Hairi Firmansyah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 59 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 58 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

EVALUASI PEMANFAATAN ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) OLEH PETANI DI KECAMATAN CEMPAKA, KOTA BANJARBARU Irik Purniawati; Mariani Mariani; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2912

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Asuransi Usahatani Padi (AUTP), manfaat yang diterima oleh petani, faktor yang berhubungan antara manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP), dengan faktor: kemampuan petani membayar premi atau penerimaan, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga dan pekerjaan sampingan petani dan masalah yang dihadapi petani dalam program asuransi usahatani padi. Penarikan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling, dengan jumlah sampel diambil 30 orang petani Analisis data yang digunakan dalam bentuk deskriftif, skoring dan menggunakan koefisien korelasi serial dan korelasi kotingensi untuk mengetahui hubungan AUTP dengan pekerjaan sampingan. Hasil penelitian, gambaran pelaksanaan ada tahap persiapan dan pelaksanaan, semua evaluasi pemanfaatan AUTP oleh petani berada pada kategori tinggi dengan indeks angka aspek context sebesar 97,23%, aspek input sebesar  91,67%, aspek process sebesar 90,28% dan aspek product sebesar 87,46%. Manfaat yang diterima petani dalam pelaksanaan Program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) berhubungan dengan kemampuan petani membayar premi, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, jumlah tanggungan dan pekerjaan sampingan memiliki korelasi positif, dengan nilai koefisien membayar premi 0,274, pengalaman berusahatani 0,089, luas lahan yang dimiliki 0,066, jumlah tanggungan 0,032 dan pekerjaan sampingan 0,708. Permasalahan yang di hadapi dalam pelaksanaan program AUTP adalah kurangnya sosialisasi di anggota kelompok tani dan masyarakat, bencana alam (kekeringan dan kebanjiran) dan serangan hama tikus, walang sangit dan tungro.
Analisis Nilai Tambah Usaha Kacang Kribo (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Kacang Kribo Kadakasimbahan di Kota Banjarbaru) Fakhri Husaini; Luki Anjardiani; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10351

Abstract

Industri rumah tangga kacang kribo Kadakasimbahan adalah proses pengolahan kacang tanah menjadi cemilan kacang kribo setelah melalui beberapa tahapan produksi yang siap untuk dipasarkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umum usaha, analisis nilai tambah serta permasalahan pada industri rumah tangga kacang kribo Kadakasimbahan. Penelitian dilakukan sejak bulan Februari sampai Mei 2023. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian untuk mengungkapkan kasus tertentu secara terperinci. Periode analisis pada penelitian ini adalah satu kali proses produksi pada bulan April 2023. Usaha kacang kribo Kadakasimbahan merupakan industri rumah tangga yang didirikan oleh Saudari Sarah Hasna’ Salsabila pada tahun 2021. Lokasi usaha kacang kribo Kadakasimbahan terletak di Jalan Jeruk Perumahan Griya Nalar Asri blok F, Kelurahan Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru. Industri pengolahan kacang kribo merupakan salah satu usaha yang sumber bahan baku utama industri ini berasal dari lingkungan sekitar, sehingga memiliki akses yang mudah terhadap bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai tambah untuk kacang kribo Kadakasimbahan yaitu Rp186.417/kg atau sebesar 78,02% sehingga berada pada kategori nilai tambah yang tinggi. Permasalahan utama yang terjadi pada saat proses pengolahan kacang kribo Kadakasimbahan yaitu pada ketersediaan bahan baku utama dan bahan penolong yang disebabkan oleh supplier bahan baku utama saat ini masih dengan satu pihak yang di khawatirkan tentang ketersediaannya dan turun naiknya harga bahan penolong di pasaran yang juga menyebabkan margin keuntungan tidak tetap.
Analisis Usahatani Ubi Kayu di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar Rendy Fadillah Akbar; Hairi Firmansyah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1993

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyelenggaraan usahatani ubi kayu, menghitung besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan tingkat kelayakan serta hambatan yang di hadapi selama proses usahatani ubi kayu di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar. Penelitian ini menggunakan metode survey pada kelompok tani di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar yang melaksanakan budidaya ubi kayu, dengan jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Populasi petani ubi kayu berjumlah 70 orang, dari tersebut jumlah yang diambil sebanyak 30 orang dengan teknik simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui penyelenggaraan usahatani ubi kayu di Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan teori dan teknologi yang dianjurkan seperti cara pengolahan tanah secara guludan, penanaman yang menyesuaikan waktu, pemupukan dengan sesuai dosis anjuran, penyiangan dan penyemprotan insektisida sesuai dengan waktu masa tanamnya agar mendapatkan hasil panen yang baik sesuai. Rata-rata biaya eksplisit yang dikeluarkan sebesar Rp 17.581.541/UT dengan rata-rata luas lahan per usahatani adalah 1,05 hektar atau  Rp 16.702.464/ha. Rata-rata biaya implisit yang dikeluarkan sebesar Rp 3.054.006/UT atau Rp 2.901306/ha, maka total biaya rata-rata sebesar Rp 20.635.547/UT atau Rp 19.603.769/ha. Rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 49.903.333/ UT atau Rp 47.408.167/ha. Rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 32.321.793/UT atau Rp 30.706.703/ha, dan rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 29.267.767/UT atau Rp 27.804.397/ha. Hasil analisis RCR menunjukkan angka 2,47 untuk per UT dan 2,34 untuk per hektar yang artinya setiap pengeluaran Rp 1 diperoleh penerimaan sebesar  Rp 2,47 untuk  per usahatani dan 2,34 untuk per hektar, maka usahatani ubi kayu  menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hambatan yang dihadapi oleh dalam penyelenggaraan usahatani ubi kayu diantaranya serangan penyakit pusarium/pembusukan dari luas tanam 35 ha dengan luas panen yang rusak 3,5 ha (10%) yang disebabkan cuaca yang tidak menentu serta kekeringan di musim kemarau.Kata kunci: usahatani, ubi kayu, keuntungan, RCR
Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pemberdayaan Mayarakat Tani di Kabupaten Banjar Isnani Prahesti; Abdussamad Abdussamad; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1939

Abstract

Kinerja penyuluh pertanian adalah produktivitas dan tatanan kerja yang tersusun secara teratur dan terukur dalam kegiatan penyuluhan. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat demi perbaikan kehidupannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banjar, mengetahui hubungan antara faktor-faktor internal (lama waktu penyuluh bertugas di lapangan/kelompok tani, pendidikan formal penyuluh dan jarak tempat tinggal penyuluh) dengan kinerja penyuluh pertanian dan mengetahui permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian di Kabupaten Banjar. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang penyuluh pertanian, dan 30 ketua kelompok tani yang diambil dari 3 Kecamatan di wilayah kerja penyuluh pertanian untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat tani adalah sebesar 78,57 % dan tergolong pada kategori sedang. Hasil perhitungan dari hubungan faktor-faktor internal (lama waktu penyuluh bertugas di lapangan/kelompok tani, pendidikan formal penyuluh dan jarak tempat tinggal penyuluh) dengan kinerja penyuluh pertanian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor internal dengan kinerja penyuluh pertanian. Permasalahan/kendala yang dihadapi penyuluh, sebagian dari petani dan keluarganya yang belum mau untuk berinovasi dan mengubah pola fikir mereka untuk mencoba hal yang baru dalam bidang penanaman padi terutama padi unggul. Karena bagi masyarakat tani Kabupaten Banjar padi varietas unggul tidak dapat bertahan lama kalau kondisi lahan terendam. Sedangkan di beberapa kecamatan, lahan penanaman padinya sering terendam terutama saat musim hujan.Kata kunci: kinerja, penyuluh pertanian, pemberdayaan masyarakat tani, faktor-faktor internal
Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam Peningkatan Produksi Padi Sawah pada Lahan Pasang Surut di Kecamatan Kusan Hilir Kabupatentanah Bumbu Anwar Fuady; Hairi Firmansyah; Yudi Ferrianta
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5913

Abstract

Produktivitas tanaman padi selain daya dukung dari peran seorang penyuluh pertanian lapangan (PPL), ditentukan juga oleh keputusan petani dalam menentukan bagaimana cara petani membudidayakan tanaman padi sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian Penyuluh pertanian lapangan (PPL) dituntut dapat menyampaikan informasi yang bersifat inovatif yang mampu mengubah dan mendorong perubahan perilaku petani sehingga terwujud perbaikan mutu hidup. Adanya penyuluh pertanian lapangan yang membina lebih dari satu desa, apakah hal tersebut mempengaruhi peranan seorang PPL terhadap perilaku petani. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam peningkatan produksi padi sawah pada lahan pasang surut di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, menganalisis faktor internal petani yang berhubungan dengan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam peningkatan produksi padi sawah pada lahan pasang surut di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, menganalisis permasalahan yang dihadapi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam peningkatan produksi padi sawah pada lahan pasang surut di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 sampai bulan Januari 2021 adapun data yang dipakai berupa data primer dan sekunder. Peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi padi sawah yang terdiri dari yang pertama peran edukasi (sedang), kedua peran diseminasi (rendah), ketiga peran fasilitasi (sedang), keempat peran konsultasi (sedang), kelima peran supervisi (sedang), keenam peran pemantauan (sedang) dan ketujuh peran evaluasi (sedang) di kategorikan sedang dengan persentase nilai rata-rata sebesar 56,33%. Dengan produksi benih padi bersertifikat rata- rata 8,9 ton/tahun dan dengan harga beras yakni Rp. 25.000/gantang, hubungan peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi padi sawah terdapat korelasi positif namun sedang. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi benih padi sawah bersertifikat diterima. Permasalahan usaha tani padi sawah di Desa Saring Sungai Binjai penyuluh belum sepenuhnya mampu mendampingi petani secara rutin dan berkelanjutan, rendahnya nilai peran diseminasi dikarenakan penerapan teknologi masih rendah.
Pemberdayaan Petani Karet Pola Swadaya dalam Peningkatan Mutu Bahan Olah Karet di Desa Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar Bekti Sayekti; Hairi Firmansyah; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1315

Abstract

Abstrak. Pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan suatu kesempatan dan kemampuan kepada masyarakat (miskin) agar mampu dan berani bersuara (voice), serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice), alternatif perbaikan kehidupan yang baik. Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Hevea brasiliensis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pemberdayaan petani karet pola swadaya dalam peningkatan mutu bahan olah karet dengan melihat dari aspek pengolahan hasil bahan olah karet (teknik sadap, penanganan bokar, standarisasi bokar dan sarana pasca panen) kelembagaan (unit pengolahan dan pemasaran bokar dan kemitraan) dan pemasaran (penentuan indikator harga hasil bahan olah karet yang akan di terima, penentuan waktu penjualan dan penimbangan). data di analisis menggunakan statistik deskriptif dengan mengkategorikan (berhasil atau tidak berhasil) untuk menentukan apakah pemberdayaan  petani karet pola swadaya dalam peningkatan mutu bahan olah karet ini berhasil atau tidak. Hasil uji diperoleh persentase rataan sebesar 75,07% > 70% maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan petani karet dalam upaya peningkatan bahan olah karet berhasil dengan baik. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan bahan pembeku yang direkomendasi belum diterapkan secara menyeluruh, hal ini mengakibatkan hasil bahan olah karet yang diperoleh  petani belum berkualitas baik, alhasil dengan hasil bahan olah karet yang belum berkalitas baik tersebut mengakibatkan harga yang diterima petanipun  sesuai dengan kondisi bokar itu sendiri.Kata kunci : pemberdayaan, bahan olah karet, petani karet
Analisis Preferensi Konsumen terhadap Buah-Buahan di Kota Banjarbaru pada Masa Pandemi Ridhana Edrichadijah; Hairi Firmansyah; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7801

Abstract

Kandungan vitamin dan mineral yang terkandung didalam buah- buahan dipercaya masyarakat dapat meningkatkan imunitas tubuh dan penangkal dari virus Covid-19. Pada masa pandemi masyarakat mulai meningkatkan konsumsi buah yang merupakan salah satu cara pencegahan agar terhindar dari virus ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atribut buah-buahan yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen di Kota Banjarbaru dan mengkaji atribut buah-buahan yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian di Kota Banjarbaru pada masa pandemi. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2022 sampai Juni 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis multiatribut fishbein menggunakan skala likert. Sedangkan untuk menentukan jumlah responden menggunakan accidencial sampling. Berdasarkan hasil penelitian, atribut yang menjadi preferensi konsumen buah pisang yaitu rasa manis, ukuran buah sedang (10-14 cm), warna buah kuning, beraroma, harga murah, sangat mudah memperoleh, buah sangat segar dan kandungan vitamin sangat tinggi. Sedangkan preferensi buah pepaya yaitu rasa manis, ukuran buah sedang (0,5-0,9 kg), warna buah kuning, beraroma, harga murah, sangat mudah memperoleh, buah sangat segar dan kandungan vitamin sangat tinggi. Kemudian atribut yang paling dipertimbangkan konsumen buah pisang diurutkan dari nilai sikap tertinggi hingga terendah yaitu kemudahan memperoleh (17,64), kandungan vitamin (17,49), kesegaran (16,36), rasa (15,74), harga (14,64), aroma (14,09), warna (13,74) dan ukuran (12,77). Sedangkan pertimbangan atribut buah pepaya yaitu kandungan vitamin (18,13), kesegaran (17,46), kemudahan memperoleh (16,48), rasa (15,82), harga (15,42), aroma (15,28), warna (14,92) dan ukuran (14,62)
Analisis Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran Hidroponik di Kota Banjarbaru (Studi Kasus pada Usaha Hidroponik Hydro Garden) Ribka Naomi Tasya; Nurmelati Septiana; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13587

Abstract

Hidroponik merupakan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, sehingga setiap aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. “Hydro Garden” merupakan salah satu usaha hidroponik yang terletak di Komplek Asabri Sungai Ulin Kota Banjarbaru. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk menganalisis perilaku konsumen terhadap sayur hidroponik dan menganalisis proses keputusan pembelian konsumen terhadap sayur hidroponik. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan model Multiatribut Fishbein dengan skala likert dan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik konsumen sayur hidroponik di Hydro Garden kebanyakan berjenis kelamin perempuan yang berumur sekitar 35-50 tahun, dengan pendidikan terakhir mayoritas SMA/Sederajat, mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendapatan sekitar Rp1.000.000 – Rp5.000.000 per bulan dan mayoritas mempunyai tiga anggota keluarga yang ditanggung.Berdasarkan hasil analisis Multiatribut Fishbein, bahwa perilaku konsumen terhadap sayur hidroponik memiliki nilai 99,929 termasuk dalam kategori baik. Hasil analisis proses pengambilan keputusan untuk membeli sayur hidroponik, konsumen termotivasi oleh keuntungan kesehatan dan mengonsumsi sayur hidroponik dan penerapan gaya hidup sehat yang diharapkan. Namun, kendala utama yang dihadapi oleh konsumen adalah harga sayur hidroponik yang lebih mahal jika dibandingkan dengan sayur konvensional.
Analisis Pendapatan Usahatani Pembibitan Buah Durian di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pembibitan Suka Tanam) Sekar Darmayanti Utami; Yudi Ferrianta; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10324

Abstract

Kecamatan Karang Intan merupakan satu-satunya daerah penyumbang produksi komoditi durian terbanyak di Kabupaten Banjar. Produksi komoditi buah yang meningkat tentu tidak terlepas dari kualitas bibit yang digunakan. Di Desa Mandikapau Barat terdapat usaha pembibitan buah durian yaitu pembibitan suka tanam. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penyelenggaraan usaha pembibitan buah durian, (2) Untuk menganalisis besar biaya, penerimaan dan pendapatan usaha pembibitan buah durian dan (3) Untuk Menganalisis usaha pembibitan buah durian di Desa Mandikapau Barat Kecamatan Karang Intan layak untuk terus dikembangkan. Metode penentuan lokasi yang dipilih secara sengaja. Proses penyelenggaraan usaha pembibitan durian di Pembibitan Suka Tanam menurut tahapan kegiatan adalah sebagai berikut: (1) persiapan lahan dan mengolah tanam; (2) pengumpulan biji; (3) penyemaian; (4) penanaman; (5) okulasi; (6) perawatan; dan (7) pemasaran bibit. Pada usahatani pembibitan durian di Pembibitan Suka Tanam Desa Mandikapau Barat mengeluarkan biaya total sebesar Rp 71.052.600/tahun, total penerimaan sebesar Rp 125.300.000/tahun sehingga Bapak Mawardi mendapatkan keuntungan bersih dari pembibitan durian sebesar Rp 54.247.400/tahun. Perhitungan RCR (Revenue Cost Ratio) untuk usaha pembibitan buah durian di pembibitan Suka Tanam Desa Mandikapau Barat adalah 1,76 atau 1 kali lipat dari total biaya yang dikeluarkan yang artinya usahatani pembibitan buah durian ini sangat menguntungkan untuk dikembangkan.
ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM DENGAN SISTEM POLA TANAM MONOKULTUR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG, KABUPATEN BANJAR Muhammad Hariyadi; Hairi Firmansyah; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2636

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola usahatani jeruk siam dengan sistem pola tanam  monokultur di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar, mengetahui besar biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani jeruk siam di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam penyelenggaraan usahatani jeruk siam di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Penentuan responden dilakukan dengan metode sensus terhadap 29 petani yang menanam buah jeruk siam di Kecamatan Sungai Pinang. Hasil penelitan menunjukkan pola tanam yang digunakan petani di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar adalah pola tanam monokultur dengan rata-rata luas lahan petani sebesar 1,07 hektar. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan petani jeruk siam di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar selama satu periode produksi (satu tahun) adalah sebesar Rp8.361.026,82 untuk rata-rata penerimaan sebesar Rp53.296.551,72. Rata-rata pendapatan sebesar Rp48.876.112,06 dan untuk rata-rata keuntungan sebesar Rp44.935.524,90 per usahataninya. Jika dihitung dalam satuan hektar, maka rata-rata biaya totalnya adalah sebesar Rp7.814.043,77 untuk rata-rata penerimaan sebesar Rp49.809.861,42. Rata-rata pendapatan Rp45.678.609,40 dan rata-rata keuntungan sebesar Rp41.995.817,65. Permasalahan yang dihadapi petani jeruk siam yaitu masalah teknis seperti serangan hama dan penyakit akibat musim yang tidak menentu. Penyakit yang sering ditemukan petani pada usahatani jeruk siam di antaranya penyakit diplodia basah dan kering. Kata kunci: monokultur, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan
Co-Authors Abdullah Dja'far Abdussamad Abdussamad Agus Agus Ahmad Yousuf Kurniawan Aina, Gusti Najimah Nur Andri Hidayat Annisa Annisa Anwar Fuady Anwar, Rayyan Reyhan Arif Fitri Setiawan Artahnan Aid Bagus Dwi Prasetya Bekti Sayekti Bella Friska Wawoh Denny Mandala Putra Didit Gunawan Eka Radiah Emy Rahmawati Fajeri, Hairin Fakhri Husaini Farras Dita Nurulhuda Ferrianta, Yudi Hamidi, Zulkar I Ketut Gegel Ruci Riasa I Putu Pajeng Sutra Negara Ikka Mayrani Inna Sisbi Laillasa Irfan Rifanto Irik Purniawati Isnani Prahesti Kamiliah Wilda Lingga Ciha Putra Luki Anjardiani Luwis Wulandari M. Mahardika Syahti Mahmudah Mahmudah Mariani Mariani Masyhudah Rosni Mira Yanti Mira Yulianti Muhammad Alif Muhammad Ersal Muhammad Hariyadi Muhammad Husaini Muhammad Rendy Anugerah Putra Muhammad Rifqi Haidar Muslim Muslimin Muslimin Mustafizurrahman Mustafizurrahman Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Nina Budiwati Noor Aidayanti Norwinda Safitri Novia Grace Kristina Rezkillah Nurmelati Septiana Nurul Rohmatul Alfiani Nigsih Nuzula Almira Salsabila Octaviani, Lisda Pahlevi, Muhammad Fariz Akbar Raudatina Raudatina Rendy Fadillah Akbar Ribka Naomi Tasya Ridhana Edrichadijah Rifiana Rifiana Rifiana Rifiana Rina Yuliani Rizki Amalia Savitri Rosni, Masyudah Ruri Ardianto Salma El-Khansa Joedane Putri Sari, Mila Sekar Darmayanti Utami Shafriani, Karimal Arum Siallagan, Mariani Siregar, Holila Fitriana Sri Utami Sriyono Sriyono Sumiharti Sumiharti Taufik Hidayat Umi Salawati Usamah Hanafie Wahyu Heldayanti Widya Harsa Widya, Salsabilla Nur Yusuf Azis