Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PERBANDINGAN EFEK ANTARA IRRIGATION DAN SWABBING TERHADAP KOLONISASI BAKTERI PADA LUKA KAKI DIABETIK : CROSS OVER Musdalifah Musdalifah; Ilhamjaya Patellongi; Saldy Yusuf
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
Publisher : Jurnal Kesehatan Karya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36577/jkkh.v8i1.370

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Manajemen luka kaki diabetik memiliki prinsip dan tujuan untuk membantu mempercepat terjadinya proses penutupan luka. Komponen penting dari manajemen luka kaki diabetik salah satunya yakni perawatan luka lokal, perawatan luka dilakukan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan. Salah satu bagian dari perawatan luka kaki diabetik adalah pencucian luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efek tekhnik pencucian luka antara irrigation dan swabbing terhadap respon vaskularisasi dan kolonisasi bakteri pada luka kaki diabetik. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan experimental design, dengan rancangan cross over. Responden penelitian sebanyak 17 pasien luka kaki diabetik yang melakukan perawatan di rumah sakit dan klinik perawatan luka. Pencucian luka antara tekhnik irrigation dan swabbing dilakukan bergantian pada responden yang sama di waktu yang berbeda pada 17 responden. Kolonisasi bakteri dihitung dengan pemeriksaan kultur bakteri. Hasil : tidak terdapat perbedaan efek antara kedua tekhnik pencucian luka terhadap respon vaskularisasi dengan nilai p = 0.231, dan terdapat perbedaan efek antara kedua tekhnik pencucian luka terhadap kolonisasi bakteri dengan p = 0.001, dimana irrigation lebih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri (p = 0.01 ; mean difference = -24.296.688). Kesimpulan : Tekhnik Irrigation lebih efektif dalam mereduksi bakteri dibandingkan tekhnik swabbing. Meskipun demikian, kedua tekhnik ini tetap dapat digunakan dalam pencucian luka kaki diabetik. Kata kunci : Irrigation, Swabbing, Kolonisasi Bakteri, Luka Kaki Diabetik ABSTRACT Background: Management of diabetic foot ulcer has principles and aims to help improve the wound resolution process. An important component of diabetic foot ulcer management is local wound care, wound care is carried out to help speed up the treatment process. One part of treatment for diabetic foot ulcer is wound cleansing. The purpose of this study was to study the effect of the wound washing effect between irrigation and swabbing on the response of vascularity and bacterial colonization in diabetic foot ulcer. Method: This research is a quantitative study with an experimental design, with a cross-over design. Research respondents were 17 diabetic foot ulcer patients who were treated in hospitals and wound care clinics. Wound cleansing between irrigation and swabbing were carried out alternately at the same respondent at different times to 17 respondents. The bacterial colonization count by examination of bacterial culture. Results: there was no difference in effect between the two cleansing technique on the vascularization response with a value of p = 0.231, and there were differences in the effect between the two wound cleansing techniques on bacterial colonization with p = 0.001, while irrigation was more effective in the number of bacteria (p = 0, 01; average difference = -24,296,688). Conclusion: Irrigation techniques are more effective in reducing bacteria than swabbing techniques. Nevertheless, both of these techniques can be used in washing diabetic foot wounds Key word : Irrigation, Swabbing, bacterial colonization, DFU
ISOLASI METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS (MRSA) DARI NARES ANTERIOR PASIEN PRE-OPERASI ORTOPEDI Ilhamjaya, Andi Meutiah; Sjahril, Rizalinda; Johan, Muhammad Phetrus; Rasita, Yoeke Dewi; Mochammad Hatta; Andi Alfian Zainuddin; Patellongi, Ilhamjaya; Arden, Ferdinand
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2023): December
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v5i3.140

Abstract

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat menyebabkan infeksi yang didapat di rumah sakit (HA-MRSA) atau yang didapat di masyarakat (CA-MRSA). Dengan dampak morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Dalam kondisi sumber daya yang terbatas, ketersediaan deteksi cepat masih belum memadai di beberapa fasilitas laboratorium di Indonesia. Seringkali, membutuhkan waktu lebih dari 48 hingga 72 jam untuk mengidentifikasi MRSA di laboratorium. Oleh karena itu, deteksi cepat menggunakan metode alternatif sangatdiperlukan untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasinya. Semakin cepat teridentifikasi saat skrining nares anterior pada pasien pre operasi ortopedi, maka semakin cepat pula tindakan pencegahan maupun pengendalian infeksi yang dapat dilakukan di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel swab nares anterior pasien rencana bedah ortopedi di RSUP Dr. WahidinSudirohusodo dan RS Universitas Hasanuddin Makassar menggunakan medium transport Amies gel agar. Setelah itu dilakukan inokulasi langsung ke media CHROMOGENIC AGAR MRSA, hasil identifikasi dapat diketahui segera setelah 18-24 jam inkubasi pada media tersebut. Hasil penelitian menunjukkan dari 184 sampel yang diperoleh, proporsi temuan karier MRSA dari swab nares anterior pasien pre-operasi ortopedi di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar adalah 66 pasien (38.4%), dan 8 pasien (4.6%) MSSA, sedangkan 98 pasien (57%)terdeteksi non aureus. Adapun karakteristik pasien yang mempunyai hubungan bermakna dengan temuan MRSA pada swab nares anterior pasien pre-operasi ortopedi yaitu karakteristik administrasi, riwayat rawat inap RS 3 bulan sebelumnya, dan riwayat pengunaan antibiotik 6 bulan terakhir (p value :0.001; 0.015; 0.002). Hasil penelitian disimpulkan bahwa pemanfaatan media CHROMOGENIC AGAR MRSA sebagai salah satu metodekultur untuk skrining MRSA pada nares anterior pasien pre-operasi ortopedi dapat menjadi pilihan yang efektifdan efisien dalam aplikasi klinis di lingkungan Rumah Sakit. Hal ini mengurangi penggunaan banyak bahan dilaboratorium, memudahkan dalam identifikasi langsung koloni oleh karena kekhasan koloni MRSA padamedia CHROMOGENIC AGAR, serta mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi MRSApada pasien, sehingga dapat memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran MRSA dilingkungan Rumah Sakit, membantu mengurangi lama rawat inap pasien maupun mengurangi kemungkinanpenggunaan antibiotik jangka panjang pada pasien.
Fluor Albus Characteristics Associated with Sexually Transmitted Infection (STI) in Makassar Pregnant Women Haruna, Nadyah; Hatta, Mochammad; Hamid, Firdaus; Madjid, Baedah; Patellongi, Ilhamjaya; Farid, Monika Fitria
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 15, Nomor 2, July-December 2023
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-sihah.v15i2.38797

Abstract

Sexually Transmitted Infection (STI) is a common condition with increased prevalence among pregnant women and can negatively affect the fetus. According to WHO, a total of 374 million new cases of STI are projected to occur in 2020, including gonorrhea (82 million), syphilis (7.1 million), and trichomoniasis (156 million). Therefore, this study aimed to determine the relationship between the characteristics of vaginal discharge (fluor albus) in pregnant women and STI. The descriptive method was used with a cross-sectional design, and the procedures were conducted in May 2023. The sample population comprised all pregnant women with ANC in Makassar during the study period. Vaginal swabs were obtained from 127 pregnant women who were willing to participate and had vaginal discharge. The results showed that 53 participants reported having physiological flour albus, while 74 had pathological symptoms. Itching and odor were reported to be the most common clinical signs associated with patients' abnormal vaginal discharge, followed by itching, pain, and odor. Furthermore, a significantly high prevalence of the condition was observed among pregnant women aged 20-30 years. Based on the results, the predominant symptom of fluor albus was itching and odor when combined with microorganisms that caused STI. Several pregnant women with clinical complaints also had microorganisms apart from those associated with STI. These results indicated the pressing need to develop additional testing in pregnant women with fluor albus, particularly those with concomitant symptoms.
Pengaruh Intermittent Fasting terhadap Penurunan Ekspresi mRNA Gen Tumor Necrosis Factor-Alpha pada Mencit (Mus Musculus) Basir, Muhammad; Hatta, Mochammad; As’ad, Suryani; Patellongi, Ilhamjaya
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 7 (2025): Proceedings of the 1st National Seminar on Global Health and Social Issue (LAGHOSI)
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v7i.1454

Abstract

Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangat pesat. Pesatnya perkembangan penyakit tersebut telah mendorong masyarakat luas untuk memahami dampak yang ditimbulkannya. Intermittent fasting bisa membantu mencegah munculnya kanker (salah satu penyakit degeneratif) karena selama puasa sel-sel tubuh berada dalam mode protektif sehingga menjaga tubuh dari serangan penyakit. Intermittent fasting mengurangi status inflamasi tubuh dengan menghambat ekspresi sitokin proinflamasi terutama Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-?). Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh intermittent fasting terhadap ekspresi mRNA gen TNF-?. Penelitian ini adalah experiment dengan rancangan Pretest-Posttest with Control Group untuk menguji adanya pengaruh intermittent fasting terhadap ekspresi mRNA Gen TNF-?. Subyek penelitian ini adalah 10 ekor mencit yang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (intermittent fasting) dan kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Imunologi dan Biologi Molekuler Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan hewan coba serta pemeriksaan ekspresi mRNA Gen TNF-?. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari. Hasil penelitian memperlihatkan adanya penurunan rerata nilai ekspresi mRNA gen TNF-? subyek sebelum dan setelah intermittent fasting dengan nilai ?=0,013 (?<0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara intermittent fasting terhadap penurunan ekspresi mRNA Gen TNF-?. Kesimpulannya terjadi penurunan ekspresi mRNA gen TNF-? setelah intermittent fasting.