p-Index From 2020 - 2025
9.642
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Kinesik Telematika : Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi Kanal : Jurnal Ilmu Komunikasi Nomosleca ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study Jurnal ASPIKOM MetaCommunication; Journal Of Communication Studies Jurnal Representamen NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial PRoMEDIA EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS JIKE : Jurnal Ilmu Komunikasi Efek Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Jurnal Gema Ngabdi LINIMASA: JURNAL ILMU KOMUNIKASI Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia The Journal of Society and Media Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal RESLAJ: RELIGION EDUCATION SOCIAL LAA ROIBA JOURNAL Abdimasku : Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Ilmu Komunikasi Jurnal Ilmu Komunikasi Nusantara Science and Technology Proceedings Global and Policy Journal of International Relations Jurnal Dakwah dan Komunikasi Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION KARYA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Pengbdian Teknik Mesin Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Signal Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Ilmu komunikasi (JIPIK) Jurnal Pengabdian Masyarakat Dharma Andalas Innovative: Journal Of Social Science Research Khidmatuna: Jurnal Pengabdian Masyarakat JOSAR (Journal of Students Academic Research) Kegiatan Positif : Jurnal Hasil Karya Pengabdian Masyarakat Faedah: Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indonesia Jurnal Spektrum Komunikasi Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting J-CEKI
Claim Missing Document
Check
Articles

Respon Khalayak dan Fungsi TVRI Sebagai TV Publik (Studi Kasus Program "Belajar Dari Rumah"). Arviani, Heidy; Santara, Marsha Vella; Dewi, Sandra Berliana
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 02 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i02.2411

Abstract

ABSTRACTAs public television, TVRI seeks to display a new identity by providing informative, educative, and positive entertainment programs for nation. The change of TVRI’s status to Public Broadcasting Institution is expected to be able to accommodate the needs of the public as a container of public space (public sphere). This is proven during the Covid-19 pandemic, TVRI become an educational television program by broadcasting the “Belajar dari Rumah” program in collaboration with Ministry of Education and Culture. This program displays subject matter for students from elementary to high school levels every Monday-Friday. “Belajar dari Rumah” program is a form of TVRI’s attention as education TV. The role of TVRI in this situation is very important, especially since internet penetration is still limited. Television has a wide reach throughout the country. This study aims to find out how the response of the audience, especially students who are the target audience of the program? Is this program effective in helping students, teachers, and parents? What are the obstacles encountered? The method used is descriptive qualitative with two data collection techniques namely online survey and in-depth interviews. The majority of respondents (61%) rated this program to be quite effective in helping them in the teaching-learning process. As many as 28.8% of respondents said it is effective. This program helps parents and teachers to follow the learning process of their children while at home. However, it is necessary to improve the interactive quality of show content, material for each level of education, and audio visual quality.Keywords: TVRI, Public TV, “Belajar dari Rumah”, Covid-19.Sebagai televisi publik, TVRI berupaya menampilkan identitas baru dengan memberi program yang informatif, edukatif, dan hiburan positif untuk bangsa. Perubahan status TVRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan publik sebagai wadah ruang publik (publik sphere). Hal ini dibuktikan di saat masa tanggap darurat pandemi Covid-19, TVRI menjadi televisi pendidikan dengan menayangkan program “Belajar dari Rumah” yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini menayangkan materi pelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas setiap Senin-Jumat. Program “Belajar dari Rumah” merupakan wujud perhatian TVRI sebagai TV Pendidikan. Peran TVRI dalam situasi ini sangat penting, terlebih karena penetrasi internet masih terbatas. Televisi mempunyai jangkauan yang luas ke seluruh negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon khalayak terutama para siswa yang menjadi target khalayak dari program “Belajar dari Rumah”? Apa program ini efektif membantu para siswa, guru, dan orang tua? Apa saja kendala yang dihadapi? Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan dua teknik pengumpulan data, yakni survei online & wawancara mendalam. Mayoritas responden (61%) menilai program “Belajar dari Rumah” cukup efektif membantu mereka dalam proses belajar-mengajar. Sebanyak 28,8% responden menyatakan efektif. Dan sisanya sebanyak 5,1% responden mengaku tidak efektif. Program ini membantu orang tua dan guru untuk mengikuti proses belajar anaknya selama di rumah. Namun, perlu ditingkatkan kualitas interaktif konten acara, materi untuk tiap jenjang pendidikan, dan kualitas audio visual.Kata-Kata Kunci : TVRI, TV Publik, “Belajar dari Rumah”, Covid-19. DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i02.2411
Respon Khalayak dan Fungsi TVRI Sebagai TV Publik (Studi Kasus Program "Belajar Dari Rumah") Arviani, Heidy; Santara, Marsha Vella; Dewi, Sandra Berliana
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 02 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/global & policy.v8i02.2328

Abstract

ABSTRACTAs public television, TVRI seeks to display a new identity by providing informative, educative, and positive entertainment programs for nation. The change of TVRI’s status to Public Broadcasting Institution is expected to be able to accommodate the needs of the public as a container of public space (public sphere). This is proven during the Covid-19 pandemic, TVRI become an educational television program by broadcasting the “Belajar dari Rumah” program in collaboration with Ministry of Education and Culture. This program displays subject matter for students from elementary to high school levels every Monday-Friday. “Belajar dari Rumah” program is a form of TVRI’s attention as education TV. The role of TVRI in this situation is very important, especially since internet penetration is still limited. Television has a wide reach throughout the country. This study aims to find out how the response of the audience, especially students who are the target audience of the program? Is this program effective in helping students, teachers, and parents? What are the obstacles encountered? The method used is descriptive qualitative with two data collection techniques namely online survey and in-depth interviews. The majority of respondents (61%) rated this program to be quite effective in helping them in the teaching-learning process. As many as 28.8% of respondents said it is effective. This program helps parents and teachers to follow the learning process of their children while at home. However, it is necessary to improve the interactive quality of show content, material for each level of education, and audio visual quality.Keywords: TVRI, Public TV, “Belajar dari Rumah”,Covid-19.Sebagai televisi publik, TVRI berupaya menampilkan identitas baru dengan memberi program yang informatif, edukatif, dan hiburan positif untuk bangsa. Perubahan status TVRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan publik sebagai wadah ruang publik (publik sphere). Hal ini dibuktikan di saat masa tanggap darurat pandemi Covid-19, TVRI menjadi televisi pendidikan dengan menayangkan program “Belajar dari Rumah” yang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini menayangkan materi pelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas setiap Senin-Jumat. Program “Belajar dari Rumah” merupakan wujud perhatian TVRI sebagai TV Pendidikan. Peran TVRI dalam situasi ini sangat penting, terlebih karena penetrasi internet masih terbatas. Televisi mempunyai jangkauan yang luas ke seluruh negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon khalayak terutama para siswa yang menjadi target khalayak dari program “Belajar dari Rumah”? Apa program ini efektif membantu para siswa, guru, dan orang tua? Apa saja kendala yang dihadapi? Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan dua teknik pengumpulan data, yakni survei online & wawancara mendalam. Mayoritas responden (61%) menilai program “Belajar dari Rumah” cukup efektif membantu mereka dalam proses belajar-mengajar. Sebanyak 28,8% responden menyatakan efektif. Dan sisanya sebanyak 5,1% responden mengaku tidak efektif. Program ini membantu orang tua dan guru untuk mengikuti proses belajar anaknya selama di rumah. Namun, perlu ditingkatkan kualitas interaktif konten acara, materi untuk tiap jenjang pendidikan, dan kualitas audio visual.Kata-Kata Kunci : TVRI, TV Publik, “Belajar dari Rumah”, Covid-19.
Mothers’ Medical-based Experience as the Most Sought-after Online Information by New Mothers During Pandemic COVID-19 Alamiyah, Syifa Syarifah; Arviani, Heidy; Achmad, Zainal Abidin
The Journal of Society and Media Vol 5, No 1 (2021): Life Changes in Social Life and Media
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science &Law, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v5n1.p78-98

Abstract

In the past, new mothers were able to consult with their mothers about parenting and health issues. When they are married, many of them live not at home with their mothers. When they need information about childcare and health problems, they switch to using online information sources (Facebook, Instagram, the Health page, and WhatsApp group). This study explores how new mothers in Surabaya use online platforms to search for helpful information related to health during pandemic COVID-19. This study used a qualitative virtual ethnographic method by collecting data through interviews, FGDs, and participating in several online media platforms, including Facebook group Room for Children; id.theAsianparent.com; Instagram account @ruangmom, @kenapaharusvaksin, @obesitas, and WhatsApp “Kulwapp” group. The results reveal that new mothers prefer to enroll in Facebook private groups and only women members with open identities. While on Instagram, they prefer to communicate through questions and answer forums. The Health page that is the primary reference is id.theAsianparent.com. Meanwhile, involvement in the Kulwapp WhatsApp group is for convenience and safety to discuss issues surrounding sexual organs. The shifting information-seeking of new mothers to online platforms because of more theoretical and medically-based health information and experiences need. 
Representasi Postfeminime dalam Film; Intelektualitas, Kepemimpinan dan Kedudukan Princess “Mulan” Subardja, Natasya Candraditya; Arviani, Heidy
Jurnal Representamen Vol 7 No 02 (2021): Jurnal Representamen Volume 7 No 02 Oktober 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.369 KB) | DOI: 10.30996/representamen.v7i02.5725

Abstract

Isu terkait dengan diskriminasi gender dan gerakan feminisme masih menjadi hal yang krusial di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi post-feminisme dalam film Disney Princess “Mulan”. Postfeminisme adalah sebuah gerakan feminis terkait dengan pembebasan. Berbeda dengan ideologi yang ada pada feminisme gelombang pertama dan kedua, yang berusaha untuk memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Postfeminisme merupakan pembebasan perempuan dari kekangan struktur hirarkis social yang berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Film “Mulan” berbeda dari serial live action princess sebelumya. Pada film ini menampilkan nilai feminisme yang berusaha untuk mematahkan stereotype pada gender sebelumnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode semiotika John Fiske. Analisis dilakukan dengan mengamati teks narasi dan gambar visual dalam film yang mengandur unsur feminisme. Peneliti menemukan nilai postfeminisme dapat dilihat dari 3 aspek yaitu dalam hal intelektualitas, pengambilan keputusan dan dalam hal kedudukan laki-laki dan perempuan. Film ini berusaha untuk menggeser pemikiran bahwa perempuan berada pada posisi di bawah laki-laki dan hanya dikhususkan pada sektor domestik saja.Kata Kunci: Disney Princess, “Mulan”, Semiotika, Representasi, Post-feminisme
Sosial Media Marketing : Peluang & Tantangan bagi UMKM Lokal Di Masa Pandemi Covid-19 Heidy Arviani; Dyva Claretta; Kusnarto Kusnarto; Nisrina Delinda; Savira Izzaanti
JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study (E-Journal) Vol 7, No 1 (2021): JURNAL SIMBOLIKA APRIL
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/simbollika.v7i1.4356

Abstract

Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2020 termasuk Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Untuk mensiasatinya, para pelaku UMKM melakukan pemasaran online menggunakan sosial media yang mampu menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya operasional yang minim. Tujuan dalam penelitian ini adalah Bagaimana respon dan pengalaman pelaku UMKM lokal dalam penerapan Sosial Media Marketing. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara. Hasil penelitian bahwa sebagian besar para pelaku UMKM merupakan generasi X dengan tahun kelahiran 1965-1980 berlatar belakang pendidikan yang rendah cenderung kesulitan menyesuaikan diri dengan teknologi khususnya pada masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan segala sesuatu serba online. Mereka tidak memiliki skill desain dan tidak mengerti bagaimana teknik foto produk yang menarik dan memiliki nilai jual. Kesimpulan penelitian ini para pelaku UMKM merupakan generasi X kesulitan untuk belajar menyesuaikan diri dengan teknologi khususnya pada masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan segala sesuatu serba online.
Instabranding Kepribadian di Lima Brand UKM Kuliner Heidy Arviani; Yuli Candrasari; Olivia Nibtia Rahmadillah; Aditya Ilham Priambodo
Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 3, No 02 (2020)
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/wartaiski.v3i02.61

Abstract

Instagram adalah platform media sosial yang berkembang, menyediakan sarana ekspresi diri dan komunikasi melalui visual yang kreatif. Bisnis menanggapi tren ini dengan menggunakannya sebagai alat pemasaran yang hemat biaya. Paper ini meneliti akun merek makanan dalam level Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia pada sektor makanan dan minuman yang terkemuka di Instagram: @bittersweet_by_najla, @basoaciakang, @seblakasgar_official, @pentolgila, @jagungnyumi. Akun tersebut dipilih berdasarkan followers yang telah mencapai puluhan ribu bahkan ratusan ribu dan cukup populer di masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui jenis elemen foto apa yang digunakan merek UKM makanan terkemuka di instagram sebagai pemasaran dan taktik komunikasi? Kemudian kepribadian merek seperti apa yang digambarkan oleh foto yang diposting tersebut? Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi. Terdapat 50 sampel foto untuk masing-masing merek yang kemudian diklasifikasikan menurut 11 elemen: produk, orang dan produk, orang dan produk, humor dan produk, peristiwa dunia, resep, kampanye tanpa produk, buatan pengguna, regram dari selebriti, dan video. Temuan penelitian adalah: mereka menggunakan instagram untuk mempromosikan keunggulan dan menjual produk. Tidak semua dari 11 elemen dimunculkan. Hanya sekitar lima elemen yang tampil secara dominan antara lain: video yang interaktif, produk dan promo, humor, consumer generated, person dan product. Kesemuanya untuk membangun dan mengekspresikan karakter kepribadian masing-masing merek.
Mothers Medical-based Experience as the Most Sought-after Online Information by New Mothers During Pandemic COVID-19 Syifa Syarifah Alamiyah; Heidy Arviani; Zainal Abidin Achmad
The Journal of Society and Media Vol. 5 No. 1 (2021): Life Changes in Social Life and Media
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science &Law, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v5n1.p78-98

Abstract

In the past, new mothers were able to consult with their mothers about parenting and health issues. When they are married, many of them live not at home with their mothers. When they need information about childcare and health problems, they switch to using online information sources (Facebook, Instagram, the Health page, and WhatsApp group). This study explores how new mothers in Surabaya use online platforms to search for helpful information related to health during pandemic COVID-19. This study used a qualitative virtual ethnographic method by collecting data through interviews, FGDs, and participating in several online media platforms, including Facebook group Room for Children; id.theAsianparent.com; Instagram account @ruangmom, @kenapaharusvaksin, @obesitas, and WhatsApp œKulwapp group. The results reveal that new mothers prefer to enroll in Facebook private groups and only women members with open identities. While on Instagram, they prefer to communicate through questions and answer forums. The Health page that is the primary reference is id.theAsianparent.com. Meanwhile, involvement in the Kulwapp WhatsApp group is for convenience and safety to discuss issues surrounding sexual organs. The shifting information-seeking of new mothers to online platforms because of more theoretical and medically-based health information and experiences need. 
Budaya komunikasi virtual di Twitter dan Tiktok: Perluasan makna kata estetik Marisa Oktaviana; Zainal Abidin Achmad; Heidy Arviani; Kusnarto Kusnarto
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v5i2.17560

Abstract

Kata estetik mengalami perluasan makna dari makna asalnya akibat penggunaannya di Twitter dan TikTok. Perluasan makna itu menimbulkan perdebatan pada pengguna kedua media sosial tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dan proses terjadinya perluasan makna, termasuk motivasi pengguna Twitter dan TikTok menggunakan kata estetik yang maknanya berbeda dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Studi berjenis kualitatif ini menggunakan pendekatan etnografi virtual dengan mewawancarai tujuh informan pengguna Twitter dan TikTok. Empat orang informan pengguna Twitter, yaitu @iyayaudahgpp, @semanismimpimu, @s8joh, dan @CharmingDevilll. Tiga orang informan pengguna TikTok, yaitu @Wiyantika, @aqua.ush, dan @pcynjm131. Hasil penelusuran virtual menunjukkan bahwa kata estetik telah mengalami perluasan makna. Kata estetik tidak sekadar bermakna indah tetapi juga berarti ungkapan kelucuan, ekspresi sindiran, dan pujian penampilan fisik. Penyebab perluasan makna adalah penggunaan kata estetik pada caption, cuitan, komentar, dan tagar oleh pengguna Twitter dan TikTok. Motivasi penggunaan kata estetik, disebabkan mengikuti tren, keisengan, dan candaan. Budaya berkomunikasi di media sosial berperan penting dalam perluasan makna kata dan penciptaan kata-kata baru.   The word aesthetic has expanded from its original meaning due to its use on Twitter and TikTok. The expansion of meaning has caused debate among users of the two social media. This study aims to determine the causes and processes of the expansion of meaning, including Twitter and TikTok users' motivation to use aesthetic words that have different meanings from the Indonesian Dictionary (KBBI). The type of research is qualitative with a virtual ethnographic approach by interviewing seven informants using Twitter and TikTok. Four Twitter user informants, namely @iyayaudahgpp, @semanismimpimu, @s8joh, and @CharmingDevilll. Three informants using TikTok, namely @Wiyantika, @aqua.ush, and @pcynjm131. The virtual search results show that the word aesthetic has expanded its meaning. The word aesthetic does not only mean beautiful but also means an expression of cuteness, an expression of satire, and a compliment of physical appearance. The cause of the expansion of meaning is the use of aesthetic words in captions, tweets, comments, and hashtags by Twitter and TikTok users. The motivation for using the word aesthetic is due to following trends, fads, and jokes. The culture of communicating on social media has an essential role in expanding the meaning of words and creating new words.
Etnografi Virtual tentang Proliferasi Pemakaian Lagu “Bertaut” Karya Nadin Amizah di Media Sosial Endah Murniaseh; Catur Suratnoaji; Heidy Arviani; Zainal Abidin Achmad
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 11 No. 2 (2021): October
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jik.2021.11.2.121-138

Abstract

Linked song is experiencing widespread usage proliferation on social media. Social media users also benefit from using the Linked song elements, in the form of significant additions of viewers, followers, likes, and subscribers so that they get income from advertising. This study aims to investigate the forms of proliferation of “Bertaut” song use by Nadin Amizah on TikTok, YouTube, and Instagram. The research method uses a qualitative approach with virtual ethnography. The results of the study show that the proliferation of Bertaut songs occurs in various forms of content upload, including: song covers, stories, feeds, IGTV, footage, captions using song elements in the form of lyrics, music sound fragments, and song video fragments. The phenomenon of the proliferation of Linked songs on social media shows the media making capabilities of TikTok, YouTube, and Instagram
Perubahan Struktur Sosial & Problem Sosial Dari Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Indonesia Heidy Arviani
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 1 (2019): Media dan Industri Kreatif
Publisher : Progdi Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jkom.v2i1.29

Abstract

Information and communication technology (ICT) develops very rapidly and gives color to the dynamics of social structures. The presence of a new communication technology always has an impact and stimulates change. The consequences of both desirable impacts and undesirable impacts must be ready for us to face. The technological relations of the First World and Third World countries are quite problematic because of the gaps and the accompanying political economy environment. The Indonesian context with its unique combination of society (agrarian, industrial & information) is increasingly fragmented with the development of this ICT. Indonesia must immediately adapt and solve all challenges both culturally, economically and politically. Technology always brings change, is not neutral and cannot be universal.
Co-Authors Ade Kusuma Adella Putri Macharani Adinda Larasati Darmawan Aditya Ilham Priambodo Afif Wilanda Anaqhi Agustiawati, Putri Aulia Ahmad, Namira Yunita Alamiyah, Syifa Syarifah Alya Syahputri Amelia, Estherina Amirah Shinta Permatasari Anaziah Safitri Andisa Rizky Febrianti Annisa Dwi Safitri Anugrah Gultom, Daniel Aprilia Setya Kurniawati Ardhelia Damayanti Wirawan Augustin Mustika Chairil Azzahra Siregar, Thallah Baptista Varani, Chiara Berliana, Sandra Cindhi Eka Suciani Clareta, Dyva Daffan Firzatullah, Raka Damayanti, Nita Lutfiana Dewi, Sandra Berliana Dewi, Sandra Berliana Dian Afifuddin Dian Hutami Rahmawati Dian Hutami Rahmawati Diana Aqidatun Nisa Dimas Putra Dirmagina Dina Safira Putri Dinda Febri Putri Thaher Dita Atasa DR. CATUR MSI SURATNOAJI Dyva Claretta Endah Murniaseh Erika Yulyawati Fadhilah Amalia, Ghina Fahrudin, Tresna Maulana Fara Amilia Jayanti Fidela Rizky Ramadhani Ghassani Shabrina Prasetyo Hadiati, Novianisa Asmar Haidar Ferdian Ilyasa Ignatia Regita Wijaya Illah, Atok Ilmi Fadlilah Indriastuti, Yudiana Indy Nadhea Safitri Kayyisa, Binta Krisna Rendi Awalludin Kusnarto Kusnarto Kusnarto Kusnarto Kusuma, Ade Latif Ahmad Fauzan Linar Aprillia Vinka Tasya Lisanthoni, Angela Lutfiana, Nita Madania, Nuril Marisa Oktaviana Masnuna, Masnuna Mia Puspitasari Muhaimin, Amri Muhammad Usamah Robbani Mustikasari, Ratih Pandu Mutiara Kalyaveda Ni Made Nadia Resmarani Ninda Talita Utami Nisrina Delinda Nobertus Ribut Santoso Novianisa Asmar Nur Hanif Nuril Madania Olivia Nibtia Rahmadillah Prasojo Putri Ambarwati Putri Aulia Aguswati Putri, Cindy Prastia Rahma Wulandari Rahmad Alfian Haryono RAMADHAN, MUHAMMAD FARHAN Ratih Pandu Mustikasari Ratih Pandu Mustikasari Rena Rigin Putri Ridhotul Khafshoh Islami Rima Karmelia Fernanda Ririn Puspita Tutiasri Rizky Ramadhani, Fidela Rohmatul Afrida Nor Laili Roziana Febrianita Sabilla Mega Yustika Saifuddin Zuhri Santara, Marsha Vella Santara, Marsha Vella Santara, Marsha Vella Sari, Allan Ruhui Fatmah Satria Ikhtara Rizki Savira Izzaanti Septiana Dina Mahiro Sherly Yoland Artamevia Saputra Sofia Ayu Lestari Subardja, Natasya Candraditya Suciani, Cindhi Eka Suksmawati, Herlina Sulistiyawati Sulistiyawati Sumardjijati Sumardjijati Sumardjijati Syafrida Febriyanti Syahputri, Febriana Indah Teguh Yulianto, Teguh Thallah Azzahra Siregar Uswatul Husna Vembika Fathan Kusuma Via Rahma Aulinda Wibisono, Adi Yudha, Dhian Satria Yuli Candrasari Yuli Candrasari Yuliansya, Tedy Dwi Zainal Abidin Achmad Zamzami, Moch