Ringkasan: Latar belakang: Stunting merupakan masalah nutrisi kronis yang mempengaruhi 21,6% balita di Indonesia (2022), dengan prevalensi 19,5% di Kota Kendari. Defisiensi pengetahuan gizi ibu dan asupan mikronutrien menjadi faktor penentu terjadinya stunting di wilayah pesisir. Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dan asupan mikronutrien terhadap status gizi balita stunting di wilayah pesisir Kota Kendari. Metode: Studi cross-sectional dengan 108 balita di Puskesmas Mata, Benu-Benua, dan Abeli ??periode Januari 2024. Pengambilan sampel menggunakan proporsional stratified random sampling. Data pengetahuan dikumpulkan melalui kuesioner yang tervalidasi, asupan mikronutrien menggunakan formulir recall 2x24 jam. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan ?=0,05. Hasil: Prevalensi stunting 37,0% (40/108 balita). Pengetahuan gizi baik sebesar 69,4%, asupan vitamin A baik 56,5%, vitamin C kurang 59,3%, vitamin D baik 51,9%, vitamin B9 kurang 59,3%, iodium baik 66,7%, zink baik 66,7%, zat besi kurang 55,6%, dan kalsium kurang 65,7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi (p<0,001), asupan vitamin A, C, D, B9 (p<0,05), dan mineral iodium, zink, Fe, kalsium (p<0,05) dengan kejadian stunting. Kesimpulan: Pengetahuan gizi ibu dan asupan mikronutrien berkurang signifikan dengan status gizi balita stunting. Saran: Optimalisasi edukasi gizi berbasis komunitas dan suplementasi mikronutrien terintegrasi untuk pencegahan stunting di wilayah pesisir.