Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN ABU KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Rahayu, Lidia Negata; Abdurrahman, Tatang; Susana, Rini
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 10, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh interaksi antara pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dilaksanakan di lahan KEP’S (Kampung English Poernama) Agro Jl. Sungai Raya Dalam, sejak dari tanggal 31 Juli sampai 8 Oktober 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pupuk kandang puyuh (P), terdiri dari 3 taraf, yaitu p1=300 g/polybag setara dengan 10 ton/ha, p2=450g/polybag setara dengan 15 ton/ha, p3=600 g/polybag setara dengan 20 ton/ha dan faktor kedua adalah abu kayu (A), terdiri dari 3 taraf, yaitu a1=8 g/polybag setara dengan 1,6 ton/ha, a2=16 g/polybag setara denga 3,2 ton/ha, a3=24 g/polybag setara dengan 4,8 ton/haHasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang puyuh dan abu kayu dapat meningkatkan volume akar, berat kering tanaman, panjang buah dan diameter buah dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 1, 2, 3 minggu setelah tanam dan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat buah per buah. Pemberian pupuk kandang puyuh dengan dosis 15 ton/ha setara dengan 450 g/polybag dan abu kayu dosis 3,2 ton/ha setara dengan 16 g/polybag memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu pada tanah podsolik merah kuning. Kata kunci : abu kayu, podsolik merah kuning, pupuk kandang puyuh, terung ungu  
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY PADA TANAH ALLUVIAL Prayoga, Egie; Anggorowati, Dini; Susana, Rini
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

        Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh POC Super Nasa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada tanah alluvial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan dan masing – masing ulangan terdiri dari 3 sampel tanaman. Total dari seluruh sampel penelitian adalah 75 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah p1= 1ml/l air, p2 = 2 ml/l air, p3 = 3ml/l air, p4 = 4ml/l air, p5 = 5ml/l air. Adapun variabel pengamatan yaitu jumlah daun, berat segar tanaman, luas daun total, volume akar, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC Super Nasa berpengaruh nyata terhadap luas daun total, berat segar tanaman dan berat kering tanaman. Pengaruh tidak nyata terhadap pemberian POC Super Nasa ditunjukkan pada variabel pengamatan volume akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian POC 2 ml/l air yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Pemberian POC 1 ml/l air adalah dosis yang efektif  untuk pertumbuhan dan hasil pakcoy pada tanah alluvial. 
Pengaruh Kombinasi Bokashi Kulit Pisang dan Abu Pelepah Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) pada Tanah Gambut Fitrianto, Bimo Satrio; Susana, Rini; Syafiuddin, Wasian
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya untuk memperbaiki kesuburan dan pH tanah gambut dapat dilakukan dengan pemberian bokashi kulit pisang dan abu pelepah kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis kombinasi bokashi kulit pisang dan abu pelepah kelapa yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman seledri pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di lahan milik masyarakat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo Pontianak Kota pada bulan November 2019 sampai dengan Januari 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 6 taraf perlakuan kombinasi bokashi kulit pisang dan abu pelepah kelapa yaitu b1 (120 g Bokashi kulit pisang + 84,9 g Abu pelepah kelapa), b2 (120 g Bokashi kulit pisang + 129,5 g Abu pelepah kelapa), b3 (160 g Bokashi kulit pisang + 84,9 g Abu pelepah kelapa), b4 (160 g Bokashi kulit pisang + 129,5 g Abu pelepah kelapa), b5 (200 g Bokashi kulit pisang + 84,9 g Abu pelepah kelapa). b6 (200 g Bokashi kulit pisang + 129,5 g Abu pelepah kelapa). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, berat basah, berat kering, dan volume akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 200 g bokashi kulit pisang dan 85 g abu pelepah kelapa adalah kombinasi terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman seledri.
Distribution of Cadmium in Sweet Corn Grown on a Peat Soil and Its Implication on Food Safety Rini Susana; Denah Suswati
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol 23, No 1: January 2018
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2018.v23i1.27-33

Abstract

Cadmium (Cd) is a heavy metal that can contaminate agricultural soils, in which one of the sources of Cd in agricultural soils is the use of phosphate fertilizers. Some plant species are known to have the ability to accumulate large amounts of Cd in their organs despite the Cd content in soil is relatively small. Cadmium distribution in various organs of plants also shows a diverse variation. Maize is able to accumulate Cd in its organs, either in roots, leaves or grains. This study aims to determine the distribution of Cd in sweet corn plants grown on a peat soil. Samples of maize plants were taken from nine maize fields in the village of Rasau Jaya 1, Rasau Jaya subdistrict, Kubu Raya district, West Kalimantan. The cultivars of sweet corn planted were Zea mays saccharata cultivar Bonanza and Zea mays saccharata cultivar Secada. Samples for roots, leaves, stems and panicles were taken at the stage of early grain filling. Grain samples were taken at the phase of fresh pod consumption. The Cd contents in the plant organ tissues were determined using dry ashing method. The  results showed that the distribution of Cd in plant organs of sweet corn cultivars Secada and Bonanza follows the pattern of Cd in leaves > roots > grains > panicles > stems. The leaves contain the highest concentration of Cd, while the stems contain the lowest amount of Cd. The Cd concentration in leaves is about 3.5 times higher than that in grains, and 1.5 times higher than that in roots. The average Cd content in grains of sweet corn  is 0.037 mg kg-1, which is still below the safe limit of Cd content in grains allowed by the Standar Nasional Indonesia, i.e. 0.2 mg kg-1.   
Pengaruh Pemberian Red Mud dan Bokasi Limbah Sayur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada Hijau pada Tanah Gambut Demero, Alexander Frengky; Surachman, Surachman; Susana, Rini
JURNAL AGROPLASMA Vol 11, No 1 (2024): JURNAL AGROPLASMA VOLUME 11 NO 1 TAHUN 2024
Publisher : UNIVERSITAS LABUHANBATU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/agroplasma.v11i1.5687

Abstract

This research aims to find the best interaction dose of red mud and vegetable waste on the growth and yield of green lettuce plants on peat soil. This research used an experimental method with a Completely Randomized Factorial Design pattern consisting of two factors, each consisting of 3 treatment levels with 3 repetitions and consisting of 4 sample plants so that the total number of plants was 108 plants. The first factor, namely red mud (A) consists of a1 = 18 tonnes/ha equivalent to 220.5 g/plant, a2 = 20 tonnes/ha equivalent to 245 g/plant and a3 = 22 tonnes/ha equivalent to 269.5 g /plant and the second factor consists of b1 = 15 tonnes/ha equivalent to 184 g/plant, b2 = 20 tonnes/ha equivalent to 245 g/plant and b3 = 25 tonnes/ha equivalent to 306 g/plant. Observation variables include: Number of leaves, root volume, plant dry weight and plant fresh weight. Apart from the variables above, observations were also made of environmental conditions which included: soil pH, air temperature, relative humidity and daily rainfall. Based on the research results, it shows that giving 18 tons/ha of red mud is the best dose in increasing the fresh weight of plants and 20 tons/ha of vegetable waste fertilizer is the best dose in providing growth in the number of leaves in the 4th week of green lettuce plants on peat soil. Keywords: vegetable waste bokasi, red mud, green lettuce, peat soil          
RESPON TANAMAN LOBAK AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG CANGKANG TELUR DAN PUPUK NPK PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Habiburrahman, Habiburrahman; Susana, Rini; Ramadhan, Tris Haris
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.77644

Abstract

Tanah podsolik merah kuning (PMK) sebagai media tumbuh tanaman lobak merupakan tanah yang bersifat masam serta miskin unsur hara, upaya untuk meningkatkan pH tanah yang masam sebagai media tumbuh lobak dapat menggunakan tepung cangkang telur sebagai pengganti kapur dan pupuk NPK untuk meningkatkan ketersediaan hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dari tepung cangkang telur dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman lobak di tanah PMK serta mengetahui dosis terbaik dari tepung cangkang telur dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan lobak. Penelitian ini dilakukan di lahan yang berlokasi di Kelurahan Parit Mayor, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus – Oktober 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama tepung cangkang telur (C) dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (N) dimana setiap faktor terdiri dari 3 taraf perlakuan sehingga terdapat 9 taraf perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali serta terdapat 4 sampel tanaman pada setiap unit sehingga jumlah tanaman seluruhnya ada 108 tanaman atau polybag. Faktor pertama tepung cangkang telur (C) terdiri dari 3 taraf, yaitu: c1 = Tepung cangkang telur 5 ton/ha (setara dengan 10 g/polybag), c2 = Tepung cangkang telur 10 ton/ha (setara dengan 20 g/polybag) dan c3 = Tepung cangkang telur 15 ton/ha (setara dengan 30 g/polybag). Faktor kedua pupuk NPK (N) terdiri dari 3 taraf, yaitu: n1 = Pupuk NPK 300 kg/ha (setara dengan 4,5 g/polybag), n2 = Pupuk NPK 450 kg/ha (setara dengan 6,7 g/polybag) dan n3 = Pupuk NPK 600 kg/ha (setara dengan 9 g/polybag). Variabel pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari jumlah daun 3 sampai 5 MST, berat segar tanaman, berat kering tanaman, diameter umbi, panjang umbi, dan berat segar umbi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara tepung cangkang telur dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil lobak, namun pemberian dosis 10 ton/ha tepung cangkang telur dan 300 kg/ha pupuk NPK merupakan dosis terbaik untuk meningkatkan berat kering tanaman.
PENGARUH PUPUK NPK YANG DIPERKAYA PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA TANAH GAMBUT Fenandra, Adara; Darussalam, Darussalam; Susana, Rini; Warganda, Warganda; Ashari, Asri Mulya
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 4 (2024): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i4.4845

Abstract

Onion (Allium fistulosum L.) is one of the plants that is used as a spice in cooking. Leaf onions can be planted on peat soil, but to get good growth, proper fertilization is needed because of the low nutrient content in peat soil. The purpose of this study is to obtain the best dose of NPK fertilizer enriched with biofertilizer for the growth and yield of leeks on peat soils. This research was carried out in the experimental land of the Faculty of Agriculture, Tanjungpura University from February 2024 to May 2024. The method used was a Complete Random Design (RAL) which consisted of 5 levels of treatment that were repeated 4 times, each replicate consisted of 4 plant samples so that there were a total of 80 plants. The treatment levels used in this study are as follows: h1 = NPK 400kg/ha, h2 = NPK 350 kg/ha, h3 = NPK 300 kg/ha, h4 = NPK 250 kg/ha, h5 = NPK 200 kg/ha. The variables observed in this study were plant height, number of saplings per clump, fresh weight of plants, root volume, and dry weight of plants. The results showed that the application of NPK fertilizer enriched with biofertilizer at a dose of 200 kg/ha was the best dose and could streamline the use of NPK fertilizer by 50% of the NPK fertilizer dose of 400 kg/ha in increasing the growth and yield of onion on peat soil.
Respon Sawi Pagoda Akibat Amelioran Arang Tempurung Kelapa dan NPK pada Tanah Gambut Puspita, Ayu; Ramadhan, Tris Haris; Susana, Rini
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v14i2.80841

Abstract

Sawi Pagoda (Brassica rapa subsp. narinosa) merupakan tanaman sayuran hortikultura yang berpotensi dibudidayakan di Kalimantan Barat. Sawi ini dapat pula ditanam pada tanah gambut. Tanah gambut sebagai media tanam memiliki kekurangan diantaranya pH dan ketersediaan unsur hara yang rendah sehingga diperlukan upaya perbaikan. Satu di antara upaya untuk memperbaiki sifat tanah adalah dengan pemberian arang tempurung kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik arang tempurung kelapa dan NPK terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pagoda pada tanah gambut, serta mendapatkan dosis interaksi antara arang tempurung kelapa dan NPK yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian berlangsung dari bulan November 2023 sampai Januari 2024. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah arang tempurung kelapa yang terdiri dari dosis 0, 15, dan 10 ton/ha, serta faktor kedua adalah pupuk NPK yang terdiri dari 200, 150, 100 kg/ha. Masing–masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap perlakuanya terdiri dari 4 sampel tanaman sehingga terdapat 108 unit sampel pengamatan dalam penelitian. Variabel yang diamati meliputi: jumlah daun, persentase daun normal dan tidak normal, volume akar, berat kering tanaman, dan berat segar tanaman. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan arang tempurung kelapa dosis 15 ton/ha dan pupuk NPK pada dosis 200 kg/ha memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada sawi pagoda di tanah gambut.
Pengaruh Pupuk Vermikompos dan NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Edamame pada Tanah Podsolik Merah Kuning Reski, Silvanus; Susana, Rini; Ramadhan, Tris Haris
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v14i2.84181

Abstract

Edamame soybeans (Glycine max (L) Merill) are a type of soybean plant that can be consumed and can be harvested fresh. The development of soybean commodities in West Kalimantan still faces a number of challenges, one of which is low productivity. The use of soil as a planting medium for edamame soybeans is faced with various problems, including poor soil physical and chemical properties. Providing vermicompost organic fertilizer can cause the solid soil to become crumbly, increase its porosity, improve soil aeration and drainage and can cause the pores to open and soil aeration and NPP to supplement the nutrient needs that are lacking in the soil. This research aims to obtain the dose of vermicompost fertilizer, the dose of NPP and the best dose of the interaction of vermicompost fertilizer and NPP on the growth and yield of edamame soybeans on RYP soil. The research was carried out on land located in Southeast Pontianak District, Pontianak City. The research was carried out from August–October 2023. The research used a factorial completely randomized design (CRD) consisting of 2 treatment factors. The first factor is vermicompost (p) which consists of 3 treatment levels consisting of p1 (10 tonnes/ha equivalent to 50 g/plant), p2 (15 tonnes/ha equivalent to 75 g/plant), and p3 (20 tonnes/ha equivalent 100 g/plant) and the second factor is NPP fertilizer which consists of 3 treatment levels consisting of n1 (200 kg/ha equivalent to 1.25 g/plant), n2 (300 kg/ha equivalent to 1.875 g/plant), and n3 (400 kg/ha equivalent to 2.5 g/plant). each treatment combination was replicated 3 times. The observation variables observed in the research were plant height, root volume, plant dry weight, number of production branches, number of pods and pod weight. The interaction between vermicompost treatment at a dose of 20 tons/ha and NPK fertilizer at a dose of 300 kg/ha was the best interaction dose for the variables of plant root volume, plant dry weight and number of pods per plant.
PENGARUH PUPUK HIJAU LIMBAH SAWI DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Subekti, Bagus Cahyo; Susana, Rini; Ruliyansyah, Agus
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.88395

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman sayuran buah yang mempunyai peranan penting sebagai sumber nutrisi bagi manusia. Tanah podsolik merah kuning sebagai media tumbuh tomat dihadapkan pada beberapa kendala diantaranya rendahnya bahan organik, strukturnya pejal, serta unsur hara yang rendah. Upaya peningkatan produktivitas tanaman tomat pada tanah podsolik merah kuning (PMK) dapat  melalui perbaikan media tumbuh diantaranya dengan pemberian pupuk hijau limbah sawi dan pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis dan konsentrasi terbaik serta untuk mengetahui interaksi dari pemberian pupuk hijau limbah sawi dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tomat pada tanah (PMK). Penelitian dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, berlangsung dari bulan Maret-Juni 2024. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah pupuk hijau limbah sawi (P) yang terdiri dari 3 taraf  p1= 10 ton/ha, p2= 14 ton/ha, p3= 19 ton/ha, dan faktor kedua pupuk hayati (H) yang terdiri dari 2 taraf h1= tanpa pupuk hayati, h2= 10 ml/ℓ pupuk hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk hijau limbah sawi dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tomat pada tanah podsolik merah kuning. Pupuk hijau limbah sawi dosis 19 ton/ha dan pupuk hayati konsentrasi 10 ml/ℓ, merupakan dosis dan konsentrasi terbaik variabel tinggi tanaman 4 MST, jumlah buah per tanaman, dan berat buah per tanaman.