Claim Missing Document
Check
Articles

Dinamika Psikologis pada Pelaku Percobaan Bunuh Diri Mukarromah, Luluk; Nuqul, Fathul Lubabin
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2760.656 KB) | DOI: 10.18860/psi.v11i2.6387

Abstract

Percobaan bunuh diri merupakan fenomena yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Percobaan bunuh diri berhubungan erat dengan aspek psikologis dan pengambilan keputusan, ketika seseorang dihadapkan pada suatu permasalahan maka seseorang memiliki dua pilihan yaitu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara yang positif atau dengan cara yang negatif yaitu, bunuh diri. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang perempuan usia 22 tahun, yang pernah melakukan usaha bunuh diri, namun masih selamat dan juga beberapa informan yang terkait dengan subjek. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan penggunaan alat ukur psikologi yaitu BDI (Beck Depression Inventory), SCL90, Gratis dan WARTEG. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya percobaan bunuh diri dilakukan karena adanya rasa kehilangan dan sebagai sarana untuk mengekspresikan emosi-emosi negatif yang dirasakan, hal ini disebabkan oleh depresi yang muncul tidak dapat direduksi oleh ego, ini sejalan dengan teori Freud mengenai bunuh diri yaitu adanya pembalikan agresi pada diri sendiri akibat adanya rasa kehilangan objek cinta. Sejalan dengan teori Beck mengenai depresi, pada penelitian ini juga ditemukan adanya depresi sebelum dan pasca percobaan bunuh diri. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwasannya mereka yang melakukan percobaan bunuh diri cenderung tidak berpikir sistematis, ini bertentangan dengan teori perkembangan Piaget yang menyatakan adanya kematangan logika berpikir dan cenderung berpikir sistematis sebelum mengambil tindakan lebih jauh. Hal ini dipengaruhi oleh depresi yang timbul sebelum percobaan bunuh diri berlangsung. Depresi juga didukung karena adanya tekanan dari lingkungan sosial dan subjek tidak mampu menyesuaikan dirinya, didukung dengan adanya faktor internal yaitu pandangan negatif pada diri dan masa depan, maka timbul rasa frustrasi yang diwujudkan dengan percobaan bunuh diri, hal ini sesuai dengan bunuh diri egoistik dan anomi.
"Cognition Without Affection" : Refleksi Program Akselerasi di Madrasah Nuqul, Fathul Lubabin; Zamroni, Zamroni; Rahmawati, Oktalia; Pranata, Dwi Candra
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4694.404 KB) | DOI: 10.18860/psi.v10i2.6365

Abstract

Undang-Undang Rl Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV pasal 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan layanan khusus." Untuk menjalankan amanat Undang-Undang tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar bagi siswa SD, SMP dan SMA yang cerdas dan berbakat istimewa. Tak ketinggalan Madrasah yang merupakan jenjang pendidikan di bawah naungan Kemenntrian Agama Rl, berlomba untuk menyelenggarakan program akselerasi untuk anak cerdas berbakat. Dalam dua tahun terakhir di Jawa Timur telah terjadi peningkatan sisi kuantitas madrasah penyelenggara, yang mencapai 36 madrasah penyelenggara Akselerasi. Dari telaah peneliti pada 2 MTsN dan 3 MAN penyelenggara program akselerasi menunjukkan ada beberapa problem: Pertama pada perekrutan, madrasah penyelenggara program akselerasi kurang bisa mengundang calon siswa secara luas. Kedua, adanya problem SDM yang mumpuni. Ketiga, kurangnya kesadaran akan kebutuhan psikologis siswa akselerasi. Solusi yang bisa diajukan adalah; Pertama, perlu adanya upaya sosialisasi yang sistemik tentang kualitas dan kapasitas madrasah sebagai penyelenggara program akselerasi sehingga masyarakat akan percaya untuk menitipkan anaknya di madrasah. Kedua, meningkatkan SDM yang komplit, selain bisa mengajar juga bisa mendidik serta mempunyai kapasitas psikologis pribadi yang mumpuni. Ketiga, madrasah menyiapkan program untuk meningkatkan kemampuan emosional, spiritual dan sosial anak, untuk mengimbangi potensi kognitifnya. Madrasah sebenarnya mempunyai ciri sendiri yang tidak dipunyai oleh model pendidikan yang lain, yaitu kompetensi spiritual emosional siswa yang baik. Demikian juga dalam program akselerasi, seharusnya madrasah mampu mewarnai dengan ciri yang lebih baik yaitu kombinasi pendidikan yang berorientasi kognitif juga pada peningkatan kapasitas emosional dan spiritual.
PERILAKU VIRTUAL REMAJA: STRATEGI COPING, HARGA DIRI, DAN PENGUNGKAPAN DIRI DALAM JEJARING SOSIAL ONLINE Mafazi, Naufal; Nuqul, Fathul Lubabin
Jurnal Psikologi Vol 16, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.277 KB) | DOI: 10.14710/jp.16.2.128-137

Abstract

Teenager’s activities in the online social networks, influenced by the nature of teenager’s characteristic who tends to look for a good impression from others. This study examined the effects of coping strategies and self-esteem on the teenagers’ self-disclosure on online social networking. In total, 185 adolescents participated the study; they were identified using the purposive sampling. The sample characteristics were having a social media account and an active user of social media. The Revised Self-Disclosure Scale, the Self-Esteem Scale, and the Ways of Coping Checklist were used to collect data.  The results of regression analysis showed that there is a positive and significant correlation of coping strategies and self-esteem on adolescents’ disclosure in online social networking.
ACADEMIC HARDINESS PADA MAHASISWA AKTIVIS DAN MAHASISWA YANG BEKERJA Febrianti, Yosephin Priskila; Nuqul, Fathul Lubabin; Khotimah, Husnul
Psyche 165 Journal Vol 13 No 1 (2020): Psyche 165 Journal
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UPI YPTK PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29165/psikologi.v13i1.1104

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan academic hardiness ditinjau dari aktivitas mahasiswa kuliah sambil bekerja dan mahasiswa aktif berorganisasi. Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitaif dengan menggunakan teknik analisa uji-T, sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dan mahasiswa aktif berorganisasi berjumlah 120 orang. Alat ukur untuk mengumpulkan data menggunakan skala academic hardiness. Skala academic hardiness terdiri dari 45 aitem (dengan reliabilitas = 0,898). Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai t hitung < t tabel yaitu -1,973 < 1,979 dengan p = 0,051 (p < 0,05 ). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat academic hardiness yang signifikan pada mahasiswa bekerja maupun mahasiswa aktif berorganisasi. Maka hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
RESILIENSI PADA ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM (ABH) DI INDONESIA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI Amalia, Rizka; Nuqul, Fathul Lubabin
Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alqalb.v11i1.1223

Abstract

The recidivism rate in Indonesia in the case of ABH reached 42,8% (Marliana, 2017). Then, an effective interpolation is needed to achieve personal qualities through resilience. The purpose of this paper was to determine the effect of self-efficacy on increasing resilience on ABH in Indonesia.This paper is using a quantitative method that had 102 subjects of ABH which consist of representatives of some regions in Indonesia. The data collection used in this research is a cluster sampling technique. The data collection was used two-scale, named Resiliency Scales for Children and Adolescents (Saklofske et al, 2016) which consist of 51 items and the “General Self-Efficacy Scale” (Schwar & Jerussalem, 1995) which consist of 10 items.  The result of the analysis shows that the range of resiliency on ABH is intermediate level with 52,9% of the presentation. Simultaneous results obtained by the regression analysis show that there is no significant effect between self-efficacy on law conflicted children's resilience in Indonesia.
PERBEDAAN PENILAIAN KEADILAN KARYAWAN DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Nuqul, Fathul Lubabin
EGALITA EGALITA (Vol 4, No 2
Publisher : Pusat Studi Gender UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.84 KB) | DOI: 10.18860/egalita.v0i0.1989

Abstract

Percieve of justice is most important factor to support an employ’s activ- ity. Percieve Justice has influenced to health, organization commitment, job satisfaction and productivity. In fact most discrimination toward women employees has accurs. But, teoritically, women are more tolerant than men in injustice situation. It is cause in our society has sex role, has derived what kind behaviors that does by women and men. The result of the study, reveal significant gender effect was non-existent.Key words: Keadilan, Karyawan, Jenis Kelamin
Gender dan Perilaku Memilih: Sebuah Kajian Psikologi Politik Rahmaturrizqi, Rahmaturrizqi; Nisa, Choirun; Nuqul, Fathul Lubabin
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.939 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v3n1.p49-57

Abstract

There are interesting developments of political psychology, particularly in the effort of women in politics arena. Until the mid-year 2007, at least 82 women were recorded following the elections in 232 provincial-level regions and districts level. Out of the above, 26 women (30.76%) registered as a candidate for the leader of region and  57 women (69.24%), registered as a deputy leader of the region, although  only eight women who are successfully elected as the leader of region and 11 elected as deputy leaders of regional  (Arifin, 2008). With direct elections as happened today, making the candidates should follow the "interest" of voters. Efforts to understand the voter’s behavior, feelings and thinking do not always easy. The old ways by making a donation of material deemed not affect voters more powerful. One possible solution is the assessment needs of the voter. To fulfill voter’s needs is not always easy because there are differences of character between communities, genders and individuals that influence their voting behavior. The study involved 90 students (45 women and 45 men). Data were collected from participants’ responses to scenarios about election for leader of region (bupati). All participants chose male or female candidates as a leader, or not vote at all. Each participants was asked to give a reason for their alternative answer to the scenarios. Data were analysed using qualitative thematic analysis and cross tabulation.  The results showed that the number of subjects who choose a man as a leader was 68 people or 75.56%, and only 12 subjects or 13.33% who chose women as a leader. Subjects who abstained were 11 people or 11.11%. The results showed that women's voting behavior, are more likely to choose a man as a leader. From various reasons posed by participants, this study concluded that the tendency was caused by the participants’ beliefs, including women’s beliefs, that men are more entitled and deserved to be a leader than women.Abstrak: Ada perkembangan menarik dari psikologi politik, terutama dalam upaya perempuan untuk bersaing dalam arena politik. Sampai pertengahan tahun 2007, sedikitnya 82 perempuan tercatat mengikuti pemilihan di 232 daerah tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Dari data tersebut, 26 perempuan (30,76%) terdaftar sebagai calon pemimpin daerah dan 57 wanita (69.24%), terdaftar sebagai wakil pemimpin daerah, meskipun hanya delapan perempuan yang berhasil terpilih sebagai pemimpin daerah dan 11 terpilih sebagai wakil pemimpin daerah (Arifin, 2008). Pemilihan langsung seperti yang terjadi saat ini membuat calon harus mengikuti "kepentingan" pemilih. Namun, upaya untuk memahami perilaku, perasaan dan pemikiran pemilih tidak selalu mudah. Cara-cara lama dengan memberikan sumbangan ekonomi dianggap tidak terlalu kuat lagi dalam mempengaruhi suara pemilih. Salah satu solusi yang mungkin adalah melakukan analisis kebutuhan pemilih. Untuk memenuhi kebutuhan pemilih tidak selalu mudah karena ada perbedaan karakter antara masyarakat, jenis kelamin dan individu yang mempengaruhi perilaku memilih mereka. Penelitian ini melibatkan 90 mahasiswa (45 perempuan dan 45 laki-laki). Data dikumpulkan dengan cara memberikan cerita skenario tentang pemilihan pemimpin daerah (bupati) di mana setiap subjek harus memilih pria atau wanita sebagai pemimpin, atau tidak memilih sama sekali. Setiap alternatif jawaban, subjek diminta untuk memberikan alasan. Analisis data menggunakan tematik dan tabulasi silang kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang memilih pria sebagai pemimpin sebanyak 68 orang atau 75,56%, dan yang memilih perempuan sebagai pemimpin hanya 12 orang atau 13,33%. Subjek yang abstain berjumlah 11 orang atau 11,11%. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku pemilih perempuan, lebih cenderung memilih pria sebagai pemimpin. Dari berbagai alasan yang diungkapkan oleh subjek dapat disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena sebagian besar subjek, termasuk perempuan, percaya bahwa pria lebih berhak dan pantas untuk menjadi pemimpin dibanding perempuan.
Saat Prestasi Menipu Diri: Peran Harga Diri dan Ketangguhan Akademik terhadap Impostor Phenomenon Nurhikma, Andi; Nuqul, Fathul Lubabin
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i2.20614

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara self-esteem dan academic hardiness terhadap impostor phenomenon mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional, Penelitian melibatkan  291 orang subjek. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data penelitian menggukana tiga skala yaitu Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS), Copersmith Self-esteem Inventory (CSEI), dan Academic Hardiness Scale (AHS). Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif self-esteem dan academic hardiness terhadap impostor phenomenon. Secara simultan self-esteem dan academic hardiness memberikan pengaruh 32.7% terhadap terjadi impostor phenomenon di kalangan mahasiswa.This study aims to determine the effect of sel-esteem and academic hardiness on student impostor phenomena. The method used in this study is a correlational  quantitative method. The research involved 291 subject — data collection techniques using purposive sampling techniques. Retrieval of research data uses three scales, namely Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS), Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI), and Academic Hardiness Scale (AHS). This study used multiple linear regression analysis. The results showed that self-esteem and academic hardiness have positive significant effect on the impostor phenomenon. Self-esteem and academic hardiness contributed 32.7% to the students impostor phenomenon.
EPISTEMOLOGI PEMIKIRAN ISLAM A Khudori Soleh, Fathul Lubabin Nuqul
El-QUDWAH El-Qudwah (10-2006)
Publisher : lp2m-uin malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.128 KB)

Abstract

The Development of Islamic knowledge cannot be obtained using western empiricism and rationalism epistemology. Althougth have been considered as the pillar of modern science, substantially, both  are different, even they are in compatible with the knowledge in islam. It means that we need to find our own epistemology that goes in accordance with Islam. Related to this, al Farabi and Ibn Rusyd have tried to find the way out although there are still many weaknesses in it.According to Al Farabi, the xsource of the knowledge is active intellect, while ibnu Rusyd said that it comes from reaity and God’s revelation. To get it we have to do many abstractions using demonstrative method. Related to the ratio, Al. farabi used active intellect theory while Ibnu Rusyd  preferred the concept of “Inayah”. Using this theory, Al Farabi tried together religion and philosophy into the concept, while Ibn Rusyd let them to be two different things that complete each other.Kata Kunci: Sumber pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan hubungan antara wahyu dan rasio
SIAPA YANG LEBIH MERASA ADIL? PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI?: ANALISIS PERBEDAAN PENILAIAN KEADILAN KARYAWAN TINJAUAN DARI SEGI JENIS KELAMIN DI UIN MALANG Fathul Lubabin Nuqul
El-QUDWAH El-Qudwah (04-2008)
Publisher : lp2m-uin malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.111 KB)

Abstract

Percieve Justice has influence to health, organization commitment, job satisfaction and productivity. In fact most discrimination toward women employees has accurs. But, teoritically, women are more tolerant than men in injustice situation. It is couse in our soceity has sex role, has drived what kind behaviors that does by women and men. The result of the study, reveal significant gender effect were non-existent.Key words: Justice, Gender
Co-Authors Agung, Yusuf Ratu Ahamed, Forbis Aini, Asri Khuril Ajril Sabillah Ali Ridho Alribdi, Nada Ibrahim Aniyatuzzulfah Aniyatuzzulfah Annisa Trihastuti Aprodita Lesmana Putri Ardana Reswari Miranda Ningrum Ardana Reswari Miranda Ningrum Ardana Reswari Miranda Ningrum Ariyati, Risky Ananda Aryani Pamukti Avitasari, Fidinda Barizi, Achmad Barizi CHOIRUN NISA Choirun Nisa Darmawan, Arif Budi Dhika Pamutri Rahayu Dianita Febriyanti Diena H, Ulya Eko Agus Prasetyo, Eko Agus Endah Kurniawati P Esa Laili Sindiana Faizatul Ummah Farizi, Zulfikar Ali Febrianti, Yosephin Priskila Firdaus, Isnaini Kumala Forbis Ahamed Fuad Nashori Fuady, Muh Anwar Fuaturosida, Rika Hady, M. Samsul Hamida, Nur Amalia Hidayah, Sri Yuni Wahyu Humaira B, Diesmy Husnul Khotimah Iin Tri Rahayu Ismail, Annisa Isnaini Kumala Firdaus KHOIRUN NISAK Khoirunita Ulfiyatun Rochmah Khoirunita Ulfiyatun Rochmah, Khoirunita Ulfiyatun Kusuma Dewi Mustikaning Projo Lalu Gigir Gilas Pristiwa Latifah, Syarifah Nur Lesmana Nugraha, Luthfi M. Lutfi Mustofa Mafazi, Naufal Maghfirah, Ayya Maghvirani , Rohila Chindy Mauliawati Fatimah Mauludiyah, Lilik Mochamad Sulaiman Zuhdi Mochammad Sulaiman Zuhdi Mohammad Mahpur Muallifah, Muallifah Muchamad Adam Basori Mukarromah, Luluk Mumtaz Azoma Nadia Alfiyyatus Sholihah Fadli Ningrum, Ardana Reswari Miranda Ningrum, Ardana Reswari Miranda Novitasari, Kunti Nur Amalia Hamida Nur Hayati Nur Hayati Nurhikma, Andi Nurul Amalia Syahrullah Pranata, Dwi Candra Priyanggasari, Al Thuba Septa Purwaningtyas, Endah Kurniawati Puspitasari, Fiolita Indah Qurrotul Aini Rahmat Aziz Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi, Rahmaturrizqi Rahmawati, Oktalia Riananda Regita Cahyani Rifanda, Nuril Rinto Wahyu Widodo Rizka Amalia Rizqiya Nidaussa'idah Rohmah, Nurur Rohmatul Hannani Sabillah, Ajril Setyani Alfinuha, Setyani Shinta Nuriya Idatul Alfain Shofwatun Amaliyah Siti Zuliani Sri Yuni Wahyu Hidayah Stefanni Lucky Erica Sukmawati, Relung Fajar Syarifah Nur Latifah Trihastuti, Annisa Ulfah, Maziah Wachidatul Zulfiyah Yosephin Priskila Febrianti Yulia Sholichatun Zahroh, Elok Azimatuz Zamroni Zamroni Zenrif, Muchammad Fauzan Zuhdi, Mochammad Sulaiman Zuliani, Siti