahan dan permukiman, yaitu parameter kemiringan lereng, ketersedian air tanah dan pdam, kerawanan bencana, Aksesbilitas, jarak terhadap pusat perdagangan dan fasilitas pelayanan umum, kemampuan tanah dan perubahan lahan.Dari analaisis dengan metode metode AHP (Analytic Hierarchy Process) menujukan bobot pengaruh untuk masing masing parameter sebesar 27,5 % untuk kerawanan bencana; 19,4 % kemiringan lereng; 17,0 % Perubahan Lahan; 15,0 % Aksesbilitas; 7,2 % Ketersediaan Air; 7,0 % daya dukung tanah; 6,9 % jarak terhadap pusat perdagangan dan fasilitas pelayanan umum. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dan analisis dengan skoring, tingkat potensi untuk perumahan dan permukiman di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi 4 kelas, yaitu Kelas Sangat berpotensi dengan luas 1944,92 Ha, cukup berpotensi dengan luas 63127,89 Ha, kurang berpotensi dengan luas 21302,52 Ha dan tidak berpotensi dengan luas 5216,20 Ha.Untuk Kecamatan yang memiliki kawasan sangat berpotensi dan menjadi prioritas daerah pengembangan kawasan perumahan dan permukiman yang sesuai RTRW Kabupaten Boyolali tahun 2010-2030 paling luas berada di Kecamatan Andong dengan luas 1645,82 Ha, Kemudian Kecamatan Boyolali dengan luas 1259,23 Ha, dan Kecamatan Nogosari seluas 1578,40  Ha.Kata Kunci :Potensi LahanPerumahan, SIG, AHP ABSTRACTBoyolali district which is strategically located at Semarang - Surakarta intercity road led to the development of the city which can trigger the conversion of non-settlements area into settlements area. Unplanned land usage will cause damages to the land and environment. In this case, GIS (Geographic Information System) have a strategic role, because GIS is able to present the spatial aspect. In order to realize the benefits of GIS, which can then be used to determine the level of land potential in Boyolali for real estate and housing development. This study considers seven parameters to determine the potential sites for housing and settlement development, that are the slope parameter, groundwater and PDAM availability, disaster vulnerability, Accessibility, distance to the center of commerce and public service facilities, land capability and land transformations.From the analysis using AHP method (Analytic Hierarchy Process) addressed the weights influence for each parameter is 27.5% for disaster vulnerability; 19.4% for slope; 17.0% for  land transformation; 15.0% for accessibility; 7.2% for water availability; 7.0% for land capability; 6.9% for the distance to the center of commerce and public service facilities. While based on the calculation and analysis by scoring, the level of potential for housing and settlements in Boyolali divided into 4 classes: Highly potential class with an area of 1944.92 hectare, enough potential with an area of 63127.89 hectare, less potential with an area of 21302.52 hectare, and no potential with an area of 5216.20 hectare.For the Districts with highly potential area and become a priority area of real estate and settlement development that appropriate to Boyolali district RTRW years 2010-2030 were most widespreaded in the Andong sub-district with an area of 1645.82 hectare, then the Boyolali sub-district with an area of 1259.23 hectare, and the Nogosari sub-district with an area of 1578,40 hectare.Keywords : Land potential forReal estate, GIS, AHP
ZONASI DAERAH RAWAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (CURANMOR) DI KOTA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ANALYSIS Johan Wisma Anggoro; Moehammad Awaluddin; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1640.113 KB)

Abstract

ABSTRAKTindak pencurian kendaraan bermotor (curanmor) merupakan salah satu tindakan kriminal yang terjadi di setiap daerah terutama Kota Semarang, namun belum ada visualisasi kejadian curanmor ke dalam bentuk peta dari Polrestabes Kota Semarang, sehingga Metode Cluster Analisis dalam SIG dapat digunakan untuk menentukan dan menganalisis daerah rawan curanmor. Pada penelitian ini, dilakukan pemetaan daerah rawan curanmor di Kota Semarang dengan menggunakan tiga Metode Cluster Analisis, yaitu Kernel Density, K-Means dan K-Medoids. Metode Kernel Density adalah pengelompokan data berdasarkan kerapatan/density TKP dari tindak curanmor, metode K-Means adalah pengelompokan data berdasarkan centroid/pusat kejadian curanmor di tiap kelurahan, sedangkan metode K-Medoids adalah pengelompokan data berdasarkan nilai medoids yang di ambil dari objek data jumlah kejadian curanmor di tiap kelurahan. Hasil penelitian ini terdapat 1286 kasus curanmor yang terdiri dari 275 kasus pada tahun  2014, 424 kasus pada tahun 2015, 307 kasus pada tahun 2016, 161 kasus pada tahun 2017 dan 119 kasus pada tahun 2018. Daerah kerawanan dari metode Kernel Density, K-Means dan K-Medoids mempunyai hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil dari verifikasi menggunakan data kasus bulan Januari – April 2019, metode Kernel Density memiliki nilai verifikasi daerah rawan (tingkat kerawanan tinggi dan sedang)  yang paling besar dibanding dengan metode K-Means dan K-Medoids, yaitu 82,35%. Kata Kunci : Curanmor, K-Means, K-Medoids, Kernel Density, SIG.  ABSTRACTMotor vehicle theft (curanmor) is one of the criminal acts that occurred in each area, especially Semarang City, but there is no visualization of the event of curanmor in the form of maps from the Semarang City Polrestabes, so the Cluster Analysis Method in GIS can be used to determine and analyze vulnerable areas chancel. In this study, mapping of the area of hazard-prone areas in Semarang using three Cluster Analysis Methods, namely Kernel Density, K-Means and K-Medoids. Kernel Density method is a grouping of data based on the density of the crime scene from the act of curanmor, the K-Means method is grouping data based on centroids/center of curanmor events in each village office, while the K-Medoids method is grouping data based on medoids values taken from the number of data objects incidents of fraud in each village. The results of this study were 1286 cases of fraud consisting of 275 cases in 2014, 424 cases in 2015, 307 cases in 2016, 161 cases in 2017 and 119 cases in 2018. The area of vulnerability from the Kernel Density method, K-Means and K-Medoids have different results. Based on the results of the verification using case data for January - April 2019, the Kernel Density method has the highest value of verification of hazard areas (high and medium vulnerability) compared to the K-Means and K-Medoids methods, which is 82.35%. Keyword : Curanmor, K-Means, K-Medoids, Kernel Density, GIS.
KAJIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BASIS DATA SPASIAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BERBASIS OPEN SOURCE (Studi Kasus : Kelurahan Tembalang) Wiwik Levitasari; Arief Laila Nugraha; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.698 KB)

Abstract

ABSTRAK                Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup besar bagi suatu daerah. Sekarang ini pemerintah sedang gencar dalam hal melakukan penarikan Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan adanya Undang-undang No. 28 tahun 2009 mengenai pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan, sekarang ini tidak dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melainkan akan dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Dengan adanya perpindahan pengelolaan dan adanya optimalisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem basis data yang user friendly sehingga dapat mendukung pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan.                Dalam implementasinya, penelitian ini menggunakan software basis data berbasis open source yaitu PostgreSQL 9.4 dan PostGIS 2.0 serta menggunakan software QuantumGIS 2.18.6 sebagai visualisasi hasil dari data spasialnya. Pembangunan basis data dimulai dengan perancangan model basis data konseptual, logikal dan fisikal sehingga menghasilkan tabel-tabel yang dibutuhkan dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan. Basis data spasial hasil perancangan dilakukan pengujian yang terdiri dari 2 pengujian yaitu pengujian sistem dan pengujian usability untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembuatan basis data spasial Objek Pajak bumi dan Bangunan.                Hasil dari penelitian diperoleh basis data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan yang disimpan dalam software DBMS. Basis data spasial ini terdiri dari 10 tabel yang meliputi tabel kelurahan, jalan, sungai, simbol, garis, blok, bidang, bangunan, wajib pajak dan PBB terhutang. Pengujian sistem diperoleh persentase keberhasilan pemrosesan query sebesar 100%, waktu pemrosesan query tercepat adalah 11 msec, waktu pemrosesan query terlama adalah 513 msec sehingga diperoleh rata-rata waktu pemrosesan query yang diuji adalah 106.625 msec. Pengujian usability diperoleh 80% responden setuju bahwa sistem basis data spasial mudah digunakan, 80% reponden setuju bahwa basis data spasial mampu mengelola data spasial objek Pajak Bumi dan Bangunan dengan baik, 80% setuju bahwa tampilan dari basis data spasial ini mudah dipahami, 80% setuju bahwa informasi yang dihasilkan dari pemrosesan query basis data spasial tepat, 80% setuju bahwa waktu untuk pemrosesan query sistem basis data spasial membutuhkan waktu yang cepat. Secara keseluruhan, hasil pengujian usability diperoleh persentase sebesar 80% dan masuk ke dalam kriteria layak.
PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN BERDASARKAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) (Studi Kasus : Lawang Sewu dan Sam Poo Kong) Yesi Monika Manik; Arief Laila Nugraha; Haniah Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.574 KB)

Abstract

ABSTRAKLawang Sewu dan Sam Poo Kong sebagai salah dua ikon Kota Semarang memiliki potensi sebagai objek wisata. Lokasi yang strategis terletak di pusat Kota Semarang dan nilai sejarah yang terkandung didalamnya menjadikan Lawang Sewu dan Sam Poo Kong sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk berwisata. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) terhadap objek wisata Lawang Sewu dan Sam Poo Kong untuk menentukan strategi pengembangan objek wisata berdasarkan pada kesediaan wisatawan untuk membayar (Willingness To Pay; WTP) pada objek wisata tersebut.Metode penarikan sampel (responden) yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Probability Sampling, di mana peluang setiap anggota populasi terpilih sama, dengan teknik Quota Accidental Sampling yaitu sampel diambil dengan cara kebetulan yang datang berkunjung di objek wisata Lawang Sewu dan Sam Poo Kong. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan perhitungan WTP menggunakan perangkat lunak Maple 14.Dalam penelitian tugas akhir ini, hasil yang diperoleh berupa peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan dengan nilai WTP objek wisata Lawang Sewu sebesar Rp 64.804,- dengan surplus konsumen sebesar Rp 1.278.061,556 per individu per tahun, sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Lawang Sewu sebesar Rp 404.128.565.500,- (nilai surplus konsumen per individu per tahun dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2013). Dan nilai WTP objek wisata Sam Poo Kong sebesar Rp Rp 61.205,- dengan surplus konsumen sebesar Rp 2.048.926,914 per individu tahun, sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Sam Poo Kong sebesar Rp 468.567.392.350,-.Kata Kunci : Travel Cost Method, Contingent Valuation Method, Willingness To Pay, Uji Validitas, Uji Realibilitas, Tipologi Kawasan, Peta ZNEK ABSTRACTLawang Sewu and Sam Poo Kong, as two icons of Semarang, have potential as a tourist attraction. The location is strategically in the center of Semarang and the historical value of them become one of the people's choice for travel. Based on this, we need Zona Nilai Ekonomi Kawasan map (ZNEK) of Lawang Sewu dan Sam Poo Kong to determine the development strategy based on the traveler's Willingness To Pay (WTP) at the tourist attraction.Sampling method (respondents) used in this research is the probability sampling, that the opportunities every elected member is same, by using Quota Accidental Sampling technique, where samples are collected by coincidence who came to visit Lawang Sewu and Sam Poo Kong attractions. Data processing method used is multiple linear regression analysis and calculation of WTP using Maple 14 software.In this research, the results is obtained of a ZNEK map with WTP values of Lawang Sewu attractions of IDR 64.804,-, with the consumer surplus of IDR 1.278.061,556 per person per year, so Total Economic Value (TEV) of Lawang Sewu is IDR 404.128.565.500, - (the value of consumer surplus per person per year multiplied with the number of visitors in the year of 2013). Sam Poo Kong’s WTP values of IDR 61.205,-, with consumer surplus of  IDR 2.048.926,914 per person per years, so TEV of Sam Poo Kong is IDR 468.567.392.350,-.Keywords : : Travel Cost Method, Contingent Valuation Method, Willingness To Pay, Test Validity, Test Reliability, Typologi of regions, ZNEK Map. 
ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN WISATA PANTAI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Afriyanto Afriyanto; Arief Laila Nugraha; Hana Sugiastu Firdaus
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 3, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.848 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang potensial memiliki wisata pantai yang menarik diantaranya Pantai Krakal, Pantai Slili, Pantai Sadranan, Pantai Ngandong, Pantai Sundak dan Pantai Pulangsawal (Indrayanti). Pengkajian kesesuaian lahan terhadap kawasan wisata pantai sebagai salah satu pertimbangan sebelum melakukan pengembangan kawasan wisata lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian kawasan wisata pantai. Adapun metode yang digunakan adalah Pembobotan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk penentuan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dengan 10 parameter yaitu kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, kemiringan pantai, biota berbahaya, penutup lahan, aksesibilitas jalan, kecepatan arus, material dasar perairan dan ketersediaan air tawar. Hasil penelitian berupa analisis kesesuaian wisata pantai luas wilayah pantai dengan kategori Sesuai adalah 96,983 Ha (81,196 %) sedangkan luas kawasan dengan kategori Sesuai Bersyarat adalah 24,460 Ha (18,804 %). Persebaran fasilitas mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Pasal 25 terdiri atas prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dengan persebaran yang baik dan memungkinkan sharing facilities. Kata Kunci: AHP, Indeks Kesesuaian Wisata, Wisata Pantai ABSTRACTGunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta is one area that has the potential to have attractive beach tourism including Krakal Beach, Slili Beach, Sadranan Beach, Ngandong Beach, Sundak Beach and Pulangsawal(Indrayanti) Beach. Assessment of land suitability for coastal tourism areas as one of the considerations before further developing the tourist area. This study aims to determine the suitability level of the beach tourism area and visualization of beach tourism locations and supporting facilities, design of application design and to know the web application test. The method used is the AHP (Analytical Hierarchy Process) Weighting for the determination of the Tourism Conformity Index (IKW) with 10 parameters namely water depth, beach type, beach width, beach slope, dangerous biota, land cover, road accessibility, current speed, base material waters and availability of clean water. The results of the study were in the form of an analysis of the suitability of the coastal tourism area of the beach area with the appropriate category is 96,983 Ha (81,196 %) while the area of the area with the Conditional appropriate category is 24,460 Ha (18,804 %). Distribution of facilities refers to Government Regulation Number 50 of 2011 Article 25 consisting of public infrastructure, public facilities and tourism facilities with a good distribution and probably to sharing facilities.
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adhelina Rinta Iswari Adi Nur Ikhsan Aditya Dharmawan Afriyanto Afriyanto Afriyanto Afriyanto Agung Setiawan Ahmad Daniyal Ahmad Shofiyul Huda Alfien Rahmenda Amalia Permata Dewi, Amalia Permata Anang Ikhwandito Andini Riski Oktaviani Andri Suprayogi Anisa Rachmawati, Anisa Annisaa Cahyaningsih Ar Rafi, Naufal Hisyam Arco Triady Ujung Arga Fondra Oksaping ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arkham, Ivan Fandilla Aulia Arkham Arliandy Pratama Arwan Putra Wijaya Avianta Anggoro Santoso Awwaluddin, Moehammad Ayu Sulistyaningtyas, Sekar Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bondan Arum Kusumahati Briandana Januar Aji Gunadi Brinton Patuan Sitorus Cahya Wisuda Hukama Chairunisa Afnidya Nanda Dede Handoko DEDI SETYAWAN Dewi Shinta Septifany Dhuha Ginanjar Bayuaji Dian Triandini Nurcahyo Diqja Yudho Nugroho Dyah Widyaningrum Elceria Susanti Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajri Ramadhan Fanni Kurniawan Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fida Wulan Istiaji Fina Faizana Frizani, Defanny Elsa Ghinaa Rahda Kurnila Habib Azka Ramadhani Hadi Winoto Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Handoko Dwi Julian Hani'ah . Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Hanifudin, Faiz HARDIAN ASTIANINGRUM Hartomo Haryo Kuncoro Hayuningsih, Dwi Mastuti Hilman Djalu Sadewo Hutagalung, Christovel Mangaratua Ibrohim Shiddiq Ika Rahayu Wulansari Imam Mudita Inessia Umi Putri INNEKE ASTRID PITALOKA Irfan Tri Anggoro Izzudin Al Qossam Jalu Tejo Nugroho, Jalu Tejo Johan Wisma Anggoro Kemas Abdul Fatah Kevin Dio Maldini Khofifatul Azizah Kindy Ibrahim Hari L M Sabri Laode M Sabri Latifah Rahmadany Lingga Hascarya Prabandaru Lolita, Diaz Amel LUKMAN MAULANA ABDILLAH LUTHFI RAHMANDHANI Maharani, Raden Roro Kingkin Meiska Firstiara Maudi Mia Anggorowati Karomah Mochammad Imron Awalludin Moehammad Awaluddin Moehammad Awwaluddin Mohammad Faiz Ilhami Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Agam Cakra Donya Muhammad Bagus Salim Muhammad Hanif Abdurrahman Muhammad Sandhi Lazuardi Mustaqim, Alfiyan Nanda Dewi Arumsari Naryoko Naryoko Nastiti Asrining Hartri Naufal Humam Manshur Nella Wakhidatus Nella Wakhidatus Sholekhah Nisrina Niwar Hisanah NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Fajar Nafiah Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurrahmawati Nurrahmawati Nyoman Winda Novitasari Olivia Sinaga Pardjono, P. Pradipta, Carlo Purba, Agantry Putri Auliya Qoaruddin Qomaruddin Rachmawati, Ekha Raditya Wahyu Utomo Rahmat Randy Valdika Ramadhan Susilo Utomo Resi Diansismita Resti Winda Ratriana Rida Hilyati Sauda Ridwan Ageng Ashari Rifqi Najib Muzaka Rintyas Chandra Irawan Rizqi Umi Rahmawati Rizqie Anarullah, Rizqie Rochim, Vianka - Rofi'i, Nur Izha Jannah Rosika Dyah Pratiwi Rr. Yossia Herlin A. Sabda Lestari Sabri, L.M Sabri, L.M. Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira sari, Cici Nurmalasa Sartika Sartika Sawitri Subiyanto Sendy Brammadi Septiningdiah, Dara Jati Setiaji, Krisna Shindy Mariska Zulkarnain Siti Haeriah Stella Purnomo Sutomo Kahar Sutomo Kahar Syarifah Mayda Az Zahrotun Nisa Taufik Eka Ramadhan, Taufik Eka Tiara Toyyibatul Arofah Tistariawan, Adji Chandra Tri Adi Hermawan Tri Afiebbawa Exactanaya Tristianti, Nova Ulya Novita Sari Uman Kertanegara Vinsensia Hutagaol Viona Yashinta Viradhea Gita R. L. Wahyu Adi Yuliyanto Wakhidatus, Nella Wibisana, Alyawan Satrio Wildan Ryan Irfana Wisnu Wahyu Wijonarko Wiwik Levitasari Yanies Meiyanti Yesi Monika Manik Yoga Kencana Nugraha Yolanda Margaretha Mulder Yose Rinaldy N Yovi Adyuta Isdiantoro Yudo Prasetyo Yuliansyah Rachman Nur Rizky Zuraidha, Riza Nur