Pujiono Wahyu Purnomo
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 98 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA TOTAL BAKTERI DENGAN BAHAN ORGANIK, NO3 DAN H2S PADA LOKASI SEKITAR ECENG GONDOK DAN PERAIRAN TERBUKA DI RAWA PENING Purwandari, Yusrianti; Purnomo, Pujiono Wahyu; Nitisupardjo, Mustofa
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.258 KB)

Abstract

Fenomena eutrofikasi di perairan Rawa Pening dapat dikatakan telah mencapai tahap akut. Hal ini dapat dilihat dari melimpahnya populasi tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) yang menutupi sebagian kawasan Rawa Pening. Pertumbuhan Eceng Gondok yang tidak terkendali akan mempengaruhi ekosistem danau Rawa Pening.Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya defisit oksigen (O2) dan terganggunya proses nitrifikasi. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus dapat terjadi potensi bahaya pendangkalan. Proses nitrifikasi sendiri tidak terlepas dari bakteri, proses nitrifikasi merupakan proses yang mengubah ammonia menjadi nitrat dengan bantuan bakteri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan metode sampling menggunakan purposive sampling. Lokasi penelitian terdiri dari 2 stasiun yaitu kawasan perairan terbuka dan kawasan tutupan Eceng Gondok. Data yang diukur meliputi total bakteri, bahan organik, NO3, H2S, kedalaman, kecerahan, arus, suhu, pH dan DO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tergolong tinggi. Hal ini berbanding lurus dengan total bakteri di perairan Rawa Pening yang tinggi. Kandungan NO3 pada perairan iniberkisar antara  0,088 – 0,279  mg/l. Sedangkan kandungan H2S berkisar antara 0,009 – 0,015 mg/l.
KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN HABITAT BIVALVIA DI SUNGAI WISO JEPARA Pancawati, Dika Nugraini; Suprapto, Djoko; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.046 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan interaksi fisika kimia perairan terhadap habitat bivalvia. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif dan pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling (SRS). Penelitian dilakukan di Sungai Wiso, Jepara pada bulan April 2014 dengan mengambil titik sampling sejumlah 20 titik secara acak. Titik sampling yang digunakan untuk menganalisis faktor fisika kimia perairan adalah titik yang memiliki kepadatan tertinggi dan terendah. Uji statistik regresi dan korelasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor fisika kimia perairan terhadap bivalvia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik yang memiliki kepadatan tertinggi adalah T6, T17, T20 dan titik yang memiliki kepadatan terendah adalah T1, T2, T3. Hasil analisis faktor fisika kimia perairan yang diperoleh, seperti kecerahan perairan berkisar 17-32 cm; kedalaman berkisar 17-53 cm; temperatur air berkisar 27-30 oC; kecepatan arus berkisar 0,14-0,4 m/dt dengan tipe arus lambat sampai sedang; pH senilai 7; oksigen terlarut (DO) berkisar 3-6,1 mg/l dan kandungan organik substrat berkisar 2,3-8,3%. Keberadaan jenis bivalvia di dasar perairan berbanding positif dengan kecerahan, oksigen terlarut, dan bahan organik, serta berbanding negatif dengan kecepatan arus. Dalam interaksi fisika kimia perairan terhadap habitatnya, bivalvia cenderung memilih kondisi lingkungan serta tipe habitat yang sesuai, agar tetap tumbuh dan berkembangbiak. Indikasi yang menunjukkan kesesuaian suatu habitat bagi bivalvia adalah seragamnya bivalvia yang ditemukan pada lokasi penelitian ini dan bivalvia yang dominan adalah Anadara sp. This research aimed to determine the physical chemical interactions formed a properties aquatic habitat of bivalves. The applied method was exploratory and sampling using Simple Random Sampling (SRS). The research was conducted in Wiso River, Jepara in April 2014, by taking sampling point a number of 20 point randomly. Sampling points to analyze the physical chemical waters factor is a point that has the highest and lowest of bivalves density. Regression and correlation statistical tests were used to identify the influence or those environmental factors to bivalves. The results shown that the point which has the highest density is T6, T17, T20 and the point that has the lowest density is T1, T2, T3. The results of chemical physical waters analysis obtained, such as the water transparency ranged from 17-32 cm, the water depth ranged from 17-53 cm, while water temperature 27-30 oC, stream velocity ranged from 0,14-0,4 m/dt within slow type to medium, acidity observed 7, dissloved oxygen (DO) was around 3-6,1 mg/l and the persentation organic substrates was 2,3-8,3. The existence of bivalves in waters linear positive to brightness, dissolved oxygen,  and organic substrates, as well as linear negative to the flow velocity. In the interaction of waters chemical physical to the habitats, bivalves tend to choose the environmental conditions and the type of suitable habitat, in order to growing well and multiply. This research shown that Anadara sp. was the dominant species found in the location. The characteristic habitat of Anadara sp. had been identified in this research.
Class Conservation Morfologi Karang berdasarkan Kedalaman pada Struktur Terumbu Karang di Pulau Kemujan dan Pulau Sintok, Karimunjawa, Jawa Tengah Coral Morphology Class Conservation Based on Depth of Coral Reef Structure in Kemujan and Sintok Islands, Karimunjawa, Central Java Erviana, Renanda Nur; Purnomo, Pujiono Wahyu; Supriharyono, Supriharyono
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 9, No 2 (2020): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.491 KB) | DOI: 10.14710/marj.v9i2.27768

Abstract

ABSTRAKKemujan dan Sintok merupakan pulau yang termasuk ke dalam zona pemanfaatan sebagai wisata bahari dan memiliki keanekaragaman bentuk pertumbuhan karang yang tinggi. Bentuk pertumbuhan karang dibedakan menjadi karang acropora dan non-acopora dengan perbedaan morfologi seperti tipe branching, massive, encruisting, foliose, dan digitae. Analisis morfologi karang sebagai pendukung status penutupan karang dapat mengetahui kondisi terumbu karang sesuai class conservation. Tujuan penelitian ini mengetahui kualitas perairan, struktur terumbu karang, morfologi karang berdasarkan class conservation dan pengaruh kedalaman terhadap struktur serta morfologi karang di Pulau Kemujan dan Sintok. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan November 2019.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode Underwater Photo Transect (UPT) dengan menggunakan transek sepanjang 30 meter. Data yang diambil adalah parameter kualitas perairan dan foto underwater karang. Data hasil penelitian diolah menggunakan aplikasi CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) dan uji non parametrik dengan SPSS serta dianalisis menggunakan diagram r-K-S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan pada lokasi penelitian masih dalam keadaan normal. Persentase kelimpahan karang hidup termasuk dalam kategori sedang sampai dengan sangat baik yaitu  berkisar 25,56 -76,22%. Persentase morfologi karang berdasarkan Class conservation secara umum memiliki dominasi kelompok kompetitors (K) atau CC=2 yang berkisar 48,72 – 76,5%,  hal ini menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian didominasi karang bentuk branching maupun foliose serta tidak ada pengaruh signifikan kedalaman air terhadap morfologi karang. ABSTRACTKemujan and Sintok are islands in the utilization zone as marine tourism and have high diversity of coral growth forms. The coral’s life form can be grouped into acropora and non-acopora corals with morphological differences such as branching, massive, encruisting, foliose, and digitae types. Morphological analysis of corals as supporting the status of coral cover can determine the condition of coral reefs according to class conservation. The purpose of this study are to determine the quality of the waters, the structure of coral reefs, coral morphology based on class conservation and the influence of depth on the structure and morphology of corals in Kemujan and Sintok Islands. Data collection was carried out in November 2019. The research method used was the Underwater Photo Transect (UPT) method using a 30 meter transect. The data collected the parameters of water quality and underwater coral photos. The research data were processed using the CPCe (Coral Point Count with Excel extensions) application and non-parametric tests with SPSS and analyzed using the r-K-S diagram. The results showed that the water quality at the study area was still in a normal condition. However, there was no significant effect of water depth on coral morphology. The percentage of live coral abundance was included in the moderate to very good category, ranging from 25.56 to 76.22%. Percentage of coral morphology based on Class conservation generally has a predominance of competitor groups (K) or CC = 2 ranging from 48.72 - 76.5%. Moreover, the results show that based on the coral growth forms at the study sites were dominated by branching and foliose corals and there was no significant effect of water depth on coral morphology.  
PENGARUH BERBAGAI TEMPERATUR TERHADAP PELEPASAN DENSITAS ZOOXANTHELLAE PADA KARANG Acropora sp. DALAM SKALA LABORATORIUM Mulyani, Maya Sri; Purnomo, Pujiono Wahyu; Supriharyono, Supriharyono
Jurnal Pasir Laut Vol 4, No 1 (2020): Februari
Publisher : Magister Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1543.252 KB) | DOI: 10.14710/pasir laut.2020.30525

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem yang struktur utamanya berupa karang keras, tersusun oleh polip-polip karang yang bersimbiosis dengan alga zooxanthellae. Keberadaan zooxanthellae di dalam polip karang dipengaruhi oleh temperature. Pada temperatur perairan yang tinggi menyebabkan kematian karang akibat lepasnya zooxanthellae dari jaringannya; dan sebaliknya pada temperatur rendah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan karang melalui peran zooxanthellae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai tingkat temperatur terhadap pelepasan zooxanthellae dan kemampuan recovery karang setelah diberi tekanan temperatur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai januari 2019 di Laboratorium Histopatologi BBPBAP Jepara. Untuk mengetahui pengaruh berbagai temperatur terhadap densitas zooxanthellae pada karang acropora sp. maka dilakukan dengan faktor temperatur 3 level (28 ºC, 32 ºC, 36 ºC) yang diulang tiga kali.  Peubah yang diamati adalah densitas zooxanthellae dan variable kualitas air DO, pH, salinitas pada hari ke 0, 1, 3, 5 10 dan 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tekanan temperatur tinggi sangat berpengaruh pada densitas zooxantellae. Karang mengalami bleaching sempurna pada hari ke-6 pada perlakuan treatment temperatur 36 ºC. Karang mampu beradaptasi dan pulih kembali pada temperatur normal 28 ºC dan temperatur 32 ºC dan tidak dapat recovery pada temperatur 36 ºC.
KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA SEDIMEN DI DESA MANGUNHARJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG Laila, Qadarina Nur; Purnomo, Pujiono Wahyu; Jati, Oktavianto Eko
Jurnal Pasir Laut Vol 4, No 1 (2020): Februari
Publisher : Magister Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1486.685 KB) | DOI: 10.14710/pasir laut.2020.30524

Abstract

Pesisir Mangunharjo di Kecamatan Tugu merupakan kawasan produktif baik untuk ekowisata mangrove, industri maupun lokasi budidaya perikanan. Sungai Beringin menjadi media terangkutnya berbagai sampah termasuk plastik dari kawasan pemukiman di hulu menuju ke hilir. Plastik tersebut akan menjadi mikroplastik yang memberikan dampak berbahaya bagi pencernaan biota perairan serta berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk, jenis dan perbedaan kelimpahan mikroplastik pada sedimen. Lokasi penenlitian ditentukan secara purposive sampling sebanyak tiga stasiun, yaitu Stasiun I (pantai), Stasiun II (sungai) dan Stasiun III (mangrove). Setiap stasiun diambil sampel secara random sampling sebanyak tiga kali. Hal pertama yang dilakukan adalah mengestraksi mikroplastik, selanjutnya menganalisis dan mengidentifikasinya. Langkah selanjutnya dilakukan uji FT-IR (Fourier transform infrared) spectroscopy untuk mengetahui senyawa kimia mikroplastik tersebut. Hasil penelitian menunjukan jenis mikroplastik yang ditemukan berupa fiber, fragmen, film dan pelet. Kelimpahan mikroplastik pada sedimen rata-rata berkisar 3.584-8.106,67 partikel/m3. Analisis statistik menghasilkan nilai signifikan (α < 0,05)  menandakan bahwa adanya perbedaan kelimpahan mikroplastik setiap kawasan.
PERTUMBUHAN ZOOXANTHELLAE BERDASARKAN TIGA SPESIES KARANG BERBEDA DARI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA Kritiyasari, Dwi; Purnomo, Pujiono Wahyu; Suryanti, Suryanti
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i1.13443

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas perairan pesisir tropik, yang ditandai dengan keanekaragaman jenis biota tinggi yang hidup di dalamnya. Zooxanthellae adalah salah satu penyusun karang yang paling penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju pertumbuhan Zooxanthellae dari tiga jenis inang karang yang berbeda dan juga mengetahui faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan Zooxanthellae. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2019 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Jepara dengan pengambilan spesimen karang di perairan Pulau Panjang. Data hasil pengukuran laju pertumbuhan di analisis menggunakan SPSS Anova One Way dan data hasil pengukuran fisik dikaji secara deskriptif. Densitas awal Zooxanthellae yang ditanam dari spesies Acropora sp. sebanyak 1,70 x 108 sel/mL, Porites sp. sebanyak 1,74 x 108 sel/mL, dan spesies Favites sp. sebanyak 1,77 x 108 sel/mL. Faktor lingkungan yang dikontrol meliputi cahaya, suhu, salinitas, pH, dan nutrien mempengaruhi pola pertumbuhan Zooxanthellae. Rata-rata densitas Zooxanthellae dari spesies Acropora sp. sebanyak 1,57 x 108 sel/mL, Porites sp. sebanyak 1,63 x 108 sel/mL, dan Favites sp. sebanyak 0,97 x 108 sel/mL. Porites sp.memiliki pertumbuhan paling rendah dibandingkan dengan Acropora sp.dan Favites sp.Perbedaan pertumbuhan Zooxanthellae diperkirakan karena perbedaan jenis clade Zooxanthellae dari ketiga karang tersebut.Kata Kunci : Clade, densitas, lingkungan, pertumbuhan, spesies.
PERTUMBUHAN ZOOXANTHELLAE BERDASARKAN TIGA SPESIES KARANG BERBEDA DARI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA Dwi Kritiyasari; Pujiono Wahyu Purnomo; Suryanti Suryanti
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i1.13443

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem khas perairan pesisir tropik, yang ditandai dengan keanekaragaman jenis biota tinggi yang hidup di dalamnya. Zooxanthellae adalah salah satu penyusun karang yang paling penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju pertumbuhan Zooxanthellae dari tiga jenis inang karang yang berbeda dan juga mengetahui faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan Zooxanthellae. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2019 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Jepara dengan pengambilan spesimen karang di perairan Pulau Panjang. Data hasil pengukuran laju pertumbuhan di analisis menggunakan SPSS Anova One Way dan data hasil pengukuran fisik dikaji secara deskriptif. Densitas awal Zooxanthellae yang ditanam dari spesies Acropora sp. sebanyak 1,70 x 108 sel/mL, Porites sp. sebanyak 1,74 x 108 sel/mL, dan spesies Favites sp. sebanyak 1,77 x 108 sel/mL. Faktor lingkungan yang dikontrol meliputi cahaya, suhu, salinitas, pH, dan nutrien mempengaruhi pola pertumbuhan Zooxanthellae. Rata-rata densitas Zooxanthellae dari spesies Acropora sp. sebanyak 1,57 x 108 sel/mL, Porites sp. sebanyak 1,63 x 108 sel/mL, dan Favites sp. sebanyak 0,97 x 108 sel/mL. Porites sp.memiliki pertumbuhan paling rendah dibandingkan dengan Acropora sp.dan Favites sp.Perbedaan pertumbuhan Zooxanthellae diperkirakan karena perbedaan jenis clade Zooxanthellae dari ketiga karang tersebut.Kata Kunci : Clade, densitas, lingkungan, pertumbuhan, spesies.
Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun Di Pantai Barat Bandengan Jepara Himatul Aliyah Febriana; Pujiono Wahyu Purnomo; Suryanti Suryanti
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.996 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i2.15729

Abstract

Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang memiliki produktivitas primer yang tinggi, hal tersebut didukung oleh keberadaan perifiton yang melekat pada permukaan daun lamun. Pengaruh tersebut dapat berkurang akibat adanya kegiatan perikanan atau aktivitas antropogenik yang menyebabkan pencemaran kandungan logam berat seperti Pb dan Cd. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun, kelimpahan perifiton dan kandungan logam berat pada daun lamun serta hubungan kelimpahan perifiton dengan kandungan logam berat di Pantai Barat Bandengan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Pantai Barat Bandengan pada lingkungan lamun padat,  sedang dan jarang. Sampling menggunakan metode purposive random dengan menentukan obyek yang diambil sebagai sampel berdasarkan kerapatan lamun. Jenis lamun yang ditemukan di Pantai Barat Bandengan adalah Thalassia sp. Rata-rata kelimpahan perifiton pada kerapatan lamun padat, sedang dan jarang adalah 1742 (SD = 641,09)  ind/cm2, 1481 (SD = 369,06) ind/cm2, dan 1249 (SD = 116,15) ind/cm2. Perifiton yang ditemukan dari Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, Rodhophyceae, Dinophyceae dan Chlorophyceae. Hasil logam berat  Pb dan Cd selama tiga kali sampling diperoleh nilai yang sama yaitu Pb <100 mg/gr dan Cd <10 mg/gr Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa adanya kandungan logam berat Pb dan Cd tidak mempengaruhi keberadaan perifiton pada daun lamun di perairan Pantai Barat Bandengan. Kata kunci: Lamun, Perifiton, Logam Berat Pb dan Cd
TINGKAT KESESUAIAN LINGKUNGAN PERAIRAN HABITAT TERIPANG (ECHINODERMATA : HOLOTHUROIDAE) DI KARIMUNJAWA (Environmental Suitability for Holothuroidea Habitat in Karimunjawa) Bambang Sulardiono; Pujiono Wahyu Purnomo; Haeruddin Haeruddin
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 12, No 2 (2017): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.552 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.12.2.93-97

Abstract

 Ekosistem terumbu karang Karimunjawa menyediakan habitat yang baik bagi kehidupan dan perkembangbiakan teripang. Di sisi lain,  peningkatan beban limbah organik baik bersumber dari daratan maupun dari lingkungan perairan itu sendiri diduga menyebabkan daya dukung untuk kehidupan teripang menurun. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana kondisi lingkungan perairan ditinjau dari kesesuaian lingkungan perairan habitat teripang. Pengukuran data kualitas air diambil pada 5 stasiun pengamatan. Data arus berdasarkan  data pasang surut terendah, yang diperoleh dari pengukuran data pasang surut  stasiun LPWP Jepara periode 2010-2011, pengukuran data variabel kedalaman perairan (m), suhu (°C), salinitas (‰), dan pH secara in situ, serta  pengukuran kandungan oksigen terlarut (mg/l)  secara laboratoris. Analisis data tingkat kesesuaian lingkungan  teripang didasarkan atas beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu kondisi lingkungan yang sesuai dengan standar kriteria kesesuaian, meliputi kisaran dibawah baku mutu dengan skor (1), kisaran toleransi dengan skor (2), dan kisaran optimal dengan skor 3. Selanjutnya dilakukan pembobotan setiap variabel dalam 3 kelas bobot yang diukur berdasarkan tingkat pengaruh masing-masing variable. Berdasarkan hasil perhitungan total  skor (Y) dari 6 variabel kualitas  perairan.diperoleh jumlah skor tertinggi  54 dan terendah 6, sedangkan berdasarkan nilai interval kelas kesesusian  (I) sebesar 16.  Hasil analisis skor per  kelas adalah (a) 39–54 = Sesuai (S1),  (b)  23–38 = Cukup Sesuai (S2), dan (c) 6–22 = Tidak Sesuai (N). Hasil analisis diperoleh informasi bahwa kondisi lingkungan perairan cukup sesuai bagi kehidupan teripang.  The Karimunjawa waters reef ecosystem provides a good habitat for the life and breeding of sea cucumbers. On the other hand, the increased burden of organic waste both from the mainland and from the water environment itself is thought to cause the carrying capacity for the life of sea cucumbers declined. Based on this, then how the condition of the aquatic environment in terms of the suitability of the marine environment habitat sea cucumbers.  Measurement of water quality data was taken at 5 observation stations. Current data based on the lowest tidal data, obtained from the measurement of the tidal data of LPWP station Jepara period 2010-2011. Measurement of water depth variable (m), temperature (°C), salinity (‰), and pH in situ, and dissolved oxygen content (mg/l) in laboratory. The data analysis of the suitability level of sea cucumber is based on several important criteria that must be fulfilled, that is environmental condition in accordance with standard of conformity criterion, covering range below standard quality with score (1), tolerance range with score (2), and optimal range with score 3, Then weighted each variable in 3 weight classes measured by the influence level of each variable, Based on the result of total score calculation (Y) from 6 water quality variables. Based on the result of total score (Y) of 6 water quality variables. Obtained by the highest score 54 and lowest 6, whereas based on the value of interval of suitability class (I) of 16. The result of the score analysis per class is (a) 39–54 = Suitable (S1), (b) 23–38 = quite suitable  (S2), and (c) 6–22 = Not Match (N). The result of the analysis obtained information that the condition of the aquatic environment is quite suitable for the life of sea cucumber. 
KEANEKARAGAMAN MOLUSKA BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DAN KADAR BAHAN ORGANIK PADA MUARA SUNGAI BETAHWALANG, KABUPATEN DEMAK (Molluscs Diversity based on Sediment Texture and Organic Matter Content in Betahwalang Estuary, Demak Regency) Hana Nisau Shalihah; Pujiono Wahyu Purnomo; Niniek Widyorini
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 1 (2017): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.065 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.1.58-64

Abstract

 Muara Sungai Betahwalang merupakan ekosistem yang mendapat masukan dari kegiatan penduduk daerah pemukiman sekitar dan dari Sungai Jajar. Muatan pencemar akan mempengaruhi kondisi muara terutama substrat dasar pada sungai Betah walang. Tekstur dan kandungan bahan organik di dalam sedimen menentukan keberadaan moluska. Tekstur sedimen merupakan tempat untuk menempel dan merayap atau berjalan, sedangkan bahan organik merupakan sumber makanan bagi moluska. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman moluska, tekstur sedimen dan kadar bahan organik, serta untuk mengetahui hubungan antara variabel. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Sampel diambil pada 5 stasiun dan masing-masing stasiun terdiri dari 3 titik. Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat 10 genera dari kelas Gastropoda yaitu Littorina, Cerithidea, Turritella, Clathrodrillia, Fasciolaris, Conus, Filopaludina, Pila, Melanoides dan Telescopium dan 4 genera dari kelas Bivalvia yaitu Anadara, Mesodesma, Mytilus dan Donax. Karakteristik substrat di muara Sungai Betahwalang adalah liat dan liat berpasir dengan kadar bahan organik berkisar antara 6,2-17,4 %. Hubungan moluska dengan tekstur sedimen terutama liat mempunyai korelasi positif dengan persamaan y = 6.94x + 224.0 (r = 0.535). Hubungan moluska dengan bahan organik mempunyai korelasi positif dengan persamaan y = 33.44x + 271.1 (r = 0.507) dan R2 = 0.257   Betahwalang Estuary is an ecosystem that gets input from the activities of the surrounding residents area and from the Jajar River. Contaminant load from upstream will affect the condition of the substrate in Betah walang river. Texture and organic matter content in the sediments determine the presence of molluscs. Sediment texture is a place for molluscs to stick, crawl or walk, while organic matter is a source of food for them. The purpose of this research is to know the diversity of molluscs, sediment textures and organic matter content, and to know the relationship between those variables. The method used is survey method with sampling using Purposive Sampling method. Samples were taken at 5 stations and each station consisted of 3 spots. The results show that 10 genera of the Gastropod class were Littorina, Cerithidea, Turritella, Clathrodoillia, Fasciolaris, Conus, Filopaludina, Pila, Melanoides and Telescopium and 4 genera of Bivalves class were Anadara, Mesodesma, Mytilus and Donax. Betahwalang estuary are characterized by clay and sandy clay with organic material content between 6,2-17,4%. The relationship of molluscs with sediment texture, especially clay, has a positive correlation with the equation y = 6.94x + 224.0 (r = 0.535). The relationship of molluscs with organic matter has a positive correlation with the equation y = 33.44x + 271.1 (r = 0.507). 
Co-Authors - Revika, - - Ruswahyuni - Subiyanto - Supriharyono A’in, Churun Abdul Ghofar Ade Apriliana Adhitya Wijayanto, Adhitya Afifa, Fitria Hersiana agung Suryanto Agus Hartoko Alep Amaliyah Amanah Raras Nawang Kinasih, Amanah Raras Nawang Andriyanto, Wulan Oktaviasari Anhar Solichin Aninditia Sabdaningsih Anugrah Dwi Fahreza Arif Rahman Arif, Gunarso Assyifa, Siti Fatma ‘Ishmah, Amalina Zata Bambang Sulardiono Bani Setyawan Boedi Hendrarto Chiesa, Francesco Te Churun Ain Churun A’in Claudya Yolanda Iswanto, Claudya Yolanda Daud Aruan, Daud David Nugroho Desty Wahyuni Ginting Devi Kristi Purba Dewi Pertiwi Nusantara DIAH AYUNINGRUM Diah Ayuningrum, Diah Dika Nugraini Pancawati Djoko Suprapto Dwi Kritiyasari Dwi Santi Putri Dwi Tasha Maulida, Dwi Tasha Dwi Yulianto Erick Setiawan Larosa, Erick Setiawan Erviana, Renanda Nur Fajrin, Alifia Nirwana Falah, Suudul Farid, Moch Febriyanti, Leti Frida Purwanti Griselda, Adinda Putri Khairunnisa Gultom, Christine Rosaline Gustilah, Lillah Haeruddin Haeruddin Hana Nisau Shalihah Hikmah, Nur Hikmah Himatul Aliyah Febriana Himatul Aliyah Febriana, Himatul Aliyah Iin Rahmawati Kharisma Aji Winarto Khaslinda Pratiwi Rauf Kitarake, Yopi Sondy Kritiyasari, Dwi Laila, Qadarina Nur Lakastri, Lavia Lestari, Hima Desy Lulu Adilla Latifah, Lulu Adilla Luvitasari, Ayu Maro, Jahved Ferianto Martin Arianto Partogi Maslahah, Nur Hikmah Mazroatum Max Rudolf Muskananfola Megawati Arsita Putri Meliala, Elvina Gianina Melina Setya Ayuningsih Mia Arista Sari Mohamad Haekal Mulia Delvi, Betlin Indriani Mulyani, Maya Sri Mustofa Nitisupardjo Mutia Novenda Putri Niniek Widyorini Norma Afiati Novitasari, Diva Triza Nugraha, Bagas Aditya Nugroho, Restu Wahyu Nur Hidayah Nur Latifah Khuzma, Nur Latifah Nurannisa Isnaeni, Nurannisa Nurhuda, Izza Siti Nurul Khaqiqoh Oktavianto Eko Jati Pratama, Hanif Huda Prijadi Soedarsono Purnami, Adelia Puspita, Like Viantika Jala Putra, Muchamad Iqbal Widiansyah Rinaldi, Rexa Kurnia Rio Januardi, Rio Riska Apriliana Rizka Alifianita Saputri Rudolf Muskananfola, Max Ruswahyuni - Ryanditama Ardiannanto Sa’diyah, Halimatus Sahala Hutabarat Satrio, Budi Sefanya Roswaty Sena Widhitama, Sena Septian Budi Sulaksono Siahaan, Sahala Bonardo Silitonga, Yohana T. E. Siti Nur Hidayah, Siti Nur Siti Rudiyanti Slamet Budi Prayitno Supriharyono Supriharyono Supriharyono Supriharyono Suradi Wijaya Saputra Suryanti Suryanti - Sutrisno Anggoro Suwandana, Achmad Fuad Tjatur Wulandari, Tjatur Ulfitasari, Nia Urni Nurani Subarma Veithzal Rivai Zainal Wicaksono, Anangga Rifqi Yundari, Yundari Yusrianti Purwandari Yusty Amelia Yuwananda Perwira Hutama, Yuwananda Perwira Zulfana Fikru Sifa