Claim Missing Document
Check
Articles

Konsepsi Emosi Marah Dalam Perspektif Budaya di Indonesia: Sebuah Pendekatan Indigenous Psychology Mochamad Sulaiman Zuhdi; Fathul Lubabin Nuqul
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i1.14680

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep emosi marah dengan perspektif budaya-budaya di Indonesia. Penelitian ini secara khusus memiliki urgensi dalam membangun teori emosi marah berdasarkan konsep dasar budaya di Indonesia yang merupakan pengembangan psikologi Indonesia, dan secara praktis dapat membantu memahami konflik-konflik yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method. Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner terbuka. Responden dalam penelitian terdiri dari 254 orang yang tersebar dalam enam suku di Indonesia, yaitu suku Jawa, suku Sunda, suku Madura, suku Bugis-Makassar, suku Batak, dan suku Minang. Data dianalisis menggunakan analisis open-ended, kategorisasi tanggapan, dan tabulasi silang dengan kategori suku. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mendefinisikan emosi marah dengan bentuk perilaku, penyebab emosi marah, dampak, emosi marah, instrumental, dan sabar. Istilah emosi marah dalam setiap suku memiliki istilah khas masing-masing. Pengenalan emosi marah dengan melihat perubahan ekspresi wajah, ekspresi pasif, perubahan intonasi, ekspresi verbal, dan agresif. Relasi individu penyebab emosi marah adalah teman, orang lain, keluarga, dan pasangan. Ekspresi emosi marah yang ditampilkan adalah ekspresi pasif, verbal negatif, bahasa tubuh, verbal positif, aktif fisik, dan ekspresi religius. Faktor penyebab emosi marah adalah hal tidak menyenangkan, dihina, gangguan, pelanggaran norma, kekecewaan, dan pelanggaran kepercayaan. Terakhir, regulasi emosi yang ditawarkan adalah religius coping, diam, mengalihkan, hydro therapy, menghindar, regulasi diri, mengacuhkan, menyelesaikan masalah, berganti posisi, tersenyum, berpikir positif, dan memprovokasi lawan. Berdasarkan analisis terdapat perbedaan konsep emosi marah antar suku di Indonesia. Perbedaan tersebut hanya melingkupi istilah, faktor penyebab, dan regulasi emosi marah.
Being Elder is Not Worst: Studi Tentang Proyeksi Pemuda Pada dan Saat Menjadi Lansia Siti Zuliani; Fathul Lubabin Nuqul
Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP) Vol. 1 No. 2 (2021): Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.137 KB) | DOI: 10.25299/jicop.v1i2.8387

Abstract

The projection of becoming elderly is one of the things that young people rarely think about in facing the next phase. The purpose of this study was to analyze the projections of youth into the elderly, which include attitudes and readiness to care for the elderly, youth expectations when they become elderly, and the efforts made to face the elderly. The research involves 224 people, about 17-24 years of age. The gender distribution was 75 males and 149 females. Data collection using an open questionnaire. The analysis used is theme/categorization analysis and descriptive analysis. The results show that youth who care for the elderly are not necessarily ready to become elderly. Both prepared and unprepared, both groups of subjects hope to have a prosperous life, have financial independence, and have a happy family.
LUKA YANG TERABAIKAN: KAJIAN TENTANG PENGARUH HOSTILE SEXISM DAN KEMARAHAN MORAL TERHADAP MITOS PEMERKOSAAN Esa Laili Sindiana; Fathul Lubabin Nuqul
Psycho Idea Vol 18, No 2 (2020): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.528 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v18i2.6017

Abstract

Kekerasan seksual terjadi dalam bentuk pelecehan seksual, pemerkosaan, pornografi, dan inses. Banyak korban kekerasan seksual adalah perempuan. Perempuan sebagai korban sering disalahkan karena dianggap lemah, tidak berdaya, dan tidak secerdas laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat budaya pemerkosaan, seksisme yang bermusuhan, dan kemarahan moral. Untuk mengetahui pengaruh seksisme yang bermusuhan dan kemarahan moral terhadap budaya pemerkosaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengambilan sampel probabilitas dengan 260 mahasiswa dari fakultas psikologi, ekonomi, tarbiyah dan pengajaran, syariah, sains dan teknologi, dan humaniora. Penelitian ini menggunakan Skala IllinoisRape Myth Acceptance Scaleuntuk mengukur mitos pemerkosaan, The Ambivalent Sexism Inventory untuk hostile sexism, dan Deontic Justice Scale untuk mengukurkemarahan moral. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada pengaruh hostile sexism terhadap kepercayaan  budaya pemerkosaan, namun kemarahan moral tidak berpengaruh dengan kepercayaan pada budaya pemerkosaan.
Dinamika Psikologis Anak Pelaku Kejahatan Seksual Khoirunita Ulfiyatun Rochmah; Fathul Lubabin Nuqul
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 10, No 1 (2015): Vol. 10, No. 1 (2015) April 2015
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.685 KB) | DOI: 10.26905/jpt.v10i1.245

Abstract

This research aimed to know the psychological dynamics of child sex offenders. This research was social psychology. Method of the research was qualitative method with phenomenological strategy. Participatns were 5 children from LP Anak Kelas II A Blitar. Participants were sexual offenders. Results from this study show that child sex offenders due to factors impulse or peer support, teenage sex drive increases, and with a broken family relationships.
Gender dan Perilaku Memilih: Sebuah Kajian Psikologi Politik Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi; Choirun Nisa; Fathul Lubabin Nuqul
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.939 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v3n1.p49-57

Abstract

There are interesting developments of political psychology, particularly in the effort of women in politics arena. Until the mid-year 2007, at least 82 women were recorded following the elections in 232 provincial-level regions and districts level. Out of the above, 26 women (30.76%) registered as a candidate for the leader of region and  57 women (69.24%), registered as a deputy leader of the region, although  only eight women who are successfully elected as the leader of region and 11 elected as deputy leaders of regional  (Arifin, 2008). With direct elections as happened today, making the candidates should follow the "interest" of voters. Efforts to understand the voters behavior, feelings and thinking do not always easy. The old ways by making a donation of material deemed not affect voters more powerful. One possible solution is the assessment needs of the voter. To fulfill voters needs is not always easy because there are differences of character between communities, genders and individuals that influence their voting behavior. The study involved 90 students (45 women and 45 men). Data were collected from participants responses to scenarios about election for leader of region (bupati). All participants chose male or female candidates as a leader, or not vote at all. Each participants was asked to give a reason for their alternative answer to the scenarios. Data were analysed using qualitative thematic analysis and cross tabulation.  The results showed that the number of subjects who choose a man as a leader was 68 people or 75.56%, and only 12 subjects or 13.33% who chose women as a leader. Subjects who abstained were 11 people or 11.11%. The results showed that women's voting behavior, are more likely to choose a man as a leader. From various reasons posed by participants, this study concluded that the tendency was caused by the participants beliefs, including womens beliefs, that men are more entitled and deserved to be a leader than women.Abstrak: Ada perkembangan menarik dari psikologi politik, terutama dalam upaya perempuan untuk bersaing dalam arena politik. Sampai pertengahan tahun 2007, sedikitnya 82 perempuan tercatat mengikuti pemilihan di 232 daerah tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Dari data tersebut, 26 perempuan (30,76%) terdaftar sebagai calon pemimpin daerah dan 57 wanita (69.24%), terdaftar sebagai wakil pemimpin daerah, meskipun hanya delapan perempuan yang berhasil terpilih sebagai pemimpin daerah dan 11 terpilih sebagai wakil pemimpin daerah (Arifin, 2008). Pemilihan langsung seperti yang terjadi saat ini membuat calon harus mengikuti "kepentingan" pemilih. Namun, upaya untuk memahami perilaku, perasaan dan pemikiran pemilih tidak selalu mudah. Cara-cara lama dengan memberikan sumbangan ekonomi dianggap tidak terlalu kuat lagi dalam mempengaruhi suara pemilih. Salah satu solusi yang mungkin adalah melakukan analisis kebutuhan pemilih. Untuk memenuhi kebutuhan pemilih tidak selalu mudah karena ada perbedaan karakter antara masyarakat, jenis kelamin dan individu yang mempengaruhi perilaku memilih mereka. Penelitian ini melibatkan 90 mahasiswa (45 perempuan dan 45 laki-laki). Data dikumpulkan dengan cara memberikan cerita skenario tentang pemilihan pemimpin daerah (bupati) di mana setiap subjek harus memilih pria atau wanita sebagai pemimpin, atau tidak memilih sama sekali. Setiap alternatif jawaban, subjek diminta untuk memberikan alasan. Analisis data menggunakan tematik dan tabulasi silang kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang memilih pria sebagai pemimpin sebanyak 68 orang atau 75,56%, dan yang memilih perempuan sebagai pemimpin hanya 12 orang atau 13,33%. Subjek yang abstain berjumlah 11 orang atau 11,11%. Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku pemilih perempuan, lebih cenderung memilih pria sebagai pemimpin. Dari berbagai alasan yang diungkapkan oleh subjek dapat disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena sebagian besar subjek, termasuk perempuan, percaya bahwa pria lebih berhak dan pantas untuk menjadi pemimpin dibanding perempuan.
Dating Violence: An Overview of Help-Seeking Behavior, Trust in Authority, and Peer Support Fathul Lubabin Nuqul; Iin Tri Rahayu
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9, No 1 (2022): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v9i1.7391

Abstract

Dating violence is increasing every day and continues to constitute a social problem. Students are a social group with the highest risk of becoming victims. Furthermore, not all victims are willing to report these cases. Previous studies show that victims of dating violence are reluctant to report it as they may not receive good treatment. This study aims to explore the forms of dating violence, victims, directions for seeking help, trust in campus authorities, peer support, and intercorrelations. It involves a correlational quantitative method with 225 students taken based on purposive random sampling. This study also uses a scale of conflict in dating, friend support, choice of support, and trust in authority. The results showed that most of the violence experienced by victims is psychological. Victims tend to seek help from informal parties such as friends, family, and partners, instead of formal parties such as doctors, psychologists, police, or lecturers. Trust in campus authorities tends to be moderate, and the majority feel support from friends. Furthermore, positive and negative correlations were observed between the variables and their dimensions.
Gambaran Resiliensi pada Istri Korban Covid-19 Aniyatuzzulfah Aniyatuzzulfah; Dianita Febriyanti; Nadia Alfiyyatus Sholihah Fadli; Ardana Reswari Miranda Ningrum; Fathul Lubabin Nuqul
Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP) Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Islamic and Contemporary Psychology (JICOP)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jicop.v2i1.8700

Abstract

Covid-19 occurred in 2019-2021 made many deaths in around the world. Therefore, many families have lost their members. Losing family members will result in grief and role changes. This study aimed to reveal a picture of the resilience experienced by wives who lost their husbands died due to exposure to Covid-19. This study uses Qualitative method with a Phenomenological Strategy, involving a 29-year-old as a respondent or subject. The results show descriptions of a strong effort from subject as a wife which suffering a lost husband to get out of adiscard difficult situation. Self-esteem, spirituality, and positive emotions are factors owned by the wife to achieve a resilient itself. The external support factors as External factors that support are children's presence and support from people around, such as family and friends.
Pengaruh kontrol diri terhadap agresivitas Mahasiswa dalam unjuk rasa (demonstrasi) di Kota Malang Kusuma Dewi Mustikaning Projo; Fathul Lubabin Nuqul; Rinto Wahyu Widodo
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 17, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpt.v17i2.8519

Abstract

The phenomenon of chaos that occurred during demonstrations attended by students in Malang City caused casualties and even damage to public facilities which caused the government and the community to oppose the anarchic behavior. It is known that students should have good emotional, cognitive, and social levels, but in reality students still encounter aggressive behavior, one of which is anarchic actions when conducting demonstrations. This makes this study aim to determine the effect of self-control on student aggressiveness as student activists in demonstrations in Malang City. The method in this study uses a quantitative method. Data analysis was performed using simple linear regression. The population of this research is the student activists of Universitas Merdeka Malang who join the BEM-F Psychology, DPM-F Psychology, BEM-U UNMER, and DPM-U UNMER organizations. The research sample was 99 students. Sampling was done by using proportional random sampling technique. The results showed that self-control had a role in eliciting aggressiveness in students during demonstrations by showing significant results (r = 0.741; p0.01) with a regression coefficient of 55%.Fenomena kericuhan yang terjadi saat demonstrasi yang diikuti oleh mahasiswa di Kota Malang menimbulkan korban jiwa bahkan kerusakan pada fasilitas umum yang menyebabkan pemerintah maupun masyarakat menentang perilaku anarkis tersebut. Diketahui bahwa mahasiswa seharusnya memiliki tingkat emosional, kognitif, dan sosial yang baik, namun pada kenyataannya masih dijumpai perilaku agresif mahasiswa salah satunya yaitu tindakan anarkis saat melakukan demonstrasi. Hal tersebut membuat penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kontrol diri terhadap agresivitas mahasiswa sebagai aktivis mahasiswa dalam unjuk rasa (demonstrasi) di Kota Malang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linear sederhana. Populasi penelitian ini adalah aktivis mahasiswa Universitas Merdeka Malang yang mengikuti organisasi BEM-F Psikologi, DPM-F Psikologi, BEM-U UNMER, dan DPM-U UNMER. Sampel penelitian sebanyak 99 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol diri mempunyai peran dalam memunculkan agresivitas pada mahasiswa saat berdemonstrasi yang menunjukkan hasil signifikan (r = 0,741; p 0,01) dengan koefisien regresi sebesar 55%.
Pengaruh pola asuh dan kepribadian terhadap online resilience pada pelajar dalam menghadapi pembelajaran daring Isnaini Kumala Firdaus; Fathul Lubabin Nuqul
Journal of Indonesian Psychological Science (JIPS) Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jips.v3i2.16406

Abstract

ABSTRACTThe world is in a difficult time, with the corona virus (Covid-19) which has changed all the lives of the world's people, this pandemic has resulted in all activities having to be carried out at home or online, including learning activities. The study reveals that there is a difference between authoritarian parenting, democratic foster behaviors, permissiveness, exclusion of individuality, openness personality, aggressiveness, and the neoritousness of the online resilience. The research is three variables: the big five's personality, the online resilience. Online resilience as Variable, parenting and personality as independent varabel. The method used in this study is a quantitative method using the scale of the foster pattern in which each foster pattern has as many as 10 items, a big five 20 item personality scale and an online scale of 20 items, so the total scale used is 70 items. The population includes students in the capital district as many as 100 respondents. The data analysis used was regression. The analysis of the data shows that democratic upbringing and extra-version personalities have value at 0,000 0.05 indicates that there is an influence between democratic parenting and extra-version personalities on the online agenda. And the results in authoritarian foster patterns, permisif parenting patterns, ferociousness personalities, openness personalities, aggressive personalities, and neoritqualities have a significant 0.05. With r square 0.315 therefore then the effect of parenting and personality simultaneously on online resilience is 31.5%. The study's hypotheses on the study argue that there is an influence in parenting and personality on the online basis and that there is a difference between authoritarian foster patterns, Democrats, permissiveness, exclusion of individuality, openness personality, aggressive personality, and neoritzation on the average online resilience.KEYWORDS:parenting; personality; online resilience; online learning; Covid-19 ABSTRAKDunia sedang berada pada masa yang sulit, dengan adanya virus corona (Covid-19) yang merubah semua kehidupan masyarakat dunia, pandemi ini mengakibatkan semua kegiatan harus dilaksanakan di rumah atau online, termasuk kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara pola asuh otoriter, pola asuh demokratif, pola asuh permisif, kepribadian ekstraversion, kepribadian conscientiousness, kepribadian openness, kepribadian agreeableness, dan kepribadian neoriticism terhadap rata-rata online resilience. Penelitian ini ada 3 variabel yaitu Pola asuh, Kepribadian Big Five dan Online resilience. Online resilience sebagai variable dependen, Pola asuh dan Kepribadian sebagai varabel Independen.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala Pola asuh yang masing-masing pola asuh memiliki sebanyak 10 item, skala kepribadian big five 20 item dan skala online resilience sebanyak 20 item, jadi total skala yang digunakan yaitu ada 70 item. Populasi mencakup pelajar di Kabupaten Pasuruan sebanyak 100 responden. Analisa data yang digunakan adalah regresi berganda. Dari hasil analisa data yang ada menunujukkan bahwa pola asuh demokratis dan Kepribadian Ekstraversion memiliki nilai 0.000 0.05 maka dinyatakan ada pengaruh antara pola asuh demokratis dan kepribadian ekstraversion terhadap online resilience. hasil pada pola asuh otoriter, pola asuh permisif, kepribadian conscientiousness, kepribadian openness, kepribadian agreeableness, dan kepribadian neoriticism memiliki nilai signifikansi 0.05. dengan R Square 0,315 maka pengaruh pola asuh dan kepribadian secara simultan terhadap online resilience adalah sebesar 31,5%. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Ada pengaruh Pola Asuh dan Kepribadian Terhadap online resilience dan ada perbedaan pengaruh antara pola asuh otoriter, pola asuh demokratif, pola asuh permisif, kepribadian ekstraversion, kepribadian conscientiousness, kepribadian openness, kepribadian agreeableness, dan kepribadian neoriticism terhadap rata-rata online resilience diterima. KATA KUNCIpola asuh; kepribadian; online resiliensi; daring; Covid-19
EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN BODY SHAME Riananda Regita Cahyani; Fathul Lubabin Nuqul
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol11.iss2.art3

Abstract

. Individuals who are unable to comply with the standards of ideal physical conditions found in the community are vulnerable to criticism or scorn. Criticism of the individual's physical appearance performed by other people and themselves tend to make individuals experience feelings of shame about their bodies. One of the factors that influence body shame is the thoughts individuals have about their physical condition. This study aims to determine the effectiveness of cognitive behavioral therapy to reduce the level of body shame. This research method uses quasi-experiments. The research subjects were 17 people. The experimental group was given Cognitive behavior therapy while the control group was given makeup skills training or Beauty Class. Data analysis used by using One-way ANOVA. The results showed that effective Cognitive Behavior Therapy to reduce the body shame level of research subjects compared to Beauty Class
Co-Authors Agung, Yusuf Ratu Ahamed, Forbis Aini, Asri Khuril Ajril Sabillah Ali Ridho Alribdi, Nada Ibrahim Aniyatuzzulfah Aniyatuzzulfah Annisa Trihastuti Aprodita Lesmana Putri Ardana Reswari Miranda Ningrum Ardana Reswari Miranda Ningrum Ardana Reswari Miranda Ningrum Ariyati, Risky Ananda Aryani Pamukti Avitasari, Fidinda Barizi, Achmad Barizi CHOIRUN NISA Choirun Nisa Darmawan, Arif Budi Dhika Pamutri Rahayu Dianita Febriyanti Diena H, Ulya Eko Agus Prasetyo, Eko Agus Endah Kurniawati P Esa Laili Sindiana Faizatul Ummah Farizi, Zulfikar Ali Febrianti, Yosephin Priskila Firdaus, Isnaini Kumala Forbis Ahamed Fuad Nashori Fuady, Muh Anwar Fuaturosida, Rika Hady, M. Samsul Hamida, Nur Amalia Hidayah, Sri Yuni Wahyu Humaira B, Diesmy Husnul Khotimah Iin Tri Rahayu Ismail, Annisa Isnaini Kumala Firdaus KHOIRUN NISAK Khoirunita Ulfiyatun Rochmah Khoirunita Ulfiyatun Rochmah, Khoirunita Ulfiyatun Kusuma Dewi Mustikaning Projo Lalu Gigir Gilas Pristiwa Latifah, Syarifah Nur Lesmana Nugraha, Luthfi M. Lutfi Mustofa Mafazi, Naufal Maghfirah, Ayya Maghvirani , Rohila Chindy Mauliawati Fatimah Mauludiyah, Lilik Mochamad Sulaiman Zuhdi Mochammad Sulaiman Zuhdi Mohammad Mahpur Muallifah, Muallifah Muchamad Adam Basori Mukarromah, Luluk Mumtaz Azoma Nadia Alfiyyatus Sholihah Fadli Ningrum, Ardana Reswari Miranda Ningrum, Ardana Reswari Miranda Novitasari, Kunti Nur Amalia Hamida Nur Hayati Nur Hayati Nurhikma, Andi Nurul Amalia Syahrullah Pranata, Dwi Candra Priyanggasari, Al Thuba Septa Purwaningtyas, Endah Kurniawati Puspitasari, Fiolita Indah Qurrotul Aini Rahmat Aziz Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi Rahmaturrizqi, Rahmaturrizqi Rahmawati, Oktalia Riananda Regita Cahyani Rifanda, Nuril Rinto Wahyu Widodo Rizka Amalia Rizqiya Nidaussa'idah Rohmah, Nurur Rohmatul Hannani Sabillah, Ajril Setyani Alfinuha, Setyani Shinta Nuriya Idatul Alfain Shofwatun Amaliyah Siti Zuliani Sri Yuni Wahyu Hidayah Stefanni Lucky Erica Sukmawati, Relung Fajar Syarifah Nur Latifah Trihastuti, Annisa Ulfah, Maziah Wachidatul Zulfiyah Yosephin Priskila Febrianti Yulia Sholichatun Zahroh, Elok Azimatuz Zamroni Zamroni Zenrif, Muchammad Fauzan Zuhdi, Mochammad Sulaiman Zuliani, Siti