Claim Missing Document
Check
Articles

KETAHANAN DEFORMASI CAMPURAN BERASPAL MODIFIKASI POLIMER HANGAT DENGAN BAHAN ADITIF ZEOLIT ALAM Handayani, Ani Tjitra; Setiaji, Bagus Hario; Wardani, Sri Prabandiyani R.
Jurnal Transportasi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.031 KB)

Abstract

Abstract Polymer modified asphalt mixture can be developed using warm mix technology by adding the mixture using synthetic or natural additives. This mixture can increase the deformation resistance with lower temperature in the process of mixing and compaction. This study proposes the development of warm Polymer Modified Asphalt mix with natural zeolite, which is natural additives from Bayat (Central Java), and the performance of the mixture, in terms of volumetric and mechanical properties, and deformation resistance, which was evaluated using the Marshall method and wheel tracking test. The results showed that the Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite have a Marshall stability greater than that of Polymer Modified Asphalt mix without zeolite. Wheel tracking test at 60 °C shows that Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite showed better performance than that without zeolite. Keywords: deformation resistance, warm asphalt mix, polymer modified asphalt, natural zeolite  Abstrak Campuran beraspal modifikasi polimer dapat dikembangkan menggunakan teknologi campuran hangat dengan menambahkan campuran dengan bahan aditif sintetis atau alami. Campuran ini dapat meningkatkan ketahanan deformasi dengan temperatur yang lebih rendah dalam proses pencampuran dan pemadatan. Penelitian ini mengusulkan pengembangan campuran beraspal modifikasi polimer hangat dengan menggunakan zeolit alam, yang merupakan aditif alami yang berasal dari Bayat (Jawa Tengah), dan kinerja campuran, dalam hal volumetrik dan sifat mekanik, serta ketahanan deformasi, yang dievaluasi menggunakan metode Marshall dan uji wheel tracking. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campuran beraspal modifikasi polimer dengan 1 % zeolit alam memiliki stabilitas Marshall lebih besar daripada campuran beraspal modifikasi polimer tanpa zeolit. Pengujian wheel tracking pada temperatur 60 °C menunjukkan bahwa campuran beraspal modifikasi polimer dengan 1 % zeolit alam mempunyai kinerja yang lebih baik daripada campuran beraspal modifikasi polimer tanpa zeolit. Kata-kata kunci: ketahanan deformasi, campuran beraspal hangat, aspal modifikasi polimer, zeolit alam
Evaluasi Sifat-Sifat Mekanik Campuran CTRB yang Disubstitusi Parsial dengan Pozolan Alam (Tras) Waani, Joice Elfrida; Prabandiyani, Sri; Setiadji, Bagus Hario
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 3 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.51 KB)

Abstract

Abstrak. Penggunaan material RAP dan RAM yang distabilisasi dengan semen untuk diaplikasikan sebagai lapis pondasi perkerasan jalan, dikenal dengan campuran Cement Treated Recycling Base (CTRB) adalah metode yang penggunaannya sudah cukup kembang di Indonesiai. Teknik ini, telah diaplikasikan pada beberapa proyek konstruksi dan rehabilitasi jalan. Penggunaan material daur ulang dalam campuran perkerasan jalan, disamping dapat menghemat biaya konstruksi juga dapat mengurangi pengaruh buruk terhadap lingkungan. Disamping itu, substitusi material pozolan dalam campuran semen dapat meningkatkan kepadatan campuran yang pada akhirnya berpengaruh positif pada karakteristik mekanik dari campuran. Dalam penelitian ini, Unconfined Compressive Strength Test (UCS) atau pengujian kuat tekan dan California Bearing Ratio (CBR) dilakukan untuk melihat pengaruh substitusi parsial tras (pozolan alam) terhadap semen pada sifat-sifat makanik campuran CTRB dalam hal ini kuat tekan dan daya dukung campuran. Berdasarkan data hasil pengujian, sekalipun kekuatan campuran (qu) menurun pada awal umur campuran karena adanya substitusi tras terhadap semen, tetapi seiring dengan bertambahnya waktu, kekuatan campuran berangsur-angsur meningkat bahkan melampaui kekuatan campuran yang distabilisasi dengan semen saja, yaitu pada substitusi 15% tras terhadap 6% semen untuk kedua campuran CTRB, yaitu campuran yang mengandung 40% RAP : 60% RAM dan yang mengandung 60% RAP : 40% RAM. Adapun daya dukung (CBR) yang dicapai setelah substitusi tras terhadap semen adalah melampaui 100% untuk kedua campuran tersebut.Abstract. The use of stabilized Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) and Recycled Asphalt Materials (RAM) as pavement structural base layer, recognized as Cement Treated Recycling Base (CTRB) material in Indonesia, is a very well established practice in the field. This technique has been applied in the field in some pavement major rehabilitation and reconstruction projects successfully. The use of recyclable materials in pavement applications is not only environmentally friendly, but also can reduce the cost of materials in a particular project. In addition, the use of pozzolan in cement-stabilized material may increase the density of the pavement layer to benefit the properties of the stabilized material. In this research study, Unconfined Compressive Strength (UCS) Test and California Bearing Ratio (CBR) serve as surrogate indicators of compressive strength and bearing capacity of pavement base layers to the density of the CTRB materials from the influence of partial cement replacement. From the research results, although the early strength gain is decrease but the ultimate compressive strength of the CTRB materials with partial cement replacement increases with the increase in the curing period of the samples, exceeding that of the samples without cement replacement. The results are very convincing in the mixtures of 15% cement replacement with natural pozzolan with the 6% cement contents for two CTRB mixtures in 40% RAP - 60% RAM and 60% RAP - 40% RAM mixture combinations. The bearing capacity from the CBR tests indicated that the CBR values were more than 100% for this two CTRB mixtures.
Durabilitas Campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) Akibat Rendaman Menerus dan Berkalan Air Rob Bagus Hario Setiadji, Nahyo Sudarno
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.51 KB) | DOI: 10.24002/jts.v13i2.647

Abstract

Fenomena air pasang yang sering terjadi di wilayah pesisir Indonesia mengakibatkan banjir, atau yang sering disebut  banjir pasang. Banjir pasang merupakan sebuah fenomena banjir yang disebabkan olehluapan pasang air laut ke daratan. Seringkali beberapa jalan yang terletak di wilayah pesisir yang menggalami  banjir pasang akan menggalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk menyelidiki efek yang disebabkan oleh air genangan pasang terhadapan  perkerasan jalan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja daya tahan campuran beton aspal dengan modifikasi Marshall. Penelitian menggunakan  dua metode standar perendaman dalam air pasang dan air di laboratorium. Water Immersion Method dibuat dengan merendam secara terus menerus (kontinu) dan periodik (intermiten). Merendam spesimen (benda uji) di dalamair pasang dengan variasi waktu 6 jam; 12 jam; 24 jam; 48 jam; dan 72 jam. Sementara perendaman periodik dilakukan dengan merendam spesimen (benda uji) selama 12 jam, kemudian diangkat dan didiamkan selama 12 jam berikutnya selama 3-hari. Untuk melihat kinerja daya tahan beton aspal campuran menggunakanbeberapa Indeks indikator yaitu Index of Retained Stability (IRS), First Durability Index(IDP), dan The second Durability Index (IDK).Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek kerusakan perendaman secara terus menerus  lebih cepat dibandingkan perendaman biasa. Merendam campuran aspal Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) baik secara kontinyu atau berkala di dalam air pasang  memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan air laboratorium. Hal ini ditunjukkan dengan nilai daya tahan(durabilitas)  campuran aspal pada rendaman dengan air pasang  lebih kecil dibandingkan campuran aspal yang direndam dengan air  standar laboratorium .
MODEL SISTEM PERINGKAT UNTUK PENILAIAN KINERJA LINGKUNGAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN Prasetyo, Stefanus Catur Adi; Hatmoko, Jati Utomo Dwi; Setiadji, Bagus Hario
Jurnal Transportasi Vol 16, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.046 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i3.2571.%p

Abstract

Abstract Exploitation of non-renewable natural resources is unavoidable in highway construction project resulting in waste that have an impact on global warming issues. Therefore, development of monitoring and evaluation model for environmental performance of highway construction activities is essential. Using rating system, the model proposed in this research is based on the environmental aspects of three pillars of sustainable transport development, i.e. economic, environmental and social. This research addresses four categories for assessing the environmental performance, i.e. environment and water, energy and atmosphere, materials and resources, and pavement technology and innovation. Each category consists of sub-categories with points based on the impact of sustainability and durability. Weighted values obtained are based on the amount of environmental performance points in each category. Depending on the total value, the final result of environmental performance will be classified into four groups, i.e. not certified, bronze, silver, gold, and platinum. This model can be used as a decision support system for sustainable road development. Keywords: rating system, performance assessment, highway construction project  Abstrak Eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan tak dapat dihindari dalam proyek kosntruksi jalan yang mengakibatkan limbah yang berdampak pada isu pemanasan global. Perlu dikembangkan pemantauan dan evaluasi kinerja lingkungan terhadap kegiatan konstruksi jalan dengan memberikan peringkat untuk membandingkannya terhadap benchmark yang disebut dengan model sistem peringkat. Model ini disusun berdasarkan aspek lingkungan dari ketiga pilar pembangunan transportasi berkelanjutan, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pada penelitian ini diusulkan empat kategori untuk menilai kinerja lingkungan, yaitu lingkungan dan air, energi dan atmosfer, material dan sumber daya, serta teknologi perkerasan dan inovasi. Masing-masing kategori ini terdiri atas beberapa sub-kategori yang memiliki poin berdasarkan dampak keberlanjutan dan daya tahannya. Nilai kinerja lingkungan diperoleh berdasarkan jumlah persentase poin yang dicapai pada masing-masing kategori dengan bobot tertentu. Hasil ini diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu tidak tersertifikasi, perunggu, perak, emas, dan platinum. Model ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pembangunan jalan berwawasan lingkungan. Kata-kata kunci: sistem peringkat, penilaian kinerja, proyek konstruksi jalan
KETAHANAN DEFORMASI CAMPURAN BERASPAL MODIFIKASI POLIMER HANGAT DENGAN BAHAN ADITIF ZEOLIT ALAM Handayani, Ani Tjitra; Setiaji, Bagus Hario; Wardani, Sri Prabandiyani R.
Jurnal Transportasi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.031 KB) | DOI: 10.26593/jt.v15i2.1726.%p

Abstract

Abstract Polymer modified asphalt mixture can be developed using warm mix technology by adding the mixture using synthetic or natural additives. This mixture can increase the deformation resistance with lower temperature in the process of mixing and compaction. This study proposes the development of warm Polymer Modified Asphalt mix with natural zeolite, which is natural additives from Bayat (Central Java), and the performance of the mixture, in terms of volumetric and mechanical properties, and deformation resistance, which was evaluated using the Marshall method and wheel tracking test. The results showed that the Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite have a Marshall stability greater than that of Polymer Modified Asphalt mix without zeolite. Wheel tracking test at 60 °C shows that Polymer Modified Asphalt mix with 1 % of natural zeolite showed better performance than that without zeolite. Keywords: deformation resistance, warm asphalt mix, polymer modified asphalt, natural zeolite  Abstrak Campuran beraspal modifikasi polimer dapat dikembangkan menggunakan teknologi campuran hangat dengan menambahkan campuran dengan bahan aditif sintetis atau alami. Campuran ini dapat meningkatkan ketahanan deformasi dengan temperatur yang lebih rendah dalam proses pencampuran dan pemadatan. Penelitian ini mengusulkan pengembangan campuran beraspal modifikasi polimer hangat dengan menggunakan zeolit alam, yang merupakan aditif alami yang berasal dari Bayat (Jawa Tengah), dan kinerja campuran, dalam hal volumetrik dan sifat mekanik, serta ketahanan deformasi, yang dievaluasi menggunakan metode Marshall dan uji wheel tracking. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa campuran beraspal modifikasi polimer dengan 1 % zeolit alam memiliki stabilitas Marshall lebih besar daripada campuran beraspal modifikasi polimer tanpa zeolit. Pengujian wheel tracking pada temperatur 60 °C menunjukkan bahwa campuran beraspal modifikasi polimer dengan 1 % zeolit alam mempunyai kinerja yang lebih baik daripada campuran beraspal modifikasi polimer tanpa zeolit. Kata-kata kunci: ketahanan deformasi, campuran beraspal hangat, aspal modifikasi polimer, zeolit alam
PENGKINIAN ANALISIS PERHITUNGAN BALIK PEDOMAN DESAIN PELAPISAN ULANG Setiadji, Bagus Hario; Priyono, Eko Yuli; ., Supriyono; Widyarini, Galih
Jurnal Transportasi Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.897 KB) | DOI: 10.26593/jt.v16i2.2359.%p

Abstract

Abstract In Directorate General of Highways’ overlay design guide Pd T-1-2002-B, one kind of evaluation conducted on existing pavement structure is an evaluation on subgrade condition using back calculation procedure to determine the resilient modulus of the subgrade. To date, the design guide recommends to use adjustment factor C of no more than 0.33 on the modulus obtained from back calculation procedure to produce design modulus. However, a proper description on why the factor is required is not available. In this research, an evaluation of the factor was proposed. As a comparison to the back calculation procedure in the guide, another back calculation method based on best fit trial and error was considered. The results showed that the guide could not perform well in predicting the design elasctic modulus, as indicated by factor, i.e. the ratio between design/measured and calculated moduli), was two times higher than the value expected. Therefore, this research suggested to replace back calculation procedure in the guide with the new ones which has proved capable of producing accurate results, such as best fit trial and error or closed-form back calculation methods. By using this new back calculation procedure, the adjustment factor C in the guide is not necessary anymore. Keywords: pavement, overlay, backcalculation, elasctic modulus, adjustment factor  Abstrak Salah satu bentuk evaluasi terhadap struktur perkerasan eksisting menurut Pedoman Desain Pelapisan Ulang Pd T-1-2002-B, Ditjen Bina Marga, adalah evaluasi kondisi tanah dasar menggunakan analisis perhitungan balik, yang hasilnya dinyatakan dalam parameter modulus resilien. Selama ini Pedoman Desain Pd T-1-2002-B selalu menganjurkan untuk memberikan faktor koreksi C sebesar maksimum 0,33 terhadap nilai modulus yang dihasilkan dari hasil perhitungan balik bila nilai modulus ini akan digunakan untuk keperluan desain tanpa ada penjelasan untuk apa faktor koreksi ini digunakan. Pada penelitian ini evaluasi terhadap nilai faktor koreksi dilakukan. Suatu program perhitungan balik yang didasarkan pada konsep best fit trial and error diusulkan untuk digunakan sebagai pembanding terhadap metode perhitungan balik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai modulus elastisitas hasil perhitungan balik ternyata tidak mampu memprediksi secara akurat nilai elastisitas untuk kebutuhan desain. Rasio kedua nilai modulus itu ternyata dua kali lebih besar dibandingkan dengan koefisien yang disyaratkan sebagai faktor koreksi. Oleh karena itu, direkomen-dasikan untuk tidak menggunakan metode perhitungan balik dalam desain dan mengganti dengan metode perhitungan balik best fit trial and error. Penggunaan metode perhitungan balik best fit trial and error juga memberikan arti bahwa faktor koreksi C di dalam Pedoman Desain tidak diperlukan lagi. Kata-kata kunci: perkerasan, pelapisan ulang, perhitungan balik, modulus elastisitas, faktor koreksi
EVALUASI PENGARUH BANJIR, BEBAN BERLEBIH, DAN MUTU KONSTRUKSI PADA KONDISI JALAN Hatmoko, Jati Utomo Dwi; Setiadji, Bagus Hario; Wibowo, Mochamad Agung
Jurnal Transportasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.067 KB) | DOI: 10.26593/jt.v17i2.2729.%p

Abstract

Abstract The decrease of road serviceability is indicated by the increase in types and severity level of road damage. This could be contributed by several factors, such as flooding due to poor drainage system, excessive loads and low quality of construction. This study aims to evaluate the influence of flood, excessive loads and quality of road construction towards the road serviceability by reviewing flood-prone roads and roads that suffered excessive loads. The study was conducted at Jalan Raya Timur Kendal Km 25 + 600 – Km 27 + 800 in Central Java Province. Data were obtained through road condition survey and drainage condition observation at the time of flooded, post-flood and during 3-month maintenance works. Secondary data, such as SDI (Surface Distress Index) and IRI (International Roughness Index), traffic loads, and rainfall, were also collected to support the analysis. The results show that there is an empirical significant impact of the flooding exacerbated by excessive loads on the road damage. Strategic efforts and coordination of related ministries are required to address this problem. Keywords: flood, overloading, construction quality, road damage  Abstrak Penurunan kemampuan layan jalan terindikasi dari meningkatnya jenis dan tingkat keparahan kerusakan jalan. Banjir akibat saluran drainase yang buruk, beban berlebih, dan rendahnya mutu konstruksi ditengarai menjadi penyebab utama dari penurunan kemampuan layan jalan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor banjir, beban berlebih, dan mutu konstruksi pada konstruksi jalan dengan meninjau ruas jalan yang rawan tergenang banjir dan mengalami beban berlebih. Penelitian dilakukan pada ruas Jalan Raya Timur Kendal Km 25 + 600 – Km 27 + 800 di Provinsi Jawa Tengah. Data diperoleh melalui pengamatan kondisi jalan dan drainase selama jalan tergenang banjir, pascabanjir dan saat perbaikan selama 3 bulan, serta dilengkapi dengan data-data sekunder, seperti SDI (Surface Distress Index) dan IRI (International Roughness Index), beban lalulintas, curah hujan, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak signifikan banjir secara empiris terhadap kerusakan jalan yang diperparah dengan indikasi beban berlebih yang melalui ruas jalan tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya strategis dan koordinasi kementerian terkait untuk mengatasi masalah kerusakan jalan. Kata-kata kunci: banjir, beban berlebih, mutu konstruksi, kerusakan jalan
SISTEM DRAINASE PADA JALAN PANTURA: PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF SOLUSI Wardani, Sri Prabandiyani R.; ., Muhrozi; ., Suripin; ., Soebroto; Setiadji, Bagus Hario
Jurnal HPJI Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal HPJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/.v2i2.2315.%p

Abstract

Abstract Pantura Jawa Road is one of the most important national roads because this road connects major economic centers in Indonesia, namely Jakarta and Surabaya. An issue recently developed on Pantura Road is premature damage due to the drainage system malfunction. To reveal the drainage system problems at the Pantura Road, this paper described the condition of the existing pavement system and its drainage system, and a review of the design manual of drainage system which is used. The road deterioration on the Pantura Road is caused by the insufficient pavement bearing capacity to carry overloading traffic and to sustain the environment impact along the roads. Therefore, integrated transport infrasatruktur transport discourse for the Pantura Road needs to be realized. To support this discourse and the effort to enhance the Pantura Road, several alternative solutions related to the drainage system on the Pantura Road are proposed at the end of this article with the purpose of maintaining the pavement structure the road so that the road can reach its lifespan. Keywords: Pantura Jawa Road, road pavement systems, road drainage system, road deterioration  Abstrak Jalan Pantura Jawa merupakan salah satu jalan nasional terpenting karena jalan ini menghubungkan pusat perekonomian utama di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Suatu isu yang berkembang pada Jalan Pantura saat ini adalah kerusakan dini karena terganggunya sistem drainase jalan. Untuk mengungkap permasalahan pada sistem drainase Jalan Pantura, pada artikel ini dipaparkan kondisi sistem perkerasan Jalan Pantura eksisting berikut sistem drainasenya, dan tinjauan terhadap manual desain perencanaan sistem drainase yang telah digunakan. Kerusakan pada Jalan Pantura disebabkan daya dukung perkerasan dan lingkungan di sepanjang jalan tersebut kurang dapat mendukung beban lalulintas berlebih dan pengaruh lingkungan yang ada. Oleh karena itu, wacana untuk melakukan integrasi infrastruktur transportasi di Pantura Jawa diharapkan dapat segera direalisasikan. Untuk mendukung wacana ini dan mendukung upaya pembenahan Jalan Pantura, beberapa alternatif solusi yang terkait dengan sistem drainase pada Jalan Pantura diusulkan pada bagian akhir artikel ini dengan tujuan menjaga struktur perkerasan pada Jalan Pantura agar dapat mencapai akhir umur layanannya. Kata-kata kunci: Jalan Pantura Jawa, sistem perkerasan jalan, sistem drainase jalan, kerusakan jalan
The Influence of Environmental Factors and Curing Period toward the Performance and durability of Asphalt Mixtures Setiadji, Bagus Hario
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 16, Nomor 2, JUNI 2008
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.341 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v16i2.3687

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi terkini mengenai pengaruh periode curing (waktu jeda antara saat sampel selesai dibuat dengan waktu pengujian) dan faktor lingkungan (suhu dan kelembaban) terhadap kinerja dan durabilitas dari campuran beraspal. Dalam studi ini, untuk mengukur kinerja dari campuran beraspal digunakan beberapa parameter Marshall, seperti Marshall stability, flow, Marshall Quotient (MQ), Void Filled with Asphalt (VFA), Void in the Mix (VIM) dan Void in Mineral Aggregate (VMA). Sedangkan untuk mengukur durabilitas campuran beraspal digunakan parameter Marshall Retained Stability. Campuran beraspal dibuat dengan mengacu pada 2 (dua) standard, yaitu yang pertama, SKBI – 2.4.26.1987 UDC : 625.75 (02), dimana campuran beraspal dipadatkan sebanyak 150 kali (75 kali per muka), untuk mendapatkan apa yang dinamakan campuran beton aspal (asphalt concrete/AC). Standard kedua yaitu standard baru Bina Marga (2001), dimana campuran beraspal dipadatkan sebanyak 2 (dua) fase, yaitu fase 1 dengan jumlah pemadatan sebanyak 150 kali dan fase 2 dengan jumlah pemadatan 400 kali. Hasil dari proses pemadatan dua fase ini adalah campuran beraspal hot mixture asphalt – percentage refusal density (HMA – PRD). Sesudah proses pemadatan, campuran beraspal kemudian disimulasikan dengan beberapa periode curing dan dua kondisi curing yang berbeda, yaitu curing di dalam dan di luar ruangan, dengan beberapa tingkatan suhu dan kelembaban. Hasil yang diperoleh dari studi ini mengindikasikan bahwa periode curing mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kekuatan campuran. Sebenarnya faktor suhu dan kelembaban juga mempunyai kontribusi terhadap bertambah atau berkurangnya kekuatan campuran, namun hal ini tergantung dari lokasi dimana proses curing dilakukan dan tergantung juga pada pengaruh cuaca, terutama pada saat proses curing dilakukan di luar ruangan. Pengujian durabilitas campuran beraspal memberikan hasil bahwa semakin panjang periode curing dan semakin tinggi suhu di lokasi curing, maka campuran beraspal akan semakin awet (durable). Hasil lain yang diperoleh dari studi ini adalah campuran beraspal HMA-PRD menunjukan kinerja dan durabilitas yang lebih superior dibandingkan dengan kinerja dan durabilitas campuran beton aspal (AC).   ABSTRACT  The aim of this study was to provide up-to-date information about the influence of curing period and environmental factors, that are temperature and humidity, towards the performance and durability of asphalt mixtures. To measure the performance of the  mixture, several Marshall characteristics, such as Marshall stability, flow, Marshall Quotient (MQ), Void Filled with Asphalt (VFA), Void in the Mix (VIM) and Void in Mineral Aggregate (VMA) are used in this study, whereas Marshall Retained Stability is used to measure the durability characteristic of the mixtures. The mixtures are developed according to two standard specifications, that is, SKBI – 2.4.26.1987 UDC : 625.75 (02), the old specification, on which the mixtures, AC mixture, is compacted as many as 150 blows (75 times per face). Another specification used in this study is the new specification for hot mixture proposed by Department of Public Work (2001), on which asphalt mixture, named HMA-PRD, is compacted in two phases, that is, phase 1 and 2 with total 150 blows and 400 blows, respectively. After the compaction, the mixture then is cured in different curing period and in several conditions, that is, indoor and outdoor conditions with different levels of temperature and humidity.  The result indicates that curing period has dominant effect on the mixtures stiffness. Actually, temperature and humidity factors also contribute to the results; however, it depends on the location of the mixtures cured and also the climates. The durability test results that the longer the curing period and the higher the temperature are, the more durable the mixtures will be. Another result of this study is the new-specification mixture, HMA-PRD, is more superior than the old-specification mixture in stiffness and durability parameters. Keywords: asphalt mixtures, curing period, environmental factors, performance, durabilityPermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3687[How to cite: Setiadji, B.H. (2008), The Influence of Environmental Factors and Curing Period toward the Performance and durability of Asphalt Mixtures, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 16, Nomor 2, pp. 105-116]
Penentuan Urutan Prioritas Penanganan Pemeliharaan Jembatan Ruas Jalan Nasional di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rakhmatika, Rakhmatika; Setiadji, Bagus Hario; Riyanto, Bambang
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 23, Nomor 1, JULI 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.032 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v23i1.12870

Abstract

Bridge is a part of road infrastructure system which must be well managed. One of the maintenance strategy is a whole year maintenance to keep the bridge in good condition during its design life. With tight budget, a comprehensive decision is needed to prioritize which bridge needed the most. The purpose of this research is to identify and determining the criteria and sub criteria, the scale of priority handling, and value sensitivity in maintenance activities bridge in of national roads island bangka. Analytical Hierarchy Process (AHP) was used to provide qualitative space for experts to share opinions and complemented with quantitative analysis. This method was also as an applicative tool to support BMS (Bridge Management System) program by using more measurable approach. This research used six criteria and 18 sub-criteria. The criteria with the highest and lowest weight were general condition of the bridge and social and regional development aspect, respectively, while the sub-criteria with the highest and lowest weight were watershed condition and the number of public facilities served, respectively. The resulst on 74 researched bridges showed that Segambir bridge became the bridge with the most priority to be maintained, followed by Birah and Nangka bridges.
Co-Authors ., Muhrozi ., Soebroto Abdullah Abdullah Ade Sjafruddin Aditian Kevin Pratama Agus Taufik Mulyono Ahmad Sazali Aktorina, Wahyu Alfa Narendra Alfin Marpaung Ali Ma'sum Alibaggio, M.Aulia Amelia Kusuma Indriastuti Anak Agung Gede Sugianthara Andika Ainoor Henganingayu Andung Yunianta Ani Tjitra Handayani Anton Susanto Apriadi Simon Harianja Arief Fath Atiya Asep Setyobudiato Asisi, Hayning Santa Bagus Gumilar Iskandar Bambang Haryadi Bambang Purwanggono Bambang Riyanto Bambang Riyanto Banu Ardi Hidayat Briliano Mantriwi Danang Dwi Admojo Dian Wijayanto Djoko Purwanto Doni Ramadhan Doni Ramadhan, Doni Dyah Kusumaningrum Eka Hadi Purwanto Eko Yuli Priyono Endang Purbowati Epf. Eko Yulipriyono Fernanda Asali Ferry Hermawan Fifiana Wisnaeni Galih Widyarini Galih Widyarini Gerson Simbolon Gidion Alamta Silaban Grandy Hellyantoro Hanif Firman Hakim Wasis Hardiyanti Setia Utami Hartomo Sandi Sakti Hayu Rahayu Hayuning Santa Asisi Heru Prastawa Heru Wakhidho, Heru Iin Irawati Indira Ginting Inke Sita Ratnasari Inrda Syahputra Nasution irene Febriyana Ismiyati Ismiyati Ismiyati Ismiyati Ismiyati Ismiyati Jati Utomo Dwi Hatmoko Joice Elfrida Waani Joice Elfrida Waani, Joice Elfrida Karimi, Muh Bahrul Ulum Al Kurnia, Dita Juni Lita, Eleonora Jade Marsha M.Syaiful Afif Mahfuda, Anno Maulana Arifin Meidiana Dwidiyanti Meike Kumaat Misi H. Wijaya Mochamad Agung Wibowo Mochamad Agung Wibowo Mochammad Agung Wibowo Moga Narayudha Mohammad Faldi Fauzi Muchammad Ulil Aidi Muhammad Nauval raka Aris Muhammad rifki hanifan Muhammad Rizal Permadi Muhammad Rizaldi Kresna Raharja Muhrozi . Munawar, Achmad Nahyo . Nahyo Nahyo Nolo Paramarto Nurdin, Rio Nuroji Nuroji Okty Diana Wulan Sari Prabandiyani Prabandiyani Pratiwi, Anik Nurul Priyo Hartono Priyono, Eko Yuli Puji Wibawa Wartadinata Purnomo Purnomo Putmadiat Rochhanif R. Rizal Isnanto R.Ananda Putri Raisha El Kahira Rakhmatika, Rakhmatika Ramadan Ramadan Ramadhanti, Intan Raymon Raymon Raymond Benardus Munthe, Raymond Reska Ayu Yuniar M. Retno Handayani Prastyaningrum Rikki Andreanus Situmorang S. Suripin Sarebni, Ahmad Viky Furqon SATRIYAS ILYAS Saut Martua Hasiholan Saragih Setorini, Andhika Ajengtyas Setyowati, Ro'fah Singgih Prasetyo Siti Mayuni Soebroto . SPR Wardani Sri Prabandiyani Sri Prabandiyani Sri Prabandiyani R. Wardani Sri Prabandiyani R. Wardani, Sri Prabandiyani R. Stefanus Catur Adi Prasetyo Stefanus Catur Adi Prasetyo, Stefanus Catur Adi Sudarno . Sudarno Sudarno Supra nowo SUPRIYONO . SUPRIYONO . Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Supriyono Suseno Darsono Sutini - Suwarto, Fardzanela Tri Susanto Undayani Cita Sari Wahyudi Kushardjoko Wahyudi Kushardjoko Wardhana A.S, Wisnu Weny Saputri Widi Wantoro Wildan Salasa, Wildan Y.I. Wicaksono Y.I. Wicaksono Y.I. Wicaksono Yahya Anas YI. Wicaksono YI.Wicaksono, YI.Wicaksono Zebta Bernad Siahaan