Hairi Firmansyah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 59 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 58 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

Analisis Usaha Pengolahan Kue Rangai “Mahabbah Salwis” (Studi Kasus pada Usaha Kue Rangai Bapak Muhammad Darwis Nur) Inna Sisbi Laillasa; Umi Salawati; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i1.5986

Abstract

Salah satu UKM Binaan Dinas Koperasi UMKM di Kecamatan Liang Anggang yaitu usaha Kue Tradisional atau Kue Rangai “Mahabbah Salwis”. Penelitian ini dilaksanakan pada usaha pengolahan Kue Rangai “Mahabbah Salwis”, dimulai dari bulan Januari sampai Maret 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan usaha, besar biaya, penerimaan dan keuntungan dari usaha pengolahan Kue Rangai “Mahabbah Salwis” serta menganalisa kelayakan usaha pengolahan Kue Rangai “Mahabbah Salwis”. Mahabbah Salwis adalah industri makanan kue kering (Kue Rangai) khas Kalimantan Selatan. Bahan baku yang digunakan kelapa dan tepung beras (beras menir). Kue rangai banyak dijumpai di sejumlah toko atau pusat oleh-oleh khas Kalimantan Selatan di seputaran Banjarmasin Banjarbaru-Martapura. Berdasarkan hasil penelitian, biaya total selama 8 minggu pada usaha Kue Rangai “Mahabbah Salwis” sebesar Rp 15.938.321. Penerimaan yang diperoleh selama 8 minggu sebesar Rp 28.140.000. Hal ini menunjukkan usaha Kue Rangai “Mahabbah Salwis” mengalami keuntungan sebesar Rp 12.201.679 selama 8 minggu. Dengan kelayakan secara finansial diperoleh nilai RCR (Revenue Cost Ratio) sebesar 1,76 yang menunjukkan usaha Kue Rangai “Mahabbah Salwis” layak diusahakan.
Profil Industri Rumah Tangga Keripik di Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Kasus Keripik Singkong Cita Rasa) Noor Aidayanti; Kamiliah Wilda; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7815

Abstract

Industri pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan merubah bentuk dari hasil pertanian sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pengolahan hasil pertanian dapat berupa makanan yang memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya adalah keripik singkong. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil industri rumah tangga yang meliputi karakteristik pelaku usaha, aspek manajemen, aspek produksi, aspek keuangan dan aspek pemasaran serta menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam industri rumah tangga keripik singkong Cita Rasa. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif untuk mendapatkan profil industri rumah tangga, aspek manajemen, aspek produksi, saluran pemasaran dan permasalahan yang dihadapi. Sedangkan untuk menghitung biaya, penerimaan dan keuntungan usaha dengan menggunakan rumus matematis. Dari hasil penelitian diperoleh, biaya total yang dikeluarkan Usaha keripik singkong Cita Rasa selama 3 bulan sebesar Rp 157.107.374 Penerimaan sebesar Rp 452.310.000 dan Keuntungan sebesar Rp 295.202.626 Saluran pemasaran pada keripik singkong cita rasa ada dua yaitu, saluran tingkat 0 dan saluran 1 tingkat.
Analisis Usahatani Integrasi Peternakan Ayam Ras Petelur dan Tanaman Jagung Hibrida di Desa Bentok Kampung, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Studi Kasus Usahatani Bapak Ideham Chalid) M. Mahardika Syahti; Hairi Firmansyah; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1277

Abstract

Abstrak. Usahatani intgerasi memperpadukan lebih dari satu usahatani yang secara optimal yang mampu menghasilkan keuntungan lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum usahatani integrasi peternakan ayam petelur dan tanaman jagung, menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan kentungan, dan menganalisis pengaruh harga terhadap suatu barang. Penelitian ini menggunakan studi kasus yaitu pada usahatani integrasi peternakan ayam petelur dengan tanaman jagung di Desa Bentok Kampung Kecamatan Bati-bati Kabupaten Tanah Laut. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data perimer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 294.676.708/produksi. Hasil produksi selama penelitian diperoleh sebesar 19.050 kg dan penjualan ayam afkir sebesar Rp 10.000.000, sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 450.520.000/produksi. Keuntungan yang diperoleh sebesar 157.143.292/produksi. Berdasarkan pengaruh harga telur ayam diturunkan maka usahatani mampu bertahan sampai 25%. Maka disampulkan usahatani ini mampu bertahan meskipun harga telur ayam turun sampai 25%. Kata kunci : analisis usaha,  ayam petelur, jagung, integrasi.
Analisis Finansial Usaha Keripik Mandai Cap Gundul di Desa Riwa, Kecamatan Batumandi, Kabupetan Balangan (Studi Kasus) Arif Fitri Setiawan; Hairi Firmansyah; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.5920

Abstract

Kabupaten Balangan merupakan salah satu penghasil buah cempedak di Provinsi Kalimantan Selatan yang salah satunya terletak di Desa Riwa Kecamatan Batumandi. Dalam tiga tahun terakhir, usaha keripik mandai di Desa Riwa mengalami peningkatan, namun bahan baku terbatas dan buah cempedak adalah buah-buahan musiman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan niaga keripik, menentukan biaya, pendapatan, dan keuntungan, serta menentukan titik impas (BEP) usaha keripik mandai di Desa Riwa. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, Pengumpulan data adalah untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari pengolahan keripik mandai dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian, dan memperoleh data yang dibutuhkan melalui wawancara dengan pemilik usaha atau pihak terkait. Penelitian ini dilakukan di Desa Riwa Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan. Dimulai dari bulan September 2019-Oktober 2020. Kegiatan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul terdiri dari penyedian bahan baku, penyedian bahan penolong,penyedian bahan kemasan (logo), peratalan produksi dan proses produksi pemasaran. Jumlah biaya yang dikeluarkan Usaha Keripik Mandai Cap Gundul sebesar Rp 23.771.250 dengan penerimaan sebesar Rp 30.775.000 dan keuntungan sebesar Rp 7.130.000. Break Event Point Usaha Keripik Mandai Cap Gundul mencapai titik impas pada saat jumlah produksi minimal 680 bungkus dengan jumlah nilaipenjualan minimal sebesar Rp. 17.028.800.
Peran Generasi Muda dalam Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Barito Kuala Sri Utami; Hairi Firmansyah; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10338

Abstract

Salah satu kekayaan alam yang berkembang saat ini adalah kelapa sawit, bahkan saat ini petani kelapa sawit semakin banyak kita temui. Generasi muda juga berperan dalam pembangunan pertanian untuk meningkatkan pertanian di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana peran generasi muda dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Barito Kuala; (2) faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan peran generasi muda dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Barito Kuala; serta (3) apa saja masalah yang dihadapi generasi muda untuk melakukan perannya dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 6 kegiatan peran generasi muda dalam pengelolaan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala yaitu peran dalam kegiatan persiapan lahan, penanaman bibit kelapa sawit, pemjeliharaan tanaman belum menghasilkan, tanaman tua, panen dan pasca panen. Terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan peran generasi muda yaitu faktor umur, tingkat pendidikan dan luas lahan. Berdasarkan hasil dari perhitungan Rank Spearman dengan bantuan software SPPS didapatkan hasil bahwa yang pertama untuk setiap peran, nilai koefesien korelasi atau rs menujukan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran generasi muda terhadap faktor usia, tingkat pendidikan dan luas lahan dengan nilai signifikan lebih besar dari 0.;05. Kedua, untuk setiap peran generasi muda memiliki nilai < dengan presentasi sebnayak 94,4% maka maka hipotesisnya h0 diterima dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar peran generasi muda dalam pengelolaan kelapa sawit terhadap faktor usia, tingkat pendidikan dan luas lahan.
ANALISIS FINANSIAL USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN KERUPUK LILIT “PADA SUKA” DI KELURAHAN LOKTABAT SELATAN KOTA BANJARBARU Muslimin Muslimin; Mira Yulianti; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i3.648

Abstract

Salah satu produk industri pengolahan hasil pertanian yang banyak berkembang adalah industri pengolahan pangan. Industri pengolahan pangan mempunyai prospek bisnis yang cukup baik dan keberadaanya banyak dibutuhkan masyarakat untuk mencukupi kebutuhanya terhadap pangan khususnya pangan yang berupa produk olahan, baik setengah jadi maupun sudah jadi yang siap untuk dikonsumsi secara langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” perusahaan milik H. Aendi, mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” perusahaan milik H. Aendi, mengetahui besarnya titik impas/Break Even Point (BEP) dari usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” perusahaan milik H. Aendi dan mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” perusahaan milik H. Aendi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2017 sampai bulan Maret 2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya total dalam usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” selama tahun 2017 adalah sebesar Rp 1.832.492.096,-, total penerimaan selama tahun 2017 sebesar Rp 2.835.000.000,-, dan keuntungan selama tahun 2017 sebesar Rp 1.002.507.904,-. Usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” milik H. Aendi mencapai titik impas/Break Even Point (BEP) pada saat jumlah produksi minimal sebanyak 317.592 bungkus, dengan jumlah penjualan minimal sebesar Rp 952.778.792,- dan dengan harga minimal sebesar Rp 1.938,-. Permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan usaha industri pengolahan kerupuk Lilit “Pada Suka” adalah apabila terjadi musim hujan, hal ini dapat mempengaruhi hasil kerupuk yang dihasilkan karena penjemuran yang efektif menggunakan sinar matahari. Selain itu permasalahan yang dihadapi adalah terjadinya perubahan harga bahan baku utama terhadap bawang merah dan bawang putih.Kata kunci: pengolahan, biaya, titik impas
Sistem Tataniaga Karet Rakyat di Desa Sebamban Baru Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut I Putu Pajeng Sutra Negara; Hairi Firmansyah; Usamah Hanafie
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.5973

Abstract

Sektor perkebunan adalah salah satu sektor perkebunan terbesar di Indonesia. Perkebunan karet merupakan perkebunan yang dijadikan sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini ialah: (1) untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani karet yang terdapat di desa Sebamban Baru; (2) untuk mengidentifikasi sistem tataniaga yang terdapat di Desa Sebamban Baru; (3) untuk menghitung margin, farmer share, tingkat profitabilitas terhadap biaya serta tingkat efisiensi tataniaga; (4) untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lembaga-lembaga tataniaga karet. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sebamban Baru Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan adalah Metode stratified random sampling dan metode snowball sampling. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 keluarga petani prasejahtera, KS l terdapat 6 keluarga petani, KS II terdapat 3 keluarga petani, KS lll terdapat 10 keluarga petani dan KS III+ terdapat 3 keluarga petani. Diketahui terdapat dua sistem tataniaga, Saluran I: petani-pengumpul besar-pabrik dan Saluran II: petani-pengumpul kecil-pengumpul besar-pabrik. Pada Saluran I harga beli dipetani Rp 10.400/kg, harga jual kepabrik Rp 11.600/kg, margin sebesar Rp 1.200/kg, biaya pemasaran Rp 820/kg, keuntungan Rp 380/kg, dan farmer share 92,2%. Saluran II harga beli di petani Rp 10.400/kg, harga beli di pengumpul kecil Rp 10.700/kg, harga jual ke pabrik Rp 11.700/kg, total margin Rp 1.300/kg, total biaya pemasaran Rp 770/kg, keuntungan pengumpul kecil Rp 200/kg dan keuntungan pengumpul besar Rp 330/kg dan farmer share 91,4%. Tingkat profitabilitas terhadap biaya dalam Saluran l yakni 46%. Saluran II pada pengumpul kecil sebesar 200% dan pengumpul besar 49,2%. Efisiensi pemasaran dalam Saluran I yaitu 7,06% dan Saluran II yaitu 6,58%, jadi saluran yang lebih efisien adalah Saluran II. Kendala yang dihadapi yaitu kualitas karet masih kurang baik atau tidak sesuai standar pabrik dan resiko penyusutan berat karet tinggi.
Analisis Usaha Tani Padi Masyarakat Dayak Pitap dengan Sistem Perladangan Gilir Balik di Desa Langkap Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10352

Abstract

Pertanian menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat adat. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang pengelolaan usaha tani masih bergantung pada kondisi alam serta adat budaya turun temurun adalah masyarakat Dayak Pitap di Balangan. Dalam kehidupan masyarakat tanaman padi sangat penting dan dimuliakan, pola pertanian padi dilakukan dengan perladangan gilir balik sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran seharusnya, biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan serta permasalahan yang dihadapi oleh petani padi perladangan gilir balik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langkap Kecamatan Tebing Tinggi pada bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 petani dan dipilih dengan teknik acak sederhana (simple random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perladangan gilir balik memiliki tahapan yang teratur yaitu batirau, batabas, batabang, manyalukut, manugal, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit dan penyakit, mangatam, aruh bamula, merapai atau bairik, aruh pasid atau aruh babuat dan aruh bawanang. Biaya total yang diperlukan dalam usaha tani padi terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit yakni sebesar Rp 7.502.569,00/usahatani dan Rp 20.623.500,00/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesar Rp 28.126.069,00/usahatani. Penerimaan usaha tani padi sebesar Rp 28.440.000,00/usahatani. Pendapatan usaha tani padi sebesar Rp 20.937.431,00/usahatani. Berdasarkan perbandingan antara biaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,01 yang berarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,01 dengan kata lain usaha tani padi dengan perladangan gilir balik ini layak atau menguntungkan untuk diusahakan. Selanjutnya untuk permasalahan yang dihadapi petani yaitu hama dan penyakit, cuaca ekstrem, sengketa lahan dan perembetan saat pembakaran.
TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PETANI KARET DI DESA SUNGAI ALANG KECAMATAN KARANG INTAN Raudatina Raudatina; Kamiliah Wilda; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.594

Abstract

Tingkat kesejahteraan adalah salah satu konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat atau individu. Tujuan dari penelitian ini yaitu utk mengetahui keadaan sosial ekonomi petani karet (umur, pendidikan formal, luas lahan, pendapatan petani dan pengalaman), untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga petani karet. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Penentuan wilayah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Sungai Alang Kecamatan Karang Intan. Jumah sampel yang diambil 30 orang keluarga petani. Analisis yg digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan keadaan sosial ekonomi keluarga petani relatif baik karena sebagian besar petani berada dalam usia produktif (63,33%), pengalaman berusahatani cukup lama rata-rata 14 tahun, jumlah tanggungan keluarga relatif kecil rata-rata 4 orang, untuk pekerjaan masyarakat lebih banyak bekerja sebagai petani karet saja, pendapatan petani rata-rata Rp 22.097.227 ha/thn, untuk kepemilikan lahan hak milik sendiri, luasan lahan rata-rata 1,25 ha, tetapi dalam pendidikan masih kurang karena rata-rata petani hanya lulusan SD (43,33%). Tingkat kesejahteraan keluarga petani terbesar pada tahapan keluarga sejahtera II yakni sebanyak 10 responden (33,34%) dan terendah pada tahapan keluarga prasejahtera yakni sebanyak 4 responden (13,33%). Penyebab banyaknya keluarga sejahtera II karena sebagian petani responden sudah dpt memenuhi semua kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya dan penyebab keluarga petani jatuh pada tahap keluarga prasejahtera karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dari segi kesehatan.Kata kunci: tingkat kesejahteraan, petani karet
Analisis Usahatani Cabai Rawit di Desa Pamalongan Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut Luwis Wulandari; Hairi Firmansyah; Rifiana Rifiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10343

Abstract

Hortikultura merupakan salah jenis tanaman yang prospeknya cukup baik untuk dikembangkan pada daerah yang bukan basis produksi tanaman pangan berupa padi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga petani. Salah satu tanaman hortikultura tersebut adalah cabai rawit. Pada Tahun 2021 Pamalongan memiliki produktivitas cabai rawit tertinggi di Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui biaya, penerimaan dan keuntungan dan kelayakan usahatani cabai rawit serta masalah yang dihadapi petani cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2021 sampai Januari 2023. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Desa Pamalogan ter- purposive atau terpilih dengan sengaja pada penelitian ini. Tiga puluh (30) orang dipilih secara random sampling menggunakan tabel bilangan sederhana dari total populasi tersebut. Dari penelitian ini perbandingan biaya tetap dan biaya variabel cukup besar yaitu 1:16. Sehingga alokasi seluruh biaya banyak berfokus pada biaya variabel. Penerimaan usahatani cabai rawit yang diperoleh oleh petani Rp 22.543.967/usahatani (Rp 30.058.622/ha) dengan biaya total yang dikeluarkan Rp 14.134.572/usahatani (18.795.980/ha), sehingga dapat disimpulkan keuntungan yang diperoleh masing-masing petani adalah sebesar Rp8.409.395/usahatani (Rp11.262.643/ha). Berdasarkan analisis kelayakan usahatani didapati bahwa Usahatani cabai rawit di Desa Pamalongan layak diusahakan dengan nilai RCR 1,59. Permasalahan usahatani cabai rawit di Desa Pamalongan ada tiga yaitu adanya larangan pembakaran lahan, saprodi mahal, organisme pengganggu tanaman yang susah diatasi dan musim yang tak menentu serta harga yang fluktuatif
Co-Authors Abdullah Dja&#039;far Abdussamad Abdussamad Agus Agus Ahmad Yousuf Kurniawan Aina, Gusti Najimah Nur Andri Hidayat Annisa Annisa Anwar Fuady Anwar, Rayyan Reyhan Arif Fitri Setiawan Artahnan Aid Bagus Dwi Prasetya Bekti Sayekti Bella Friska Wawoh Denny Mandala Putra Didit Gunawan Eka Radiah Emy Rahmawati Fajeri, Hairin Fakhri Husaini Farras Dita Nurulhuda Ferrianta, Yudi Hamidi, Zulkar I Ketut Gegel Ruci Riasa I Putu Pajeng Sutra Negara Ikka Mayrani Inna Sisbi Laillasa Irfan Rifanto Irik Purniawati Isnani Prahesti Kamiliah Wilda Lingga Ciha Putra Luki Anjardiani Luwis Wulandari M. Mahardika Syahti Mahmudah Mahmudah Mariani Mariani Masyhudah Rosni Mira Yanti Mira Yulianti Muhammad Alif Muhammad Ersal Muhammad Hariyadi Muhammad Husaini Muhammad Rendy Anugerah Putra Muhammad Rifqi Haidar Muslim Muslimin Muslimin Mustafizurrahman Mustafizurrahman Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Nina Budiwati Noor Aidayanti Norwinda Safitri Novia Grace Kristina Rezkillah Nurmelati Septiana Nurul Rohmatul Alfiani Nigsih Nuzula Almira Salsabila Octaviani, Lisda Pahlevi, Muhammad Fariz Akbar Raudatina Raudatina Rendy Fadillah Akbar Ribka Naomi Tasya Ridhana Edrichadijah Rifiana Rifiana Rifiana Rifiana Rina Yuliani Rizki Amalia Savitri Rosni, Masyudah Ruri Ardianto Salma El-Khansa Joedane Putri Sari, Mila Sekar Darmayanti Utami Shafriani, Karimal Arum Siallagan, Mariani Siregar, Holila Fitriana Sri Utami Sriyono Sriyono Sumiharti Sumiharti Taufik Hidayat Umi Salawati Usamah Hanafie Wahyu Heldayanti Widya Harsa Widya, Salsabilla Nur Yusuf Azis