Claim Missing Document
Check
Articles

BANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG DAN SUNDARA KANDA Aulia Agustini; Dahri Dahlan; Irma Surayya Hanum
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i1.5276

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menggunakan objek cerita rakyat Lutung Kasarung dan Sundara Kanda. Kedua cerita tersebut merupakan dua kisah yang berasal dari budaya Sunda dan India. Penggunaan objek yang memiliki budaya yang berbeda dapat memberikan hasil penelitian yang luas dalam perihal nilai budaya yang tergambar di dalam karya sastra. Penelitian ini bertujuan mendeksripsikan fakta cerita, nilai budaya, persamaan dan perbedaan nilai budaya di dalam cerita rakyat Lutung Kasarung dan Sundara Kanda. Data dan sumber data didapatkan dari buku cerita rakyat Lutung Kasarung dan Kitab Ramayana. Data penelitian dikumpulkan dengan cara membaca, dan mencatat kata atau  kalimat. Data  dianalisis dengan teknik reduksi, penyajian data dan simpulan. Digunakan pula teknik analisis hermeneutika Hasan Hanafi untuk menafsirkan data secara khusus dan rinci. Hasil dari bandingan yang dilakukan ditemukan keterkaitan kedua cerita rakyat berdasarkan nilai budaya. Nilai budaya yang didapat adalah berdasarkan nilai kerohanian yang berdasarkan dharma ajaran agama Hindu. Kedua cerita rakyat memiliki tema dan motif cerita yang sama. Sehingga, menimbulkan kemiripan fakta cerita dan juga kemiripan nilai budaya. Nilai budaya yang didapatkan, yakni (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan makhluk lainnya, dan (3) hubungan manusia dengan alam. Perbandingan nilai budaya tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan nilai yang tidak berubah terhadap objek. Sehingga dari ketiga varian nilai budaya yang ada didapatkan perbedaan nilai budaya. Berdasarkan  bandingan nilai budaya cerita rakyat  Luntung Kasarung dan Cerita Rakyat Sundara Kanda maka ditemukan bahwa nilai budaya sunda dan india memiliki kemiripan.Kata kunci: bandingan, cerita rakyat luntung kasarung, cerita rakyat sundara kanda,  nilai budaya ABSTRACTThis research uses the object is folklore of Lutung Kasarung and Sundara Kanda. The two folklores are two stories originating from Sundanese and Indian. The use of objects that have different cultures can provide broad research results regarding cultural values depicted in literary works. This research  aims to describe the facts of the story, cultural values, similarities and differences in cultural values in the folklore of Lutung Kasarung and Sundara Kanda. Data and data sources were obtained from the folklore book of Lutung Kasarung and Ramayana Book. The research data were collected by reading and recording words or sentences. Data were analyzed using reduction techniques, data presentation and conclusions. Hasan Hanafi's hermeneutic analysis technique is also used to interpret the data specifically and in detail. The results of the comparisons were found to be related to the two folklores based on cultural values. The cultural values obtained are based on spiritual values based on the dharma teachings of Hinduism. Both folklores have the same theme and story motif. Thus, it raises similarities in story facts and also similarities in cultural values. The cultural values obtained are (1) human relations with god, (2) human relations with other creatures, and (3) human relations with nature. The comparison of cultural values is made based on the provisions of the unchanging value of the object. So that from the three variants of existing cultural values, there are differences in cultural values. Based on the comparison of the cultural values of the Luntung Kasarugn folklore and the Sundara Kanda folklore, it is found that the cultural values of Sundanese and Indian are similar.Keywords: comparison, lutung kasarung folklore, sundara kanda folklore, cultural values
RESPONS PEMBACA ANAK USIA TAHAP OPERASIONAL KONKRET TERHADAP CERITA PENDEK BADUT TERLUCU KARYA SARAH NAFISAH: KAJIAN RESEPSI SASTRA Enovia Sari; Irma Surayya Hanum; Norma Atika Sari
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 6, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i3.6245

Abstract

Penilitian ini merupakan penelitian menggunakan kajian resepsi sastra untuk menganalisis respons pembaca anak terhadap cerpen “Badut Terlucu” karya Sarah Nafisah. Penelitian ini memusatkan pembaca anak untuk mendeskripsikan respons pada sebuah cerpen “Badut Terlucu” karya Sarah Nafisah mengenai unsur instrinsik berupa tema, tokoh, latar, alur, gaya bahasa, dan amanat cerita. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yakni memaparkan data berupa uraian kata dan fakta. Data penelitian berupa kuesioner diberikan 55 anak untuk mendapatkan data respons. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa 20 pertanyaan dan jawaban atau respons pembaca anak untuk menganalisis. Teknik analisis data menggunakan kajian resepsi sastra metode eksperimental. Hasil penelitian ini sebagai berikut : bahwa cerpen “Badut Terlucu” karya Sarah Nafisah dalam majalah bobo menunjukkan hampir semua siswa kelas 3 dan 4 Sdadanya  memahami isi cerpen mengenai unsur instrinsik dan ketertarikan anak-anak terhadap cerpen mengenai ilustrasi dan isi cerita maka cerpen “Badut Terlucu” karya Sarah Nafisah terdapat dari respons hasil kuesioner. Bahwa cerpen “Badut Terlucu” karya Sarah Nafisah layak dan sesuai untuk dibaca anak-anak usia 7-11 tahun yakni diantaranya anak SD kelas 3 dan 4.
VARIASI BAHASA DALAM FILM SERIGALA TERAKHIR: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Citra Dewi Marinda; Syamsul Rijal; Irma Surayya Hanum
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 6, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i2.6109

Abstract

Film Serigala Terakhir merupakan film aksi yang masih sangat diminati hingga sekarang. Bahkan beberapa kali film tersebut ditayangkan dan diproduksi ulang menjadi sebuah serial drama. Dialog dalam film tersebut mengandung banyak jenis variasi bahasa, mulai dari yang sopan hingga yang tidak patut digunakan. Cerita yang diangkat dalam film tersebut, yaitu tentang remaja. Sebagian besar penikmat film tersebut juga dari kalangan remaja. Pada masa tersebut, remaja umumnya menggunakan kata-kata yang populer didengar tanpa memedulikan kata tersebut baik atau tidak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk variasi bahasa yang terdapat pada tuturan dalam dialog film Serigala Terakhir; (2) mendeskripsikan fungsi dari penggunaan variasi bahasa yang terdapat pada tuturan dalam dialog film Serigala Terakhir; dan (3) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya variasi bahasa yang terdapat pada tuturan dalam dialog film Serigala Terakhir. Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang terdapat dalam dialog antartokoh di film Serigala Terakhir yang disutradarai oleh Upi Avianto. Teknik yang digunakan, yaitu teknik simak bebas libat cakap yang dipadukan dengan teknik catat yang ditujukan untuk mendata. Adapun teknik analisis yang digunakan, yaitu teknik interaktif. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan bahwa bentuk variasi bahasa yang paling banyak digunakan, yaitu bentuk kolokial yang disebabkan karena film berisi dialog lisan sehingga bahasanya pun bahasa komunikasi lisan dan bentuk vulgar yang dipengaruhi latar belakang sosial tokoh yang diusung. Variasi bahasa yang banyak difungsikan untuk ideasional, yaitu bentuk vulgar. Hal tersebut karena kata-kata makian tersebut umumnya ditujukan untuk mengekspresikan perasaan. Sedangkan bentuk variasi bahasa yang lain difungsikan untuk interpersonal karena hampir semua variasi bahasa pada dasarnya ditujukan untuk menjalin interaksi.
RESPONS PEMBACA NOVEL MATA DI TANAH MELUS KARYA OKKY MADASARI KAJIAN RESEPSI SASTRA Riska Mey Liana; Irma Surayya Hanum; Ian Wahyuni
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 6, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v6i4.6615

Abstract

Novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari menarik untuk dijadikan objek penelitian karena novel ini memberikan pengetahuan tambahan dan penggambaran sejarah. Novel tersebut membuat remaja dapat belajar sejarah dan memetik nilai-nilai yang ada. Teori yang digunakan adalah teori resepsi sastra menurut Hans Robert Jauss. Kajian resepsi sastra dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis respons pembaca melalui unsur intrinsik pada novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ialah interpretasi responden terhadap novel dan sumber data ialah 18 siswa kelas XII Bahasa SMAN 4 Berau. Teknik pengumpulan data merupakan teknik wawancara, teknik catat, teknik rekam, dan transkripsi data tutur menjadi teks. Teknik analisis data menggunakan metode resepsi sinkronis secara eksperimental. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, respons pembaca terhadap novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari menunjukkan adanya tanggapan positif dan negatif. Mulai dari tokoh, latar, alur, tema, sudut pandang, dan nilai moral. Perbedaan tanggapan terhadap unsur intrinsik ini dikarenakan pemahaman setiap pembaca memiliki horizon harapan tersendiri dalam merespons cerita novel tersebut. Kedua,  kategori pembaca siswa kelas XII Bahasa SMAN Berau yang sesuai ialah actual reader, yaitu manusia yang benar-benar melaksanakan tindakan pembacaan. Ketiga, novel Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari layak untuk dibaca oleh anak dan remaja mulai dari usia operasional formal (11 atau 12 tahun ke atas). Responden beranggapan bahwa novel Mata di Tanah Melus merupakan novel yang bagus dan penuh dengan imajinatif sehingga responden dapat menikmati novel tersebut. 
KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN CORAT-CORET DI TOILET KARYA EKA KURNIAWAN (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA) Mira Santika; Irma Surayya Hanum; Norma Atika Sari
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i1.7303

Abstract

Penelitian ini berfokus pada analisis terhadap bentuk kritik sosial yang meliputi aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya dalam kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet karya Eka Kurniawan. Langkah kerja penelitian dimulai dari menganalisis kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru yang tercermin pada kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet karya Eka Kurniawan. Kemudian, menganalisis kritik sosial dalam kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet karya Eka Kurniawan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan kata, frasa, kalimat dalam kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet karya Eka Kurniawan. Sumber data primer adalah kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet karya Eka Kurniawan. Penelitian ini juga menggunakan sumber data sekunder, yaitu buku-buku nonfiksi yang membahas sejarah Indonesia di periode Orde Baru. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa orde baru, mengalami krisis ekonomi, pelanggaran HAM, serta peristiwa reformasi yaitu desakan masyarakat untuk penggantian presiden. Selanjutnya, bentuk kritik sosial dalam kumpulan cerpen Corat-Coret di Toilet ini menampilkan adanya kaitan antara karya sastra dengan kehidupan sosial di masyarakat Indonesia. Pada aspek politik pengarang mengkritik kebijakan pemerintah yaitu pada masa Orde Baru dan di masa kolonialisme. Pada aspek ekonomi, pengarang mengkritik kegagalan Orde Baru dalam pembangunan ekonomi nasional, persaingan ekonomi, dan tindakan korupsi pejabat, serta kekeliruan masyarakat dalam menyikapi kemiskinan. Sedangkan pada aspek sosial budaya, kritik ditujukan pada kehidupan perkotaan dan dampak dari budaya modern, tradisi perjodohan, serta adanya standar kecantikan di masyarakat. 
CAMPUR KODE PEDAGANG DALAM SIARAN LANGSUNG GRUP FACEBOOK BUSAM: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Norhaliza Abdullah; Irma Surayya Hanum; Eka Yusriansyah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 2 (2023): Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i2.7785

Abstract

ABSTRAK Pedagang yang memiliki kemampuan lebih dari satu bahasa cenderung memiliki kode yang hendak digunakan dalam berkomunikasi agar menarik perhatian calon pembeli. Hal ini memicu pedagang melibatkan dirinya dalam beberapa fenomena percampuran dua bahasa atau lebih. Fenomena bahasa yang dimaksud ialah gelaja percampuran dalam pemakaian bahasa karena adanya faktor yang menjadi penyebab terjadinya campur kode. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa tuturan dari pedagang pakaian saat melakukan siaran langsung grup facebook BUSAM kemudian ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Sumber data berasal dari pedagang yang melakukan siaran langsung melalui media sosial facebook bernama Ria Bucan sebagai pedagang 1 dan facebook Marwi Amy sebagai pedagang 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk campur kode pada tuturan pedagang yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing), campur kode ke luar (outer code mixing) dan campur kode campuran ((hybrid code mixing) berupa penyisipan unsur berwujud kata, penyisipan unsur berwujud frasa, penyisipan unsur berwujud klausa, penyisipan unsur berwujud perulangan kata dan penyisipan unsur berwujud baster. Faktor penyebab terjadinya campur kode ialah faktor keterbatasan kode, Faktor penggunaan istilah yang lebih populer, Faktor pembicara atau penutur, Faktor fungsi dan tujuan, Faktor ragam dan tingkat tutur bahasa.Kata Kunci: siaran langsung facebook, campur kode, sosiolinguistik, BUSAM ABSTRACT The merchants who have more than one language skills tend to have codes to communicate with in order to attract the attention of potential buyers. This led the merchant to get involved in some bilingual or more multilingual phenomena. The linguistic phenomenon is the mixing of it in language because of the factors involved in the mixing of code. It is a field study with a qualitative descriptive approach. The research data from the clothing dealer's speech during a live broadcast of the BUSAM facebook group was then transcripted. The data source came from a trader who was broadcasting live through social media called Ria Bucan as trader 1 and Marwi Amy's facebook as trader 2. Research has shown that a code mixing on the trader's speech is internal the code mixing (inner code mixing), external code mixing (outer code mixing) mixed the code mixing (the hybrid code mixing) of interpolation of elements intinged, the insertion of elements belonging to clause, the insertion of elements The underlying factors that arise in code mixing are the factors of the code's limitations, the more popular use of terms, of speakers or speakers, of function and purpose, of diversity and degree of language.Keywords: live broadcast facebook, mixing code, sociolinguistics, BUSAM
MORALITAS PADA CERITA RAKYAT BULUNGAN (PUTRI LEMLAI SURI) DAN PASER (PUTRI PETUNG) KAJIAN SASTRA BANDINGAN Kornelia Fransiska Lahung; Dahri Dahlan; Irma Surayya Hanum
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 2 (2023): Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i2.7144

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui struktur faktual yang terdapat dalam ceritaPutri Lemlai Suri dan cerita Putri Petung (2) mengetahui nilai-moral yang terdapat dalamcerita Putri Lemlai Suri dan cerita Putri Petung (3) mengetahui perbandingan nilai moralyang terdapat dalam cerita Putri Lemlai Suri dan cerita Putri Petung. Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Data dalampenelitian ini berupa data tertulis: kata, kalimat, atau kutipan yang terdapat dalam keduacerita. Sumber data dalam penelitian ini adalah didapatkan dari buku kumpulan ceritarakyat daerah Kalimantan Timur yang ditulis oleh Moh. Noor (1980) dan buku kumpulancerita rakyat Paser dan Berau yang ditulis oleh Syahiddin (2013). Analisis data dilakukandengan membaca kedua cerita kemudian menganalisis perbandingan yaitu persamaan danperbedaan secara struktur faktual dan nilai moral pada cerita Putri Lemlai Suri dan ceritaPutri Petung. Hasil dalam penelitian yang ditemukan pada struktur faktual yaitu (1)penokohan yaitu (A) Kuwanyi, Istri, Jauwiru, Lemlai Suri, Seekor Anjing: cerita PutriLemlai Suri (B) Perana, Itak, Putri Petung, Seekor Kerbau: cerita Putri Petung (2) aluryang digunakan dalam cerita Putri Lemlai Suri dan cerita Putri Petung ialah alur maju (3)latar tempat dalam cerita Putri Lemlai Suri (Kabupaten Bulungan) dan cerita Putri Petung(Kabupaten Paser). yang ditemukan pada nilai moral yaitu (1) Moralitas hubunganmanusia dengan Tuhan. Dalam cerita rakyat Putri Lemlai Suri dan cerita rakyat PutriPetung yaitu bertanggung jawab, mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati, dan berbakti.(2) Moralitas hubungan manusia dengan masyarakat. Dalam cerita rakyat Putri LemlaiSuri dan cerita rakyat Putri Petung yaitu manusia akan mendapatkan apa yang sudahdilakukan. (3) Moralitas hubungan manusia dengan diri sendiri. Dalam cerita rakyat PutriLemlai Suri dan cerita rakyat Putri Petung yaitu saling menolong, tanpa pamrih, tidakserakahKata kunci: cerita rakyar, nilai moral, sastra bandingan
RASIONALITAS TINDAKAN SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KIRANA CINTA KARYA ANJAR ANASTASIA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Diana Wahyuningsih; Irma Surayya Hanum; Bayu Aji Nugroho
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 2 (2023): Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i2.7142

Abstract

Rasionalitas salah satu tindakan manusia yang masuk akal dan dilakukan dengan keadaan yang sadar. Penelitian ini menggunakan novel Kirana Cinta Karya Anjar Anastasia dan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur intrinsik dan rasionalitas tindakan sosial tokoh utama di dalam novel Kirana Cinta Karya Anjar Anastasia. Dalam penelitian ini membahas novel Kirana Cinta Karya Anjar Anastasia karena tokoh utama dan tokoh lain mempunyai hubungan sosial, Rana sebagai tokoh utama yang peduli, membantu dan mementingkan kehidupan orang lain dibandingkan kehidupannya sendiri.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan, dengan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif. Data dan sumber data didapatkan dari novel Kirana Cinta yang ditulis oleh Anjar Anastasia (2014). Data penelitian dikumpulkan dengan cara membaca dan mencatat kata atau kalimat yang berupa kutipan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan tokoh utama dalam novel Kirana Cinta Karya Anjar Anastasia adalah Rana sebagai penyiar radio yang mempunyai tindakan sosial peduli dan mementingkan kehidupan orang lain dibandingkan kehidupan dirinya sendiri. Dalam tindakan Rana ditemukan Rasionalitas tindakan sosial ada empat aspek yang dalam novel berupa tindakan rasional instrumental yaitu dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan yang sadar, tindakan rasional berorientasi nilai yaitu dipertimbangkan secara sadar untuk mencapai tujuan, tindakan tradisional  yaitu tindakan karena kebiasaan, tradisi dan adat istiadat dan tindakan afektif yaitu tindakan yang didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar.Kata Kunci: rasionalitas, tindakan sosial, novel
ADJEKTIVA BAHASA DAYAK BENUAQ DI KAMPUNG LAMBING KECAMATAN MUARA LAWA KABUPATEN KUTAI BARAT Adeliana Chein Pey; Irma Surayya Hanum; Ian Wahyuni
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i4.8360

Abstract

. This study aims to (1) describe the adjective form of the Dayak Benuaq language in Lambing Village, Muara Lawa District, West Kutai Regency, (2) describe the function of the Benuaq Dayak language adjective in Lambing Village, Muara Lawa District, West Kutai Regency. This type of research is field research. The data in this study is in the form of speech. Sources of data in this study, namely the utterances spoken by three informants. The data collection technique used was observation technique, refer to conversational engagement, note-taking and tapping techniques. The technique of analyzing qualitative descriptive data is by using the distributional method. The results of this study based on the form found that there are two parts, namely, monomorphemic adjectives and polymorphemic adjectives. Based on the function of the adjective, it was found that there are three parts, namely the attributive function is a delimiter in a noun phrase where the noun can be the subject, object, and complement, the predicative function is a predicate or complementary function in a clause, and the adverbial function or description is not a core element. in a sentence.
Solidaritas Sosial Dayak Bahau dalam Roman Legenda Lubang Undan Karya Johansyah Balham Kajian Sosiologi Sastra Muhammad Faris Agus Faishal; Irma Surayya Hanum; Ahmad Mubarok
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i4.7875

Abstract

Solidaritas sosial adalah perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan, aturan, dan kepercayaan bersama. Solidaritas sosial dibagi menjadi dua, yaitu solidaritas sosial organik dan mekanik. Perbedaan solidaritas sosial mekanik dan organik dapat dilihat dari sistem kerja, kepadatan dinamis, hukum refresif dan restitutif, normal dan patologis, serta keadilan.       Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Data berupa kata, frasa, atau kalimat, dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebuah roman Legenda Lubang Undan Karya Johansyah Balham. Menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik baca dan catat, data dianalisis menggunakan metode penafsiran melalui unsur intrinsik roman berdasarkan teori-teori solidaritas sosial Emile Durkheim.       Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Bahau di dalam roman Legenda Lubang Undan karya Johansyah Balham mempunyai bentuk solidaritas sosial mekanik, yaitu bersatu karena semua orang adalah generalis. Ikatan di antara orang-orang ialah karena mereka terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab yang mirip. Suku Bahau mempunyai (a) tanggung jawab yang mirip yaitu mata pencaharian mereka adalah berladang, berburu, dan mencari sumber daya alam di dalam hutan; (b) hukum refresif yaitu hukum yang harus dipatuhi oleh masyarakat; (d) mereka memiliki moralitas yang kuat mengenai baik dan tidak baik melalui panutan mereka dari seseorang yang disebut kepala adat; (e) keadilan yang dipersatukan karena memiliki pengalaman yang sama yaitu adanya upacara kematian yang diurus bersama-sama, pesta panen, dan juga upacara pernikahan. Solidaritas organik suku Bahau adalah (a) kepadatan dinamis, yaitu terjadinya peningkatan pertumbuhan penduduk dan munculnya pembagian kerja dalam masyarakat.