Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Diversity of Coral Genus Scleractinia in Tidung Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta Province Ekel, Jouvan Randy; Manembu, Indri Shelovita; Manengkey, Hermanto Wem Kling; Roeroe, Kakaskasen Andreas; Ompi, Medy; Sambali, Hariyani
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.9.2.2021.34917

Abstract

Coral reefs are one of the most productive and diverse ecosystems on earth and provide ecosystem services. One of the islands of the Seribu Islands that has a coral reef ecosystem is Tidung Island. It is strategic and developing location makes this island used as a residential area, conservation area, and tourist destination. But the utilization has an impact on the damage of coral reefs through environmental and anthropogenic pressures. This study aims to determine coral diversity by identifying the coral genus Scleractinia and the factors that affect coral diversity. Observations were done on three different stations include 2 snorkeling areas and 1 natural area. The method used is LIT (Line Intercept Transect) and coral genus identification with Coral Finder Toolkit Indo Pacific 3.0. The results of identification obtained 16 coral genera namely genus Acropora, Montipora, Isopora, Favites, Leptastrea, Favia, Goniastrea, Montastrea, Platygyra, Echinopora, Porites, Pocillopora, Stylophora, Ctenactis, Pavona, dan Symphyllia, with the value of Diversity Index (H') in the waters of Tidung Island ranges from 0.94 – 2.34  in the category of low to moderate diversity. The parameters of water quality in Tidung Island, temperature, salinity, and acidity (pH) are relatively good for coral growth, but brightness is still relatively poor for coral growth. The impact of human activities such as snorkeling, ship anchors, fishing with destroyers, oil and waste pollution, and rock mining are factors that affect coral growth and diversity.Keywords: Coral Scleractinia; Limiting Factors; Coral Finder; Tidung IslandAbstrakTerumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling produktif dan beragam di bumi serta menyediakan jasa ekosistem. Salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki ekosistem terumbu karang yaitu Pulau Tidung. Letaknya yang strategis dan berkembang menjadikan pulau ini dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman, daerah konservasi, dan kawasan tujuan wisata. Namun dari pemanfaatan tersebut memberikan dampak terhadap kerusakan pada terumbu karang melalui tekanan-tekanan lingkungan maupun antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman karang dengan mengidentifikasi genus karang Scleractinia dan faktor yang mempengaruhi keanekaragaman karang. Pengamatan di tiga stasiun berbeda yaitu di antaranya 2 kawasan wisata snorkeling, dan 1 kawasan yang masih alami. Metode yang digunakan yaitu LIT (Line Intercept Transect) dan identifikasi genus karang dengan Coral Finder Toolkit Indo Pasific 3.0. Hasil identifikasi didapatkan 16 genus karang yaitu genus Acropora, Montipora, Isopora, Favites, Leptastrea, Favia, Goniastrea, Montastrea, Platygyra, Echinopora, Porites, Pocillopora, Stylophora, Ctenactis, Pavona, dan Symphyllia, dengan nilai Indeks Keanekaragaman (H’) di perairan Pulau Tidung berkisar 0,94 – 2,34 berada pada kategori keanekaragaman rendah hingga sedang. Parameter kualitas perairan di Pulau Tidung, suhu, salinitas, dan derajat keasaman (pH) tergolong baik bagi pertumbuhan karang, namun kecerahan masih tergolong kurang baik bagi pertumbuhan karang. Dampak aktivitas manusia seperti snorkeling, jangkar kapal, penangkapan ikan dengan alat perusak, pencemaran minyak dan sampah, serta penambangan batu karang menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan keanekaragaman karang.
Hard Coral Cover and Coral Fish Density in Pantai Pall Waters,Tanjung Pulisan, East Likupang, North Minahasa Regency Maxs, Marten; Manembu, Indri S.; Mamangkey, Noldy G. F.; Boneka, Farnis; Manengkey, Hermanto W. K.; Manopo, Victoria E. N.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.9.2.2021.35331

Abstract

Tanjung Pulisan area in Likupang has been designated as part of the Likupang Special Economic Zone (SEZ), as one of five super-priority tourist destinations. To support this program, it is urgent to have an assessment based on coral reef and fish ecology that can be destined as a tourism target. Thus, the purpose of this study is to provide information on the percentage of hard coral cover, the percentage of hard coral genera, as well as the density of reef fish in the waters of Tanjung Pulisan. The author uses the Line Intercept Transect and Underwater Visual Census methods at three stations which are combined synergistically to obtain data on corals and target reef fish effectively. Data were analyzed using the Microsoft Excel program. The results of the analysis showed that the percentage of live coral cover in Tanjung Pulisan waters was categorized as moderate with an average percentage of 47.04%, consisting of 30.28% hard coral and 16.76% soft coral. In these waters, 32 genera of hard corals were found, and Porites as the most dominant genus, with an average percentage of 23.01 %. In addition, the total average density of target reef fish in this location was 0.185 ind/m2, with the most dominant family being Acanthuridae with an average density value of 0.096 ind/m2.Keywords: Hard coral; Likupang; Reef fish; Tanjung PulisanAbstrakKawasan Tanjung Pulisan, Likupang telah ditetapkan menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, satu dari lima destinasi wisata super prioritas. Guna menunjang program ini, perlu dilakukan analisis berbasis ekologi karang dan ikan karang yang bisa dijadikan sebagai target wisata. Berdasarkan ini maka dilakukan riset tutupan karang keras, persentase genera karang keras, juga kepadatan ikan karang di lokasi tersebut. Metode yang digunakan adalah Line Intercept Transect dan Sensus Visual Bawah Air pada tiga stasiun yang dipadukan secara sinergis untuk memperoleh data karang dan ikan karang target secara efektif. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil analisis menunjukan bahwa persentase tutupan karang hidup di perairan Tanjung Pulisan terkategorikan sedang dengan persentase rata-rata sebesar 47,04 %, yang terdiri dari 30,28 % karang keras dan 16,76 % karang lunak. Di perairan ini ditemukan 32 genera karang keras, dengan genus yang paling dominan yaitu Porites dengan persentase rata-rata sebesar 23,01 %. Selain itu, total kepadatan rata-rata ikan karang target di lokasi ini adalah 0,185 ind/m2, dengan Famili yang paling dominan adalah Acanthuridae dengan nilai kepadatan rata-rata sebesar 0,096 ind/m2.Kata kunci:   Ikan karang; Karang keras; Likupang; Tanjung Pulisan
Persentage of Coral Cover and Megabenthos Diversity in “Tanjung Jaha”, Tanjung Pulisan Waters, North Minahasa Regency Daryanto, Adityas Andrew; Mamangkey, Noldy Gustaf; Manembu, Indri S; Boneka, Farnis B.; Sinjal, Cathrien A. L; Kambey, Alex D.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v9i2.36426

Abstract

Tanjung Pulisan waters, especially the “Tanjung Jaha” are one of the diving tourism areas and have been designated as part of Likupang Special Economic Zone (SEZ), which has also been included in one of five super-priority tourist destinations in Indonesia. Based on the assumptions that tourism activities in the area would be very massive, it is presumed that the “Pantai Kecil” area will be affected by those activities. Therefore, this study aims to provide data on coral cover and megabenthic diversity, as a basis data for further research and or for policy decisions in the region. This study used the Benthos Belt Transect (BBT) method and the Underwater Photo Transect (UPT) method and they were analyzed with CPCE (Coral Point Count with Excel Extensions) and Microsoft Excel. The results showed that the percentage of coral cover in “Tanjung Jaha” was categorized as “Good” with a value of 55.92% which included 41.36% hard corals and 15.31% soft corals. At this location, 26 megabenthos were found which consisted of 5 different taxa and the diversity index was categorized as “Medium” with the value of H’=1.36.Keywords:     Coral Cover; Diversity; Pantai Kecil; Tanjung PulisanAbstrakPerairan Tanjung Pulisan, khususnya “Tanjung Jaha” merupakan salah satu daerah wisata penyelaman dan telah ditetapkan menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang dan juga masuk dalam salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Dengan aktivitas pariwisata yang akan sangat masif, diperkirakan wilayah “Tanjung Jaha” akan terdampak oleh aktivitas pariwisata. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data tutupan karang dan keanekaragaman megabentos, sebagai data awal sebagai informasi bagi riset selanjutnya maupun pada kebijakan yang akan berlaku di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Benthos Belt Transect (BBT) dan metode Underwater Photo Transect (UPT) dengan analisa menggunakan CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) dan Microsoft Excel. Hasil analisis menunjukan persentase tutupan karang di “Tanjung Jaha” terkategorikan “Baik” dengan nilai 55.92% yang terdiri dari 41.36% karang keras dan 15.31% karang lunak. Di lokasi ini ditemukan 26 megabentos dari 5 taksa berbeda dengan indeks keanekaragaman terkategorikan “Sedang” dengan nilai H’=1.36.Kata kunci: Keanekaragaman; Pantai Kecil; Tutupan Karang; Tanjung Pulisan
Community Structure of Hard Coral (Scleractinia) in the Walenekoko Reef Flat, Pasir Panjang, Bitung City Pratiwi, Utary; Kambey, Alex D.; Lalamentik, Laurentius Th. X.; Tilaar, Ferdinand Frans; Mandagi, Stephanus Vianny; Manembu, Indri S.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.37277

Abstract

Coral reefs are one of the potential good water resources in Indonesian marine waters. Ecologically, coral reefs can only develop in tropical climates. Hard coral is one of the important components as a constituent of coral reef ecosystems and plays an important role for marine biota. The research was conducted at the reef flat of Walenekoko Village, Pasir Panjang Village, South Lembeh District, Bitung City. The research covers the species, family and life form composition, and ecological indices (diversity, species equitability, and dominance indices). The research was carried out with an Underwater Photo Transect (UPT) method. The results obtained 18 types of hard corals belonging to 5 families. Montipora samarensis was the most abundant coral in the area with 43% of the community composition. The Faviidae family and Acroporidae (33%) had the largest percentage in all transects. The form of coral growth consisted of Acropora Submassive (ACS) 53%, Coral Massive (CM) 30%, and for Acropora Branching (ACB) 16%. The highest diversity value is at point 3 of 1.64, and point 1 of 1.60, while the lowest is at point 2 of 0.56. The evenness index obtained at point 1 is 0.70, and at point 2 is 0.30. The dominance values obtained ranged from 0.25 to 0.52.Keywords: Community Structure; Hard Coral; Reef FlatAbstrakTerumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya perairan yang baik di perairan laut Indonesia. Secara ekologis terumbu karang hanya dapat berkembang di wilayah beriklim tropis. Karang keras merupakan salah satu komponen penting sebagai penyusun ekosistem terumbu karang dan berperan penting bagi biota laut. Penelitian ini dilakukan di rataan terumbu Desa Walenekoko, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan, Kota Bitung. Penelitian meliputi komposisi spesies, famili, dan bentuk kehidupan, serta indeks ekologi (keanekaragaman, keseragaman spesies, dan indeks dominasi). Penelitian dilakukan dengan metode Underwater Photo Transect (UPT). Hasil penelitian diperoleh 18 jenis karang keras yang termasuk dalam 5 famili. Montipora samarensis adalah spesies yang paling banyak ditemukan di daerah tersebut dengan persentase 43%. Famili Faviidae dan Acroporidae (33%) memiliki persentase terbesar di semua transek. Bentuk pertumbuhan karang terdiri dari: Acropora Submassive (ACS) 53%, Coral Massive (CM) 30%, dan untuk Acropora Branching (ACB) 16%. Nilai keanekaragaman tertinggi yaitu pada titik 3 sebesar 1,64, dan titik 1 sebesar 1.60, sedangkan yang termasuk rendah yaitu pada titik 2 sebesar 0,56. Indeks kemerataan diperoleh pada titik 1 sebesar 0,70, dan pada titik 2 sebesar 0.30. Nilai dominasi diperoleh berkisar antara 0.25 hingga 0.52.Kata kunci: Struktur Komunitas; Karang Keras; Rataan Terumbu.
Study Of Hard Coral (Scleractinia) Recruitment In The Molas Waters, Manado City Oli, Aris Putra; Roeroe, Kakaskasen A; Paruntu, Carolus P; Kusen, Janny D; Manembu, Indri S; Mandagi, Stephanus V
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.37489

Abstract

Coral recruitment is the entry of new coral individuals into coral reef populations due to reproduction or migration. Juvenile coral is the result of metamorphosis and growth of coral planula measuring 5 cm and attached to certain substrates. There are two types of substrates in the waters, stable substrates and unstable substrates such as rubble. The purpose of this study was to study hard coral recruitment, both in terms of density, the composition of juvenile coral colony types, size, and the type of substrate occupied by juvenile corals. This research was conducted in August 2021 in the waters of Molas, Bunaken District, Manado City. The method used for site selection is the purposive sampling method and data collection using a sampling method with quadrant transects. The results showed that the density of coral recruitment at the study site was 8,43 colonies/m2. The percentage of juvenile coral attachment on stable substrates is 90% and 10% on unstable substrates. The average size of juvenile corals at the study site was 2.4cm. The composition of the juvenile coral genus found at the research site were corals of the genus Acropora, Anacropora, Coeloseris, Cycloseris, Cyphastrea, Echinopora, Favites, Fungia, Galaxea, Goniastrea, Isopora, Leptastrea, Leptoseris, Lobophyllia, Merulina, Montastrea, Montipora, Oulophyllia, Pachyseris, Pavona, Platygyra, Plasiastrea, Pocillopora, Porites, Psammocora, Scolymia, Seriatopora, Symphyllia, and Trachyphyllia. Of the entire genus, corals of the genus Porites were dominated by the number of juveniles as many as 36 colonies.Keywords: Molas, coral, recruitment, ScleractiniaAbstrakRekrutmen karang adalah masuknya individu karang baru pada populasi terumbu karang dikarenakan reproduksi ataupun migrasi.  Juvenil karang merupakan bentuk hasil metamorphosis dan pertumbuhan planula karang yang berukuran ≤ 5 cm dan menempel pada substrat tertentu.  Terdapat dua tipe substrat di perairan, substrat yang stabil dan substrat yang tidak stabil seperti pecahan karang (rubble).  Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tentang rekruitmen karang keras, baik dari densitas, komposisi jenis koloni juvenil karang, ukuran, hingga tipe substrat yang ditempati oleh juvenil karang.  Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021 di perairan Molas Kecamatan Bunaken Kota Manado.  Metode yang digunakan untuk pemilihan lokasi adalah metode purposive sampling dan pengumpulan data menggunakan metode sampling dengan transek kuadran.  Hasil penelitian menunjukan bahwa densitas rekruitmen karang pada lokasi penelitian sebesar 8,43 koloni/m2.  Persentase penempelan juvenil karang pada substrat stabil sebesar 90% dan pada substrat yang tidak stabil sebesar 10%.  Ukuran rata-rata dari juvenil karang pada lokasi penelitian adalah 2,4cm.  Komposisi genus juvenil karang yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah karang genus Acropora, Anacropora, Coeloseris, Cycloseris, Cyphastrea, Echinopora, Favites, Fungia, Galaxea, Goniastrea, Isopora, Leptastrea, Leptoseris, Lobophyllia, Merulina, Montastrea, Montipora, Oulophyllia, Pachyseris, Pavona, Platygyra, Plasiastrea, Pocillopora, Porites, Psammocora, Scolymia, Seriatopora, Symphyllia, dan Trachyphyllia.  Dari keseluruhan genus, didominasi oleh karang genus Porites dengan jumlah juvenil sebanyak 36 koloni.Kata kunci: Molas, karang, rekrutmen, scleractinia
Polychaeta Communities in Subtidal Zone Soft Substrate of Manado Bay, North Sulawesi Lumingas, Aaron R. T.; Boneka, Farnis B.; Ompi, Medy; Mamangkey, Noldy G. F.; Manembu, Indri S.; Undap, Suzanne L.; Lumingas, Lawrence J. L.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 1 (2022): ISSUE JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i1.39518

Abstract

This study aims to analyze the structure of the Polychaeta community on the soft substrate of the subtidal zone in Manado Bay. Samples were taken by grab at 3 stations namely ST1 located at a depth of 8 m with black mud substrate; ST2 is located at a depth of 26 m with blackish sand substrate, and ST3 are located at a depth of 18 m with blackish sand as a substrate. From the three sampling stations, 27 species of 253 Polychaeta individuals were identified. Station 1, which is located near the mouth of the Bailang River, has high individual abundance but low species diversity. Station 2, which is located near the Megamas area, has moderate individual abundance but high species richness. Station 3, which is located around the Faculty of Medicine, Unsrat Malalayang, has low individual abundance but high species richness. Substrate types and anthropogenic disturbances such as enrichment of organic matter are thought to be determinants of individual abundance, composition, and species richness of Polychaeta in Manado Bay.Keywords: Polychaeta; biodiversity; soft substrate; Manado BayAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas Polychaeta pada substrat lunak zona subtidal di Teluk Manado. Sampel diambil dengan grab pada 3 stasiun yakni ST1 terletak pada kedalaman 8 m dengan substrat lumpur berwarna hitam; ST2 terletak pada kedalaman 26 m dengan substrat pasir berwarna kehitaman; dan ST3 terletak pada kedalaman 18 m dengan substrat pasir berwarna kehitaman. Dari tiga stasiun sampling tersebut berhasil diidentifikasi 27 spesies dari 253 individu Polychaeta. Stasiun 1 yang terletak dekat muara Sungai Bailang memiliki kelimpahan individu tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah. Stasiun 2 yang terletak dekat kawasan Megamas memiliki kelimpahan individu sedang tetapi kekayaan spesies tinggi. Stasiun 3 yang terletak di sekitar pemukiman belakang Fakultas Kedokteran Unsrat Malalayang memiliki kelimpahan individu rendah tetapi kekayaan spesies tinggi. Jenis substrat dan gangguan antropogenik seperti pengayaan bahan organik diduga merupakan faktor penentu kelimpahan individu, komposisi dan kekayaan spesies Polychaeta di Teluk Manado. Kata Kunci: Polychaeta; keanekaragaman hayati; substrat lunak; Teluk Manado
Seagrass Community Structure at Ratatotok Beach, Southeast Minahasa Regency Purba, Dhebby; Wagey, Billy; Luasunaung, Alfret; Manembu, Indri; Sumilat, Deiske; Mantiri, Rose
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.47824

Abstract

The purpose of this research is to know about the type of seagrass, the community structure of seagrass based on the density of type, the density of the relatively, type of frequency, frequency relatively, type of cover, cover relatively, diversity index, dominance and parameter index in surrounding water environment of seagrass at Ratatotok beach. The result of this research is identifying 4 species, namely; Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Halodule pinifolia. The value of density is 39 indv/m2, the value type of frequency is 7.9, the value type of cover is 39.15, importance value index had 159.04%. Thalassia hemprichii, diversity index is “medium” with an average value (H’) of 2.63 and a higher importance index with an average value of C of 0.82. Surrounding waters at Ratototok Beach got a “medium” value of seagrass cover value is 39%. Environmental parameters in surrounding waters at Ratatotok beach had a value within; Temperature 31.95 0C, salinity 29.79o/oo, pH 7.62, DO 5.60 mg/L and the type of substrate found is sandy, sandy mud and coral fragments. Keywords: Seagrass, Community structure, Ratatotok beach. Abstrak Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu mengetahui jenis lamun, struktur komuntas lamun berdasarkan kepadatan jenis, kepadatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, penutupan jenis, penutupan relatif, indeks keanekaragaman, indeks dominansi dan parameter lingkungan perairan padang lamun yang berada di sekitar Pantai Ratatotok. Hasil yang di peroleh dari penelitian ini teridentifikasi 4 spesies, yaitu: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Halodule pinifolia. Dengan nilai kepadatan 39 ind/m2, frekuensi jenis 7,9, penutupan jenis 39,15, Indeks nilai penting (INP) diperoleh nilai 159,04 %,  pada Thalassia hemprichii, Indeks keanekaragaman “sedang” dengan nilai rata-rata (H’) 2,63 dan indeks dominansi tinggi dengan nilai rata-rata C 0,82. Berdasarkan kategori penutupan lamun yang terdapat di sekitar Perairan Ratatotok dikategorikan “sedang” dengan nilai penutupan 39%. Parameter lingkungan antara lain: suhu 31,95 0C, salinitas 29,79 o/oo, pH 7,62, DO 5,60 mg/l dan jenis substrat yang di temukan adalah berpasir, pasir berlumpur dan pecahan karang. Kata kunci : Lamun, Struktur Komunitas, Pantai Ratatotok
Condition of Coral Reefs in the Waters of Popareng Village, Tatapaan District, South Minahasa Regency Losu, Anggun; Rondonuwu, Ari B.; Kambey, Alex D.; Rembet, Unstain N. W. J.; Rangan, Jety K.; Manembu, Indri Shelovita
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.49488

Abstract

Bunaken National Park is known for its beautiful underwater scenery, with potential for coral reefs and tourism activities, such as diving and snorkeling. The waters of Popareng village is located in the southern part of Bunaken National Park. This study aims to determine the coral reef components and conditions based on the percent coral cover in Popareng waters, Tatapaan district, South Minahasa regency. A descriptive method was used in this study. Data collection was conducted at the depth of 7 meters with 4 replications using an Underwater Photo Transect (UPT) method. Data were analysed using the Coral Point Count with Excel Extension (CPCe) application. Results revealed that the coral reef components included 24 biotic categories and 3 abiotic categories, with the lowest percent coral cover found in the Acropora Digitate (ACD) category at 0.03%. The coral reef conditions this area is moderate with percent cover of 33.92%. Abstrak Taman Nasional Bunaken dikenal dengan keindahan bawah lautnya, memiliki potensi terumbu karang, dan potensi parawisata dengan kegiatan utama yang dapat dilakukan adalah diving dan snorkeling (Handoyo dan Johanis, 2021). Perairan Desa Popareng merupakan bagian selatan dari Kawasan Taman Nasional Bunaken. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen bentik penyusun terumbu karang dan kondisi terumbu karang, berdasarkan persentase tutupan karang di perairan Desa Popareng Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 7 meter dengan 4 ulangan, menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT). Data lapangan yang diperoleh dianalisis menggunakan aplikasi Coral Point Count with excel extension (CPCe). Hasil penelitian ini ditemukan komponen bentik penyusun terumbu karang meliputi 24 kategori biotik dan 3 kategori abiotik, dan persentase tutupan tertinggi ditemukan kategori yaitu Rubble (R) sebesar 21,13%, sedangkan persentase tutupan terendah berada pada kategori Acropora Digitate (ACD) sebesar 0,03%. Diperoleh hasil kondisi terumbu karang tergolong dalam kategori cukup dengan persentase tutupan karang sebesar 33,92
Mangrove Community Structure in West Madapolo Village, North Obi District, South Halmahera Regency Ode Mantra, Syahrun; Schaduw, Joshian N. W.; Sondak, Calvyn F.A.; Ompi, Medy; Manembu, Indri S.; Wullur, Stenly
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.49712

Abstract

The ecological function of mangroves can be viewed from three aspects, namely physical, chemical, and biological aspects. Data collection of mangrove community structure using line transect quadrant method by pulling the line along 100 m from the sea to land at the lowest tide. The results of mangrove community structure analysis in West Madapolo Village, North Obi District, South Halmahera Regency. Identified 4 types of mangroves namely Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorhiza, and Lumnitzera litorea found at the 3 stations. The highest species density value is Rhizopora apiculata, at station 1. The highest frequency by Rhizopora apiculata, and Brugueira gymnorhiza species at station 1 with the same value of 39.29. The highest cover by Rhizopora apiculata species at station 1 with a value of 49.73 and the lowest by S. alba species at 14.17 while the highest importance value index by Rhizopora apiculata species at 147.99 and the lowest is Sonneratia alba 40.54. The highest diversity at station 2, and the lowest at station 1, the highest diversity at station 2 while the highest dominance is found at the station and the lowest at station 2. Keywords: Structure Community, Mangrove, Village Madapolo Barat Abstrak Fungsi ekologis mangrove dapat ditinjau dari tiga aspek, yakni aspek fisika, kimia dan biologi. Pengambilan data struktur komunitas mangrove menggunakan metode line transek kuadran dengan cara menarik line garis sepanjang 100 m dari arah laut ke darat pada saat surut terendah. Hasil analislis struktur komunitas mangrove di Desa Madapolo Barat, Kecamatan Obi Utara, Kabupaten Halmahera Selatan. Teridentifikasi 4 jenis mangrove yaitu Rhizopora apiculata, Sonneratia alba, Brugueira gymnorhiza, dan Lumnitzera litorea yang ditemukan pada ke 3 stasiun. Nilai kerapatan jenis tertinggi adalah Rhizopora apiculata, pada stasiun 1. Frekuensi tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata, dan Brugueira gymnorhiza pada stasiun 1 dengan nilai yang sama yaitu 39,29. Penutupan tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata pada stasiun 1 dengan nilai 49,73 dan yang terendah oleh jenis S. alba  14,17 sedangkan indeks nilai penting tertinggi oleh jenis Rhizopora apiculata 147,99 dan terendah yaitu Sonneratia alba 40,54. Keanekaragaman tertinggi pada stasiun 2, dan terendah pada stasiun 1, kseseragaman tertinggi pada stasiun 2 sedangkan dominasi tertinggi terdapat pada stasiun dan yang terendah pada stasiun 2. Kata kunci: Struktur Komunitas, Mangrove, Desa Madapolo Barat
Length Increase and Survival Rate of Coral Isopora palifera which Transplanted on Concrete Block Roeroe, Wailan; Roeroe, Kakaskasen Andreas; Tilaar, Sandra O.; Manembu, Indri Shelovita; Mamangkey, Noldy G. F.; Schaduw, Joshian N. W.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.51045

Abstract

Efforts to mitigate damage to coral reef ecosystems can be made by developing techniques for coral transplantation. The purpose is to know the survival rate of coral Isopora palifera and Measure the length increase of coral Isopora palifera using the Image-J application as the measurement. The research method was that artificial blocks made of concrete were used as containers for the installation of 27 colonies of coral Isopora palifera. Data collection in the field in the form of colonies that were successfully transplanted to artificial reef units will be explored using a camera from each concrete block which will take perpendicular pictures and colony portraits from each artificial reef unit. The results are then analyzed using the Image-J application. The transplantation results survival rate in Isopora palifera coral colonies in Paputungan village is 66.6% of 100%, while the Isopora palifera coral colony increase length was around 1.51 mm/5 months or 0.302 mm/month. Keywords: Coral, Isopora palifera, Transplant, Concrete block, North Sulawesi Abstrak Upaya penanggulangan kerusakan ekosistem terumbu karang dapat dilakukan dengan menggembangkan teknik transplantasi karang. Tujuan adalah Mengetahui tingkat ketahanan hidup karang Isopora palifera dan Mengetahui laju pertambahan karang Isopora palifera dengan menggunakan aplikasi Image-J sebagai pengukuran pertumbuhan. Metode penelitian yaitu balok buatan dari beton dijadikan wadah tempat pemasangan karang Isopora palifera sebanyak 27 koloni. Pengambilan data di lapangan berupa koloni yang berhasil ditransplantasi ke unit terumbu buatan akan didokumentasikan menggunakan kamera dari tiap-tiap balok diambil gambar tegak lurus dan memotret koloni dari masing-masing unit terumbu buatan.  Hasil pemotretan tersebut selanjutnya dianalisa menggunakan aplikasi Image-J. Proses transplantasi di desa Paputungan menghasilkan 66,6% dari 100% tingkat kelangsungan hidup pada koloni karang Isopora palifera, sedangkan untuk laju pertabahan koloni karang Isopora palifera berada disekitar 1,51 mm/5 bulan atau 0,302 mm/bln. Kata Kunci: Karang, Isopora palifera, Transplantasi, Balok beton, Sulawesi Utara.
Co-Authors Agung B. Windarto, Agung B. Alex D. Kambey Alfret Luasunaung Ari B Rondonuwu, Ari B Ari B. Rondonuwu Arunde, Preti Azani, Audia Azizah Billy Theodorus Wagey Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu Coloay, Clive Griffen D Bengen Darmono, Oktaviano P. Darwasito, Suria Daryanto, Adityas Andrew Deiske Adeliene Sumilat, Deiske Adeliene Dien, Heffry Veibert Dietriech Geoffrey Bengen dumas, Davis Wijaksana Extrada Edwin D Ngangi Ekel, Jouvan Randy Erly Kaligis Erly Y. Kaligis, Erly Y. F Yulinda Farnis B. Boneka Farnis Boneka Fauzanabri, Renno Ferdinan Yulianda Ferdinand Frans Tilaar Ginting, Elvy Like Grevo S Gerung Gustaf Mamangkey Hermanto W. K. Manengkey Janny D Kusen Jardie A. Andaki Joice R.T.S.L Rimper Joshian N.W. Schaduw Kalebos, Roosa C. Kambey, Alex Kamuntuan, Reffando Alfaro Fabio Fabien Khristin I. F. Kondoy, Khristin I. F. Kumampung, Deslie L.A Adrianto Lalamentik, Laurentius Th. X. Lawrence J. L. Lumingas Lenak, Maria Magdalena Lintang, Rosita Anggreiny J Losu, Anggun Luasunaung, Alfrets Luky Adrianto Lumingas, Aaron R. T. Luturkey, Maureen Fenesya Makapedua, Daisy M. Malinggas, Christin R.M Mamangkey, Noldy G.F Mamuaja, Jane M. Mandagi, Stephanus Vianny Manengkey, Hermanto W. K Manengkey, Hermanto Wem Kling Mangindaan, Remy Manopo, Victoria E. N. Mantiri, Rose Manu, Lusia Markus T. Lasut Maryen, Yakob Oskar Maxs, Marten Medy Ompi Natalie D Rumampuk Naung, Pelia Ode Mantra, Syahrun Oli, Aris Putra Papoiwo, Evilin Pratiwi, Utary Purba, Dhebby Rangan, Jety K. Ridwan Lasabuda Rignolda Djamaluddin Robert A. Bara Roeroe, Kakaskasen Andreas Roeroe, Wailan Royke M. Rampengan Rumengan, Antonius Petrus Sagai, Bonnke Sambali, Hariyani Sandra Tilaar Sinjal, Cathrien A. L Sinjal, Chatrien A. L Siti Suhaeni, Siti Stenly Wullur Stephanus V Mandagi Sumilat, Deiske Adeleine Suzanne L Undap Takarendehang, Roberto Tampanguma, Biondi Unstain N. W. J. Rembet, Unstain N. W. J. Unstain N.W.J. Rembet Veibe Warouw Yogo Pamungkas, Yogo